Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Beton

Pemeriksaan Ketahanan Aus Agregat Dengan


Mesin Los Angeles
Maksud dan tujuan
• Maksud
Maskud dari praktikum ini adalah untuk menentukan tingkat keausan
agregat dengan menggunakan mesin los angeles.
• Tujuan
Tujuan Umum
Dapat menentukan tingkat keausan agregat dengan menggunakan
mesin los angeles.
Tujuan Khusus
a) Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian keausan
agregat dengan mesin los angeles dengan baik dan benar.
b) Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian
dalam pengujian keausan agregat dengan mesin los
angeles dengan baik dan benar.
c) Dapat mengamati dan mencatat data hasil pengujian yang
dilakukan dengan cermat dan teliti.
d) Dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil pengujian yang
didapat dengan mengacu kepada standart yang dipakai.
Data Pengamatan

Data berat agregat yang tertahan pada ayakan no.12 setelah 100 dan 500 kali putaran.

Putaran Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6

100 x 4,85 3,60 3,78 4,59 4,75 4,20

500 x 3,60 3,20 3,60 4,20 4,10 4,00


Perhitungan
• 100x pemutaran

Keterangan
A = Berat benda uji semula (gram)
B = Berat benda uji setelah 100 kali pemutaran (gram)

• 500x pemutaran

Keterangan :
A = Berat benda uji semula (gram)
C = Berat benda uji setelah 500 kali pemutaran (gram)
Analisis
• Analisis percobaan
Percobaan dilakukan pada tanggal 10 September 2018. Percobaan dimulai dengan menimbang wadah untuk kerikil
kemudian menimbang kerikil sebanyak 5 kg. Pengenalan kepada mesin Los Angeles, dari cara membuka penutup mesin dan
menutup mesin dengan menggunakan kunci inggris. Percobaan seharusnya dilakukan dengan memasukan benda uji yaitu
berupa kerikil yang sudah dicuci dan dikeringkan dioven lalu di saring menggunakan saringan nomor 12, tapi itu tidak
dilakukan karena dapat mengganngu aktivitas belajar dikelas lain karena suara bising yang ditimbulkan karena mesin di lab
belum disertai penanggkal suara dari kebisingan mesin. Percobaan hanya dilakukan dengan memasukkan kesebelas bola besi
dimasukkan secara perlahan ke dalam mesin. Penutup mesin dikunci,lalu mesin dinyalakan dengan dengan pengaturan
untuk 100 putaran tapi di lakukan hanya 3 kali putaran dikarenakan suara yang ditimbulkan amat sangat menggangu. Lalu
penutup mesin di buka kembali. Walau tidak dilakukan sepenuhnya, dosen tetap menjelaskan tahapan praktikum yang
semestinya.
• Analisis Data
Setelah dilakukan pemutaran sebanyak 100x, didapatkan data untuk masing-masing kelompok adalah 4.85, 3.60,
3.78, 4.59, 4.75 dan 4.20. dan setelah diputar kembali hingga 500x putaran, berat masing-masing agregat berkurang, yaitu
3.60, 3.20, 3.60, 4.20, 4.10 dan 4.00. Pengurangan ini diakibatkan semakin meningkatnya pecahan agregat yang menembus
saringan nomor 12.
Setelah diperhitungkan, untuk pemutaran sebanyak 100x menghasilkan presentase keausan sebanyak 14.1% dan
untuk pemutaran sebanyak 500x menghasilkan presentase keausan sebanyak 33.34%. Dari nilai yang didapat, dapat
dipastikan bahwa agregat yang diuji tidak cocok untuk digunakan sebagai bahan campuran pembuatan beton jalan raya
karena agregat sangat rentan hancur akan tekanan dari kendaraan-kendaraan, namun dapat digunakan sebagai bahan
campuran beton bangunan.
• Analisis Kesalahan
Pada praktikum kali ini, terdapat beberapa faktor kesalahan yang mempengaruhi hasil akhir praktikum.
– Praktikum dilakukan tidak optimal dikarenakan kebisingan yang ditimbulkan mesin saat praktikum.
– Hasil rata - rata pada perihitungan praktikum kali ini tidak sesuai ketentuan yaitu seharusnya di 100 kali putaran nilai rata –
ratanya tidak boleh lebih dari 10. Namun pada putaran ke 500 hasil yang diperoleh sesuai dengan ketentuan yaitu tidak lebih
dari 40
Pengaplikasian
• Banyak objek bangunan sipil yang sangat dipengaruhi oleh kondisi
agregat, terutama pada tingkat keausan agregat. Contohnya pada
pekerjaan jalan, baik yang perkerasan kaku (rigid pavement) ataupun
perkerasan lentur (flexible pavement), agregat akan mengalami proses
lainnya seperti pemecahan, pengikisan akibat cuaca, pengikisan ketika
pencampuran dan akibat penghamparan dan pemadatan.

• Pada bangunan gedung pun tingkat keausan agregat sangat


diperhitungkan, karena sangat mempengaruhi kekuatan bangunan itu
sendiri.
Kesimpulan

• Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :


– Keausan rata-rata agregat pada 100x pemutaran adalah 14.1%
dan pada 500x pemutaran adalah 33.34%.

– Dikarenakan nilai abrasi <40% , maka agregat dapat digunakan


sebagai campuran bahan beton untuk bangunan.

– Dikarenakan nilai abrasi >30% , maka agregat tidak dapat


digunakan sebagai bahan campuran beton jalan raya.
Lampiran
Praktikum Beton
Uji Kepipihan Agregat
Maksud dan Tujuan
• Maksud

Maskud dari praktikum ini adalah untuk menentukan % indeks kepipihan suatu agregat
yang dapat digunakan dalam campuran beraspal.

• Tujuan

– Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian indeks kepipihansuatu agregat.

– Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian indeks kepipihan suatu agregat


dengan baik dan benar.

– Dapat melakukan pencatatan data dan analisa yang diperoleh.

– Dapat menyimpulkan besarnya nilai indeks kepipihanyang diuji berdasarkan standar


yang dipakai untuk perkerasan jalan.
Data Pengamatan
No. Saringan Berat tertahan % tertahan Lolos uji kepipihan Tertahan uji
kelonjongan
1 4.9 50 5 50 50

2 7.2 124 12,4 124 124

3 10.2 118 11,8 118 118

4 14.4 213 12,4 213 213

5 19.7 179 17,9 179 179

6 20.3 90 9 90 90

7 33.9 0 0 0

Total M1 = 1000 M2 = 1000

M3F = 774

M3E = 774

INDEKS KEPIPIHAN (%) = M3F/M2 = 774/1000 × 100% = 77,4 %

INDEKS KELONJONGAN (%) = M3E/M2 = 774/1000 × 100% = 77,4 %


Perhitungan
Dari pengujian indeks kepipihan dan kelonjongan agregat
yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :

• Indeks Kepipihan =
= 774/1000 × 100%
= 77,4 %

• Indeks kelonjongan =
= 774/1000 × 100%
= 77,4 %
Analisis
• Analisa Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahu persentase setiap klasifikasi kepipihan dalam 1000
gram agregat, pada pengujian ini alat yang digunakan untuk menguji kepipihan adalah flakiness
gauge dan bajan uji yang digunakan adalah split, pengjian dilakukan dengan mencocokkan bahan uji
ke flakiness gauge, bahan uji dimasukkan satu persatu agar didapan hasil yang lebih teliti tentang
lubang mana yang paling sesuai dengan kepipihannya.

• Analisa Data
Pada analisis data dihitung persentase setiap klasifikasi dengan perbandingan berat awal dari
bahan uji, sehingga rumus yang di gunakan adalah x 100%, maka di dapat
persentase setiap klasifikasinya.

• Analisis Kesalahan
Pesentase yang dihasilkan tidak berjumlah 100% hal ini disebabkan karena sebelum disaring
dan di klasifikasikan spilt tidak di cuci terlebih daluhulu sehingga saat dilakukan penimbangan awal
berat di pengaruhi dengan berat agregat halus seperti pasir yang menempel pada batu, dan pada saat
dilakukan praktikum agregat halus sebagian terlepas dari split sehingga jumlah semua berat awal
berbeda dengan jumlah semua berat akhir yang selanjutnya mnempengaruhi penghitungan
persentase.
Pengaplikasian
• Banyak objek bangunan sipil yang sangat membutuhkan pengelompokan agregat sesuai dengan ukuran agrekat tersebut.
Karena itu sangat mempengaruhi kualitas beton yang akan di gunakan pada suatu bangunan. Apabila campuran agregat tidak
diperhitungkan secara benar maka akan berimbas pada bagunan tersebut. Contoh pada pembuatan jalan jika agregat tidak
sesuai dengan volume kendaraan misalkan, maka yang terjadi pada jalan tersebut yaitu cepat sekali rusak atau hancur.

• Uji kepipihan agregat berguna untuk memilah agregat yang baik dan sesuai standar untuk suatu konstruksi atau
bangunan.Bentuk agregat pipih dan atau lonjong tidak diharapkan dalam struktur perkerasan jalan. Hal ini dikarenakan
sifatnya yang mudah patah sehingga dapat mempengaruhi gradasi agregat, interlocking dan menyebabkan peningkatan
porositas perkerasan tidak beraspal. Bina Marga masih menerima bentuk agregat pipih, yaitu maksimal 25% yang dibatasi
penggunaannya, hanya paling tinggi untuk lapis pondasi. Penggunaan pada lapis permukaan hanya dimungkinkan untuk kelas
jalan yang rendah.

• Bentuk agregat bulat pun tidak disukai dalam perkerasan jalan. Tetapi untuk kondisi perkerasan tertentu, misalnya untuk
kelas jalan rendah, agregat berbentuk bulat masih diperbolehkan tetapi hanya sebatas penggunaan untuk lapisan pondasi
bawah dan lapisan pondasi saja. Maksimal penggunaan untuk lapisan pondasi tidak boleh lebih dari 40%, sedangkan untuk
lapisan pondasi bawah dapat lebih besar lagi. Pada penggunaan praktis di lapangan, agregat berbentuk bulat dapat digunakan
untuk lapisan permukaan dengan sebelumnya dipecahkan terlebih dahulu.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
• agregat yang disortil atau dikelompokan tidak semua masuk atau lolos ke
lubang yang sama melainkan 1 kg agregat terbagi menjadi 6 kelompok
kepipihan agregat.
• setelah ditimbang ke 6 kelompok agregat tersebut memiliki berat yang berbeda
– beda.
• Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Alat Pengukur Panjang
Pipih 1 Set yang terdiri dari 7 lubang pengukuran kepipihan agregat. Dari 7
lubang tersebut tidak semua terpakai atau lolos oleh agregat, hanya 6 lubang
saya yang dapat digunakan untuk menguji kepipihan agregat.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai