Disampaikan pada:
Pelatihan Penatalaksanaan Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Untuk Rumah Sakit Swasta
29 September 2016, Mercure Hotel - Pontianak
SISTIMATIKA PENYAJIAN
• Pengertian Zoonosis
• Tantangan dan Kendala
• Landasan Hukum
• Kerangka kerja (Framework) & Prioritas pengendalian
zoonosis
• Rabies
• Situasi Rabies di Indonesia
• Target Indikator Renstra 2015-2019
• Kebijakan, Strategi & Kegiatan Utama Pengendalian
Rabies
• One Health
• Penutup
Pengertian “Zoonosis”
WHO (2008)
UU No. 18 tahun 2009 ttg Peternakan dan Kesehatan
Hewan
Perpres No.30 tahun 2011 (20 Mei 2011) tentang
Pengendalian Zoonosis
Zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi yang
secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke
manusia atau sebaliknya.
KENAPA ZOONOSIS PENTING ?
70% Emerging Infectious Diseases (EID) adalah
zoonosis
Mortality EID tinggi, menyerang otak dan organ
tubuh lainnya.
Dampak terhadap Perekonomian
Ancaman terhadap kehidupan, keselamatan dan
kesejahteraan manusia
Tidak mengenal batas wilayah
Tuntutan internasional PHEIC
Ancaman bioterorisme dan bioweapon (contoh
Antraks)
TANTANGAN/KENDALA
1. Ancaman Zoonosis Meningkat :
Kedekatan manusia dg hewan (hobby, ekonomi, dll)
Kebutuhan protein hewani meningkat
Semakin dekatnya manusia dg lingkungan/satwa liar
(pembukaan hutan, pemukiman mendekati hutan,
dll)
Perubahan Iklim (Climate change), vektor
meningkat, adaptasi/mutasi mahluk hidup menjadi
lebih patogen dll
Pola Migrasi, transportasi antar wilayah/antar
negara, pariwisata ,dll
TANTANGAN/KENDALA…2
2. Disparitas kapasitas sumber daya Pemda antar wilayah
dan antar sektor;
3. Disparitas institusional antar Pemda antar wilayah,
antar sektor sampai ke tingkat pelaksana di Kab/Kota
serta Kecamatan;
4. Perlunya akselerasi upaya pengendalian pada
penyebab penularan di sektor hulu Kemtan
5. Sosio-budaya dan tradisi masyarakat harus
mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan
zoonosis;
6. Pengawasan lalu lintas hewan belum memadai,
mobilitas hewan / manusia yg tinggi Kemtan
TANTANGAN/KENDALA…3
7. Keterbatasan mobilitas operasional (geografis,
demografis dan dana);
8. Keterbatasan paramedis-medis dan tenaga
veteriner di Kabupaten/Kota, terutama
daerah tertular Kemtan
9. Pemahaman masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya ttg pencegahan zoonosis
masih terbatas;
10. Regulasi belum dijalankan secara konsisten;
11. Keterbatasan penelitian dan pengembangan
tentang zoonosis;
LINGKUP PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN ZOONOSIS
Penanganan
pada sumber, • ↙ angka kesakitan
vektor & • ↙ risiko penularan
faktor risiko Reduksi atau
Eliminasi
Zoonosis
• ↗ akses pelayanan
Penanganan • ↙ angka kesakitan
pada host • ↙ angka kematian
(manusia) • Pelayanan yang efisien
& efektif
LANDASAN HUKUM
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
Penyakit Zoonosa :
Pengendalian Zoonosis Terpadu (Lintas Multi Sektor)
Surveilans terpadu
& sharing Informasi
Faktor risiko
Menurunkan
Koordinasi
Kolaborasi
penelitian
Mekanisme Koordinasi Respon
PRIORITAS PENGENDALIAN
a. Kementerian Kesehatan
1. FLU BURUNG
2. RABIES
3. ANTRAKS
4. LEPTOSPIROSIS
5. PES
b. Perpres no 30, tahun 2011
1. FLU BURUNG
2. RABIES
3. PES
4. ANTRAKS
5. LEPTOSPIROSIS
6. BRUCELLOSIS
RABIES
25
20
15
10
0
NA SU SU RIA JA SU BE LA BA JAB BA NT SUL GO SUL SUL SUL SUL KAL KAL KAL KAL MA MA KAL
D MU MB U MB MS NG MP NT AR LI T UT RO TE TR SEL BA SEL TE TI TA LU LU BA
T AR I EL KU UN EN NT NG A R NG M RA T KU R
LU G AL
O
2013 1 5 8 12 0 0 3 0 0 0 1 6 30 8 8 12 6 1 0 0 2 5 11 0
2014 1 10 8 3 0 0 5 3 0 0 2 0 22 5 4 3 0 0 1 5 0 0 6 6 14
2015 1 14 7 2 1 2 6 0 0 3 15 2 28 6 2 2 2 0 0 8 0 8 4 5
2016 0 7 1 3 0 2 0 1 4 17 2 3 0 3 0 2 2 11
Sumber : Subdit Pengendalian Zoonosis
Situasi Rabies pada Manusia di Kalimantan Barat
sampai 26 September 2016
400 6
350
5
300
4
250
200 3
150
2
100
1
50
0 0
Kota Kayon
Bengk Landa Sangg Sekad Sintan Melaw Kapua Ketap Samba Memp
Singka g
ayang k au au g i s Hulu ang s awah
wang Utara
GHPR 16 164 75 247 26 345 35 74 168 8 16 2
VAR 16 128 73 161 25 340 22 57 168 8 9 2
Lyssa 0 0 0 5 1 4 0 1 0 0 0 0
TANTANGAN TERBESAR RABIES
3 Jumlah Kabupaten/Kota
endemis Filaria berhasil
35 45 55 65 75
menurunkan angka mikrofilaria
menjadi < 1%
4 Persentase Kabupaten/Kota
dengan IR DBD < 49 per 60% 62% 64% 66% 68%
100.000 penduduk
5 Persentase Kabupaten/Kota
yang eliminasi Rabies pada 25% 40% 55% 70% 85%
manusia
KEBIJAKAN
PENGENDALIAN RABIES
Tujuan
Kemendagri :
Pengendalian Perdagangan:
- Koordinasi pimpinan
daerah
Zoonosis - Pengewasan
- Pemenuhan import hewan
kebutuhan SDM di PMK
daerah Fungsi
- PKK Koordinasi
LITBANG: Swasta :
antar K/L
- Forum Kab/Kota sehat
- Dukungan - Pemberdayaan Advokasi
penelitian tepat masyarakat
- KIE
guna
24
RABIES CENTER
RS*/Puskesmas
Pusat Kegiatan
Penanggulangan Rabies
Pusat Informasi :
- Bahaya Rabies
- Penanggulangan
Letak :
- Jauh dari Kab/Kota
- Strategis : dijangkau 3
Puskesmas/lebih
2
RABIES CENTER
RSUD di kab/kota
endemis rabies dijadikan RC
dan PKM terpilih
Syarat :
1. Tersedia : VAR, Cold Chain
(Lemari Es)
2. Petugas terlatih
3. Bisa melakukan KIE
- Protap Flochart GHPR
- Bahan-bahan penyuluhan
DITETAPKAN OLEH PROV.
ATAU KAB/KOTA
2
KEGIATAN UTAMA PENGENDALIAN RABIES
Kementan
. Karantina Hewan
Vaksinasi
Eliminasi
Fasilitator
Koordinator/Ketua
Kemendagri Strategi Pembebasan
Penggerak
Rabies
PET
Kemenkes
Cuci luka
Isu Global Terkini :
Satu Kesehatan (One Health)
• Satu kesehatan merupakan pendekatan paling baru
dalam mengendalikan zoonosis
• Mekanisme dengan:
-Kooperasi
-Koordinasi
-Kolaborasi
Implementasi Konsep Satu
Kesehatan (One Health) melalui:
Kasus Lyssa dari Medan, (L/6 th) dirujuk ke RSPI SS Jakarta, 2 hari
kemudian meninggal
CERITA BAHAGIA