Anda di halaman 1dari 34

AUTISME

OLEH KELOMPOK B1
• Aisah
• Linda Fatimah
• Rilda Citra Janiari
• Muthia Prasidina

Pembimbing :
Dr.Hj.Chatidjah S Wibowo,dr.,Sp.KJ(K)
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah autisme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Leo Kanner tahun 1943 yang

menangani sekelompok anak-anak yang mengalami kelainan sosial berat,

hambatan komunikasi, dan masalah perilaku. Anak-anak ini menujukkan sifat

menarik diri (withdrawal), membisu, dengan aktivitas repetitive, dan stereotipik

serta memalingkan pandangannya dari orang lain


Dalam DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual

of Mental), anak autisme secara kolektif

digolongkan pada pervasive developmental

disorder

autisme lebih sering ditemukan pada anak laki-laki

dibanding perempuan, dengan angka perbandingan

5:1
Awal tahun1990-an, kasus autisme masih berkisar pada perbandingan 1 :
2.000 kelahiran.(Synopsis of Psychiatry). Di Amerika Serikat pada th 2000
angka ini meningkat menjadi 1 dari 150 anak punya kecenderungan
menderita autisme (Sutism Research Institute).

Berdasarkan data International Congress on Autismem tahun 2006


tercatat 1 dari 150 anak punya kecenderungan autisme.

Penelitian di Korea Selatan tahun 2005-2009 menemukan, autisme


pada 26,4 dari 1.000 anak usia 7-12 tahun.
Di Indonesia sebelum tahun 1990-an prevalensi ASD
pada anak berkisar 2-5 penderita dari 10.000
anakanak usia dibawah 12 tahun, dan setelah itu

jumlahnya meningkat menjadi empat kali lipat.


Sementara itu, menurut menyatakan bahwa
prevalensi ASD di Indonesia berkisar 400.000 anak,
lakilaki lebih banyak daripada perempuan dengan
perbandingan 4 : 1.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

World Health Organization’s International Classification of Diseases (ICD-

10) mendefinisikan autisme khususnya childhood autism sebagai adanya

keabnormalan dan atau gangguan perkembangan yang muncul sebelum usia

tiga tahun dengan tipe karakteristik tidak normalnya tiga bidang yaitu

interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang diulang-ulang.


Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan autisme
Secara pasti penyebab autisme tidak diketahui namun autisme dapat
terjadi dari kombinasi berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang
dipicu faktor lingkungan

1. Teori Biologis

• genetik

• prenatal, natal, post natal

• neuroanatomi

• hipotesis neurokemistri
2. Teori psikososial

3. Faktor keracunan logam berat

4. Faktor Gangguan Pencernaan, Pendengaran, dan Penglihatan

5. Teori Imunologi

6. Infeksi Virus
PERKEMBANGAN ANAK
Tabel perbedaan perkembangan anak normal
dan autis pada masa infant dan toddler
Lanjutan
Lanjutan
KRITERIA DIAGNOSIS AUTISME

Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and


Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IVTR,
2004), kriteria diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut:
A. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua
dari (1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3):
(1) Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang dimanifestasikan dengan
setidak-tidaknya dua dari hal berikut:
(a) Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa
perilaku non verbal seperti tatapan langsung, ekspresi wajah, postur tubuh
dan gestur untuk mengatur interaksi sosial.
b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman
sebaya yang tepat menurut tahap perkembangan.
(c) Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk
berbagi kesenangan, ketertarikan atau pencapaian
dengan orang lain (seperti dengan kurangnya
menunjukkan atau membawa objek ketertarikan).
(d) Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.

(2) Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan


pada setidak tidaknya satu dari hal berikut:
(a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada
perkembangan bahasa (tidak disertai dengan usaha untuk
menggantinya melalui beragam alternatif dari komunikasi,
seperti gestur atau mimik).
(b) Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan
ditandai dengan kemampuan untuk memulai atau
mempertahankan percakapan dengan orang lain.
(c) Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan
berbentuk tetap atau bahasa yang aneh.
(d) Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-
pura yang spontan atau permainan imitasi sosial yang sesuai
dengan tahap perkembangan.
3) Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan
berbentuk tetap, ketertarikan dan aktivitas, yang
dimanifestasikan pada setidak-tidaknya satu dari hal berikut:
(a) Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola
ketertarikan yang berbentuk tetap dan terhalang, yang
intensitas atau fokusnya abnormal.
(b) Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau
ritual yang spesifik
c) Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan
atau mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang kompleks
dari keseluruhan tubuh).
(d) Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek

B. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari


area berikut, dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun: (1) interaksi
sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial atau (3)
permainan simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Rett’s Disorder
atau Childhood Disintegrative Disorder.
KARAKTERISTIK ANAK AUTIS
-Karakteristik dalam interaksi sosial
Interaksi sosial pada anak autistik dibagi dalam 3 kelompok:
1. Kelompok yang menyendiri (aloof)
2. Kelompok yang pasif
3. Kelompok yang aktif tapi aneh
-Karakteristik dalam komunikasi
 Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat mengucapkan kata-
kata.
 Tidak memahami ucapan yang ditujukkan pada mereka.
 Tidak menunjuk ataupun memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan
keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk
dipakai mengambil objek yang dimaksud.
 Sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang
pernah ia dengar sebelumnya tanpa maksud berkomunikasi.
 Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang dengan terbalik,
“saya” jadi “kamu”.
 Sering berbicara dengan dirinya sendiri.
 Bicara sering dikatakan monoton, kaku atau manjemukan.
 Sukar mengatur volume suaranya, tidak tahu kapan harus merendahkan
atau mengeraskan suaranya.
 Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan/ emosinya melalui nada
suaranya.
 Komunikasi nonverbal juga mengalami gangguan. Tidak bisa
menggunakan bahasa tubuhnya, misal: menggelengkan kepala,
melambaikan tangan, mengangkat alis.
Karakteristik dalam perilaku dan pola bermain
 Abnormalitas dalam bermain, seperti stereotip, diulang-ulang dan tidak kreatif
 Tidak menggunakan mainannya dengan sesuai
 Menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru
 Minatnya terbatas, sering aneh, dan diulang-ulang
 Hiperaktif pada anak prasekolah atau sebaliknya hipoaktif
 Gangguan pemusatan perhatian, impulsifitas, koordinasi motorik terganggu,
kesulitan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Karakteristik kognitif
 Hampir 75-80% anak autis mengalami retardasi mental dengan derajat rata-rata sedang.
 Sebanyak 50% dari idiot savants (retardasi mental yang menunjukan kemampuan luar
biasa) adalah seorang penyandang autisme`
Karakteristik Aktivitas dan minat yang terbatas
 Anak autistik menolak adanya perubahan dan rutinitas baru, contohnya: mengalami
kesukaran bila jalan yang biasa ditempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa
digunakan untuk makan diganti.
 Dalam hal minat: terbatas. Misal sering membuang waktu berjam-jam hanya untuk
memainkan sakelar listrik, memutar mutar botol.
Karakteristik Gangguan tidur dan makan
 Gangguan pola tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah malam. Gangguan
makan berupa keengganan terhadap makanan tertentu karena tidak menyukai tekstur
dan baunya. Sangat terbatasnya jenis makanan yang disukainya.
Karakteristik Gangguan afek dan moood
 Terjadinya perubahan mood secara tiba-tiba, mungkin menangis, atau tertawa tanpa
alasan yang jelas.Rasa takut yang muncul terhadap objek yang sebetulnya tidak
menakutkan.
Karakteristik Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain
 Menggigit lengan, tangan atau jarinya sendiri sampai berdarah,
membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik rambut sendiri atau
memukuli diri sendiri
KLASIFIKASI AUTISME
1. Klasifikasi berdasarkan saat munculnya kelainan
 a. Autisme infantil; istilah ini digunakan untuk menyebut anak autis yang
kelainannya sudah nampak sejak lahir
 b. Autisme fiksasi; adalah anak autis yang pada waktu lahir kondisinya
normal, tanda-tanda autisnya muncul kemudian setelah berumur dua atau
tiga tahun
2. Klasifikasi berdasarkan intelektual
 a. Autis dengan keterbelakangan mental sedang dan berat (IQ dibawah
50). Prevalensi % dari anak autistik
 b. Autis dengan keterbelakangan mental ringan (IQ 50-70) Prevalensi 20%
dari anak autis.
 c. Autis yang tidak mengalami keterbelakangan mental (Intelegensi diatas
70) Prevalensi 20% dari anak autis
3. Klasifikasi berdasarkan interaksi sosial:
 a. Kelompok yang menyendiri; banyak terlihat pada anak yang menarik diri, acuh tak
acuh dan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan perilaku dan
perhatian yang tidak hangat
 b. Kelompok yang pasif, dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak
lain jika pola permainannya disesuaikan dengan dirinya.
 c. Kelompok yang aktif tapi aneh : secara spontan akan mendekati anak yang lain,
namun interaksinya tidak sesuai dan sering hanya sepihak.
4. Klasifikasi berdasarkan prediksi kemandirian:
 a. Prognosis buruk, tidak dapat mandiri (2/3 dari penyandang autis)
 b. Prognosis sedang, terdapat kemajuan dibidang sosial dan pendidikan walaupun
problem perilaku tetap ada (1/4 dari penyandang autis)
 c. Prognosis baik; mempunyai kehidupan sosial yang normal atau hampir normal
dan berfungsi dengan baik di sekolah ataupun ditempat kerja. (1/10 dari penyandang
autis.
Jenis Gangguan Perkembangan
Pervasif
 Gangguan autistik
Gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas
dan berulang (stereotipik), yang muncul sebelum usia 3 tahun. Gangguan ini
dijumpai 2-4 kali lebih banyak pada anak laki-laki dibanding dengan anak
perempuan.
 Autisme Tak Khas
Dibedakan dari autisme dalam usia timbulnya gejala (biasanya timbul
setelah berusia di atas 3 tahun) atau dari tidak terpenuhinya ke tiga kriteria
diagnostik autisme.
 Sindrom Rett
Suatu bentuk kelainan progresif yang sejauh ini hanya dilaporkan terjadi
pada anak perempuan. Onset terjadinya gangguan ini pada usia 7-24 bulan,
sebelumnya terlihat perkembangan yang normal, lalu terjadi kemunduran
berupa hilangnya kemampuan gerakan tangan yang bertujuan dan
ketrampilan motorik yang telah terlatih. Disertai kehilangan atau hambatan
seluruh atau sebagian kemampuan berbahasa, gerakan seperti mencuci
tangan yang stereotipik, dengan fleksi lengan di depan dada atau dagu,
membasahi tangan secara stereotipik dengan saliva, hambatan dalam fungsi
mengunyah makanan.
 Gangguan Desintegratif Masa Kanak Lainnya
Ditandai adanya periode perkembangan normal sebelum onset penyakit
atau minimal dalam 2 tahun pertama kehidupan, disusul hilangnya
ketrampilan terlatih pada beberapa bidang perkembangan setelah
beberapa bulan gangguan berlangsung. Juga disertai adanya gangguan
yang khas dari fungsi sosial, komunikasi dan perilaku. Pada beberapa kasus
hilangnya keteampilan terjadi secara progresif dan menetap. Prognosis
biasanya amat buruk, dan sebagian penderita akan mengalami retardasi
mental berat. Terdapat ketidakpastian tentang arah perluasan kondisi ini yang
berbeda dengan keadaan autisme.
 Sindrom Asperger
Ditandai oleh abnormalitas yang kualitatif sama seperti pada autisme, yaitu
hendaya dalam interaksi sosial, minat dan aktivitas yang terbatas dan
stereotipik. Namun tanpa disertai keterlambatan perkembangan berbahasa
dan kognitif (IQ normal atau diatas normal).
 Gangguan Perkembangan Pervasif Lainnya
Ditandai dengan tidak terpenuhinya kriteria diagnostik yang spesifik namun
terdapat gangguan berat dan pervasif pada perilakunya.
PENATALAKSANAAN

 Terapi Medikamentosa
Terapi dengan obat-obatan yang bertujuan memperbaiki komunikasi,
respon terhadap lingkungan , dan menghilangkan perilaku aneh serta
diulang-ulang.

 Terapi Biomedis
Terapi ini bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan
pemberian suplemen. Terapi ini didasarkan banyaknya gangguan
fungsi tubuh, seperti gangguan pencernaan, alergi, daya tahan tubuh
rentan dan keracunan logam berat
 Terapi wicara
Terapi ini umumnya menjadi keharusan bagi anak autisme karena
mereka mengalami gangguan bicara dan kesulitan berbahasa

 Terapi perilaku
Terapi ini bertujuan agar anak autisme dapat mengurangi perilaku
tidak wajar dan menggantinya dengan perilaku yang dapat diterima
oleh masyarakat

 Terapi okupasi
Terapi ini diberikan pada anak yang memiliki gangguan
perkembangan motorik kurang baik. Bertujuan untuk menguatkan,
memperbaiki koordinasi, dan keterampiran motorik halus.
KESIMPULAN

Autisme menurut WHO (ICD-10) mendefinisikan sebagai adanya keabnormalan

dan atau gangguan perkembangan yang muncul sebelum usia tiga tahun

dengan tipe karakteristik tidak normalnya tiga bidang yaitu interaksi sosial,

komunikasi, dan perilaku yang diulang-ulang. Secara pasti penyebab autisme

tidak diketahui namun autisme dapat terjadi dari kombinasi berbagai faktor,

termasuk faktor genetik yang dipicu faktor lingkungan.


Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IVTR,

2004), kriteria diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut:

Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua

dari (1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3). Fungsi yang tertunda atau

abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut, dengan permulaan

terjadi pada usia 3 tahun: (1) interaksi sosial, (2) bahasa yang digunakan

dalam komunikasi sosial atau (3) permainan simbolik atau imajinatif.

Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Rett’s Disorder atau

Childhood Disintegrative Disorder.


Lanjutan
Karakteristik anak autis, dilihat dari karakteristik dalam interaksi sosial,

komunikasi, perilaku dan pola bermain, kognitif, aktifitas dan minat yang

terbatas, gangguan tidur dan makan, gangguan afek dan mood, perilaku

yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas melawan orang lain.


Lanjutan
Penatalaksanaan Terapi untuk autisme, diantaranya ada terapi

Medikamentosa, terapi biomedis, terapi wicara, terapi perilaku, terapi

okupasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai