Anda di halaman 1dari 111

OIL & GAS SURFACE PRODUCTION

SYSTEM & HANDLING FACILITIES


Dr. Ir. Ramli Sitanggang, B.Eng., MEng
Bab 1. Gas, Oil and water Properties
1.1. Introduction
1.2. Gas Properties
1.1.1. Ideal gas
1.1.2. Real Gas
1.1.3. Gas Formation Volume Factor
1.1.4. Gas Compressibility
1.1.5. Gas-Water System
1.1.6. Gas-Condensate System
1.3. Oil Properties
1.3.1. Componen oil
1.3.2. Density of oil
1.3.3. Viscosity of oil
1.4. Water Properties
1.4.1. Water
1.4.2. Dissolved Solids and Dissolved Gases
1.4.3. Oil-water
Pendahuluan
Umumnya optimasi surface production system dan handling
baik dari segi pengendalian proses (kontrol) maupun dengan
keamanan proses (safety) sangat ditentukan dengan pilihan
diagram alir proses fasilitas (PFD). Pengetahuan berbagai alat
proses yang telah digabungkan ke dalam PFD sangat
menentukan keberhasilannya. Gambar dibawah salah satu
aliran proses yang umum digunakan untuk diskusi. Terlepas
apa itu disebut, baik lembar aliran maupun diagram alir atau
informasi proses, kedua sebutan ini adalah sama tujuannya.
Gambar . Typical flowsheet surface production equipment
Gambar. Schematic flow diagram of surface production equipment
• Gambar ini diklasifikasikan sebagai Operasi
permukaan produksi minyak bumi. Klasifikasi ini
meliputi semua peralatan mulai dari kepala
sumur sampai pengapalan. Secara umum bagian
unit proses untuk keperluan optimasi surface
production dibagi menjadi Unit Gatering System,
Unit Seperator System, Unit Treating system, Unit
Storage Shipping system, Unit Pipe line system.
Tetapi pengelompokan ini tidak mengikat dalam
ilmu pengetahuan tetapi tergantung dari
menejemen produksi.
Control and safety configuration
Keterangan simbol flowsheet
Kedua gambar diatas dilengkapi menunjukkan
Sistem Pengendalian Diagram (SCD)) dengan
informasi berbasis mekanik P & ID dengan
kontrol loop dan Interlocks
Bab 1.
Oil and Gas Properties
1.1.Introduction

• Character Gas dibentuk dari campuran gas hidrokarbon dengan


beberapa ikutan, terutama nitrogen, hydrogen sulfide, carbon
dioksida.

• Jika kandungan gas yang paling berpengaruh adalah H2S atau CO2
atau keduanya disebut Sour gas atau gas asam. Ikutan harus di
ambil sebelum gas ini digunakan sebagai bahan bakar atau bahan
dasar pembuatan Amonia di industry petrokimia

• Gas Hidrokarbon adalah methane, ethane, dan seterusnya serta


sejumlah kecil hexan dan seterusnya dan beberapa fraksi
hidrokarbon berat. Gas diproses sampai methane mempunyai
komposisi 95 – 98%.
• Komposisi Gas secara actual dari dari sumur
yang berbeda komposisi gas bervariasi.
Bahkan untuk sumur produksi yang sama juga
komposisinya dapat berbeda. Artinya metode
untuk memproses gas juga akan berbeda
beda.
• Dibawah ini table yang menunjukkan type
komposisi gas alam.
1.2. Gas Properties

• Sifat Gas yang paling penting adalah spesifik gravitasi gas,


tekanan dan suhu, serta viskositas gas.

1.2.1. Ideal gas

• Gas ideal didefinisikan sebagai (1) salah satu volume yang


terjadi dengan molekul yang kecil dibandingkan terhadap
volume gas keseluruhan, (2) semua molekul yang ada
melakukan tumbukan secara elastis dan (3) tidak ada gaya-
gaya atraktif diantara molekul. Dengan demikian gas
tersebut dapat disebut memenuhi hukum gas ideal.
• Nilai R tergantung dari temperature tekanan
dan volume gas. Hukum Avogadro, jika 1 lb-
mole suatu gas ideal terjadi pada 379.4 cu ft
pada suhu 60F dan 14.4 psia :
• Hukum Dalton menyatakan bahwa setiap gas yang bercampur tekanan
disebut tekanan parsial. Total tekanan adalah jumlah tekanan parsial
masing masing. Dengan hukum ini tekanan parsia campuran gas ideal
dijabarkan sebagai berikut :
• Berat molekul gas ideal keseluruhan
• Jika spesifik gravitas gas dinyatakan sebagai perbandingan densitas gas
terhadap densitas udara kering maka dapat dituliskan pada kondisi
standar sebagai berikut :
Physical Constants of Hydrocarbons
Specific Gravity of Gas

• Specific Gravity of Gas di definisikan sebagai rasio berat molekul gas nyata
terhadap udara. Jika berat molekul udara dianggap sebesar 28,97 (nitrogen 79%
dan 21% oksigen) maka Specific Gravity of Gas :

• MWa adalah berat molekul gas, yang dapat dihitung berdasarkan komposisi gas,
yang biasanya ditentukan pada laboratorium dan dilaporkan dalam bentuk mole
fractions components gas. Dengan metode mixing rule diperoleh:
• Pci dan Tci adlah critical pressure dan critical temperature dari komponen i

• Problem: Komposisi gas seperti pada tabel, anda tentukan berat molekul, specific
gravity, pseudo-critical pressure, dan pseudo critical temperature gas.

• Gunakan MixingRule.xls.
Viscositas Gas

• Jika komposisi dan viskositas komponen gas diketahui, maka viskositas gas
campuran:

• Hubungan viskositas gas di sini meliputi dua tahap prosedur: viskositas gas pada
temperature dan tekanan atmosfir diperkirakan pertama dari spesifik grafity gas
dan kandungan komponen unorganic. Nilai atmospheric di atur pada tekanan
dengan menggunakan factor koreksi pada keadaan tekanan dan temperature
reduksi. Viskositas pada tekan atmospheric dinyatakan sebagai berikut :

• dimana
• Pengembangan :
• Kemudian, salah satu nilai ditentukan dari sisi sebelah kanan pada persamaan,
viskositas pada kenaikan tekanan dapat dihitung dengan korelasi berikut ini:

• Misalkan 0.65 specific–gravity natural gas mengandung 10% nitrogen, 8% carbon


dioxide, dan 2% hydrogen sulfide. Estimasi viscosity gas 10,000 psia dan 180oF.
gunakan Carr-Kobayashi-Burrows-GasViscosity.xls,
1.2.3. Gas Formation Volume Factor (Bg)
• Volume factor Gas formation di definisikan sebagai perbandingan volume gas pada
reservoir terhadap volume gas pada kondisi standar

• Dimana satuan formation volume factor adalah ft3/ scf. Jika dinyatakan dalam
rb/scf, akan dibuat bentuk sebagai berikut

• Faktor volume ini sering digunakan untuk mengestimasi well gas IPR (inflow
performance relationship). Cara lain untuk menyatakan parameter ini
menggunakan faktor ekspansi yang di definisikan in scf = ft3, sebagai

• scf/rb. Ini umumnya untuk estimasi gas reserves.


1.2.4. Gas Compressibility
• Faktor kompressibiliti Gas disebut deviasi faktor atau z-faktor. Nilai ini untuk
menyatakan berapa jumlah real gas terhadap ideal gas pada pressure dan
temperature. Faktor kompressibiliti dinyatakan sebagai berikut:

• z-faktor untuk gas ideal dalam real gas sebagai berikut

• Diman a n adalah moles gas, p adalah tekanan pada psia, V adalah volume
dalam ft3, dan T adalah temperature oR, dan R adalah konstante gas dengan nilai:
10.73 psia ft3/moleoR. Nilai Faktor compressibiliti Gas ditentukan berdasarkan
pengukuran di laboratorium PVT.
• Contoh, Estimasi z-faktor Natural gas, pada 5,000 psia and 180oF. Gunakan Brill-
Beggs-Z.xls.
• Karena gas compressible dipengaruhi pressure dan temperature. Densitas Gas
dapat dihitung dengan pendekatan yang lebih teliti dari hukum gas real gas:
• Karena gas compressible dipengaruhi pressure dan temperature. Densitas Gas
dapat dihitung dengan pendekatan yang lebih teliti dari hukum gas real gas:

• m massa gas dan ρg densitas gas. Jika ρg densitas gas dinyatakan dengan spesifik
graviti dimana MW udara dianggap sama dengan 29 maka densitas gas sebagai
berikut:

• dalam lbm/ft3
• Contoh. Gas dari oil spesifik graviti 0.65, hitung z-faktor dan densiti gas 5000 psia
dan 180 oF. Gunakan Hall-Yarborogh-z.xls.
• Diskusi. Pengetahuan berbagai compressibiliti fluida pada tekanan and temperatur
adalah sangat essential mengkalkulasi performing banyak reservoir. Untuk fasa
cair, kompressibiliti adalah kecil dan biasanya dianggap tetap. Untuk fasa gas,
kompresibiliti adalah tidak konstan. Untuk isothermal, kompressibiliti gas adalah
volume per unit volume dari satu satuan perubahan tekanan. Atau dinyatakan
sebagai berikut:
• Diskusi. Pengetahuan berbagai compressibiliti fluida pada tekanan and temperatur
adalah sangat essential mengkalkulasi performing banyak reservoir. Untuk fasa
cair, kompressibiliti adalah kecil dan biasanya dianggap tetap. Untuk fasa gas,
kompresibiliti adalah tidak konstan. Untuk isothermal, kompressibiliti gas adalah
volume per unit volume dari satu satuan perubahan tekanan. Atau dinyatakan
sebagai berikut:

• cg = isothermal kompressibiliti gas, 1/psi.


• Dari persamaan real gas:

• Perubahan persamaan terhadap tekanan pada temperatur tetap:

• Jika disubsitusi ke persamaan diatas hubungan secara umum sebagai berikut:


• Jika disubsitusi ke persamaan diatas hubungan secara umum sebagai berikut:

• persamaan ini sangat bermanfaat menentukan tingkat yang diharapkan pada


kompressibili gas isotermal
1.2.5. Gas-Water System
• Dalam kasus operasi produksi, gas alam yang berkontak dengan air, perlu di
tentukan kelarutan air dalam hidrokarbon dan atau kelarutan hidrokarbon dalam
air dibawah kondisi gas terhidrat. Kelarutan Gas dalam air sangat rendah untuk
sebagaian besar pada kondisi produksi gas. Faktor utama yang berpengaruhnya
adalah tekanan, temperature dan kandungan garam dalam air. Hubungan ini
ditunjuukkan dibawah ini
Solubiliti Gas dalam air murni

• Contoh. Hitung scf gas terlarut dalam brine yang mengandung 50.000 ppm pada
pressure 5000 psia dan temperatur 200F .Dari gambar diatas
• Contoh. Hitung scf gas terlarut dalam brine yang mengandung 50.000 ppm pada
pressure 5000 psia dan temperatur 200F .Dari gambar diatas

• Kelarutan air dalam Gas dinyatakan dengan persamaan dan ditunjukkan gambar
dibawah ini
• Kandungan air dari natural gas yang berkeseimbangan dengan air cair.

• Contoh. Tentukan kandungan air dalam natural gas yang berkontak dengan 100000
ppm brine pada 3000 psia dan 200F. Dari grafik diatas diperoleh

• Perlu diketahui Gas Hidrat adalah komponen kristalin yang terbentuk secara kimia
antara air dan hidrokarbon dibawah kondisi titik beku air pada temperatur rendah
dan tekanan tinggi
1.2.6. Gas-Condensate System
• Eksplorasi gas alam yang mengandung gas terkondensat awalnya terjadi di dalam
reservoir, kemudian mengembun sepanjang separator. Desain untuk memproduksi
harus memahami sifat fasa ini.
• Sifat fasa sederhana untuk setiap sistem komponen tetapi menjadi sulit untuk
komponen yang lebih banyak.
• Disini dibahas sistem yang sederhana untuk memahami sistem yang lebih
kompleks. Untuk fluida satu komponen.
• Satu komponen ini ditentukan oleh perubahan temperatur. Suatu zat cair sangat
dekat dengan molekul gas, tetapi dapat dipisahkan secara cepat.
• Molekul single komponen ini terdispersi dengan adanya energi kinetik. Jadi
dispersi ini sangat tergantung pada keadaan. Pada kenaikan temperatur tenaga
kinetik akan meningkat, sementara peningkatan ini menimbulkan tekanan yang
naik. Untuk mengamati secara mudah dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Diagram fasa bahan murni ditunjukkan garis isobaric pada perubahan temperatur
• Untuk fluida multikomponen lihat gambar dibawah

Kurva tekanan uap dua komponen murni dan diagram untuk campuran 50:50.
Phase diagram showing cricondentherm and cricondenbar.
• Proses pemisahan dapat terjadi pada tekanan atau temperatur. Perubahan fluida
ini disebut keadaan diferensial dan flash atau peristiwa keseimbangan.

Differential retrograde condensation of liquid from gas


1.3. Physical Oil Properties
1.3.1. Komposisi oil
• Komposisi unsure kimia oil umumnya sebagai berikut: C(83-87)%, Hydrogen (11-
14)%, Sulfur (0,05-2)% , Nitrogen (0,1-2)% dan Oksigen (0-2)%
• Hidrokarbon dalam minyak dikelompokkan ke dalam rumpun rantai lurus dan
bercabang jenuh (parafin), rantai tak jenuh (olefin dan diolefin), aromatik, dan
naftenat
1.3.2. Density of Oil
• Density minyak didefinisikan sebagai massa minyak per satuan volume, atau
lbm/ft3. Ini banyak digunakan dalam perhitungan hidrolik. Densitas minyak pada
kondisi standar (stock tangki minyak) dievaluasi dengan gafitasi API. Hubungan
antara Densiti minyak dan gravitasi API diberikan melalui hubungan berikut

• densiti minyak dari formasi minyak:


Approximate specific gravity of petroleum fractions
1.3.3. Viscosity of Oil
• Viskositas adalah parameter empiris yang digunakan untuk menggambarkan
resistensi terhadap aliran cairan. Viskositas minyak kepentingannya perhitungan
hidrolika dalam teknik minyak. viskositas minyak diukur di laboratorium PVT, sering
diperkirakan dengan menggunakan korelasi empiris yang dikembangkan oleh
sejumlah peneliti. Korelasi untuk minyak mentah jenuh dinyatakan sebagai berikut:

• Korelasi untuk minyak mentah tak jenuh dinyatakan sebagai


Typical viscosity-temperature curves for crude oils
1.4. Properties of Water
• Air sering disebut pelarut universal karena memiliki kekuatan untuk melarukan
hampir semua bahan anorganik sampai batas tertentu. Dalam keadaan murni
memiliki sifat fisik sebagai berikut:
• Masalah air di ladang minyak timbul karena air suatu pelarut yang luar biasa.
Kedua air terproduksi dan air permukaan mengandung sejumlah kotoran.
• Memiliki kontak yang cukup dengan tanah dan formasi batuan dan berhasil
melarutkan senyawa tertentu.Selain itu, biasanya berisi beberapa padatan
tersuspensi dan gas terlarut. Pertumbuhan mikrobiologi seringkali sangat baik
dalam air.
• Pada perubahan suhu dan tekanan, banyak senyawa yang dapat terlarut walaupun
perubahan beberapa derajat. Tujuan utama air dari sudut pandang operasiomnal
mencegah scale, korosi pada peralatan permukaan.
• Rumus molekul air dinyatakan sebagai H2O. Gambar menunjukkan struktur
molekul air. Jarak antara atom H dan O adalah 0,96 Å, dan angle H-O-H 104° 5'.
• Molekul air memiliki empat muatan listrik, dua positif dan dua negatif seperti yang
ditunjukkan pada Gambar.

• Karena ada empat muatan listrik menempati posisi simetris, molekul air
berperilaku sebagai magnet batang seperti yang ditunjukkan pada Gambar,
memiliki momen dipol.

• Ikatan hidrogen : O-H··O, O-H··N, N-H··O. molekul air menggabungkan molekul air
lainnya, alkohol, asam amino, dll. Gambar menunjukkan kombinasi dari molekul air
dengan ikatan hidrogen. Ini momen dipol dan ikatan hidrogen air memberikan sifat
yang sangat unik untuk membandingkan air dengan zat organik dan anorganik
lainnya.
• Air memiliki kekuatan ikatan hidrogen kuat dan menggabungkan dengan molekul
air lainnya untuk meningkatkan berat molekul jelas.
1.4.1. Pelarutan air
• Senyawa yang sangat larut dalam air disebut senyawa “ hydrophilic” (takut-air) >
garam
• Senyawaan yang bercampur dengan air disebut senyawa “hydrophobic”(takut –
air) -> minyak dan lemak
• Kemampuan untuk bercampur dengan air ditentukan gaya tarik-menarik
(attractive forces). Bila tidak, molekul senyawa tersebut akan terdorong (“pushed
out”) dari molekul air dan tidak akan larut.
• Tegangan permukaan dan Efek kapiler air. Air memiliki tegangan permukaan yang
besar karena kohesi yang kuat antara molekul-molekul air membentuk tetes air
Pada permukaan yang bersih , air akan membentuk lapisan tipis, karena gaya
molekuler antara gelas dan air (adhesi) lebih kuat daripada kohesi. Air memiliki
efek kapiler (gerakan kapiler) yaitu kemampuan dari suatu material untuk menarik
air kearah atas melawan gaya gravitasi. Ini terjadi karena gaya adhesi intrmolekuler
antara cairan dan padatan lebih kuat dari gaya kohesi antara molekul cairan.
1.4.2. Dissolved Solids and Dissolved Gases
• Dissolved Solids. Solids, terlarut dalam air menjadi larutan homogen. Ukuran
partikel Solid lebih kecil dari 0.45 micron (1 micron : 0.001 mm)
• Setiap mineral mempunyai harga batas kelarutan di dalam air
• Dissolved Gases.

• Kesetimbangan tergantung pada u dan tekanan System. Contoh dari Dissolved


Gases : O2, CO2, H2S dan lain lain.
Signifikansi & sifat Kationdalam air
(a) Kalsium
Ion kalsium adalah unsur utama dari air asin ladang minyak dan dapat setinggi
30.000 mg/l meskipun konsentrasi biasanya jauh lebih rendah. Ion kalsium penting
karena mudah gabung dengan ion karbonat atau sulfat dan padatannya
tersuspensi.
Signifikansi & sifat Kationdalam air
(a) Kalsium
Ion kalsium adalah unsur utama dari air asin ladang minyak dan dapat setinggi
30.000 mg/l meskipun konsentrasi biasanya jauh lebih rendah. Ion kalsium penting
karena mudah gabung dengan ion karbonat atau sulfat dan padatannya
tersuspensi.
(b) Magnesium
Ion magnesium biasanya dalam konsentrasi yang lebih rendah dari kalsium.
Masalahnya sama seperti kalsium. Ion magnesium bergabung dengan ion karbonat
untuk memberikan scaling. MgCO3 biasanya tidak separah masalah CaCO3. MgSO4
dapat larut di mana CaSO4 tidak.
(c) Natrium
Natrium merupakan konstituen utama, tetapi biasanya tidak menimbulkan
masalah.
(d) Besi
Kandungan besi alami biasanya sangat rendah dan kehadirannya menunjukkan
korosi, dalam larutan sebagai besi (Fe +++) atau besi (Fe ++)
(e) Barium
Barium penting terutama karena kemampuannya bergabung dengan ion sulfat
untuk membentuk barium sulfat, yang sangat larut. Bahkan jumlah kecil dapat
menimbulkan masalah yang berat.
(f) Stronsium
Seperti barium dan kalsium, strontium dapat menggabungkan dengan ion sulfat
untuk membentuk sulfat strontium tidak larut. Meskipun lebih larut dari barium
sulfat, itu oftern ditemukan dalam skala dicampur dengan barium sulfat.

Signifikansi & sifat Anions dalam air


(a) Klorida
Ion klorida merupakan anion utama dalam air asin yang diproduksi. Sumber utama
dari ion klorida adalah NaCl, sehingga konsentrasi ion klorida digunakan sebagai
ukuran salinitas air. Meskipun deposisi garam dapat menjadi masalah, biasanya
konsekuensi kecil. Masalah utama yang terkait dengan ion klorida adalah bahwa
corrosivity air meningkat karena mendapat asin. Konsentrasi klorida yang tinggi
membuat korosi lebih mungkin. Juga, ion klorida merupakan konstituen stabil:
(b) Karbonat dan Bikarbonat
ion-ion ini penting karena dapat membentuk, scale (sisik) tidak larut. Konsentrasi
ion karbonat kadang-kadang disebut alkalinitas fenolftalein, sedangkan konsentrasi
ion bikarbonat kadang-kadang disebut metil oranye alkalinitas.
(c) Sulfat
Ion sulfat masalah karena kemampuannya untuk bereaksi dengan kalsium,
strontium barium atau untuk membentuk scale (sisik) larut.

Properti lain-lain
a) pH
pH sangat penting karena beberapa alasan. Alasan pertama, kelarutan scale sangat
tergantung pada pH. Semakin tinggi pH, semakin besar kecenderungan
pembentukan scale. Jika pH rendah (lebih asam) maka kecenderungan scale
menurun, namun corrosivity meningkat. Kebanyakan oilifield memiliki pH antara 4
dan 8. Alasan kedua H2S dan CO2 adalah gas asam karena cenderung untuk
menurunkan pH air (membuat lebih banyak asam) ketika larut dalam air,. gas asam
terionkan pada tingkat tertentu dan pH ini membantu untuk kelarutan dan pH
membantu untuk menentukan derajat ionisasi. Hal ini penting dalam memprediksi
efek korosi padatan.
b) Kandungan padat tersuspensi
Jumlah zat padat yang dapat disaring dari suatu volume tertentu menggunakan
filter membran. Ini salah satu dasar untuk memperkirakan kecenderungan
penyumbatan air. Umumnya digunakan sebuah filter dengan ukuran 0,45 micron
c) Distribusi ukuran Partikel
Hal ini dimungkinkan untuk memperkirakan distribusi ukuran partikel padatan
tersuspensi dalam sampel air dengan berbagai teknik. Sebuah pengetahuan
tentang distribusi ukuran partikel dapat sangat membantu dalam menentukan
kebutuhan untuk penyaringan dan dalam pemilihan filter. Hal ini juga berguna
dalam memantau kinerja filter.
d) Bentuk Partikel
Penentuan bentuk partikel dengan mikroskop elektron sangat membantu dalam
penentuan kebutuhan filtrasi. Hal ini biasanya digunakan mengetahui distribusi
ukuran partikel.
e) Komposisi kimia Suspended Padat
Penentuan komposisi padatan tersuspensi sangat penting. Ini untuk memastikan
asal-usul produk korosi, scale partikel, pasir formasi, dll sehingga tindakan dapat
diambil dengan pasti. Pengetahuan tentang chemical composition juga penting
dari sudut pandang merancang prosedur clean out.
f) Tubidity
Kekeruhan menunjukkan air berisi materi yang tidak larut seperti padatan
tersuspensi, tersebarnya gelembung minyak atau gas. Ini adalah ukuran dari
tingkat "kekeruhan" dari air. Kekeruhan menunjukkan penyumbatan formasi.
Pengukuran kekeruhan digunakan untuk memantau kinerja filter.
g) Suhu
Suhu air mempengaruhi kecenderungan scaling, pH dan kelarutan gas dalam air.
Specific gravity air juga merupakan fungsi suhu.
h) Spesifik Gravity

Densiti air murni 1 gm/m1 atau 1000 kg/m3. Jadi, berat jenis lebih besar dari 1,0
berarti bahwa sampel air lebih padat, atau beratnya lebih dari air murni. Karena air
mengandung padatan terlarut (ion, senyawa, gas) lebih padat daripada air murni
dan karena itu memiliki berat jenis lebih besar dari 1,0. Besarnya gravitasi spesifik
adalah indikator langsung dari jumlah total padatan terlarut dalam air. Oleh karena
itu, perbandingan gravitasi spesifik air memberikan perkiraan yang cepat dari
jumlah relatif dari padatan terlarut di air.
1.4.3.Campuran Minyak-Air
• Air mengandung sejumlah substances hydrocarbons. Komposisi dan konsentrasi
substances bervariasi antara lapangan minyak. Terminologi yang digunakan
konsentrasi adalah milligrams per liter (mg/l), atau ppm. Beberapa hal yang
penting di bicarakan untuk air adalah:
• Fasilitas produksi air harus mengurangi kadar hidrokarbon 0,1 sampai 10 persen
volume hidrokarbon dan total minyak yang harus dikurangi dari air berkisar antara
50 mg/l menjadi 15 mg/l. Untuk operasi lepas pantai 29 mg/l.
• Air biasanya mengandung padatan terlarut bervariasi dari 100 mg/l hingga
300.000 mg/l, ini sangat tergantung pada lokasi geografis, usia dan jenis reservoir.
Padatan terlarut didominasi natrium (Na+) kation dan klorida (Cl-) anion. Kation
lainnya kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), dan besi (Fe2+), sedangkan untuk barium
(Ba2+), kalium (K+), strontium (Sr+), aluminium (Al3+), danlithium (Li+) lebih jarang
ditemui. Anion lainnya seperti bikarbonat, karbonat, dan sulfat.
• Adanya air yang mengalir bercampur oksigen akan mengakibatkan pembentukan
endapan kalsium karbonat (CaCO3), kalsium sulfat (CaSO4), dan sulfida besi (FeS2).
Untuk endapan Kalsium karbonat (CaCO3) dapat terbentuk dengan campuran dua
aliran yang berbeda, dimanan penyebabnya adalah penguranga tekanan yang
melepaskan karbon dioksida. Hal ini akan meningkatkan pH air yang dihasilkan,
mengurangi kelarutan CaCO3 dan mengarah kepengendapan. Kelarutannya dalam
air adalah sekitar 1.000 mg/l pada 60F (15C) dan berkurang menjadi 230 mg/l
jika suhu ditingkatkan menjadi 200F (93C).
• Untuk kalsium sulfat (CaSO4) adalah salah satu endapan sulfat seperti CaCO3,
sebagai hasil dari campuran dari lapangan yang berbeda atau alami sebagai akibat
dari perubahan suhu dan tekanan air pada perjalanan dari bawah permukaan ke
fasilitas. Kelarutan CaSO4 maksimum sebesar 2.150 mg/l pada 100F (38C) dan
akan berkurang hingga 2.000 mg/l pada 60F (15C). Kelarutan CaSO4 menurun
dengan meningkatnya suhu di atas 100 F dengan kelarutan yang menurun menjadi
1.600 mg/l pada 200 F (93C).

• Besi sulfida (FeS2) merupakan produk korosi yang disebabkan oleh air yang
mengandung hidrogen sulfida terlarut yang berkontak dengan peralatan baja
karbon. Mencampur air yang mengandung kation besi (Fe2+) dengan air yang lain
yang mengandung hidrogen sulfida akan mengakibatkan endapan FeS2.
• Strontium barium dan sulfat (BaSO4 dan SrSO4) jauh lebih sedikit terlarut dari
kalsium sulfat. Kelarutan BaSO4 cukup rendah, memiliki nilai sekitar 3 mg/l selama
rentang dari 100 F (15C)- 200 F (93 C). Kelarutan SrSO4 adalah 129 mg/l pada
77F (25C) dan berkurang menjadi 68 mg/l dengan peningkatan suhu 257 F (125
C).
• Dalam, air mengandung padatan terproduksi sering tersuspensi. Ini meliputi tanah
liat, pasir, patahan proppant
• Sejumlah kecil padatan dalam air yang dihasilkan dapat menciptakan masalah, dan
tergantung pada ukuran partikel dan daya tarik relatif minyak. Jika karakteristik
fisik dan muatan listrik hasil padatan tertarik ke tetesan minyak terdispersi,
partikel-partikel padat dapat menstabilkan emulsi dan tersebar, sehingga
mencegah koalesensi dan pemisahan dari fase minyak.
• Spesifik Gravitasi gabungan dari tetesan minyak / padat yang dihasilkan dapat
sama dengan air, dan pemisahan gravitasi menjadi sulit. Konsentrasi padatan
tersuspensi dapat dipantau dengan tes penyaring 0,45 mikron. Untuk analisis
kandungan mineral dalam upaya mengidentifikasi sumber padat. Ketika padatan
ada dalam praktek-praktek harus diterapkan berikut:
• Kimia harus digunakan untuk menghentikan daya tarik elektronik antara partikel
solid dan tetesan minyak. Gas terlarut yang paling penting yang ditemukan dalam
air yang dihasilkan termasuk gas alam (metana, etana, propana, dan butana),
hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.

• Pada reservoir air dapat menjadi jenuh dengan gas-gas pada tekanan yang relatif
tinggi. Sebagai air yang dihasilkan mengalir ke atas sumur, sebagian besar gas flash
ke fase uap dan dihilangkan dalam tangki pemisah vessel.Tekanan dan temperatur
di mana air yang dihasilkan dipisahkan dari minyak, kondensat, dan/atau aliran gas
alam akan berdampak pada kualitas gas terlarut yang akan terkandung dalam
aliran air yang dihasilkan
• Semakin tinggi tekanan pemisahan, semakin tinggi kuantitas gas terlarut akan.
Hubungan berlaku untuk efek suhu: semakin tinggi suhu pemisahan, semakin
rendah jumlah gas terlarut akan. Komponen gas alam sedikit larut dalam air pada
tekanan sedang sampai tinggi dan akan hadir dalam aliran air yang dihasilkan
• Kelarutan gas alam (terutama metana) digambarkan secara grafis sebagai fungsi
dari tekanan, temperatur, dan gravitasi spesifik air. Sangat menarik untuk dicatat
bahwa komponen gas alam memiliki afinitas untuk tetesan minyak tersebar, dan
prinsip ini diterapkan untuk desain peralatan gas flotasi yang digunakan dalam
sistem air yang dihasilkan treatmen. Jika hidrogen sulfida ada dalam reservoir
cairan yang dihasilkan, atau jika bakteri mengurangi sulfat maka masalah terjadi
dalam reservoir atau peralatan produksi, hidrogen sulfida juga akan ada dalam
aliran air yang dihasilkan. Hidrogen sulfida korosif, dapat menyebabkan scaling besi
sulfida, dan sangat beracun jika terhirup. Toksisitas hidrogen sulfida menghalangi
operasi dan pemeliharaan peralatan, terutama ketikavalve harus dibuka untuk
penyesuaian
• Jika karbon dioksida ada dalam reservoir cairan yang dihasilkan, juga akan ada
dalam air yang dihasilkan. Karbon dioksida adalah korosif dan dapat menyebabkan
scaling CaCO3. Di sisi lain, penghilangan CO2 dan H2S akan menghasilkan pH
menurun, yang dapat menyebabkan scaling. Oksigen tidak ditemukan secara alami
dalam air yang dihasilkan.Namun, ketika air yang dihasilkan dibawa ke permukaan
dan terkena atmosfer, oksigen akan diserap ke dalam air. Air yang mengandung
oksigen terlarut dapat menyebabkan korosi yang parah dan cepat, timbul padatan
dari reaksi oksidasi, yang menghambat pembersihan
• Emulsi yang paling banyak ditemui di lapangan minyak adalah tetesan air di fase
minyak kontinyu dan disebut air didispersikan dalam bentuk tetesan yang sangat
kecil berkisar antara 100 sampai 400 mikron. Tetesan minyak dalam fase air yang
kontinu dikenal sebagai "emulsi terbalik" dan dapat terjadi dalam operasi air yang
dihasilkan treatmen. Jika emulsi stabil, tetesan minyak berkontak satu sama lain
akan membentuk tetesan yang lebih besar
• Emulsi stabil adalah suspensi dari dua cairan bercampur dengan baik karena
adanya penstabil agen pengemulsi yang bertindak untuk mempertahankan film
antarmuka antara fase. Bahan kimia, panas, settling time, dan elektrostatika dapat
digunakan untuk menghapus film yang menyebabkan emulsi. Emulsi stabil yang
tidak di traetment dapat tetap selama beberapa hari atau bahkan berminggu-
minggu
• Emulsi Minyak dalam air dapat dilakukan "pemutus emulsi," yang destabilizers
khusus atau demulsifiers. Ini mirip dengan pemutus emulsi konvensional kecuali
untuk air-larut. Pemutus emulsi reverse umumnya disuntikkan ke dalam aliran air
dengan konsentrasi 5 sampai 15 ppm. Overtreating harus dihindari karena bahan
kimia ini dapat menstabilkan emulsi. Emulsi dalam air akan menjadi minyak dalam
bentuk tetesan pecah setelah film dari emulsi rusak
• Minyak terlarut juga disebut "minyak larut," semua hidrokarbon dan senyawa
organik lain memiliki kelarutan dalam water. Air yang dihasilkan berasal dari
produksi gas / kondensat biasanya menunjukkan tingkat minyak terlarut cukup
tinggi. Selain itu, air terkondensasi dari uap regenerasi glikol mengandung
aromatik termasuk benzena, toluena, etil benzena, dan xilena yang larut dalam air
yang dihasilkan.

• Aliran air yang mengandung konsentrasi minyak terlarut dapat didaur ulang ke
pemisah untuk membantu mengurangi kuantitas minyak terlarut dalam air.
Teknologi lainnya, seperti bio-treatment, filtrasi adsorpsi, ekstraksi pelarut, dan
saat ini sedang dievaluasi oleh industri untuk menghilangkan minyak terlarut
dengan membran, tetapi proses tersebut belum tersedia untuk aplikasi komersial
• Kelarutan minyak di air yang dihasilkan belum didokumentasikan secara luas,
tetapi kelarutan beberapa hidrokarbon tidak berubah dengan suhu 25 sampai
75oC.
• Pengaruh salinitas yang tinggi dapat mengurangi kelarutan hidrokarbon terlarut.
Ini menyiratkan bahwa air yang dihasilkan dari sumur gas dan gas sumber
pengolahan harus dicampur dengan air garam yang tersedia untuk mengurangi
terlarut minyak
• Minyak yang tersebar dapat terdiri dari tetesan minyak ukuran mulai dari sekitar
0,5 mikron dia sampai 200 mikron diameter. Ukuran tetesan minyak yang
terdistribusi salah satu parameter kunci mempengaruhi kecepatan tetesan minyak
yang proporsional dengan kuadrat dari diameter tetesan. Peralatan yang
digunakan pada operasi mengikuti hukum Stokes. Diameter tetesan minyak ini
memiliki efek besar pada pemisahan dan penghilangan dari tetesan minyak dari
air. Kemampuan diberikan sistem perangkat de-oile untuk pemisahan atau
removal minyak yang tersebar semakin tinggi jika ukuran tetesan berkurang.
Ukuran tetesan minyak terdistribusi merupakan karakteristik yang sangat
fundamental untuk air yang dihasilkan dan harus dipertimbangkan dalam
merancang dan ukuran sistem yang mentreat untuk memenuhi syarat kepatutan
air limbah.Untuk air yang dihasilkan efluen dari pemisah tiga fase, diameter
tetesan minyak maksimal 250 sampai 500 mikron. Untuk pertama de-oile
peralatan satu fase, tetesan minyak diameternya 30 mikron dengan inlet kadar
minyak total kurang dari 100 mg/l dapat diasumsikan untuk unpan air untuk
peralatan treatmen akhir.
• Viskositas campuran minyak-air. Viskositas air yang dihasilkan tergantung pada
jumlah padatan terlarut dalam air serta suhu, tetapi untuk situasi praktis
kebanyakan bervariasi 1,5-2 centipoise pada 50oF, 0,7-1 centipoise pada 100oF, dan
0,4-0,6 centipoise di 150oF. Ketika emulsi minyak dan air terbentuk, viskositas
campuran mungkin jauh lebih tinggi daripada viskositas minyak atau air.
• Gambar menunjukkan beberapa percobaan

Oil viscosity vs. gravity and temperature.


• Teknik perminyakan memiliki tugas untuk mempelajari perilaku dan karakteristik
minyak untuk menentukan arah sistim produksi. Prinsip-prinsip dasar perilaku fasa
fluida ditunjukkan diagram fase sistem hidrokarbon. Secara luas kondisi fasenya
tergantung pada: Komposisi campuran hidrokarbon, tekanan dan suhunya. Kondisi
fase ini sudah disajikan dalam berbagai jenis diagram yang biasa disebut diagram
fase. Salah satu diagram, adalah diagram tekanan-temperatur sistem
multikomponen yang digunakan untuk keperluan menjelaskan perilaku fasa dari
fluida

Typical p-T diagram Phase for a multicomponent system.


• Pemisahan berdasarka diagram diatas diklasifikasikan sebagai "two-phase" karena
gas terpisah dari aliran cairan total dan "three-phase" jika cairan memisahkan
menjadi aliran komponen minyak mentah dan air. Pemisah ini kadang-kadang
disebut "gas scrubber" ketika nilai rasio keceptan gas terhadap kecepatan cairan
sangat tinggi.

• Sebuah "penangkap slug/slug catcher," umum digunakan pengumpulan pipa gas


(gas gathering pipelines), merupakan kasus khusus dari separator dua fasa gas-cair
yang dirancang untuk menangani kapasitas gas besar dan liquid slugs. Beberapa
operator menggunakan "perangkap /traps" untuk pemisah aliran yang langsung
dari sumur.
1.4.4. Masalah ikutan Garam

• Dalam kasus ini spesies kimia dalam larutan air sebagai ion. Kombinasi ion ini
terdiri dari senyawa-senyawa yang memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air.
Air memiliki kapasitas melarutkan terbatas untuk mempertahankan senyawa
dalam larutan. Jika kelarutannya terlampaui maka endapan senyawa dari larutan
akan sebagai padatan. Oleh karena itu, pengendapan bahan yang dapat
membentuk scale akan terjadi jika:
a. Air mengandung ion yang mampu membentuk senyawa kelarutan terbatas dan
b. Ada perubahan dalam kondisi fisik atau komposisi air yang menurunkan
kelarutan.

• Presipitat padat dapat membentuk kerak yang koheren pada permukaan seperti
dinding pipa. Pembentukan kerak sering membatasi aliran melalui suntikan dan
jalur aliran, dan string tabung. Singkatnya, kerak ini menjadi masalah produksi yang
sangat diperhitungkan. Kontrol scale yang efektif harus menjadi salah satu tujuan
utama dari operasi injeksi air yang efisien.
• Scale yang umum yang ditemukan dalam air ladang minyak seperti tercantum di
bawah ini bersama dengan variabel utama yang mempengaruhi kelarutan.

Most Common Scales


• Kalsium Karbonat. Scale kalsium karbonat dapat dibentuk oleh kombinasi ion
kalsium dengan karbonat atau ion bikarbonat sebagai berikut:

• Efek CO2. Kehadiran CO2 meningkatkan kelarutan CaCO3 dalam air. Ketika karbon
dioksida larut dalam air, membentuk asam karbonat, yang mengionisasi menurut
serangkaian persamaan berikut:
• Hanya sebagian kecil dari ion bikarbonat memisahkan pada nilai pH yang
ditemukan pada air injeksi untuk membentuk H+ dan CO3- seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. Ion bikarbonat jauh melebihi jumlah ion karbonat dalam keadaan
normal. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa persamaan 2 adalah ekspresi yang
lebih akurat untuk pengendapan kalsium karbonat.

Ionization of Carbonic Acid at Different pH Values


• Jika misalnya konsentrasi CO2 dalam larutan meningkat, reaksi bergeser ke kiri,
sehingga presipitasi CaCO3 kurang. Air juga menjadi lebih asam (pH menurun)
dengan penambahan CO2 ke air. Jumlah CO2 yang akan larut dalam air adalah
sebanding dengan tekanan parsial CO2 dalam gas diatas air:

• Oleh karena itu, jika sistem air beroperasi pada 100 bar dan gas terkait
mengandung 10% mol CO2 (1 berat molekul CO2 per 10 berat Molekuler dari gas),
maka tekanan parsial CO2 dalam gas adalah:
• Jadi, jika salah satu tekanan sistem atau persentase CO2 dalam gas meningkat,
jumlah CO2 yang terlarut dalam air juga akan meningkat. Gambar 2
menggambarkan efek dari tekanan parsial CO2 pada pH air yang mengandung
mineral terlarut sedikit atau tidak ada. Data ini tidak diterapkan pada air asin,
tetapi untuk mineral terlarut yang akan mengubah hubungan antara pH dan
jumlah CO2 terlarut.

Effect of CO2 Parial Pressure on pH of Water


• Pengaruh tekanan CO2 pada kelarutan CaCO3 dalam air murni ditunjukkan pada
gambar berikut.

Efect of CO2 Pressure on Calcium Carbonate Solubility


Efect of CO2 Pressure on Calcium Carbonate Solubility
Data ini menggambarkan bahwa peningkatan kelarutan CaCO3 dengan
peningkatan tekanan parsial CO2. Efeknya menjadi kurang dengan naiknya suhu.
Sebaliknya juga benar. Ini adalah salah satu penyebab utama CaCO3 deposisi scale.
Pada setiap titik dalam sistem di mana penurunan tekanan diambil, tekanan parsial
CO2 dalam fasa gas berkurang, CO2 keluar dari solusi, dan pH air meningkat. Ini
pergeseran reaksi 2 ke kanan dan dapat menyebabkan presipitasi CaCO3.
• Penurunan tekanan. Penurunan di suatu pembatasan seperti katup atau lubang
juga dapat menyebabkan turbulensi lokal yang dapat memulai deposisi skala.

• Pengaruh pH. Jumlah yang hadir CO2 di dalam air mempengaruhi pH air dan
kelarutan kalsium karbonat. Namun, kenyataan tidak peduli apa yang
menyebabkan keasaman atau alkalinitas air. Semakin rendah pH, semakin kecil
kemungkinan CaCO3 presipitasi dan Sebaliknya.
• Pengaruh Suhu. Berlawanan dengan perilaku bahan yang paling, kalsium karbonat
menjadi kurang larut sebagai peningkatan suhu yang lebih panas air-mendapat,
skala CaCO3 lebih mungkin akan membentuk.
Oleh karena itu, air yang non-scaling di permukaan dapat mengakibatkan
pembentukan kerak di injeksi dengan baik jika suhu downhole cukup tinggi. Ini
juga merupakan alasan bahwa scale CaCO3 oftern ditemukan pada peralatan
pemanas.
• Perilaku umum dari CaCO3 kelarutan sebagai fungsi temperatur ditunjukkan pada
Gambar.

Solubility of CaCO3 in Pure Water at 1 bar CO2 Partial Pressure


• Efek Garam Terlarut. Kalsium karbonat meningkatkan kelarutannya jumlah garam
dalam air meningkat. Misalnya, menambahkan 200.000 mg/l NaCl dengan air
suling meningkatkan kelarutan CaCO3 dari 100 mg/l menjadi 250 mg/l.
Sebenarnya semakin tinggi total padatan terlarut (tidak termasuk ion kalsium atau
karbonat), semakin besar kelarutan CaCO3 dalam air dan semakin rendah
kecenderungan scale sampai maksimum sekitar 200.000 mg/l.

• Singkatnya: Kemungkinan scale membentuk kalsium karbonat jika:

- Meningkatkan dengan suhu


- Meningkatkan sebagai tekanan parsial CO2 menurun
- Meningkatkan karena pH meningkat
- Meningkatkan jumlah sebagai garam terlarut menurun

• Kalsium sulfat. Pengendapan kalsium sulfat dari reaksi:


• Sebagian besar deposit kalsium sulfat ditemukan di ladang minyak adalah gipsum.
CaSO4. 2H2O. Stabil pada suhu 40C atau kurang dari tekanan atmosfer. Di atas
suhu ini, anhidrit (CaSO4) dapat ditemukan, walaupun hemi-hidrat (CaSO4.
1/2H2O) bisa terbentuk di bawah kondisi tertentu. Umumnya, gipsum adalah
bentuk stabil pada suhu rendah, sedangkan anhidrit terbentuk pada suhu yang
lebih tinggi.
• Pengaruh Suhu. Meningkatkan kelarutan gipsum dengan suhu sampai sekitar 40C,
kemudian menurun dengan suhu seperti yang ditunjukkan pada Gambar .

Solubility of Calcium Sulfate in Pure Water


• Cukup berbeda perilaku kelarutan CaCO3 dengan gibsum: Pertama, gipsum jauh
lebih mudah larut dari CaCO3 pada kisaran suhu normal. Kedua, peningkatan suhu
dapat meningkatkan atau mengurangi kelarutan gipsum.

• Efek Garam Terlarut. Keberadaan larutan garam-garam NaCl selain ion kalsium
atau sulfat meningkatkan kelarutan anhidrit gipsum sampai konsentrasi garam
sekitar 150.000 mg/l. Lebih lanjut penurunan kelarutan CaSO4. (lihat Gbr)
• Efek Tekanan. Kelarutan kalsium sulfat dalam air meningkat dengan tekanan. Efek
peningkatan tekanan fisik, menghasilkan penurunan ukuran molekul kalsium
sulfat. Meskipun peningkatan tekanan agak besar efek perubahan ukuran molekul,
efek tekanan dapat penting dan bermanfaat dalam sumur injeksi di mana tekanan
yang cukup dapat dikembangkan.
Solubility of Gypsum in NaCl Brines at Temperatures from 0 to 90C

Efek dari tekanan dan suhu pada kelarutan anhidrit ditunjukkan pada Gambar.
Perhatikan bahwa efek tekanan menurun dengan meningkatnya suhu.
• Efek dari tekanan dan suhu pada kelarutan anhidrit ditunjukkan pada Gambar.
Perhatikan bahwa efek tekanan menurun dengan meningkatnya suhu.

Effect of Pressure and temperature on CaSO4 (anhydrite) Solubility


• Pressure drop bisa menjadi penyebab utama CaSO4 scale dalam sumur. Penurunan
tekanan lubang sumur dapat menciptakan kembali scale dalam pipa.
• Barium Sulfat. Barium sulfat adalah larut sedikit yang telah kita ketahui sejauh ini.

• Tabel berikut membandingkan kelarutan dari tiga scale yang dapat diketahui
sejauh ini, dalam air suling pada 25 C:

Comparative Solubilities

• Pengaruh Suhu. Barium sulfat kelarutan meningkat dengan suhu. Kelarutan dalam
air suling meningkat dari 2,3 mg/l pada 25 C untuk 3,9 mg/l pada 95C.
Peningkatan ini cukup banyak persentase bijaksana, tetapi barium sulfat masih
cukup larut bahkan pada suhu yang lebih tinggi.
• Efek garam terlarut. Kelarutan barium sulfat dalam air akan meningkat seperti
dalam kasus kalsium karbonat dan kalsium sulfat. Penambahan 100,000 mg/l NaCl
dengan air suling akan meningkatkan kelarutan BaSO4 dari 2,3 mg/l menjadi 3,0
mg/l pada 25 C. Jika dipertahankan 100.000 mg/l NaCl dan suhu 95C akan
meningkatkan kelarutan BaSO4 sampai sekitar 65 mg/l. Gambar dibawah
menunjukkan pengaruh suhu terhadap kelarutan BaSO4 dalam solusi natrium
klorida pada tekanan atmosfer.

BaSO4 Solubility in NaCl solutions. Calculated from Tempelton’s Data Assuming


Average Specific Gravities
• Efek dari Tekanan. Tekanan meningkat, kelarutan BaSO4 oleh mekanisme yang
sama dengan meningkatnya kelarutan CaSO4.

• Stronsium Sulfat. Perilaku Kelarutan SrSO4 sangat mirip dengan BaSO4 kecuali
bahwa hal itu jauh lebih larut dari BaSO4. Strontium sulfat memiliki kelarutan 114
mg / l pada air murni pada suhu 25 C. Stronsium meningkatkan kelarutan sulfat
dengan suhu dan kandungan garam terlarut. Gambar 9 menunjukkan kelarutan
SrSO4 dalam solusi Klorida natrium pada 25  C dan tekanan atmosfer.

SrSO4 Solubility in NaCl Solution at 25C


• Senyawa besi. Ion Besi hadir dalam air secara alami atau hasil dari korosi. Formasi
biasanya hanya berisi beberapa mg/l besi dan nilai-nilai setinggi 100 mg/l sangat
jarang. Ionnya tinggi selalu hasil dari korosi. Senyawa besi yang diendapkan di
pluggers formasi dapat sebagai indikasi dari masalah korosi.

• Gas terlarut dan Besi


Korosi biasanya merupakan akibat CO2, H2S atau oksigen. Sebagian besar scale
mengandung zat besi adalah produk korosi. Namun, senyawa besi juga dapat
terbentuk melalui reaksi. Karbon dioksida akan bereaksi dengan besi untuk
membentuk scale besi karbonat. Apakah scale benar-benar bentuk akan
tergantung pada pH sistem.Pembentukan skala jauh lebih mungkin di atas pH 7

Keberadaan oksigen akan membentuk beberapa senyawa. Hidroksida besi, Fe


(OH)2, hidroksida besi, Fe (OH)3, dan oksida besi Fe2O3, ini scale umum yang
dihasilkan dari kontak dengan udara.
• Disini besi ferro (Fe2+) teroksidasi oleh adanya udara untuk memberikan hidroksida
besi. Ini praktis tidak larut di atas pH 4. Jika oksigen bereaksi terus sampai hasil 100
ppm Fe(OH)2 (hidroksida besi) akan larut pada pH 8.Senyawa besi juga dapat dari
hasil aksi bakteri tertentu yang hidup di air dengan adanya udara. Bakteri ini
mengambil Fe2+ dari air dan membentuk deposit hidroksida besi.
Bab 2.
Oil Surface Production
• 2.1. Crude Oil and Gas Separation
• 2.1.1. Separator
• Klasifikasikan menggunakan konsep " two-
phase " karena gas terpisah dari aliran cairan
total dan
• Konsep " three-phase " jika cairan
memisahkan menjadi aliran komponen minyak
mentah, gas dan air.
Faktor Proses Pemisahan :
• Laju gas dan aliran cairan
• Tekanan dan temperatur operasi
• Kecenderungan gelombang atau hantaman
dari aliran unpan
• Sifat-sifat fisik dari fluida seperti padatan dan
faktor kompresibilitas aliran
• Derajat pemisahan (misalnya, menghilangkan
100% partikel yang lebih besar dari 10 mikron)
• Adanya kotoran (parafin, pasir, skala, dll)
• Kecenderungan foaming dari minyak mentah
• Kecenderungan korosif dari cairan maupun
gas
Alat pemisahan
• Slug Catcher (alat Penangkap), separators
(horizontal & vertical), Scrubbers (alat
penjaring), Compact separators, dan bagian
bagian Inlet devices, Mist extractors, Baffles,
weirs, etc. Selain itu, Scrubbers ,Separator
Filter /coalescing filters, Free-Water Knockout,
Wash Tanks, Electrostatic coalescers, Oil water
separation equipment, Oil treating
equipment, Liquid-liquid coalescing filters dan
Desalting equipmen
Typical flowsheet surface production
equipment
Schematic flow diagram of surface
production equipment
Slug Catchers

• slug Catcher,
digunakan
untuk pemisah
gas-cair dengan
kapasitas besar.
Sistem ini
dirancang
untuk
mengeluarkan
gas dengan
penurunan liquid “fingers

tekanan.
Horizontal Slug Catcher

• Cairan cukup besar pada kecepatan tinggi. Peralatan


menjebak cairan dan memisahkan gas. Gas yang
dipisahkan dikirim ke gas hisap kompresor. Cairan
dipompa dan dipanaskan di Heater Line.
Separator horizontal & Vertical
Bagian utama Seperator

• Inlet Diverter
• Aliran masuk ke separator turbulen, kecepatannya tinggi dan fluida terdiri dari campuran gas
dan cairan. Kecepatan cairan masuk tinggi, maka momentum tinggi. Pada Inlet Diverter, fluida
berubah arah dengan menyerap momentum cairan sehingga cairan dan gas memisah.
Bagian utama Seperator

• Liquid collection
• Koleksi cair, terletak di bagian bawah vessel. Vessel menyediakan waktu retensi setiap gas
yang masuk ke dalam cairan untuk pergi ke bagian settling gravitasi. Selain itu, menyediakan
volume untuk gelombang yang terjadi pada pelepasan cairan. Kecepatan pemisahan
tergantung pada waktu retensi. Waktu retensi dipengaruhi oleh jumlah cairan, tinggi cairan
masuk vesel, dan diffrensial density dari cairan. Pemisahan cair-cair membutuhkan waktu
retensi lebih lama dari pemisahan gas-cair

Bagian utama Seperator

• Settling Gravity
• Gas memasuki bagian gravity settling, terjadi tetesan cair kecil dalam gas yang tidak
terpisahkan oleh Inlet Diverter. Ini dipisahkan oleh bagian settling gravitasi dan
jatuh ke interface gas liquid. Bagian settling Gravitasi ini, berukuran sedemikian
rupa sehingga tetesan cairan lebih besar dari 100-140 mikron jatuh ke antarmuka
gas-cair, sementara tetesan cair yang lebih kecil tetap dengan gas. Tetesan cair
lebih besar dari100-140 mikron tadi tidak diinginkan membebani ekstraktor kabut
di bagian outlet pemisah.

Bagian utama Seperator

• Mist Extractor
• Gas meninggalkan bagian settling gravity ini berisi tetesan cair kecil, umumnya kurang dari
100-140 mikron. Sebelum gas meninggalkan vessel, melewati bagian penggabung (coalescing
section) atau kabut (mist) extractor. Bagian ini menyediakan elemen penggabung dengan luas
permukaan yang besar sehingga terbentuk tetesan kecil dari cairan. Sebagai gas yang
mengalir melalui penggabung, dibuat berubah ke berbagai arah. Karena massa yang lebih
besar, tetesan cair tidak mampu
Problem Alat Pemisahan

• Pemilihan jenis ekstraktor kabut melibatkan


analisis biaya/manfaat. Wire-mesh yang
termurah, tetapi mesh paling rentan terhadap
penyumbatan dengan parafin, hidrat gas, dll.

Anda mungkin juga menyukai