Anda di halaman 1dari 18

PATOFISIOLOGI APENDISITIS DAN CA COLOREKTAL

KLP 4
APENDISITIS
APENDISITIS

Menurut Smeltzer C. Suzanne (2001), apendisitis adalah penyebab paling


umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen dan
merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat.

APENDISITIS APENDISITIS
AKUT KRONIS

APENDISITIS APENDISITIS
INFILTRAT REKUREN

APENDISITIS
PERFORATA
ETIOLOGI

APENDISITIS BAKTERI

Parasit E. histolytica
FAKTOR PENCETUS
1. sumbatan lumen
apendiks
2. hiperplasia jaringan
limfe
3. Fekalit
4. tumor apendiks dan
cacing askaris
Manifestasi klinis

1. Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya disertai dengan demam derajat
rendah, mual, dan seringkali muntah
2. Pada titik Mc Burney terdapat nyeri tekan setempat karena tekanan dan
sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan
3. Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatkan sejumlah
nueri tekan, spasme otot, dan konstipasi serta diare kambuhan
4. Tanda Rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kanan
bawah , yang menyebabkan nyeri kuadran kiri bawah)
5. Jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar;
terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urine

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan USG

Abdominal X-Ray
Penatalaksanaan

Tindakan medis Terapi bedah Terapi pasca operasi

Pada apendisitis tanpa komplikasi,


apendiktomi dilakukan segera
Perlu dilakukan obstruksi tanda-
setelah terkontrol
tanda vital untuk mengetahui
ketidakseimbangan cairan dalam
terjadinya perdarahan didalam,
1. Observasi terhadap tubuh dan gangguan sistematik
syok hipertermia, atau
lainnya. Biasanya hanya diperlukan
diagnosa gangguan pernapasan angket
sedikit persiapan. Pembedahan
sonde lambung bila pasien telah
yang direncanakan secara dini baik
2. Intubasi mempunyai praksi mortalitas 1 %
sadar, sehingga aspirasi cairan
lambung dapat dicegah. Baringkan
3. Antibiotik secara primer angka morbiditas
pasien dalam posisi fowler. Pasien
dan mortalitas penyakit ini
dikatakan baik bila dalam 12 jam
tampaknya disebabkan oleh
tidak terjadi gangguan. Selama itu
komplikasi ganggren dan perforasi
pasien dipuasakan.
yang terjadi akibat yang tertunda.
komplikasi

▪ Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks


yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses.
Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih
tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum
terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup
demam dengan suhu 37,7 oC atau lebih tinggi, penampilan
toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu
(Smeltzer dan Barre, 2002).
Pencegahan

▪ Diet tinggi serat akan sangat membantu melancarkan aliran


pergerakan makanan dalam saluran cerna sehingga tidak
tertumpuk lama dan mengeras.
▪ Minum air putih minimal 8 gelas sehari dan tidak menunda
buang air besar juga akan membantu kelancaran pergerakan
saluran cerna secara keseluruhan.
CA COLORECTAL

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan


dari masa abnormal/neoplasma yang muncul
dari jaringan epithelial dari colon (Brooker,
2001).

STADIUM STADIUM
0 4

STADIUM
STADIUM
1 STADIUM 3
2
ETIOLOGI

Diet rendah serat Riwayat kanker rektal pada


keluarga

Lemak Faktor gaya hidup

Polip diusus (colorectal Usia di atas 50


polyps)

Inflamatory Bowel Disease Riwayat kanker pribadi


Manifestasi Klinis

1. Perubahan kebiasaan defekasi


2. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua
3. Gejala anemi tanpa diketahui penyebabnya
4. Anoreksia
5. Penurunan berat badan tanpa alasan
6. Keletihan
7. Mual dan muntah-muntah
8. Usus besar terasa tidak kososng seluruhnya setelah BAB
9. Feses menjadi lebih sempit (seperti pita)
10.Perut sering terasa kembung atau keram perut
11.Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah: evakuasi feses
yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian
(umumnya konstipasi), serta feses berdarah.
Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi.
2. Radiologi. P
3. Pemeriksaan dengan enema barium
4. Computer Tomografi (CT)
5. Pemeriksaan foto dada
6. Ultrasonografi (USG).
7. Histopatologi
8. Laboratorium.
9. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
10. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum
11. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit:
12. Sinar X dada
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan bedah

Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Penatalaksanaan keperawatan

Penatalaksanaan diet
Komplikasi

▪ Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial


atau lengkap.
▪ Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.
▪ Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.
▪ Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan
abses.
▪ Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
▪ Pembentukan abses
Pencegahan

▪ Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan


menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan
besi dalam usus besar.
▪ Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
▪ Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
▪ Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
▪ Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur
untuk buang air besar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai