Anda di halaman 1dari 10

STUDI OPTIMISASI NILAI SPESIFIC

FUEL CONSUMPTION DALAM


RANGKA MENEKAN DENDA
KONSUMSI GAS
UJI KOMPETENSI SKTTK Oleh : Imanuel SPM
PT Eleska Hakit PT Matanusa Energi Utama
I. Latar Belakang
PLTMG Sutami adalah pembangkit listrik mesin dengan bahan bakar gas yang memiliki kontrak sewa
dengan PLN Unit Pembangkitan Sumatera Bag Selatan dengan garansi daya mampu adalah sebesar
30 MW.
Untuk memenuhi garansi daya mampu terpasang 30 MW, PLTMG Sutami menggunakan 6 mesin
pembangkit listrik dengan bahan bakar gas sebagai penggerak mula, dimana setiap mesinnya
memiliki kemampuan untuk membangkit listrik sebesar 5.5 MW. Sehingga secara total PLTMG
Sutami memiliki kapasitas sebesar 33 MW.
Mesin Pembangkit yang digunakan pada PLTMG Sutami adalah mesin Mitsubishi 18KU30GSI. Yaitu
mesin penggerak mula dengan 18 cylinder dan menggunakan busi (spark plug) sebagai sistem
pengapiannya.
Setiap mesin pembangkit dihubungkan dengan 1 generator ABB AMG900 dan transformator step up
kapasitas 7500 kva.
Dan didalam sistem operasinya setiap mesin memiliki 4 system eksternal, yaitu :
1. Aux Lubrication System, terdiri dari 2 system yaitu Lube Oil Priming Pump (proses lubrikasi awal
engine pada saat start awal) dan Filtering Lube System (proses filtrasi dan pemanasan oil
engine pada saat engine stand by).
2. Aux Cooling Water System, terdiri dari 2 system yaitu Primary Cooling Water (sirkulasi air
pendingin untuk cyl head dan block engine) dan Secondary Cooling Water (sirkulasi air
pendingin untuk turbocharge dan Intercooler).
3. Aux Fuel Gas System, untuk proses filtrasi fuel gas sebelum masuk ke ruang bakar.
4. Aux Air Compressor System, terdiri dari 2 system yaitu Air Starting System (proses starting
engine) dan Air Control System (supply udara untuk system control engine).
Daya yang diperlukan untuk operasi system auxiliary setiap mesin adalah sekitar 155 KW. Dan
berdasarkan rata-rata dalam setiap mesin operasi dengan maksimum kapasitas maka daya listrik
tercatat yang diterima oleh PLN adalah sekitar 5.1 MW. Dengan kata lain total rugi daya akibat
proses pembangkian dan transfer listrik adalah 0.8% sampai dengan 1%.
Bentuk kerjasama PLTMG Sutami dengan PLN Pembangkitan Sumatera Bag Selatan adalah sebagai
pembangkit listrik sewa. Dimana salah satu batasan yang utama dalam kontrak kerjasama ialah
pemakaian gas. Dimana gas yang dialirkan ke PLTMG Sutami bersumber dari PGN.
Pola perhitungan SFC antara PLTMG Sutami dengan PLN adalah dengan melakukan perhitungan
Heat Rate, dengan mengadopsi formula dan nilai parameter gas yang dikeluarkan oleh PGN.
Dalam hal ini PLTMG Sutami memberikan garansi pemakaian gas (Spesific Fuel Consumption/Heat
Rate) kepada PLN adalah sebesar 8950 BTU/KWH. Dan dalam penentuan nilai Heat Rate tersebut
disepakati dilakukan dengan metode Performance Test, yaitu perhitungan pemakaian gas pada 2
jam operasional mesin pembangkit pada kapasitas 80% dari total daya mampu.
Dalam perhitungan Heat Rate, maka diperlukan formula sesuai yang ditetapkan oleh PGN. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Konversi kubikasi flow meter gas menjadi satuan panas yaitu BTU (British Termal Unit). Yang
kemudian akan disebut sebagai Input Energy.
2. Kemudian membagi nilai Input Energy dengan Output Daya.
Berikut formula perhitungan Heat Rate :

Input energy = [kubikasi gas x (absolute temperature gas) x (absolute tekanan gas) x (Faktor
konversi Nm3 - SCF) x (Gross Heat Value)]/1000000

Input energy = [kubikasi gas x {(275+15.71)/(275+25.15)} x (1.01325/1.0155) x 35.3147 x


(Gross Heat Value)]/1000000

Heat Rate = Input Energy / Output Daya


Berdasarkan formulasi diatas maka berikut faktor penting yang harus diperhatikan agar nilai Heat
Rate pada titik optimum :
1. Nilai KWH eksport, dengan mengoptimumkan nilai KWH yang dieksport maka nilai Heat Rate
juga akan cenderung turun. Dalam hal ini adalah dengan menekan rugi daya dan juga
penggunaan KWH produksi generator menjadi daya penggunaan sendiri.
2. Fuel Gas, dengan memastikan tidak ada gas yang bocor pada system pemipaannya maka
konsumsi gas semakin menjadi lebih optimal.
3. Sistem Pembakaran mesin, dalam hal ini dengan menjamin bahwa system pembakaran bekerja
dengan baik maka konsumsi gas juga akan menjadi lebih baik.
II. Perumusan Masalah & Saran Perbaikan
II.1. Perumusan Masalah
Dalam perjalanan proses produksi PLTMG Sutami dari periode September 2018 sampai dengan
Maret 2019 nilai Hate Rate selalu diatas nilai garansi. Dan hanya dalam 3 bulan operasi nilai Heat
Rate mendekati garansi Heat Rate PLTMG Sutami, seperti dapat yang dilihat pada tabel terlampir.
Kondisi nilai Heat Rate yang tinggi ini didapat dari :
1. Eksport KWH yang tidak optimum. Daya mampu setiap mesin adalah di set pada 5.5 MW.
Namun dalam kondisi cuaca yang memasuki iklim panas yang mana sangat berpengaruh pada
temperature kerja air pendingin maka mesin di set beroperasi pada titik 5.3 MW. Dan juga
faktor pengurang daya bangkit listrik akibat dari sebagian hasil produksi KWH Generator dipakai
untuk kegiatan produksi listrik itu sendiri.
2. Komponen system pembakaran mesin yang sudah tidak optimum lagi.
KWH Generator KWH EXPORT Pemakian Gas

Bulan Heat rate Performance


Total kWh Total kWh Kurs tengah USD Denda Heat rate (Rp)
Test

Sep-18 13,990,515.00 13,302,039.64 8,953.16000 Rp 14,856.94 Rp 5,139,662


Oct-18 14,028,499.00 13,460,683.64 8,994.97487 Rp 15,188.26 Rp 75,673,666
Nov-18 12,296,977.00 11,790,973.33 9,106.51952 Rp 14,680.18 Rp 222,971,444
Dec-18 12,853,085.00 12,330,165.21 8,987.39348 Rp 14,496.95 Rp 55,009,935
Jan-19 13,096,526.00 12,568,540.99 9,179.78565 Rp 14,163.14 Rp 336,641,019
Feb-19 11,469,444.90 11,469,296.94 9,039.48698 Rp 14,035.21 Rp 118,553,788
Mar-19 13,320,692.00 12,785,186.93 9,214.47088 Rp 14,211.00 Rp 395,466,240
II.2. Penyelesaian Masalah Dan Saran Perbaikan.
Dalam upaya memperbaiki nilai Heat Rate yang tinggi maka PLTMG Sutami melakukan upaya
sebagai berikut :
1. Dalam setiap kegiatan pelaksanaan Performance Test (PT) Operator PLTMG Sutami segera
berkoordinasi dengan Unit Pengaturan Beban PLN agar pelaksanaan dapat dilakukan pada pagi
hari. Dalam hal ini dengan iklim cuaca yang relative baik maka produksi mesin dapat
dioptimumkan pada maksimum kapasitas.
2. Pengurangan penggunaan auxiliary yang kurang dibutuhkan segera dioperasikan sehingga nilai
eksport listrik menjadi optimum. Dalam hal ini berupa auxiliary filtrasi oili mesin,
pengoperasian Heat Exchanger oli mesin dan memberhentikan sementara proses pemanasan
pada mesin yang tidak digunakan pada proses Performance Test.
3. Terkait dengan system pembakaran yang tidak lagi optimum maka langkah-langkah teknis yaitu
melakukan pemeriksaan busi 1 atau 2 hari sebelum pelaksanaan Performance Test dan hanya
mengoperasikan mesin yang handal.
4. Melakukan proposal kepada Top Management PLTMG Sutami untuk rutin melakukan tuning
mesin pada jadwal 2000 jam. Pada kegiatan tuning sebelumnya mesin dapat beroperasi pada
Heat Rate yang baik.
Heat Rate Comparison
Month Heat Rate at 80% CF Remark
To Nov 2018

Nov-18 9106.519525 Before PM & Tuning

Dec-18 8987.393476 1.31% PM & No Tuning Yet

Jan-19 8961.457695 1.59% PM & No Tuning Yet

Feb-19 8952.54223 1.69% PM & Tuning Complete

Mar-19 8934.088432 1.89% PM & Tuning Complete

Anda mungkin juga menyukai