Anda di halaman 1dari 64

1.

Sistem Persamaan
Linier
Sasaran pemelajaran

Bila diberikan sistem persamaan linier (spl) berukuran kecil, Anda


diharapkan mampu:
1. menentukan konsistensinya
2. memilih strategi paling efektif untuk mencari penyelesaiannya
(jika konsisten).
3. menyelesaikan dengan metode eliminasi-substitusi, geometris
dan eliminasi Gauss-Jordan dengan tepat 2x + y = 4
(0,4)

x-y=2
(2,0)

(0,-2)
Cakupan materi

Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi
substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi
Gauss-Jordan

Penyajian spl

Operasi baris elementer

Matriks bentuk
tereduksi

Spl homogen Prosedur eliminasi


Gauss-Jordan
Pre-test Modul
Pre-test

• Jawablah pertanyaan berikut ini:

Buatlah contoh sistem


persamaan linier dengan 2
unknown terdiri atas 2
persamaan. Selesaikan sistem
tersebut.
Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi Gauss-


Jordan

Penyajian spl

Spl homogen Operasi baris elementer

Matriks bentuk tereduksi

Prosedur eliminasi
Gauss-Jordan

1.1 Pengenalan SPL


Persamaan linier

Definisi 1.1: Persamaan linier


Persamaan linier dalam n unknown x1, x2, …, xn adalah persamaan yang
berbentuk a1x2 + a2x2 +… +anxn = b dengan a1, a2, …, an adalah
konstanta-konstanta (bilangan nyata).

Contoh 1:
1. x1 + 3x2 + 2x3 = 4
2. a + 4b = c
Persamaan linier dan bukan persamaan linier

• Persamaan linier artinya persamaan dengan peubah berpangkat satu.


• Tentukan persamaan mana persamaan linier & bukan persamaan
linier?

x +z=2
• xy Persamaan Linier
• 2x + 3y = 9
x x + cos
• y = sin xy
•y+x=z
x z=y
• x log
Bukan persamaan linier
Sistem persamaan linier (spl)

Definisi 1.2: Sistem persamaan linier


Sistem persamaan linier adalah himpunan berhingga
persamaan-persamaan linier yang melibatkan
unknown yang sama.

Bentuk: a11x1 + a12x2 + a13x3 + … + a1nxn = b1


a21x1 + a22x2 + a23x3 + … + a2nxn = b2
:
am1x1 + an2x2 + an3x3 + … + annxn = bm
Spl di atas terdiri dari m persamaan dan n unknown
– x1, x2, …., xn disebut unknown (yang tidak diketahui nilainya)
– ai1, ai2, …, aij, …, ain berupa bilangan-bilangan nyata
Penyelesaian spl

Definisi 1.3: Penyelesaian spl


Penyelesaian suatu spl adalah himpunan nilai-nilai S yang
jika disubstitusikan ke unknown, maka sistem persamaan
dipenuhi.

Contoh 2: 5x1 + x502 + x0


53 = 10
x51 + 0
5 x0
53 = 5
2x
101 + x052 + 3x
10 00 3 = 15
15
(5,
(5, 5,
5, 5)
0, 0) bukan
0) adalahpenyelesaian
penyelesaian.
penyelesaian,karena
karenatidak memenuhi
substitusi x1 = 5,semua
x2 = 0, x3 = 0 di
persamaan .1 dan 3 membuat pernyataan yang bernilai salah
Metode eliminasi-substitusi (e-s)
 2x  y  z  3 persamaan 1
Spl: x  2 y  2z  11 persamaan 2
3 x  y  5 z  8 persamaan 3

1. Eliminasi x (persamaan 1 dan 2) 2 x  y  z  3  2 x  y  z  3  5 y  5 z  25


x  2 y  2 z  11  2 x  4 y  4 z  22 yz5

2. Eliminasi x (persamaan 2 dan 3) x  2 y  2 z  11  3 x  6 y  6 z  33  5 y  z  25


3 x  y  5z  8  3 x  y  5z  8

3. Eliminasi z 5 y  z  25  4 y  20
yz 5 y 5

4. Substitusi y yz 5
5 z 5  z 0

5. Substitusi y dan z
x  2 y  2 z  11
x  10  0  11  x  1
Metode geometris
2x + y = 4
a. 2x  y  4
1 x  y  1 1
2 2 (0,4)

½x - y = -1½
(-3,0) (2,0)

(0,-3/2)
(-29/3,-10/3)

2x  3 y  5 c. x  y  4
b. x  1 1 2 y  21 2
xy 2
(0,4)
-x + y = 4

x-y=2

(0,5/3)
(-4,0)
(2½,0)
(2,0)
(0,-2)
2x + 3y = 5
x + 1½ y = 2½
Contoh 3: menerapkan metode
geometris
• Selesaikan spl berikut dengan metode geometris:
2x  y  4 2x  y  2
a. b.
xy 2 4x  2y  4

2x + y = 4
2x + y = 2
(0,4)
4x + 2y = 4
x-y=2 (0,2)
(2,0) (1,0)

(0,-2)
Contoh 4: menerapkan metode
geometris
• Selesaikan spl berikut dengan metode geometris:
x  4y  4 x  2y  4
c. d.
xy 2 4 y  2x  4

x+y=2

4y – 2x = 4
(0,2)
x + 4y = 4 (0,1) x - 2y = 4
(0,1) (4,0) (-2,0)
(2,0) (4,0)

(0,-2)
Jenis-jenis penyelesaian spl
Kedudukan dua garis ada 3 kemungkinan:
a. berpotongan di tepat satu titik,
b. berimpit, atau
c. sejajar (tidak berimpit)

maka spl memiliki tiga kemungkinan: 2x + y = 4


-x + y = 4
1. memiliki tepat satu penyelesaian, 2x 2x-x+++3y
yy==45
4
(0,4)
(0,4)
2. memiliki tak hingga penyelesaian, x½x
+x 1½y
–– yy =
==2
-1½
2½ x-y=2
½x - y = -1½ (0,5/3)

3. tidak memiliki penyelesaian (tidak konsisten) (-4,0) (-3,0) (2½,0)


(2,0)
(2,0)
(0,-3/2) (0,-2) 2x + 3y = 5
(-29/3,-10/3)
x + 1½ y = 2½
Spl berdasarkan penyelesaiannya

Spl

Konsisten Tidak konsisten


(mempunyai penyelesaian) (tidak mempunyai penyelesaian)

Mempunyai tepat Mempunyai tak hingga


satu penyelesaian banyak penyelesaian
Spl dengan 3 unknown
1 2 3 4

Tidak memiliki solusi


Tidak memiliki solusi Tidak memiliki solusi
Tidak memiliki solusi (dua bidang berimpitan
(tiga bidang sejajar; tidak (dua bidang sejajar;
(tidak berpotongan) sejajar dengan bidang
berpotongan) tidak berpotongan)
ketiga; tidak berpotongan)

5 6 7 8

Tak hingga banyak solusi Tak hingga banyak solusi


Solusi tunggal Tak hingga banyak solusi
(semua bidang (dua bidang berimpitan;
(berpotongan pada satu (berpotongan pada satu
berimpitan; berpotongan berpotongan pada satu
titik) garis)
pada satu bidang) garis)
Kelemahan metode geometris dan
eliminasi -substitusi
• Jika spl mempunyai 3 unknown, maka grafik dari setiap persamaan
berupa bidang datar, mencari titik-titik potongnya tidak selalu mudah.

• Jika unknownnya lebih dari tiga, kita tidak bisa menggunakan metode
grafik.

• Metode eliminasi substitusi tidak efektif untuk spl besar.

• Kita memerlukan metode lain yang lebih baik : eliminasi Gauss-Jordan


Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi Gauss-


Jordan

Penyajian spl

Materi pengayaan: Operasi baris elementer


spl homogen

Matriks bentuk tereduksi

Prosedur eliminasi
Gauss-Jordan

1.2 Penyajian spl


Penyajian spl dengan persamaan matriks

a11 x1  a12 x2  a13 x3  ...  a1 n x n  b1


Spl umum: a21 x1  a22 x2  a23 x3  ...  a2 n xn  b2

am1 x1  am2 x2  am3 x3  ...  amn xn  bm

Persamaan matriks: Ax  b

 a11 a12 a13 a1 n   x1   b1 


a a22 a23 a2n  x  b 
A  x 2  b 2 
21

     
     
 am1 am2 am3 amn  x
  m  bm 

matriks koefisien
Penyajian spl sebagai matriks
diperbesar (augmented)
a11 x1  a12 x2  a13 x3  ...  a1 n x n  b1
Spl umum: a21 x1  a22 x2  a23 x3  ...  a2 n xn  b2

am1 x1  am2 x2  am3 x3  ...  amn xn  bm

Matriks  a11 a12 a13 a1 n b1 


a a22 a23 a2n b2 
augmented: A
21 
 
 
 am1 am2 am3 amn b3 
Contoh 5: Penyajian spl dengan
persamaan matriks
• Diberikan spl: x1  2 x2  x3  6
 x2  x 3  1
4 x1  2 x2  x3  4
Matriks koefisien

 1. x1  2 x2  1. x3   6   1 2 1  x1   6 
        
0.
 1 x  1. x 2  1. x 3   1   0 1 1  x2    1 
 4. x  2 x  1. x   4   4 2 1  x   4 
 1 2 3      3   
Matriks augmented

1 2 1 6 
 
 0 1 1 1 
4 2 1 4
 
Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi Gauss-


Jordan

Penyajian spl

Spl homogen Operasi baris elementer

Matriks bentuk tereduksi

Prosedur eliminasi
Gauss-Jordan

1.3 Operasi baris


elementer
Spl-spl ekuivalen

• Dua spl dikatakan ekuivalen jika memiliki himpunan penyelesaian yang


sama
x1  x2  x3  10
(1) x1  x3  5 Himpunan penyelesaian (5,5,0)
2 x1  x2  3 x3  15
10 x1  10 x2  10 x3  100
(2) x1  x3  5 Himpunan penyelesaian (5,5,0)
Persamaan (1) dikalikan 10
2 x1  x2  3 x3  15
x1  x2  x3  10
Himpunan penyelesaian (5,5,0)
(3) 2 x1  x2  3 x3  15 Persamaan (2) dan (3) ditukar tempat
x1  x3  5
3 x1  x2  3 x3  20
Himpunan penyelesaian (5,5,0)
(4) x1  x3  5 Persamaan (1) dijumlahkan dengan 2x
2 x1  x2  3 x3  15 persamaan (2), persamaan kedua tetap
Operasi baris elementer

Menerapkan obe pada spl tidak mengubah solusi spl tersebut. Ada 3 jenis
operasi baris elementer:
1. Mengalikan persamaan dengan konstanta tidak nol
2. Menukar posisi dua persamaan
3. Persamaan ditambah dengan hasil kali skalar dengan persamaan lain

Pertanyaan:
1. Mengapa skalar (konstanta) pengali persamaan tidak boleh nol?
2. Jika persamaan ke 2 dijumlahkan dengan k kali persamaan ke 3,
apakah persamaan ke 3 dihilangkan dari spl?
3. Jika spl disajikan dalam matriks augmented, bagaimana operasi di atas
dilakukan?
Operasi baris elementer
x1 + x2 + x 3 = 10 1 1 1 10
Spl semula  
x1 + x3 = 5 1 0 1 5 
2x1 + x 2 + 3x 3 = 15 2 1 3 15 

1. R1  10R1 10x1 + 10x 2 + 10x 3 = 100 10 10 10 100 


 
x1 + x3 = 5  1 0 1 5 
2x1 + x 2 + 3x 3 = 15  2 1 3 15 

2. R1  R3 2 x1  x2  3 x3  15 2 1 3 15 
 
x1  x3  5 1 0 1 5 
x1  x2  x3  10 1 1 1 10 

3. R1  R1  2R2 3x1 + x2 + 3x 3 = 20 3 1 3 20 
 
x1 + x3 = 5  1 0 1 5 
2x1 + x 2 + 3x 3 = 15 2 1 3 15 
Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi Gauss-


Jordan

Penyajian spl

Spl homogen Operasi baris elementer

Matriks bentuk tereduksi

Prosedur eliminasi
Gauss-Jordan

1.4 Matriks berbentuk


eselon baris tereduksi
Spl yang mudah dilihat solusinya

• Perhatikan ketiga spl dalam bentuk matriks augmented berikut:

1 0 0 8 Bagaimana penyelesaian
  SPLnya?
1.  0 1 0 3 Karakteristik ke-3 spl:
0 0 1 2  8
1. x 1 pertama
1. elemen tak nol adalah 1

(dinamakan
x 2  3 satu utama)
1 0 5
0 2. satu utama
x 3  2baris berikutnya berada lebih
1 7
2.   kanan
0 0 0 3. jika2.ada  5 nol, ada di bagian bawah
x 1baris
  4. elemenx yang Jika
satu x4 = t,dengan
kolom maka xsatu
2 = -3t
0 0 0 2  7
utama nol semua
1 0 0 8 2
  x1  8 x4  2
3.  0 1 0 3 0 3.
0 0 1 2 4  x 2  3 x4  0

x 3  2 x4  4
Bagaimana karakteristik bentuk ketiga
matriks augmented diatas?
Satu utama
• Satu utama adalah elemen pertama tak nol pada baris

1 0  1 utama
 
A=  0 1  bukan 1 utama
0 0 

1 1 0
0 1 2
B=  
0 0 1
 
0 0 0

1 1 0
C= 0 1 1
 
0 0 1
 
0 0 0
Syarat bentuk eselon baris tereduksi
(ebt)
Ya Tidak
1) Elemen pertama tidak nol 1 0 2 4 1 0 2 4
adalah 1 (satu utama)    
0 1 3 6 0 3 1 6
0 0 1 0  0 0 1 0 
 
1 0 2 4 1 0 2 4
2) Satu utama baris berikutnya    
berada lebih kanan dari baris 0 0 1 3 0 0 1 3
sebelumnya 0 0 0 1  0 1 0 0 
 
1 0 2 4 1 0 2 4
3) Baris nol berada di paling bawah    
0 1 3 0 0 0 0 0
0 0 0 0  0 0 1 6 
 
4) Elemen di atas satu utama nol 1 0 0 4 1 0 2 4
semua    
0 1 0 6 0 1 3 6
0 0 1 0  0 0 1 0 
 
Matriks berbentuk eb dan ebt
Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut matriks berbentuk
eselon baris.
Jika matriks memenuhi kondisi (1), (2), (3), dan (4), maka matriks dalam
bentuk eselon baris tereduksi.

1 * * * 1 * * * 1 0 0 * 1 0 0 0 * = nilai bisa berapa saja


0    
1 * * 0 1 * * 0 1 0 * 0 1 0 0  = nilai boleh 0 atau 1
   
0 0 1 * 0 0 1 * 0 0 1 * 0 0 1 0
  1 = satu utama
    0  
0 0 0 0 0 0 0 1  0 0 0  0
 0 0 1  0 = nilai harus nol

eselon baris. eselon baris tereduksi


Latihan1
• Tentukan apakah matriks A dalam bentuk eselon baris, eselon baris
tereduksi atau tidak keduanya.

11 00 22 4
4 11 00 22 44 
 

1.AA00
1. 11 33 6  4.4.AA00 00 00 00 
6 
00 00 11 
 00 11 0 
0  00 00
11 00 00 44  11 22 22 44 
   
2.2.AA00 11 00 66  5.5.AA00 00 11 66 
00 00 11 33  00 00 00 00 
  
11 00 44 0  11 00 22 44 
   
3.AA00 11 00 0 
3. 6.6.AA00 11 33 66 
00 00 00 1  00 00 00 66 
  
Bentuk eb tidak ebt
Bentuk ebt
Bentuk bukan eb/ebt
Bentuk-bentuk eselon baris matriks
persegi
• Matriks 2x2:
3 kemungkinan bentuk EB 3 kemungkinan bentuk EBT
0 0 1 *  1 * 0 0  1 *  1 0
0 0  ; 0 0  ; 0 1  0 0  ; 0 0  ; 0 1 
           
• Matriks 3x3 * : bisa berapa saja
8 kemungkinan bentuk EB
0 0 0  1 * *  0 1 *  0 0 1  1 * *  1 * *  0 1 *  1 * * 
               
 0 0 0 ;
  0 0 0 ;
  0 0 0 ;
  0 0 0 ;
  0 1 * ;
  0 0 1 ;
  0 0 1 ;
  0 1 * ;
0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 1 
8 kemungkinan bentuk EBT
0 0 0  1 * *  0 1 *  0 0 1  1 0 *  1 * 0  0 1 0  1 0 0 
               
 0 0 0 ;
  0 0 0 ;
  0 0 0 ;
  0 0 0 ;
  0 1 * ;
  0 0 1 ;
  0 0 1 ;
  0 1 0 ;
0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 0  0 0 1 
Spl dengan satu penyelesaian

x1  x2  8 x3  3
Diberikan spl: x1  x2  5
2 x1  2 x3  8

 1 0 0 5 
 
 0 1 0 0 
0 0 1 1 
 

Penyelesaian
x1  5
x2  0
x3  1
SPL dengan tak hingga banyak
penyelesaian
x1  8 x4  2
Diberikan spl: x2  3 x4  0
x3  2 x4  4

1 0 0 8 2 
 
 0 1 0 3 0 
0 0 1 2 4
 

jika diambil x4  t, maka jika diambil t =2, maka


x1  2  8t x1  14
x2  3t x2  6
x3  4  2t x3  0

Penyelesaian umum Penyelesaian khusus

x1, x2, x3 disebut parameter utama, x4 disebut parameter bebas


Spl tidak konsisten

x1  x2  5 x3  0
Diberikan spl: 2 x1  2 x2  10 x3  10
2 x1  x2  2 x3  4

1 1 5 0 
 
 0 1 8 4 
0 0 0 1 
 

Tidak ada penyelesaian


Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi Gauss-


Jordan

Penyajian spl

Spl homogen Operasi baris elementer

Matriks bentuk tereduksi

Prosedur eliminasi
Gauss-Jordan

1.6 Prosedur Eliminasi


Gauss -Jordan
Prinsip metode eliminasi Gauss-Jordan

• Metode eliminasi Gauss-Jordan: mengubah matriks augmented spl ke


dalam SPL lain yang ekuivalen (penyelesaiannya sama) dan
penyelesaiannya mudah dilihat, yaitu matriks augmentednya dalam
bentuk eselon baris tereduksi.

• Untuk menjamin bahwa SPL yang diperoleh ekuivalen dengan spl


semula, maka digunakan operasi baris elementer.

• Eliminasi Gauss-Jordan
a11 a12 a13 … a1n b1 operasi-operasi 1 0 0 0 … 0 b1
a21 a22 a23 … a2n b2 baris elementer 0 1 0 0 … 0 b2
: :
am1 am2 am3 … amn bm
0 0 0 0 … 1 bm

matriks augmented A ebt(A)


Prinsip eliminasi Gauss Jordan
a11 x1  a12 x2  ...  a1 n xn  b1
• Diberikan spl A
a21 x1  a22 x2  ...  a2n xn  b2

• Eliminasi Gauss Jordan: am1 x1  am2 x2  ...  amn xn  bm

 a11 a12 ... a1 n b1  1 0 0 b1 ' 


a b2 
obe
0 1
 21
a22 ... a2n
 0 b2 ' 
 
  Ri  k * Ri  
   
 am1 am2 ... amn bn  Ri  R j
0 0 1 bn ' 
Ri  Ri  k * R j
Spl A ebt(A) : matriks ekuivalen A
(dalam bentuk matriks augmented) berbentuk ebt
Prosedur eliminasi Gauss Jordan
1. Tentukan kolom pertama dari A yang memuat x1   1x2 1  1 x3 4   4
kolom tak nol.
4 x1   4x2 1  2 2 x34   4
2. Jika entry paling atas pada kolom ini adalah nol, A 
lakukan tukar baris dengan baris lain yang entri 10 x1   10
10 x210  1010 x40
3   40
pada kolom ini tidak nol.  
 20x2 2 0 4  4
3. Sekarang elemen pertama pada kolom adalah
tidak nol. Gantikan semua entry di bawahnya
dengan 0 dengan cara jumlahan baris yang
memuatnya dengan kelipatan skalar baris
pertama.
4. Setelah langkah 1-3 akan diperoleh matriks A1
5. Lakukan langkah 1-3 pada matriks A1.
6. Ulangi cycle langkah-langkah di atas sehingga
diperoleh bentuk matriks segitiga atas.
Prosedur eliminasi Gauss Jordan
1. Tentukan kolom pertama dari Ayang memuat 1 1 1 4 
kolom tak nol. Bukan nol 4 1 2 4 
2. Jika entry paling atas pada kolom ini adalah nol, A 
lakukan tukar baris dengan baris lain yang entri  10 10 10 40 
pada kolom ini tidak nol.  
 0 2 0 4 
3. Sekarang elemen pertama pada kolom adalah
tidak nol. Gantikan semua entry di bawahnya
dengan 0 dengan cara jumlahan baris yang
memuatnya dengan kelipatan skalar baris
pertama.
4. Setelah langkah 1-3 akan diperoleh matriks A1
5. Lakukan langkah 1-3 pada matriks A1.
6. Ulangi cycle langkah-langkah di atas sehingga
diperoleh bentuk matriks segitiga atas.
Prosedur eliminasi Gauss Jordan
1. Tentukan kolom pertama dari A yang memuat 1 1 1 4 
kolom tak nol. 4 1 2 4 
2. Jika entry paling atas pada kolom ini adalah nol, A 
lakukan tukar baris dengan baris lain yang entri  10 10 10 40 
pada kolom ini tidak nol.  
 0 2 0 4 
3. Sekarang elemen pertama pada kolom adalah
tidak nol. Gantikan semua entry di bawahnya
dengan 0 dengan cara jumlahan baris yang R2 R2 ( 4)*R1
R3 R3 ( 10)*R1
memuatnya dengan kelipatan skalar baris 

pertama.
4. Setelah langkah 1-3 akan diperoleh matriks A1 1 1 1 4 
5. Lakukan langkah 1-3 pada matriks A1.  0 3 2 12 
 
6. Ulangi cycle langkah-langkah di atas sehingga 0 0 0 0 
diperoleh bentuk matriks segitiga atas.  
 0 2 0 4 
A1
Prosedur eliminasi Gauss Jordan
1. Tentukan kolom pertama dari A yang memuat 1 1 1 4 
   3 2 12 
kolom tak nol. 0 3 2 12  , dengan A   0 0 
A 1  0 
2. Jika entry paling atas pada kolom ini adalah nol, 0 0 0 0  2 0
   4 
lakukan tukar baris dengan baris lain yang entri 0 2 0 4 
pada kolom ini tidak nol.
Bukan nol
3. Sekarang elemen pertama pada kolom adalah 1 1 1 4 
tidak nol. Gantikan semua entry di bawahnya  
1
 0 3 2 12  ,
dengan 0 dengan cara jumlahan baris yang 0 0 0 0 
memuatnya dengan kelipatan skalar baris 2  
pertama. 0 2 0 4 

4. Setelah langkah 1-3 akan diperoleh matriks A1 R 3R 2*R


3 
4 4 2

5. Lakukan langkah 1-3 pada matriks A1.


1 1 1 4 
6. Ulangi cycle langkah-langkah di atas sehingga  
diperoleh bentuk matriks segitiga atas.  0 3 2 12 
0 0 0 0 
 
 0 0 4  12 
Prosedur eliminasi Gauss Jordan
1. Tentukan kolom pertama dari A yang memuat 1 1 1 4 
kolom tak nol.  
 0 3 2 12  0 0 
A , dengan A1   
2. Jika entry paling atas pada kolom ini adalah nol, 0 0 0 0   4 12 
 
lakukan tukar baris dengan baris lain yang entri  0 0 4 12 
pada kolom ini tidak nol.
Nol. Maka,
3. Sekarang elemen pertama pada kolom adalah 1
tukar baris 1 1 4 
tidak nol. Gantikan semua entry di bawahnya  
1
0 3 2 12 
dengan 0 dengan cara jumlahan baris yang
0 0 0 0 
memuatnya dengan kelipatan skalar baris  
 0 0 4 12 
pertama.  
4. Setelah langkah 1-3 akan diperoleh matriks A1 R R Matriks
2 
4 3
 segitiga
5. Lakukan langkah 1-3 pada matriks A1. 1 1 1 4  atas
6. Ulangi cycle langkah-langkah di atas sehingga  
0 3 2 12 
diperoleh bentuk matriks segitiga atas. 0 0 4 12 
 
0 0 0 0 

Prosedur eliminasi Gauss Jordan
7. Ubah semua elemen utama menjadi 1 utama 1 1 1 4 
dengan mengalikan baris dengan konstanta  0 3 2 12 
tidak nol, sehingga diperoleh bentuk eb. A 
 0 0 4 12 
8. Pergunakan 1 utama untuk mengubah semua  
elemen tak nol pada kolom tersebut (di atasnya) 0 0 0 0 
menjadi 0 dengan melakukan jumlahan baris
dengan kelipatan skalar baris yang memuat 1 R2 ( 1 3)*R2
utama. Diperoleh matriks ebt.
R3 ( 1 4)*R3

Berbentuk
1 1 1 4 eb
 
0 1 23 4
0 0 1 3
 
0 0 0 0 

Prosedur eliminasi Gauss Jordan
7. Ubah semua elemen utama menjadi 1 utama 1 1 1 4
dengan mengalikan baris dengan konstanta  
0 1 23 4
tidak nol, sehingga diperoleh bentuk eb. A
0 0 1 3
8. Pergunakan 1 utama untuk mengubah semua  
0 0 0 0 
elemen tak nol pada kolom tersebut (di atasnya) 
menjadi 0 dengan melakukan jumlahan baris
dengan kelipatan skalar baris yang memuat 1
utama. Diperoleh matriks ebt. R R  ( 1)*R

1 1 2

1 0 13 0
 
0 2
1 3 4
 
0 0 1 3
0 0 0 0 

Prosedur eliminasi Gauss Jordan
7. Ubah semua elemen utama menjadi 1 utama 1 0 1 4
dengan mengalikan baris dengan konstanta  
0 1 23 4
tidak nol, sehingga diperoleh bentuk eb. A
0 0 1 3
8. Pergunakan 1 utama untuk mengubah semua  
0 0 0 0 
elemen tak nol pada kolom tersebut (di atasnya) 
menjadi 0 dengan melakukan jumlahan baris
dengan kelipatan skalar baris yang memuat 1 R1 R1   1 R3
utama. Diperoleh matriks ebt. R2 R2   23 R3
   
1 0 0 1 
0 1 0 2
 
0 0 1 3
 
0 0 0 0 

ekuivalen A &
berbentuk ebt
Latihan 2: eliminasi Gauss-Jordan
• Selesaikan spl berikut dengan eliminasi Gauss-Jordan
x1  2 x2  66 1 2 66 
x1  x2  39 1 1 39 
 
2 x1  3 x2  105 2 3 105 
2 x1  x2  51  
2 1 51 

• Matriks augmented dari spl diatas direduksi untuk menentukan solusinya.


1 2 66  R2 R2 (1)*R1  1 2 66  R3 R3 ( 1)*R2
1 1 39  R34 R34 ( 2)*R11  0 1 27  R24 ( 41)*R2 2
R R ( 2)*R R R (1)*R
     
2 3 105   0 1 27 
   
2 1 51   0 3 81 
1 2 66   1 0 12 
0 1 27  R1 R1 (2)*R2  0 1 27  x1  12
     Penyelesaian
0 0 0  0 0 0  x2  27
   
0 0 0   0 0 0 
Bentuk eb Bentuk ebt
Latihan 3: eliminasi Gauss-Jordan
• Tentukan penyelesaian spl berikut ini dengan eliminasi Gauss-Jordan

x  2y  4
2x  4 y  5
• Matriks augmented spl direduksi.

 1 2 4  R2 R2 2R1  1 2 4  R2 ( 1 3)R1  1 2 4 


 2 4 5       
   0 0 3  0 0 1 

x  2y  4 Spl tidak
0x  0y  1 konsisten
Ciri spl tidak konsisten
• Contoh 6:

1 0 2  1 x1  0 x2  2 1 1 3  1 x1  1 x2  3
1 2 1 5  1 x1  2 x2  1 x3  5
0 1  0 x1  x2  1 0
1 1 1  0 x1  1 x2  1 0 2  0 x1  1 x2  1 x3  2
A   B   1 1
0 0 0 0 0 1  0 x1  0 x2  1 C 
  0 0 0 1  0 x1  0 x2  0 x3  1
   
0 0 0
0 0 0
0 0 0 0

• Ciri matriks augmented dalam bentuk eselon baris dari spl tidak
konsisten adalah memuat baris bebentuk [ 0 0 0 … 0 1]

• Interpretasi baris di atas 0x1 + 0x2 + 0x3 +….+0xn = 1 (tidak konsisten)


Latihan 4: matriks augmented dalam
bentuk eselon baris
• Tentukan matriks augmented mana yang menyajikan spl konsisten dengan
satu penyelesaian, tak hingga banyak penyelesaian dan tidak konsisten?
1 0 0 8  1 2 4 0 1 0 1 2 0 
       
A  0 1 0 3 C 0 0 0  E 0 0 1 G  0 0 1 
0 0 1 2 0 0 0  0 0 0  0 0 0
     
1 0 0 1  1 0 2 1 0 0
   
B  0 1 2 3 D 0 1 3 F 0 1 0

0 0 0 1  
0 0 0  0
    0 1 
Jawaban:
a. Satu penyelesaian
b. tidak konsisten,
c. takhingga banyak penyelesaian
d. satu penyelesaian,
e. tidak mempunyai penyelesaian,
f. tidak mempunyai penyelesaian,
g. tidak mempunyai penyelesaian
Pengenalan spl Penyelesaian spl

Metode eliminasi substitusi

Metode geometris

Metode eliminasi Gauss-


Jordan

Penyajian spl

Spl homogen Operasi baris elementer

Matriks bentuk tereduksi

Prosedur eliminasi
Gauss-Jordan

1.6 Spl homogen


Spl homogen: geometris dan konsistensi

Definisi 1.4: Spl homogen


Sistem persamaan linier disebut homogen jika konstanta-konstanta di
sebelah kanan tanda sama dengan (b1, b2, …, bn) adalah nol.
a11 x1  a12 x2  a13 x3  ...  a1 n x n  0
a21 x1  a22 x2  a23 x3  ...  a2 n x n  0

am1 x1  am2 x2  am3 x3  ...  amn xn  0

Contoh 7: xy 0  Representasi geometris


x  4y  0
x + y =0

 Representasi matriks augmented x + 4y = 0


 a11 a12 a13 a1 n 0
a a22 a23 a2n 0
 21 
 
 
 am1 am2 am3 amn 0
Penyelesaian spl homogen

• Konsistensi:
Setiap spl homogen pasti konsisten.
x1  a12 .0
a11 .0 x2  aa13 .0  ...  a .0
13 x 3  ...  a11nn x n
 00
x1  a22 .0
a21 .0 x2  aa23 .0  ...  a .0
23 x 3  ...  a22nn x n
 00

x1  am2 .0
am1 .0 x2  aamm33.0
x3 ...
...aamn xn  00
mn.0

Substitusi x1, x2, …, xn dengan 0 (nol): setiap persamaan terpenuhi

• Spl homogen memiliki paling tidak satu penyelesaian, yaitu:


– (x1, x2, …, xn ) = (0, 0, …, 0); disebut penyelesaian trivial
Spl homogen dengan tak hingga banyak
penyelesaian
x  y  3z  0
• Diberikan spl homogen berikut:
2x  y  4z  0
4x  2y  8z  0
• Matriks augmentednya berbentuk:  1 1 3 0   1 0 1 0 
  obe  
 2 1 4 0    0 1 2 0 
 4 2 8 0  0 0 0 0
   
• Penyelesaian:
x3  a; – Parameter utama: x1 dan x2
x1  a; – Parameter bebas: x3

x 2  2a

• Sistem persamaan linier homogen mempunyai penyelesaian nontrivial bila dan


hanya bila mempunyai paling sedikit satu parameter bebas.
Latihan 5
Selesaikan spl berikut

1 2 0 0 1  1 2 0 0 1 
1 3 0 4 8    
0 0 2 2 0  1 1 1 0 0  2 4 0 0 0
   
0 2 1 1 8  0 2 1 1 0

Banyaknya unknown > banyaknya persamaan

Pasti terdapat parameter bebas,


maka tidak mungkin mempunyai tepat satu solusi

Mempunyai tak hingga banyak solusi atau tidak konsisten

56
Spl under-determined dan spl over-
determined
• Spl under-determined: spl dengan banyaknya unknown > banyaknya
persamaan.
 memiliki parameter bebas , maka memiliki tak hingga banyak solusi atau
tidak konsisten
 tidak mungkin memiliki tepat satu solusi

• Spl over-determined: banyaknya persamaan > banyaknya unknown


Latihan 6

Selesaikan SPL berikut


1 3 4 1 2 4
  2
1 2 10 
 2 6 8  1 6

2 1 5

 3 9 12   
  2 4 1
3 3 15   
 10 30 40 
   
1 1 1
1 0 0 

Banyaknya unknown ≤ banyaknya persamaan

Kemungkinan:
memiliki tepat 1 solusi, memiliki tak hingga banyak solusi atau tidak konsisten

58
Konsep kunci
Buatlah ringkasan materi yang baru saja kamu pelajari.

Periksalah hasil ringkasanmu, apakah sudah mencakup semua konsep


penting berikut ini?

 Persamaan linier  Operasi baris elementer


 Sistem persamaan linier  Eselon baris dan eselon baris tereduksi
 Penyelesaian spl  Satu utama
 Spl konsisten  Eliminasi Gauss-Jordan
 Eliminasi-substitusi  Spl homogen
 Parameter bebas dan  Spl over-determined dan under-determined
parameter utama  Penyelesaian trivial
 Spl ekuivalen
 Matriks koefisien
 Matriks augmented

59
Post-test Modul
Post-test

• Jawablah pertanyaan berikut ini:

Berikan masing-masing satu contoh spl tidak homogen under-determined yang:


a. memiliki tepat 1 solusi
b. memiliki tak hingga banyak solusi
c. tidak konsisten
Berikan masing-masing satu contoh spl homogen under-determined yang:
a. memiliki tepat 1 solusi
b. memiliki tak hingga banyak solusi
c. tidak konsisten
Post-test

• Jawablah pertanyaan berikut ini:

Berikan masing-masing satu contoh spl tidak homogen over-determined yang:


a. memiliki tepat 1 solusi
b. tidak memiliki solusi
c. memiliki tak hingga banyak solusi
Berikan masing-masing satu contoh spl homogen over-determined yang:
a. memiliki tepat 1 solusi
b. memiliki tak hingga banyak solusi
c. tidak konsisten
Refleksi

• Tulislah
– 3 hal baru paling menarik yang kamu pelajari dari modul ini.
– 2 hal terkait yang ingin kamu pelajari lebih lanjut.

• Buatlah mind-map pemahaman mengenai spl


Selamat, Anda telah menyelesaikan Modul 1.
Bersiaplah untuk modul selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai