• Jika kandungan gas yang paling berpengaruh adalah H2S atau CO2
atau keduanya disebut Sour gas atau gas asam. Ikutan harus di
ambil sebelum gas ini digunakan sebagai bahan bakar atau bahan
dasar pembuatan Amonia di industry petrokimia
• Specific Gravity of Gas di definisikan sebagai rasio berat molekul gas nyata
terhadap udara. Jika berat molekul udara dianggap sebesar 28,97 (nitrogen 79%
dan 21% oksigen) maka Specific Gravity of Gas :
• MWa adalah berat molekul gas, yang dapat dihitung berdasarkan komposisi gas,
yang biasanya ditentukan pada laboratorium dan dilaporkan dalam bentuk mole
fractions components gas. Dengan metode mixing rule diperoleh:
• Pci dan Tci adlah critical pressure dan critical temperature dari komponen i
• Problem: Komposisi gas seperti pada tabel, anda tentukan berat molekul, specific
gravity, pseudo-critical pressure, dan pseudo critical temperature gas.
• Gunakan MixingRule.xls.
Viscositas Gas
• Jika komposisi dan viskositas komponen gas diketahui, maka viskositas gas
campuran:
• Hubungan viskositas gas di sini meliputi dua tahap prosedur: viskositas gas pada
temperature dan tekanan atmosfir diperkirakan pertama dari spesifik grafity gas
dan kandungan komponen unorganic. Nilai atmospheric di atur pada tekanan
dengan menggunakan factor koreksi pada keadaan tekanan dan temperature
reduksi. Viskositas pada tekan atmospheric dinyatakan sebagai berikut :
• dimana
• Pengembangan :
• Kemudian, salah satu nilai ditentukan dari sisi sebelah kanan pada persamaan,
viskositas pada kenaikan tekanan dapat dihitung dengan korelasi berikut ini:
• Dimana satuan formation volume factor adalah ft3/ scf. Jika dinyatakan dalam
rb/scf, akan dibuat bentuk sebagai berikut
• Faktor volume ini sering digunakan untuk mengestimasi well gas IPR (inflow
performance relationship). Cara lain untuk menyatakan parameter ini
menggunakan faktor ekspansi yang di definisikan in scf = ft3, sebagai
• Diman a n adalah moles gas, p adalah tekanan pada psia, V adalah volume
dalam ft3, dan T adalah temperature oR, dan R adalah konstante gas dengan nilai:
10.73 psia ft3/moleoR. Nilai Faktor compressibiliti Gas ditentukan berdasarkan
pengukuran di laboratorium PVT.
• Contoh, Estimasi z-faktor Natural gas, pada 5,000 psia and 180oF. Gunakan Brill-
Beggs-Z.xls.
• Karena gas compressible dipengaruhi pressure dan temperature. Densitas Gas
dapat dihitung dengan pendekatan yang lebih teliti dari hukum gas real gas:
• Karena gas compressible dipengaruhi pressure dan temperature. Densitas Gas
dapat dihitung dengan pendekatan yang lebih teliti dari hukum gas real gas:
• m massa gas dan ρg densitas gas. Jika ρg densitas gas dinyatakan dengan spesifik
graviti dimana MW udara dianggap sama dengan 29 maka densitas gas sebagai
berikut:
• dalam lbm/ft3
• Contoh. Gas dari oil spesifik graviti 0.65, hitung z-faktor dan densiti gas 5000 psia
dan 180 oF. Gunakan Hall-Yarborogh-z.xls.
• Diskusi. Pengetahuan berbagai compressibiliti fluida pada tekanan and temperatur
adalah sangat essential mengkalkulasi performing banyak reservoir. Untuk fasa
cair, kompressibiliti adalah kecil dan biasanya dianggap tetap. Untuk fasa gas,
kompresibiliti adalah tidak konstan. Untuk isothermal, kompressibiliti gas adalah
volume per unit volume dari satu satuan perubahan tekanan. Atau dinyatakan
sebagai berikut:
• Diskusi. Pengetahuan berbagai compressibiliti fluida pada tekanan and temperatur
adalah sangat essential mengkalkulasi performing banyak reservoir. Untuk fasa
cair, kompressibiliti adalah kecil dan biasanya dianggap tetap. Untuk fasa gas,
kompresibiliti adalah tidak konstan. Untuk isothermal, kompressibiliti gas adalah
volume per unit volume dari satu satuan perubahan tekanan. Atau dinyatakan
sebagai berikut:
• Contoh. Hitung scf gas terlarut dalam brine yang mengandung 50.000 ppm pada
pressure 5000 psia dan temperatur 200F .Dari gambar diatas
• Contoh. Hitung scf gas terlarut dalam brine yang mengandung 50.000 ppm pada
pressure 5000 psia dan temperatur 200F .Dari gambar diatas
• Kelarutan air dalam Gas dinyatakan dengan persamaan dan ditunjukkan gambar
dibawah ini
• Kandungan air dari natural gas yang berkeseimbangan dengan air cair.
• Contoh. Tentukan kandungan air dalam natural gas yang berkontak dengan 100000
ppm brine pada 3000 psia dan 200F. Dari grafik diatas diperoleh
• Perlu diketahui Gas Hidrat adalah komponen kristalin yang terbentuk secara kimia
antara air dan hidrokarbon dibawah kondisi titik beku air pada temperatur rendah
dan tekanan tinggi
1.2.6. Gas-Condensate System
• Eksplorasi gas alam yang mengandung gas terkondensat awalnya terjadi di dalam
reservoir, kemudian mengembun sepanjang separator. Desain untuk memproduksi
harus memahami sifat fasa ini.
• Sifat fasa sederhana untuk setiap sistem komponen tetapi menjadi sulit untuk
komponen yang lebih banyak.
• Disini dibahas sistem yang sederhana untuk memahami sistem yang lebih
kompleks. Untuk fluida satu komponen.
• Satu komponen ini ditentukan oleh perubahan temperatur. Suatu zat cair sangat
dekat dengan molekul gas, tetapi dapat dipisahkan secara cepat.
• Molekul single komponen ini terdispersi dengan adanya energi kinetik. Jadi
dispersi ini sangat tergantung pada keadaan. Pada kenaikan temperatur tenaga
kinetik akan meningkat, sementara peningkatan ini menimbulkan tekanan yang
naik. Untuk mengamati secara mudah dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Diagram fasa bahan murni ditunjukkan garis isobaric pada perubahan temperatur
• Untuk fluida multikomponen lihat gambar dibawah
Kurva tekanan uap dua komponen murni dan diagram untuk campuran 50:50.
Phase diagram showing cricondentherm and cricondenbar.
• Proses pemisahan dapat terjadi pada tekanan atau temperatur. Perubahan fluida
ini disebut keadaan diferensial dan flash atau peristiwa keseimbangan.
• Karena ada empat muatan listrik menempati posisi simetris, molekul air
berperilaku sebagai magnet batang seperti yang ditunjukkan pada Gambar,
memiliki momen dipol.
• Ikatan hidrogen : O-H··O, O-H··N, N-H··O. molekul air menggabungkan molekul air
lainnya, alkohol, asam amino, dll. Gambar menunjukkan kombinasi dari molekul air
dengan ikatan hidrogen. Ini momen dipol dan ikatan hidrogen air memberikan sifat
yang sangat unik untuk membandingkan air dengan zat organik dan anorganik
lainnya.
• Air memiliki kekuatan ikatan hidrogen kuat dan menggabungkan dengan molekul
air lainnya untuk meningkatkan berat molekul jelas.
1.4.1. Pelarutan air
• Senyawa yang sangat larut dalam air disebut senyawa “ hydrophilic” (takut-air) >
garam
• Senyawaan yang bercampur dengan air disebut senyawa “hydrophobic”(takut –
air) -> minyak dan lemak
• Kemampuan untuk bercampur dengan air ditentukan gaya tarik-menarik
(attractive forces). Bila tidak, molekul senyawa tersebut akan terdorong (“pushed
out”) dari molekul air dan tidak akan larut.
• Tegangan permukaan dan Efek kapiler air. Air memiliki tegangan permukaan yang
besar karena kohesi yang kuat antara molekul-molekul air membentuk tetes air
Pada permukaan yang bersih , air akan membentuk lapisan tipis, karena gaya
molekuler antara gelas dan air (adhesi) lebih kuat daripada kohesi. Air memiliki
efek kapiler (gerakan kapiler) yaitu kemampuan dari suatu material untuk menarik
air kearah atas melawan gaya gravitasi. Ini terjadi karena gaya adhesi intrmolekuler
antara cairan dan padatan lebih kuat dari gaya kohesi antara molekul cairan.
1.4.2. Dissolved Solids and Dissolved Gases
• Dissolved Solids. Solids, terlarut dalam air menjadi larutan homogen. Ukuran
partikel Solid lebih kecil dari 0.45 micron (1 micron : 0.001 mm)
• Setiap mineral mempunyai harga batas kelarutan di dalam air
• Dissolved Gases.
Properti lain-lain
a) pH
pH sangat penting karena beberapa alasan. Alasan pertama, kelarutan scale sangat
tergantung pada pH. Semakin tinggi pH, semakin besar kecenderungan
pembentukan scale. Jika pH rendah (lebih asam) maka kecenderungan scale
menurun, namun corrosivity meningkat. Kebanyakan oilifield memiliki pH antara 4
dan 8. Alasan kedua H2S dan CO2 adalah gas asam karena cenderung untuk
menurunkan pH air (membuat lebih banyak asam) ketika larut dalam air,. gas asam
terionkan pada tingkat tertentu dan pH ini membantu untuk kelarutan dan pH
membantu untuk menentukan derajat ionisasi. Hal ini penting dalam memprediksi
efek korosi padatan.
b) Kandungan padat tersuspensi
Jumlah zat padat yang dapat disaring dari suatu volume tertentu menggunakan
filter membran. Ini salah satu dasar untuk memperkirakan kecenderungan
penyumbatan air. Umumnya digunakan sebuah filter dengan ukuran 0,45 micron
c) Distribusi ukuran Partikel
Hal ini dimungkinkan untuk memperkirakan distribusi ukuran partikel padatan
tersuspensi dalam sampel air dengan berbagai teknik. Sebuah pengetahuan
tentang distribusi ukuran partikel dapat sangat membantu dalam menentukan
kebutuhan untuk penyaringan dan dalam pemilihan filter. Hal ini juga berguna
dalam memantau kinerja filter.
d) Bentuk Partikel
Penentuan bentuk partikel dengan mikroskop elektron sangat membantu dalam
penentuan kebutuhan filtrasi. Hal ini biasanya digunakan mengetahui distribusi
ukuran partikel.
e) Komposisi kimia Suspended Padat
Penentuan komposisi padatan tersuspensi sangat penting. Ini untuk memastikan
asal-usul produk korosi, scale partikel, pasir formasi, dll sehingga tindakan dapat
diambil dengan pasti. Pengetahuan tentang chemical composition juga penting
dari sudut pandang merancang prosedur clean out.
f) Tubidity
Kekeruhan menunjukkan air berisi materi yang tidak larut seperti padatan
tersuspensi, tersebarnya gelembung minyak atau gas. Ini adalah ukuran dari
tingkat "kekeruhan" dari air. Kekeruhan menunjukkan penyumbatan formasi.
Pengukuran kekeruhan digunakan untuk memantau kinerja filter.
g) Suhu
Suhu air mempengaruhi kecenderungan scaling, pH dan kelarutan gas dalam air.
Specific gravity air juga merupakan fungsi suhu.
h) Spesifik Gravity
Densiti air murni 1 gm/m1 atau 1000 kg/m3. Jadi, berat jenis lebih besar dari 1,0
berarti bahwa sampel air lebih padat, atau beratnya lebih dari air murni. Karena air
mengandung padatan terlarut (ion, senyawa, gas) lebih padat daripada air murni
dan karena itu memiliki berat jenis lebih besar dari 1,0. Besarnya gravitasi spesifik
adalah indikator langsung dari jumlah total padatan terlarut dalam air. Oleh karena
itu, perbandingan gravitasi spesifik air memberikan perkiraan yang cepat dari
jumlah relatif dari padatan terlarut di air.
1.4.3.Campuran Minyak-Air
• Air mengandung sejumlah substances hydrocarbons. Komposisi dan konsentrasi
substances bervariasi antara lapangan minyak. Terminologi yang digunakan
konsentrasi adalah milligrams per liter (mg/l), atau ppm. Beberapa hal yang
penting di bicarakan untuk air adalah:
• Fasilitas produksi air harus mengurangi kadar hidrokarbon 0,1 sampai 10 persen
volume hidrokarbon dan total minyak yang harus dikurangi dari air berkisar antara
50 mg/l menjadi 15 mg/l. Untuk operasi lepas pantai 29 mg/l.
• Air biasanya mengandung padatan terlarut bervariasi dari 100 mg/l hingga
300.000 mg/l, ini sangat tergantung pada lokasi geografis, usia dan jenis reservoir.
Padatan terlarut didominasi natrium (Na+) kation dan klorida (Cl-) anion. Kation
lainnya kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), dan besi (Fe2+), sedangkan untuk barium
(Ba2+), kalium (K+), strontium (Sr+), aluminium (Al3+), danlithium (Li+) lebih jarang
ditemui. Anion lainnya seperti bikarbonat, karbonat, dan sulfat.
• Adanya air yang mengalir bercampur oksigen akan mengakibatkan pembentukan
endapan kalsium karbonat (CaCO3), kalsium sulfat (CaSO4), dan sulfida besi (FeS2).
Untuk endapan Kalsium karbonat (CaCO3) dapat terbentuk dengan campuran dua
aliran yang berbeda, dimanan penyebabnya adalah penguranga tekanan yang
melepaskan karbon dioksida. Hal ini akan meningkatkan pH air yang dihasilkan,
mengurangi kelarutan CaCO3 dan mengarah kepengendapan. Kelarutannya dalam
air adalah sekitar 1.000 mg/l pada 60F (15C) dan berkurang menjadi 230 mg/l
jika suhu ditingkatkan menjadi 200F (93C).
• Untuk kalsium sulfat (CaSO4) adalah salah satu endapan sulfat seperti CaCO3,
sebagai hasil dari campuran dari lapangan yang berbeda atau alami sebagai akibat
dari perubahan suhu dan tekanan air pada perjalanan dari bawah permukaan ke
fasilitas. Kelarutan CaSO4 maksimum sebesar 2.150 mg/l pada 100F (38C) dan
akan berkurang hingga 2.000 mg/l pada 60F (15C). Kelarutan CaSO4 menurun
dengan meningkatnya suhu di atas 100 F dengan kelarutan yang menurun menjadi
1.600 mg/l pada 200 F (93C).
• Besi sulfida (FeS2) merupakan produk korosi yang disebabkan oleh air yang
mengandung hidrogen sulfida terlarut yang berkontak dengan peralatan baja
karbon. Mencampur air yang mengandung kation besi (Fe2+) dengan air yang lain
yang mengandung hidrogen sulfida akan mengakibatkan endapan FeS2.
• Strontium barium dan sulfat (BaSO4 dan SrSO4) jauh lebih sedikit terlarut dari
kalsium sulfat. Kelarutan BaSO4 cukup rendah, memiliki nilai sekitar 3 mg/l selama
rentang dari 100 F (15C)- 200 F (93 C). Kelarutan SrSO4 adalah 129 mg/l pada
77F (25C) dan berkurang menjadi 68 mg/l dengan peningkatan suhu 257 F (125
C).
• Dalam, air mengandung padatan terproduksi sering tersuspensi. Ini meliputi tanah
liat, pasir, patahan proppant
• Sejumlah kecil padatan dalam air yang dihasilkan dapat menciptakan masalah, dan
tergantung pada ukuran partikel dan daya tarik relatif minyak. Jika karakteristik
fisik dan muatan listrik hasil padatan tertarik ke tetesan minyak terdispersi,
partikel-partikel padat dapat menstabilkan emulsi dan tersebar, sehingga
mencegah koalesensi dan pemisahan dari fase minyak.
• Spesifik Gravitasi gabungan dari tetesan minyak / padat yang dihasilkan dapat
sama dengan air, dan pemisahan gravitasi menjadi sulit. Konsentrasi padatan
tersuspensi dapat dipantau dengan tes penyaring 0,45 mikron. Untuk analisis
kandungan mineral dalam upaya mengidentifikasi sumber padat. Ketika padatan
ada dalam praktek-praktek harus diterapkan berikut:
• Kimia harus digunakan untuk menghentikan daya tarik elektronik antara partikel
solid dan tetesan minyak. Gas terlarut yang paling penting yang ditemukan dalam
air yang dihasilkan termasuk gas alam (metana, etana, propana, dan butana),
hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.
• Pada reservoir air dapat menjadi jenuh dengan gas-gas pada tekanan yang relatif
tinggi. Sebagai air yang dihasilkan mengalir ke atas sumur, sebagian besar gas flash
ke fase uap dan dihilangkan dalam tangki pemisah vessel.Tekanan dan temperatur
di mana air yang dihasilkan dipisahkan dari minyak, kondensat, dan/atau aliran gas
alam akan berdampak pada kualitas gas terlarut yang akan terkandung dalam
aliran air yang dihasilkan
• Semakin tinggi tekanan pemisahan, semakin tinggi kuantitas gas terlarut akan.
Hubungan berlaku untuk efek suhu: semakin tinggi suhu pemisahan, semakin
rendah jumlah gas terlarut akan. Komponen gas alam sedikit larut dalam air pada
tekanan sedang sampai tinggi dan akan hadir dalam aliran air yang dihasilkan
• Kelarutan gas alam (terutama metana) digambarkan secara grafis sebagai fungsi
dari tekanan, temperatur, dan gravitasi spesifik air. Sangat menarik untuk dicatat
bahwa komponen gas alam memiliki afinitas untuk tetesan minyak tersebar, dan
prinsip ini diterapkan untuk desain peralatan gas flotasi yang digunakan dalam
sistem air yang dihasilkan treatmen. Jika hidrogen sulfida ada dalam reservoir
cairan yang dihasilkan, atau jika bakteri mengurangi sulfat maka masalah terjadi
dalam reservoir atau peralatan produksi, hidrogen sulfida juga akan ada dalam
aliran air yang dihasilkan. Hidrogen sulfida korosif, dapat menyebabkan scaling besi
sulfida, dan sangat beracun jika terhirup. Toksisitas hidrogen sulfida menghalangi
operasi dan pemeliharaan peralatan, terutama ketikavalve harus dibuka untuk
penyesuaian
• Jika karbon dioksida ada dalam reservoir cairan yang dihasilkan, juga akan ada
dalam air yang dihasilkan. Karbon dioksida adalah korosif dan dapat menyebabkan
scaling CaCO3. Di sisi lain, penghilangan CO2 dan H2S akan menghasilkan pH
menurun, yang dapat menyebabkan scaling. Oksigen tidak ditemukan secara alami
dalam air yang dihasilkan.Namun, ketika air yang dihasilkan dibawa ke permukaan
dan terkena atmosfer, oksigen akan diserap ke dalam air. Air yang mengandung
oksigen terlarut dapat menyebabkan korosi yang parah dan cepat, timbul padatan
dari reaksi oksidasi, yang menghambat pembersihan
• Emulsi yang paling banyak ditemui di lapangan minyak adalah tetesan air di fase
minyak kontinyu dan disebut air didispersikan dalam bentuk tetesan yang sangat
kecil berkisar antara 100 sampai 400 mikron. Tetesan minyak dalam fase air yang
kontinu dikenal sebagai "emulsi terbalik" dan dapat terjadi dalam operasi air yang
dihasilkan treatmen. Jika emulsi stabil, tetesan minyak berkontak satu sama lain
akan membentuk tetesan yang lebih besar
• Emulsi stabil adalah suspensi dari dua cairan bercampur dengan baik karena
adanya penstabil agen pengemulsi yang bertindak untuk mempertahankan film
antarmuka antara fase. Bahan kimia, panas, settling time, dan elektrostatika dapat
digunakan untuk menghapus film yang menyebabkan emulsi. Emulsi stabil yang
tidak di traetment dapat tetap selama beberapa hari atau bahkan berminggu-
minggu
• Emulsi Minyak dalam air dapat dilakukan "pemutus emulsi," yang destabilizers
khusus atau demulsifiers. Ini mirip dengan pemutus emulsi konvensional kecuali
untuk air-larut. Pemutus emulsi reverse umumnya disuntikkan ke dalam aliran air
dengan konsentrasi 5 sampai 15 ppm. Overtreating harus dihindari karena bahan
kimia ini dapat menstabilkan emulsi. Emulsi dalam air akan menjadi minyak dalam
bentuk tetesan pecah setelah film dari emulsi rusak
• Minyak terlarut juga disebut "minyak larut," semua hidrokarbon dan senyawa
organik lain memiliki kelarutan dalam water. Air yang dihasilkan berasal dari
produksi gas / kondensat biasanya menunjukkan tingkat minyak terlarut cukup
tinggi. Selain itu, air terkondensasi dari uap regenerasi glikol mengandung
aromatik termasuk benzena, toluena, etil benzena, dan xilena yang larut dalam air
yang dihasilkan.
• Aliran air yang mengandung konsentrasi minyak terlarut dapat didaur ulang ke
pemisah untuk membantu mengurangi kuantitas minyak terlarut dalam air.
Teknologi lainnya, seperti bio-treatment, filtrasi adsorpsi, ekstraksi pelarut, dan
saat ini sedang dievaluasi oleh industri untuk menghilangkan minyak terlarut
dengan membran, tetapi proses tersebut belum tersedia untuk aplikasi komersial
• Kelarutan minyak di air yang dihasilkan belum didokumentasikan secara luas,
tetapi kelarutan beberapa hidrokarbon tidak berubah dengan suhu 25 sampai
75oC.
• Pengaruh salinitas yang tinggi dapat mengurangi kelarutan hidrokarbon terlarut.
Ini menyiratkan bahwa air yang dihasilkan dari sumur gas dan gas sumber
pengolahan harus dicampur dengan air garam yang tersedia untuk mengurangi
terlarut minyak
• Minyak yang tersebar dapat terdiri dari tetesan minyak ukuran mulai dari sekitar
0,5 mikron dia sampai 200 mikron diameter. Ukuran tetesan minyak yang
terdistribusi salah satu parameter kunci mempengaruhi kecepatan tetesan minyak
yang proporsional dengan kuadrat dari diameter tetesan. Peralatan yang
digunakan pada operasi mengikuti hukum Stokes. Diameter tetesan minyak ini
memiliki efek besar pada pemisahan dan penghilangan dari tetesan minyak dari
air. Kemampuan diberikan sistem perangkat de-oile untuk pemisahan atau
removal minyak yang tersebar semakin tinggi jika ukuran tetesan berkurang.
Ukuran tetesan minyak terdistribusi merupakan karakteristik yang sangat
fundamental untuk air yang dihasilkan dan harus dipertimbangkan dalam
merancang dan ukuran sistem yang mentreat untuk memenuhi syarat kepatutan
air limbah.Untuk air yang dihasilkan efluen dari pemisah tiga fase, diameter
tetesan minyak maksimal 250 sampai 500 mikron. Untuk pertama de-oile
peralatan satu fase, tetesan minyak diameternya 30 mikron dengan inlet kadar
minyak total kurang dari 100 mg/l dapat diasumsikan untuk unpan air untuk
peralatan treatmen akhir.
• Viskositas campuran minyak-air. Viskositas air yang dihasilkan tergantung pada
jumlah padatan terlarut dalam air serta suhu, tetapi untuk situasi praktis
kebanyakan bervariasi 1,5-2 centipoise pada 50oF, 0,7-1 centipoise pada 100oF, dan
0,4-0,6 centipoise di 150oF. Ketika emulsi minyak dan air terbentuk, viskositas
campuran mungkin jauh lebih tinggi daripada viskositas minyak atau air.
• Gambar menunjukkan beberapa percobaan
• Dalam kasus ini spesies kimia dalam larutan air sebagai ion. Kombinasi ion ini
terdiri dari senyawa-senyawa yang memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air.
Air memiliki kapasitas melarutkan terbatas untuk mempertahankan senyawa
dalam larutan. Jika kelarutannya terlampaui maka endapan senyawa dari larutan
akan sebagai padatan. Oleh karena itu, pengendapan bahan yang dapat
membentuk scale akan terjadi jika:
a. Air mengandung ion yang mampu membentuk senyawa kelarutan terbatas dan
b. Ada perubahan dalam kondisi fisik atau komposisi air yang menurunkan
kelarutan.
• Presipitat padat dapat membentuk kerak yang koheren pada permukaan seperti
dinding pipa. Pembentukan kerak sering membatasi aliran melalui suntikan dan
jalur aliran, dan string tabung. Singkatnya, kerak ini menjadi masalah produksi yang
sangat diperhitungkan. Kontrol scale yang efektif harus menjadi salah satu tujuan
utama dari operasi injeksi air yang efisien.
• Scale yang umum yang ditemukan dalam air ladang minyak seperti tercantum di
bawah ini bersama dengan variabel utama yang mempengaruhi kelarutan.
• Efek CO2. Kehadiran CO2 meningkatkan kelarutan CaCO3 dalam air. Ketika karbon
dioksida larut dalam air, membentuk asam karbonat, yang mengionisasi menurut
serangkaian persamaan berikut:
• Hanya sebagian kecil dari ion bikarbonat memisahkan pada nilai pH yang
ditemukan pada air injeksi untuk membentuk H+ dan CO3- seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. Ion bikarbonat jauh melebihi jumlah ion karbonat dalam keadaan
normal. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa persamaan 2 adalah ekspresi yang
lebih akurat untuk pengendapan kalsium karbonat.
• Oleh karena itu, jika sistem air beroperasi pada 100 bar dan gas terkait
mengandung 10% mol CO2 (1 berat molekul CO2 per 10 berat Molekuler dari gas),
maka tekanan parsial CO2 dalam gas adalah:
• Jadi, jika salah satu tekanan sistem atau persentase CO2 dalam gas meningkat,
jumlah CO2 yang terlarut dalam air juga akan meningkat. Gambar 2
menggambarkan efek dari tekanan parsial CO2 pada pH air yang mengandung
mineral terlarut sedikit atau tidak ada. Data ini tidak diterapkan pada air asin,
tetapi untuk mineral terlarut yang akan mengubah hubungan antara pH dan
jumlah CO2 terlarut.
• Pengaruh pH. Jumlah yang hadir CO2 di dalam air mempengaruhi pH air dan
kelarutan kalsium karbonat. Namun, kenyataan tidak peduli apa yang
menyebabkan keasaman atau alkalinitas air. Semakin rendah pH, semakin kecil
kemungkinan CaCO3 presipitasi dan Sebaliknya.
• Pengaruh Suhu. Berlawanan dengan perilaku bahan yang paling, kalsium karbonat
menjadi kurang larut sebagai peningkatan suhu yang lebih panas air-mendapat,
skala CaCO3 lebih mungkin akan membentuk.
Oleh karena itu, air yang non-scaling di permukaan dapat mengakibatkan
pembentukan kerak di injeksi dengan baik jika suhu downhole cukup tinggi. Ini
juga merupakan alasan bahwa scale CaCO3 oftern ditemukan pada peralatan
pemanas.
• Perilaku umum dari CaCO3 kelarutan sebagai fungsi temperatur ditunjukkan pada
Gambar.
• Efek Garam Terlarut. Keberadaan larutan garam-garam NaCl selain ion kalsium
atau sulfat meningkatkan kelarutan anhidrit gipsum sampai konsentrasi garam
sekitar 150.000 mg/l. Lebih lanjut penurunan kelarutan CaSO4. (lihat Gbr)
• Efek Tekanan. Kelarutan kalsium sulfat dalam air meningkat dengan tekanan. Efek
peningkatan tekanan fisik, menghasilkan penurunan ukuran molekul kalsium
sulfat. Meskipun peningkatan tekanan agak besar efek perubahan ukuran molekul,
efek tekanan dapat penting dan bermanfaat dalam sumur injeksi di mana tekanan
yang cukup dapat dikembangkan.
Solubility of Gypsum in NaCl Brines at Temperatures from 0 to 90C
Efek dari tekanan dan suhu pada kelarutan anhidrit ditunjukkan pada Gambar.
Perhatikan bahwa efek tekanan menurun dengan meningkatnya suhu.
• Efek dari tekanan dan suhu pada kelarutan anhidrit ditunjukkan pada Gambar.
Perhatikan bahwa efek tekanan menurun dengan meningkatnya suhu.
• Tabel berikut membandingkan kelarutan dari tiga scale yang dapat diketahui
sejauh ini, dalam air suling pada 25 C:
Comparative Solubilities
• Pengaruh Suhu. Barium sulfat kelarutan meningkat dengan suhu. Kelarutan dalam
air suling meningkat dari 2,3 mg/l pada 25 C untuk 3,9 mg/l pada 95C.
Peningkatan ini cukup banyak persentase bijaksana, tetapi barium sulfat masih
cukup larut bahkan pada suhu yang lebih tinggi.
• Efek garam terlarut. Kelarutan barium sulfat dalam air akan meningkat seperti
dalam kasus kalsium karbonat dan kalsium sulfat. Penambahan 100,000 mg/l NaCl
dengan air suling akan meningkatkan kelarutan BaSO4 dari 2,3 mg/l menjadi 3,0
mg/l pada 25 C. Jika dipertahankan 100.000 mg/l NaCl dan suhu 95C akan
meningkatkan kelarutan BaSO4 sampai sekitar 65 mg/l. Gambar dibawah
menunjukkan pengaruh suhu terhadap kelarutan BaSO4 dalam solusi natrium
klorida pada tekanan atmosfer.
• Stronsium Sulfat. Perilaku Kelarutan SrSO4 sangat mirip dengan BaSO4 kecuali
bahwa hal itu jauh lebih larut dari BaSO4. Strontium sulfat memiliki kelarutan 114
mg / l pada air murni pada suhu 25 C. Stronsium meningkatkan kelarutan sulfat
dengan suhu dan kandungan garam terlarut. Gambar 9 menunjukkan kelarutan
SrSO4 dalam solusi Klorida natrium pada 25 C dan tekanan atmosfer.
• slug Catcher,
digunakan
untuk pemisah
gas-cair dengan
kapasitas besar.
Sistem ini
dirancang
untuk
mengeluarkan
gas dengan
penurunan liquid “fingers
tekanan.
Horizontal Slug Catcher
• Inlet Diverter
• Aliran masuk ke separator turbulen, kecepatannya tinggi dan fluida terdiri dari campuran gas
dan cairan. Kecepatan cairan masuk tinggi, maka momentum tinggi. Pada Inlet Diverter, fluida
berubah arah dengan menyerap momentum cairan sehingga cairan dan gas memisah.
Bagian utama Seperator
• Liquid collection
• Koleksi cair, terletak di bagian bawah vessel. Vessel menyediakan waktu retensi setiap gas
yang masuk ke dalam cairan untuk pergi ke bagian settling gravitasi. Selain itu, menyediakan
volume untuk gelombang yang terjadi pada pelepasan cairan. Kecepatan pemisahan
tergantung pada waktu retensi. Waktu retensi dipengaruhi oleh jumlah cairan, tinggi cairan
masuk vesel, dan diffrensial density dari cairan. Pemisahan cair-cair membutuhkan waktu
retensi lebih lama dari pemisahan gas-cair
•
Bagian utama Seperator
• Settling Gravity
• Gas memasuki bagian gravity settling, terjadi tetesan cair kecil dalam gas yang tidak
terpisahkan oleh Inlet Diverter. Ini dipisahkan oleh bagian settling gravitasi dan
jatuh ke interface gas liquid. Bagian settling Gravitasi ini, berukuran sedemikian
rupa sehingga tetesan cairan lebih besar dari 100-140 mikron jatuh ke antarmuka
gas-cair, sementara tetesan cair yang lebih kecil tetap dengan gas. Tetesan cair
lebih besar dari100-140 mikron tadi tidak diinginkan membebani ekstraktor kabut
di bagian outlet pemisah.
•
Bagian utama Seperator
• Mist Extractor
• Gas meninggalkan bagian settling gravity ini berisi tetesan cair kecil, umumnya kurang dari
100-140 mikron. Sebelum gas meninggalkan vessel, melewati bagian penggabung (coalescing
section) atau kabut (mist) extractor. Bagian ini menyediakan elemen penggabung dengan luas
permukaan yang besar sehingga terbentuk tetesan kecil dari cairan. Sebagai gas yang
mengalir melalui penggabung, dibuat berubah ke berbagai arah. Karena massa yang lebih
besar, tetesan cair tidak mampu
Problem Alat Pemisahan