Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1 :

Elis Sopiyah 1708200


Putri Jhudit N 1708252
Rulla Awalia 1708276
Yusuf R R H 1708291
ISPA atau lnfeksi Saluran Pernapasan Atas
Mengandung dua unsur yaitu infeksi dan saluran
pernapasan bagian atas.

Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau


mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembangbiak sehingga menimbulkan gejala
penyakit.

Saluran pernapasan bagian atas adalah yang dimulai


dari hidung hingga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus dan bronkiolus (Gunawan, 2010).
Menurut WHO, 2007 penyebab terjadinya
ISPA biasanya dapat terjadi dikarenakan oleh
hal-hal sebagai berikut yaitu :
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Udara/Polusi
Serangan yang terjadi dapat menimbulkan berbagai
gejala-gejala antara lain sebagai berikut :

1. Batuk disertai demam dan pusing.


2. Temperatur badan agak tinggi.
3. Rasa sakit pada otot dan terasa pegal-pegal
4. Selera makan penderita terus menerus turun
5. Terasa sakit pada tenggorokan tetapi gejala ini
sering pula tidak terjadi pada penderita lain.
6. Hampir semua sendi dan otot terasa sakit dan
lesu
7. Terkadang sulit untuk bernafas
8. Susah untuk tidur di malam hari.
Menurut Fuad,2008 patofisiologi terjadinya
serangan ISPA adalah Terjadinya infeksi antara
bakteri dan flora normal disaluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola
kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan
pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di
rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis,
pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena
menurunnya daya tahan tubuh penderita maka
bakteri pathogen dapat melewati mekanisme
sistem pertahanan tersebut, akibatnya terjadilah
invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas
maupun bawah.
Menurut Betz & Souwden,2000 pemeriksaan
penunjang laboratorium dan test diagnostik ISPA
terdiri atas :
1. Pemeriksaan Radiologi (foto torak)
2. Pemeriksaan RSV
3. Gas Darah Arteri
4. Jumlah sel darah putih yang normal atau
meningkat.
Klien dengan infeksi saluran pernapasan atas hanya
sakit “ ringan” dan dapat ditangani di unit rawat jalan
dilakukan tanpa pemberian obat antibiotik. Lalu
Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat
digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang
tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam
diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita
dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan
tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat)
disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin)
selama 10 hari.
1. Pengkajian :
a. Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang
menunjukkan kemungkinan adanya tanda dan gejala
sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri sekitar mata
dan pada kedua sisi hidung, kesulitan menelan,
batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat,
dan rasa tidak nyaman umum dan keletihan.
b. Menetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang
menjadi pencetusnya, apa yang dapat
menghilangkan atau meringankan gejala tersebut,
dan apa yang dapat memperburuk gejala tersebut.
c. Mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya
penyakit yang timbul bersamaan.
d. Infeksi menunjukkan pembengkakan, atau asimetris
hidung perdarahan atau rabas. Mukosa hidung
diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti
warna kemerahan, pembengkakan, atau eksudat,
dan polip hidung, yang mungkin terjadi dalam
rinitis kronis. Sinus frontal dan maksilaris
dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang
menunjukkan inflamasi.

e. Tenggorokan diamati dengan meminta klien


membuka mulutnya lebar-lebar dan napas dalam.
Tonsil dan faring diinspeksi terhadap temuan
abnormal seperti warna kemerahan, asimetris,
atau adanya drainase, ulserasi, atau perbesaran
Trakea dipalpasi terhadap posisi garis tengah
dalam leher, dan setiap massa atau deformitas.
2. Diagnosa keperawatannya :
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa
keperawatan utama pasien dapat mencakup berikut
ini:
a. Inefektif bersihan jalan napas yang berhubungan
dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses
inflamasi.
b. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi jalan napas
atas sekunder akibat infeksi.
c. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan
dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat
infeksi atau pembengkakan.
d. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan
peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat
diaforesis yang berkaitan dengan demam.
e. Defisit pengetahuan mengenai pencegahan infeksi
pernapasan atas, regimen pengobatan, prosedur
khusus, atau perawatan pascaoperatif.
3. Perencanaan dan Implementasinya :
Tujuan utama pasien dapat mencakup pemeliharaan
patensi jalan napas, menghilangkan nyeri, pemeliharaan
cara efektif komunikasi, tidak terjadi defisit volume
cairan, dan pengetahuan tentang pencegahan infeksi
jalan napas atas, dan tidak terdapat komplikasi.

4. Intervensi Keperawatannya :
a. Pembersihan jalan nafas
b. Tindakan meningkatkan kenyamanan
c. Peningkatan komunikasi
d. Memperbanyak masukan cairan
e. Penyuluhan pasien
f. Pemantauan dan penanganan komplikasi potensial
5. Evaluasi : Hasil yang Diharapkan
a. Mempertahankan jalan napas tetap paten dengan
mengatasi sekresi :
1. Melaporkan penurunan kongesti
2. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase
sekresi.
b. Melaporkan perasaan lebih nyaman
1. Mengikuti tindakan untuk mencapai kenyamanan
analgesik, kantung panas, kumur, istirahat.
2. Memperagakan higiene mulut yang adekuat
Menunjukkan kemampuan untuk mengkomunikasikan
kebutuhan, keinginan, dan tingkat kenyamanan.
c. Menunjukkan kemampuan untuk
mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan dan
tingkat kenyamanan.
d. Mempertahankan masukan cairan yang adekuat.
e. Mengidentifikasi strategi untuk mencegah infeksi
salurannapas atas dan reaksi alergi.
f. Menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup dan
melakukan perawatan diri secara adekuat.
g. Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
1. Menunjukkan tanda-tanda vital normal (suhu
tubuh, frekuensi nadi dan pernapasan)
2. Tidak terdapat drainase purulen
3. Bebas dari nyeri pada telinga, sinus, dan
tenggorok.
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat
umum dijumpai dengan gejala batuk, pilek,
panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara
bersamaan. penyebab ISPA biasanya dikarenakan
oleh virus, bakteri, alergen spesifik, perubahan
cuaca dan lingkungan, aktifitas, dan asupan gizi
yang kurang.Maka dari itu apabila tubuh sudah
merasakan gejala-gejalanya maka dianjurkan untuk
segera melakukan pemeriksaan dan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai