Anda di halaman 1dari 44

DEHIDRASI

OLEH: NLPA PUTRI S.


Sumber: Tumbelaka 2016. Hydration & Exercise
Sumber: Soewondo, 2016. Emering Science on Hydration and Endocrinology
Sumber: Soewondo, 2016. Emering Science on Hydration and Endocrinology
Sumber: Soewondo, 2016. Emering Science on Hydration and Endocrinology
TOTAL BODY WATER

Sumber: Almant, 1961 dalam Medise, 2016


Sumber: Soewondo, 2016. Emering Science on Hydration and Endocrinology
Sumber: Soewondo P.,2016. Emerging Science On Hydration And Endrocrinology
Sumber : IOM , 2005 dalam Witjaksono, 2016. Hydration and Balance Diet.
DAILY ORAL FLUID REQUIREMENTS AND FLUID BALANCE

DAILY ORAL FLUID FLUID BALANCE


REQUIREMENTS 1. INPUT:
1. Young infant : 150- - dringking
200 ml/kg - produce by body in
2. Toddler: 100 ml/kg oxidative metabolism.
2. OUTPUT
3. Adult : 50 ml/kg
- Urine : 60%
- Skin and lung 35%
- Stool: 5%

Source: Grandjean, 2003.


Sumber: Madise, 2016. HealthyHydration Behavior Starting from the kids.
Sumber: Permenkes RI No: 41 th 2014. Pedoman Umum Gizi Seimbang
PENGERTIAN

 Dehidrasi : suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh krn hilangnya
cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat, atau kombinasi keduanya
(Mentes, 2013).
 Dehidrasi menyatakan suatu keseimbangan cairan yg negatif dan keadaan ini
dapat disebabkan oleh banyak penyakit. (Mann and Truswell, 2012)
 Dehidrasi terjadi krn pengeluaran air lebih banyak daripada jumlah yg masuk,
dan kehilangan cairan ini juga disertai dg hilangnya elektrolit. (Thomas, 2008)

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi


Dehidrasi terjadi keseimbangan negatif cairan tubuh akibat:

 Penurunan asupan cairan


 Meningkatnya jumlah air yang keluar
(lewat ginjal, saluran cerna/ insensible
water loss/IWL)
 adanya perpindahan cairan dalam tubuh.
 Berkurangnya volume total cairan tubuh
menyebabkan penurunan volume cairan
intraseluler dan ekstraseluler

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi


Beberapa faktor patologis penyebab dehidrasi yang sering
(Huang, 2014)

1. Gastroenteritis 3. Ketoasidosis diabetes (KAD)


Diare : etiologi paling sering. Pada diare KAD disebabkan karena adanya diuresis
yang disertai muntah, dehidrasi akan osmotik. Berat badan turun akibat kehilangan
semakin progresif. Dehidrasi karena cairan dan katabolisme jaringan.
diare menjadi penyebab utama kematian
bayi dan anak di dunia. 4. Demam
Demam dapat meningkatkan IWL dan
menurunkan nafsu makan.
2. Stomatitis dan faringitis
Rasa nyeri mulut dan tenggorokan Dehidrasi juga dapat dicetuskan oleh kondisi
dapat membatasi asupan makanan dan heat stroke, tirotoksikosis, obstruksi saluran
minuman lewat mulut. cerna, fibrosis sistik, diabetes insipidus, dan
luka bakar.
Sumber : Huang, 2014 dalam Leksana, 2015. Strategi Terapi
cairan pada dehidrasi.
MENILAI STATUS DEHIDRASI

Sumber: Hidayati 2016. Hydration In Worker


MENILAI STATUS DEHIDRASI

Sumber: Hidayati 2016. Hydration In Worker


Penilaian Klinis cairan dan elektrolit

 Pantau BB setiap hari  Nilai status kardiovaskuler: suhu,


 Penurunan BB atau penambahan takikardi, tekanan darah
 Pemantauan cairan yang masuk dan  Penilaian sistim pernafasan (frekwensi
keluar nafas cepat, dyspnea)
 Amati mata (konjungtiva mongering,  Sistim GI: mual, diare, muntah
air mata berkurang)  Sistim renal
 Amati bibir dan rongga mulut: (bibir  Sistim saraf (Kejang )
kering , pecah, pecah, lidah kering)
 Amati turgor kulit Sumber: Price and Wilson, 2002
Patofisiologi.
Pemeriksaan lab Khusus untuk menilai status cairan

1. Kalsium serum (3-5 mEq/L)


2. Natrium serum (135-145 mEq/L)
3. Klorida 98-106 mEq/L)
4. Fosfat serum (2,5-4,5 mEq/L))
5. Glukosa serum( 70-100 mg/dl)
6.Hematokrit (laki-laki 44-52%, pr : 39-47 %)
7.Nitrogen urea ( 10-20 mg/dl)
8 Kreatinin: 0,7-1,5 mg/dl)
9. Protein serum: total : 6-8 mg/dl, albumin: 3,5-5,5 mg/dl)
10 Natrium urine: Natrium urine: 100-260 mEq/24 jam
11. Osmolalilas urine 50-1400 mOsm

Sumber: Wilson, 2002 dalam Price and Wilson 2002.Patofisiologi.


MANIFESTASI KLINIS

 Bayi dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami dehidrasi


(komposisi air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna , bergantung
pada orang lain u/ memenuhi keb. cairan tubuhnya, penurunan BB juga relatif
lebih besar)
 Pada anak yang lebih tua, tanda dehidrasi lebih cepat terlihat dibandingkan
bayi karena kadar cairan ekstrasel lebih rendah.
 Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi,
gangguan hemodinamik makin nyata.
 Produksi urin dan kesadaran dapat menjadi tolok ukur penilaian klinis
dehidrasi

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


TABEL : DERAJAT DEHIDRASI BERDASARKAN PERSENTASE
KEHILANGAN AIR DARI BERAT BADAN

DERAJAT DEHIDRASI DEWASA BAYI DAN ANAK

DEHIDRASI RINGAN 4 % DARI BB 5 % DARI BB

DEHIDRASI SEDANG 6 % DARI BB 10% DARI BB

DEHIDRASI BERAT 8 % DARI BB 15 % DARI BB

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


DERAJAT DEHIDRASI BERDASARKAN SKOR WHO

YANG DIPANTAU SKOR


TABEL. 2ADERAJAT DEHIDRASI
B BERDASARKAN C
SKOR WHO
KEADAAN UMUM BAIK LESU/HAUS GELISAH, LEMAS,
MENGANTUK
HINGGA SYOK
MATA BAIK CEKUNG SANGAT CEKUNG
MULUT BAIK KERING SANGAT CEKUNG
TURGOR BAIK KERING SANGAT CEKUNG

 < 2 tanda kolom B & C : tanpa dehidrasi,


 2 tanda kolom B : dehidrasi ringan-sedang,
 ≥ 2 tanda kolom C : dehidrasi berat.

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


TANDA KLINIS DEHIDRASI

RINGAN SEDANG BERAT


TABEL 3. TANDA KLINIS DEHIDRASI
DEFISIT CAIRAN 3-5 % 6-8 % >10 %

HEMODINAMIK Takikardi, nadi Takikardi, nadi Takikardi, nadi tak


lemah sangat lemah, teraba, akral
volume kolaps, dingin, sianosis
hipotensi ortostatik

JARINGAN Lidah kering, Lidah keriput, Atonia, turgor


turgor turun turgor kurang buruk
URIN pekat Jumlah turun oliguria

SUSUNAN SARAF mengantuk apatis koma


PUSAT

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


TIPE DEHIDRASI

 Dehidrasi dikategorikan berdasarkan osmolaritas dan derajat


keparahannya.
 Kadar natrium serum merupakan penanda osmolaritas yg baik selama
kadar gula darah normal.
 Variasi kadar natrium mencerminkan jmlh cairan yg hilang dan memiliki
efek patofisiologi berbeda
 Berdasarkan perbandingan jumlah natrium dg jumlah air yg hilang,
dehidrasi dibedakan menjadi tiga tipe dehidrasi isotonik, dehidrasi
hipertonik, dan dehidrasi hipotonik

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


TIPE DEHIDRASI
1. Dehidrasi isotonik (isonatremik). 2. Dehidrasi hipotonik (hiponatremik).
Tipe ini merupakan yang paling sering Natrium hilang > air.
(80%) → dehidrasi isotonik kehilangan Ditandai dg rendahnya kadar natrium serum
air sebanding dengan jumlah natrium (kurang dari 135 mmol/L) dan osmolalitas
yang keluar hilang, dan biasanya tidak efektif serum (kurang dari 270 mOsml/L).
mengakibatkan cairan ekstraseluler Kadar natrium rendah, cairan intravaskuler
berpindah ke dalam ruang intraseluler. berpindah ke ruang ekstravaskuler, terjadi
Kadar natrium dalam darah pada deplesi cairan intravaskuler.
dehidrasi tipe ini 135-145 mmol/L dan Hiponatremia berat dapat memicu kejang
osmolaritas efektif serum 275-295 hebat; koreksi cepat hiponatremia kronik (2
mOsm/L. mEq/L/jam) terkait dengan kejadian
mielinolisis pontin sentral.

Sumber : Leksana, 2015. Strategi Terapi cairan pada


dehidrasi.
TIPE DEHIDRASI

3. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik).


Hilangnya air lebih ≥ natrium.
Ditandai dg tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/L)
dan peningkatan osmolalitas efektif serum (≥ 295 mOsm/L).
Krn kadar natrium serum tinggi, terjadi pergeseran air dari ruang
ekstravaskuler ke ruang intravaskuler
(Mann and Truswell,2012 dalam Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan
pada dehidrasi.
PRINSIP PENATALAKSANAAN DEHIDRASI

1. MENGGANTI CAIRAN YANG HILANG


2. MENGEMBALIKAN CAIRAN ELEKTROLIT YANG HILANG
3. MENGOREKSI STATUS OSMOLARITAS PASIEN.
MELALUI:
1. TERAPI FARMAKOLOGIS SPT ONDASENTRON MEMBANTU MENGATASI
MUNTAH HEBAT.
2. TERAPI CAIRAN SESUAI DENGAN DERAJAT DEHIDRASI
3. PEMBERIAN SEGERA SAAT ASUPAN ORAL MEMUNGKINKAN (PADA ANAK
PEMBERIAN SUSU TDK PERLU DIENCERKAN, ASI TETAP DILANJUTKAN)
4. DISARANKAN PEMBERIAN KARBOHIDRAT KOMPLEK, SAYUR, BUAH
5. JENIS KARBOHIDRAT SIMPEL DIHINDARI.
Sumber : Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.
Pada atlet

Sumber: Tumbelaka, 2016. Hydration & Exercise


PENANGANAN DEHIDRASI

1. Tahap Pertama
 mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu syok hipovolemia yang membutuhkan
penanganan cepat.
Pada tahap ini dapat diberikan cairan kristaloid isotonik, seperti ringer lactate
(RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20 mL/kgBB.
Perbaikan cairan intravaskuler dapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyut
nadi, produksi urin, dan status mental pasien.
Apabila perbaikan belum terjadi setelah cairan diberikan dengan kecepatan
hingga 60 mL/kgBB, maka etiologi lain syok harus dipikirkan (misalnya
anafilaksis, sepsis, syok kardiogenik).
Sumber : Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.
PENANGANAN DEHIDRASI

Tahap Kedua berfokus pada mengatasi defisit, pemberian cairan pemeliharaan dan penggantian
kehilangan yg masih berlangsung. Kebutuhan cairan pemeliharaan diukur dari jumlah kehilangan
cairan (urin, tinja) ditambah IWL. Jumlah IWL : 400-500 mL/m2 luas permukaan tubuh dan dpt
meningkat pd kondisi demam dan takipnea.
Secara kasar kebutuhan cairan berdasarkan BB adalah:
• Berat badan < 10 kg = 100 mL/kgBB
• Berat badan 10-20 kg = 1000 + 50 mL/ kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 10 kg
• Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 mL/ kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 20 kg

Sumber : Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


Source: Holliday and Segar, 1957. The maintenance Need For Water In Parentral Fluid Therapy
PENANGANAN DEHIDRASI

 Dehidrasi Isotonik
Pd kondisi isonatremia, defisit natrium dapat dikoreksi dg mengganti defisit
cairan ditambah dg cairan pemeliharaan dextrose 5% dalam NaCl 0,45-0,9%.
Kalium (20 mEq/L kalium klorida) dpt ditambahkan ke dlm cairan pemeliharaan
saat produksi urin membaik dan kadar kalium serum berada dalam rentang aman.

Sumber : Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


PENANGANAN DEHIDRASI

 Dehidrasi Hipotonik
Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9%
atau RL 20 mL/ kgBB sampai perfusi jaringan tercapai. Pada
hiponatremia derajat berat (<130 mEq/L) harus dipertimbangkan
penambahan natrium dalam cairan rehidrasi.
 Koreksi defisit natrium melalui perhitungan
= ( Target natrium - jumlah natrium saat tersebut) x volume
distribusi x berat badan (kg).
 Cara : memberikan dextrose 5% dalam NaCl 0,9% sebagai cairan
pengganti.

Sumber : Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


PENANGANAN DEHIDRASI

 Dehidrasi Hipertonik
 Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% 20 mL/ kgBB atau RL
sampai perfusi jaringan tercapai.
 Pada tahap kedua memulihkan volume intravaskuler dan mengembalikan kadar natrium
serum sesuai rekomendasi, akan tetapi jangan melebihi 10 mEg/L/24 jam.
 Koreksi dehidrasi hipernatremia terlalu cepat dapat memiliki konsekuensi neurologis,
termasuk edema serebral dan kematian. Pemberian cairan harus secara perlahan dalam lebih
dari 48 jam menggunakan dextrose 5% dalam NaCl 0,9%.
 Apabila pemberian telah diturunkan hingga kurang dari 0,5 mEq/L/jam, jumlah natrium
dalam cairan rehidrasi juga dikurangi, sehingga koreksi hipernatremia dapat ber- langsung
secara perlahan.

Sumber : Leksana, 2013. Strategi Terapi cairan pada dehidrasi.


HASIL PENELITIAN

1. THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study * Pada ibu hamil dan ibu menyusui di
Jakarta, Yogyakarta, Surabaya
(2008-2009)
2381 ± 829 ml/hari (ibu hamil) dan
Remaja (15-18 th) : 2773 ± 439 ml/hari
2575 ±962 ml/hari
Dewasa: 2730 ± 456 ml/hari
* Pada lansia di Jakarta sebanyak 59 orang
2. Bardosono (2015)
1327 ± 407 ml/hari
* 24-h dietary recall :
Remaja: 1982 ± 786 ml/hari
Dewasa : 2164 ± 931 ml/hari
* 7-day fluid record:
Remaja: 2392 ± 855 ml/hari Sumber: Bardosono, 2016. Fluid Intake of the
Dewasa : 2529 ± 864 ml/hari Indonesian Population
HASIL PENELITIAN
D’Anci, et al, 2006
- Dehidrasi yg terjadi pada bayi menyebabkan bayi:
rewel, irritability dan letargi, sedangkan pada anak
dapat menurunkan cognitive performent.
Esmond and Jeffes, 2009
- Dehidrasi sedang yang terjadi pada anak-anak dg
minum yang cukup ,cognitive performent dapat
diperbaiki.
Sumber: Madise, 2016. HealthyHydration Behavior Starting
from the kids.
HASIL PENELITIAN

Sumber: Hidayati, 2016. Hydration and Kids


HASIL PENELITIAN

Status hidrasi meningkatkan exercise performa


1. Kavouras et al, 2011
Status hidrasi yang baik meningkatkan daya tahan /endurance pada anak

2. Maughan, 2003
Dehidrasi mengurangi performa kekuatan otot pada latihan fisik.

Sumber: Tumbelaka, 2016. Hydration & Exercise


Sumber: Elizabeth,2009 dalam Soewondo P., Emerging Science on Hydration and Endrocrinology
Sumber: Elizabeth,2009 dalam Soewondo P., Emerging Science on Hydration and Endrocrinology
Sumber: Lafontan et al, 2015 dalam Soewondo P., Emerging Science on Hydration and Endrocrinology

Anda mungkin juga menyukai