:
Ketoasidosis diabetikum (KAD) →salah satu
komplikasi metabolik akut pada diabetes
melitus dengan perjalanan klinis yang berat
dalam angka kematian yang masih cukup
tinggi.
Ketoasidosis diabetikum
DM Tipe 1
DM Tipe 2
Ketoasidosis diabetik → komplikasi dari
diabetes melitus →hiperglikemia, asidosis,
dan ketosis.
Epidemiologi kejadian KAD berkisar antara 4
hingga 8 kasus untuk 1000 pasien diabetes
Angka ini ditunjang dengan angka kematian
sebesar 0,5 hingga 7%
KAD dapat terjadi beberapa kali pada pasien
diabetes →KAD berulang.
A/DHF grade 1
P/Tubex test, KGD
Tanggal SOAP P/ Terapi
Asidosis
ketosis
Data komunitas di Amerika Serikat, Rochester
menunjukkan bahwa insiden KAD sebesar 8 per
1000 pasien DM pertahun untuk semua
kelompok umur →kelompok usia dibawah 30
tahun sebesar 13,4 /1000 pasien DM/tahun.
walaupun data komunitas di Indonesia belum
ada, namun insiden KAD di Indonesia tidak
sebanyak di negara Barat, mengingat prevalensi
DM tipe 1 yang rendah. Laporan insiden KAD di
Indonesia umumnya berasal dari data rumah
sakit, dan terutama pada pasien DM tipe 2.
Angka kematian →lebih tinggi pada beberapa
keadaan yang menyertai KAD →sepsis, syok
yang berat, infark miokard akut yang luas,
pasien usia lanjut, konsentrasi glukosa darah
awal yang tinggi, uremia dan konsentrasi
keasaman darah yang rendah
Infeksi
Faktor pencetus
Infark miokard
akut
Pankreatitis akut
Penggunaan obat
golongan steroid
Menghentikan
atau mengurangi
dosis insulin
KAD ditandai oleh adanya hiperglikemia, asidosis
metabolik, dan peningkatan konsentrasi keton
yang beredar dalam sirkulasi.
Ketoasidosis →akibat dari kekurangan atau
infektifitas insulin yang terjadi bersamaan
dengan peningkatan hormon kontraregulator
(glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon
pertumbuhan).
Keadaan tersebut menyebabkan produksi
glukosa hati meningkat dan utilisasi glukosa oleh
sel tubuh menurun→hiperglikemia.
Kombinasi defisiensi insulin dan peningkatan
konsentrasi hormon kontra regulator
terutama epinefrin→ mengaktivasi hormon
lipase sensitif pada jaringan lemak →lipolisis
meningkat →terjadi peningkatan produksi
benda keton dan asam lemak bebas secara
berlebihan.
Akumulasi produksi benda keton oleh sel hati
dapat menyebabkan metabolik asidosis.
Benda keton utama ialah asam asetoasetat
(AcAc) dan 3 beta hidoksi butirat (3HB),
dalam keadaan normal konsentrasi 3HB
meliputi 75-85% dan aseton darah
merupakan benda keton yang tidak begitu
penting. Meskipun sudah tersedia bahan
bakar tersebut sel-sel tubuh masih tetap
lapar dan terus memproduksi glukosa.
Hanya insulin yang dapat menginduksi transpor
glukosa kedalam sel →memberi signal untuk
proses perubahan glukosa menjadi
glikogen→menghambat lipolisis pada sel lemak
(menekan pembentukan asam lemak
bebas)→menghambat glukoneogenesis pada sel
hati serta mendorong proses oksidasi melalui
siklus Krebs dalam mitokondria sel.
Melalui proses oksidasi tersebut akan dihasilkan
adenin trifosfat (ATP) yang merupakan sumber
energi utama sel.
Gejala klinis
pernapasan cepat dan dalam (Kussmaul),
Tanda dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan
bibir kering)
hipovolemia sampai syok
Bau aseton dari hawa nafas tidak terlalu mudah
tercium.
poliuri dan polidipsi seringkali mendahului KAD serta
didapatkan riwayat berhenti menyuntik insulin,
demam, atau infeksi.
Muntah-muntah
nyeri perut yang menonjol dan hal ini berhubungan
dengan gastroparesis-dilatasi lambung.
Derajat kesadaran pasien dapat dijumpai
kompos mentis
delirium atau depresi