Anda di halaman 1dari 14

FITOKIMIA

KUMARIN

Dosen : Munawarohthus Sholikha, M. Si.


1. Mega Sari (16334065)

2. Godwin Pargaulas S. (16334085)

NAMA Ani Rahayu (16334086)


KELOMPOK 3.

4. Yasinta Dwianitami (16334091)

5. Adisty Deannisa (16334092)

2
 Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia
“Coumarou” yang berarti pohon tonka (Coumarouna
adorata Abl), yaitu tumbuhan pertama yang diketahui
mengandung kumarin. Barulah pada tahun 1868,
Struktur Kimia Kumarin kumarin dikenal dengan rumus C9H6O2
 Senyawa yang mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-
2-one) merupakan sebuah kelompok yang penting dari
heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan di alam.
 Kumarin yang terkandung dalam suatu tumbuhan dapat
dikenal dari baunya. Bila tumbuhan tersebut
dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas.
Untuk pembuktian secara kualitatif dilakukan uji
berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar
ultraviolet.

3
SIFAT FISIS & KIMIA
SENYAWA KUMARIN
 Kristal berbentuk jarum dan tidak  Sifat kelarutan kumarin sangat bervariasi, ada yang larut
dalam pelarut polar, non polar, dan sedikit larut dalam
berwarna pelarut polar
 Titik leleh 670 – 690 C  Peleburan kumarin dengan NaOH menghasilkan asam
asetat dan salisilat
 Titik didih 2970 – 2990 C  Nitrasi membentuk 6-nitrokumarin dan 8-nitrokumarin
 Mulai menyublim pada suhu 1000  Sulfonasi di bawah penangas air memberikan kumarin
6-asam sulfonat dan pada suhu 1500 C memberikan
 Larut 0,25 g/100 ml pada suhu 250 C 3,6-asam disulfonat
 Larut 47,00 g/100 ml etanol 70%  Halogenasi dalam kloroform pada suhu ruang dengan
pada suhu 400 C bromida menghasilkan kumarin 3,4-dibromida atau
3,6-dibromokumarin
 Kristal berbentuk orthorombik atau  Reduksi dengan almalgam natrium menghasilkan asam
rectangular metilotat
 Kumarin sulit dioksidasi dan stabil dalam asam
kumarin
 Cahaya radiasi atau radiasi ultraviolet mengubah
kumarin menjadi suatu dimer (titk lelehnya 2630 C)
4
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui kandungan kimia dan aktivitas
farmakologi senyawa kumarin dan turunannya yang terdapat
pada herba Artemisia annua L yang berasal dari BPTO
Tawangmangu.
Sistematika Tanaman Artemisia Annua L.

Menurut Sugiarso (1996)

• Divisi : Spermatophyta
• Sub divisi : Angiospermae
• Kelas : Dicotyledoneae
• Bangsa : Asterales
• Suku : Asteraceae (Compositae)
• Marga : Artemisia
• Jenis : Artemisia annua L.
Artemisia annua L
Dikenal sebagai sweet annie atau annual wormwood. Tanaman herba asli Cina yang dikenal sebagai qinghao5
ini sudah dibudidayakan di banyak negara seperti Argentina, Bulgaria, Francis, Hongaria, Romania, Italia,
bekas Yugoslavia, Spanyol dan USA.6 Tanaman ini kini herba Artemisia annua L telah dibudidayakan di Balai
Penelitian Tanaman Obat (BPTO) Tawangmangu.
Dari data literatur herba Artemisia annua L berkhasiat sebagai antimalaria, antibakteri, antiinflamasi, antitumor
dan antipiretik, dan dinyatakan mengandung senyawa terpenoid, flavonoid, kumarin, artemisinic acid,
artennuin B, fenol, saponin dan lemak.
8
ALAT dan BAHAN
Alat : Bahan :
1) Alat soxhlet beserta pendingin  Sample :
balik 1) Simplisia herba Artemisia annua L. siap panen
2) Alat destilasi
 Pelarut untuk ekstraksi :
3) Rotary evaporator 1. Metanol 13. Kalium hidroksida
4) Serta peralatan gelas yang lazim 2. n-heksan 14. Logam magnesium
digunakan dalam laboratorium. 3. Diklormetan 15. Kalium bromida
Untuk keperluan identifikasi 4. Aqua destilata 16. Etil asetat (didestilasi
digunakan : GC-MS, 5. Asam sulfat pekat ulang)
Spektrofotometer UV,FT-IR, 13C 6. Asam asetat anhidrat, 17. Kloroform (p.a)
7. Ammonium hidroksida 18. Metaol (p.a)
NMR dan H NMR.
8. Asam asetat 10% 19. Pereaksi mayer
9. Asam klorida 2 N 20. Dragendorf
10.Alkohol 21. Plat silica gel 60 GF254 E
11.Besi (III) klorida Merck
12.Asam klorida pekat 22. Silica gel

9
PROSEDUR KERJA

10
B. Metode Ekstraksi Dan Isolasi Senyawa
A. Biosintesis
1. Ekstraksi
 Pengambilan Sample Simplisia Artemisia annua L. yang sudah dihaluskan diekstraksi
secara soxhletasi dengan metanol, tiap satu jam pelarut metanol
Sampel diambil dari perkebunan BPTO Tawangmangu
diganti agar senyawa yang didapat tidak rusak. Semua sari
Solo, Bahan simplisia yang telah dibersihkan dari terekstraksi keluar dapat dilihat pada warna ekstrak terakhir
kotoran, diiris, kemudian simplisia yang telah kering di metanol tidak lagi berwarna.. Ekstrak metanol yang didapatkan
serbuk. selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator
 Determinasi Tumbuhan sampai diperoleh ekstrak kental. Kemudian ekstrak metanol yang
Dilakukan di BPTO Tawangmangu Solo Jawa Tengah. didapat dihitung rendemennya.
2. Pemisahan
 Pemeriksaan Skrining Fitokimia a. Fraksinasi
Pemeriksaan pendahuluan ini meliputi pemeriksaan Ekstrak kental metanol ditambahkan air panas kemudian
difraksinasi dengan n-heksan menggunakan corong pisah, kocok
golongan alkaloid, fenol, flavonoid, minyak atsiri,
lalu dipisahkan antara lapisan rc-heksan dari lapisan air. Lapisan
lemak/lipid, saponin, dan steroid/ triterpenoid dan air kemudian difraksinasi dengan diklor metan menggunakan
kumarin. corong pisah, dikocok lalu dipisahkan antara lapisan air dengan
diklor metan. Fraksinasi dilakukan berulang kali sampai tiap tiap
fraksi terakhir yang didapat jernih. Masing-masing fraksi
dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Kemudian
masing-masing fraksi dilakukan KLT dengan menggunakan eluen
n- Heksan: etil asetat dengan perbandingan (4:1), (2:1) dan (1:1).

11
b. Kromatografi kolom 5. Elusidasi Struktur
Pemisahan kromatografi kolom dilakukan dengan fase diam silika a. GC-MS
gel dan fase geraknya yaitu «-heksan: etil asetat secara gradien pada Cuplikan diinjeksikan melalui lubang masuk cuplikaa pada suhu
ekstrak kental diklor- metan. tinggi,mka akan berubah menjadi gas; bersama gas pembawa pada
Ekstrak kental kemudian ditimbang sebanyak 22,69 g digerus kenaikan suhu komponen yang mempunyai titik lebur yang sama,
bersama fase diam, dimasukkan ke dalam kolom. Setelah itu dielusi secara otomatis data terekam di dalam komputer. Bandingkan
dengan fase gerak n-heksan : etil asetat dengan perbandingan (4 : 1), dengan data spektrum yang terdapat pada bank data NIST (National
(2 : 1), dan (1 : 1). Tiap tiap fraksi yang keluar ditampung dengan Institute of Standard and Technology).
erlenmeyer 20 ml dan 50 ml. Lalu fraksi dalam erlenmeyer tersebut b. Spektrofotometri Ultra Violet (UV)
dipekatkan menggunakan rotary evaporator sampai didapat fraksi Pemeriksaan spektrofotometri UV menggunakan ± 1 mg sampel
yang lebih pekat dari sebelumnya. Kemudian fraksi tersebut diujikan yang dilarutkan dengan metanol (p.a) sampai larut, dan dideteksi
pada plat KLT silica gel 60 GF254 E Merck dengan eluen yang sama menggunakan spektrofotometri UV sehingga terlihat puncak panjang
dengan sebelumnya. Fraksi yang sama Rf-nya kemudian digabung gelombang yang merupakan karakteristik suatu senyawa, kemudian
menjadi satu fraksi. grafik yang terbentuk direkam. Grafik yang terbentuk menampilkan
serapan dan panjang gelombang dari sampel tersebut.
3. Pemurnian
c. Spektrofotometri infra merah (IM)
Kristal yang terbentuk direkristalisasi dengan menggunakan pelarut
cuplikan/sampel dilarutkan dengan pelarut kloroform atau karbon
metanol kloroform. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan pelarut
tetraklorida atau karbon disulfida, dan dicatat spektrum dari larutan
yang dapat melarutkan senyawa tersebut sehingga diperoleh senyawa
ini. Larutan biasanya (1 - 5%) ditempatkan dalam sel larutan yang
murni.
terdiri dari bahan transparan. Sel yang kedua berisi pelarut murni
4. Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi ditempatkan pada berkas sinar.
a. Secara organoleptis d. Spektroskopi H NMR dan C NMR
b. Metode kimia Senyawa dilarutkan dalam deuterochloroform (CDCls), kemudian
c. Metode kromatografi dimasukkan ke dalam tabung dengan sejumlah pelarut dicukupkan
sampai setinggi ± 5 cm. Setelah itu, dideteksi dengan alat
spektrofotometri NMR (Varian Unity INOVA 500 MHz NMR).
12
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil identifikasi secara
organoleptis, uji KLT, GC-MS, spektrofotometri UV, FT IR dan
spektrofotometri 'H dan 13C NMR serta dibandingkan dengan literatur 2H-l-
Benzopyran2-one,7-hydroxy-6-methoxy maka senyawa hasil isolasi yang
terkandung di dalam herba Artemisia annua L merupakan senyawa golongan
kumarin dengan nama 2H-l-Benzopyran-2-one,7-hydroxy6-methoxy atau
dengan nama lain skopoletin dengan bobot molekul 192 dengan struktur
molekul sebagai berikut
THANK YOU!
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai