Anda di halaman 1dari 18

Pankreatitis

P Purwati Nada Heni Winari B N

S Siti Cita Fakaubun

Z Zazkia Mutia Cahyati Tania Nur Habibah T


Latar Belakang

Masalah pankreatitis
banyak di Indonesia. Proses
pankreatitis diawali dengan
proses inflamasi pankreas
Frekuensi penyakit yang progresif dan
pankreatitis di Negara menyebabkan kerusakan
barat adalah 10-20 parenkim pankreas yang
kasus per 100.000 reversible dan irreversible.
penduduk pertahun Mekanisme pankreatitis
(Kumar et al, 2010). tidak jelas, tetapi salah satu
bukti untuk mekanisme
pankreatitis adalah stress
oksidatif (Spicak et al,
2007).
Anatomi dan Fisiologi Fungsi Endokrin

Glukagon : ↑ kadar glukosa darah dan membuat semua


jenis makanan dapat digunakan untuk proses energi.

Insulin : ↓ kadar glukosa darah dengan meningkatkan


penggunaan glukosa untuk produksi energi.

Fungsi Pankreas

Fungsi Eksokrin

Menghasilkan enzim yang terlibat pada proses


Terletak pada kuadran bagian kiri atas di
pencernaan ketiga jenis molekul kompleks makanan.
antara kurvatura duodenum dan limpa dan
panjangnya mencapai 15 cm.
Inflamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius dengan
intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal
PENGERTIAN

Pankreatitis

Peradangan pada pankreas yang menggangu fungsi eksokrin


Pankreatitis dalam membantu menjalankan metabilisme dalam tubuh.

Pankreatitis Kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim


pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan
autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000; 558)

Penyakit serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang
relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang
tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Smeltzer, Suzanne C., 2001; 1338).
Etiologi
Konsumsi alcohol
yang cukup lama

Infeksi bakteri

Infeksi virus
Klasifikasi

Pankreatitis akut tipe intertisial

Pankreas membengkak,tampak pucat, tidak


nekrosis/perdarahan, daerah intersitial melebar karena adanya
edema ekstraselular, disertai sebaran sel-sel leukosit
polimorfonuklear (PMN). Saluran pankreas dapat terisi dengan
bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan destruksi asinar.

Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragic

Tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan perdarahan


dan inflamasi. Tanda – tanda utama : nekrosis lemak pada 5
jaringan-jaringan di tepi pankreas, nekrosis parenkim dan
pembuluh-pembuluh darah sehingga mengakibatkan
perdarahan dan dapat mengisi ruangan retroperitoneal.
• Alkohol
• Infeksi bakteri/virus

Pankreatitis
PATOFISIOLOGI

Demam Distensi Abdomen Tekanan pada ductus Aktivitas


kole diktus dan iritasi protease dan
peritonium lipase
Anoreksia
Obstruksi
aliran Autodigestiv
Mual , muntah
empedu
Kerusakan
Perubahan Peregangan berulang
nutrisi kurang kapsula
dari kebutuhan pankreas Tugas endokrin
Resti toksokrin
Nyeri infeksi terganggu
Kekurangan
volume cairan
Hiperglikemi/Hipoglikemi
Manifestasi Klinis

1. Nyeri perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung


2. Distensi abdomen
3. Mual muntah
4. Kembung
5. Terdapat memar (ekimosis) pada pinggang dan sekitar umbilicus (pada
pancreatitis hemoragik)
6. Hipotensi
7. Panas
8. Agitasi
9. Dispnea
10.Hematemesis dan melena
11.Takikardi
12.Nyeri tekan pada epigastrium
Komplikasi

Nekrosis Pankreas

Gagal Ginjal

Syok dan kegagalan organ multiple


Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
• Kadar amylase dan limpase serum

• Hiperglikemia dan glukosuria yang bersifat sementara

• Kenaikan kadar bilirubin • Kenaikan kadar fibrinogen

• Pada ambilan cairan peritoneum banyak mengandung sekresi pancreas

• Feses penderita yang berwarna pucat dan berbau sangat busuk

• Pada USG terlihat peningkatan diameter pancreas karena mengalami edema


Penatalaksanaan

Pengobatan yang bersifat simptomatik Pemberian preparat

Semua asupan oral harus dihentikan Pemberian cairan parenteral

Pemberian makanan melalui Total


Pemberian insulin
pareteral nutrision (TPN).

Pemasangan NGT disertai dengan


Drainase billier
pengisapan.
Pengobatan

Mengobati infeksi
Mengatasi nyeri
sekunder

Mengurangi sekresi
Mencegah atau
pankreas
mengobati syok

Memulihkan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Asuhan Keperawatan

Diagnosa
Pengkajian keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d


1. Anamnesa nyeri
- Nama ,jenis kelamin, umur, 2. Hypertermi b.d penyakit
pendidikan, pekerjaan, keluhan 3. Nyeri akut b.d agen cedera
itama, riwayat penyakit, dan (biologi)
pengkajian pola kebutuhan. 4. Kekurangan volume cairan b.d
2. Pemeriksaan fisik kehilangan cairan aktif
- Inspeksi frekuensi ,kaji TTV, 5. Perubahan nutrisi kurang dari
adanya nyeri pada abdomen, kebutuhan tubuh b.d mual muntah
adanya mual muntah, dan 6. Intoleransi aktivitas b.d
penurunan kekuatan kelemahan umu
musculoskeletal.
Nyeri akut b.d cedera (biologi) Hypertermi b.d penyakit

Goal : Klien akan terbebas dari nyeri Goal : Klien tidak akan mengalami
akut selama dalam perawatan hypertermi selama dalam perawatan

objektive : Klien tidak akan Objektiv : klien akan terbebas dari


mengalami agen cedera (biologi) penyakit selama dalam perawatan
selama dalam perawatan.
Outcomes : selama perawatan, klien:
Outcomes : selama perawatan klien Intervensi - Tidak mengeluh badan panas
- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol - Suhu kembali normal
- Menunjukkan postur rileks
- Menunjukkan tanda-tanda vital Intervensi : Berikan kompres mandi
normal. hangat, hindari penggunaan alkohol.
R/ dengan membantu mengurangi
Intervensi : Berikan analgetik, seperti demam. Catatan : penggunaan air
asetaminofen, kodein. es/alkohol mungkin menyebabkan
R/ Mungkin diperlukan untuk kedinginan, peningkatan suhu secara
menghilangkan nyeri yang berat. aktual. Selain itu, alkohol dapat
mengeringkan kulit.
Kekurangan volume cairan b.d kehilangan
Ketidakefektifan pola nafas b.d cairan aktif
nyeri
Goal : Klien akan meningkatkan volume cairan
Goal : Klien menunjukkan pola nafas yang adekuat selama dalam perawatan.
yang efektif
Objektiv : Klien tidak akan mengalami
kehilangan cairan aktif selama dalam perawatan.
Objektiv : Klien tidak mengalami
nyeri Outcome : selama perawatan, klien:
- Heluaran urine dalam batas normal
Outcome : Selama perawatan, klien : - Konsentrasi urine dalam batas normal
- Tidak mengeluh sesak napas
Intervensi - BB normal
- Turgor kulit normal
- Frekuensi nafas normal - TD normal
- Nadi kembali normal - Kulit/membrane mukosa lembab
- Tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi
Intervensi : Ajarkan pasien laithan
Intervensi : Jelaskan alasan kehilangan cairan
napas dalam efektif dan ajarkan kepada pasien cara memantau
R/ membantu mengurangi rasa nyeri volume cairan. (contohnya dengan mencatat
Bantu untuk berada dalam posisi berat badan setiap hari dan mengatur asupan
yang nyaman yang memungkinkan serta haluaran).
ekspansi dada maksimal. R/ tindakan ini mendorong keterlibatan pasien
dalam perawatan personal.
Perubahan nutrisi kurang dari
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
kebutuhan tubuh b.d mual muntah
umum
Goal : Klien akan meningkatkan asupan
Goal : Klien akan meningkatkan toleransi
nutrisi secara adekuat selama dalam
aktivitas selama dalam perawatan
perawatan
Objektiv : Klien akan terbebas dari
Objektiv : Klien akan terbebas dari mual,
kelemahan selama dalam perawatan
muntah selama dalam perawatan
Outcome : Selama perawatan, klien :
Outcome : Selama perawatan klien :
Menunjukkan toleransi terhadap aktivitas
- Mengatakan tidak ada gangguan
Mengatakan tidak lemah dan lelah
- Sensasi pada indera pengecap
- Mengatakan dapat memasukkan Intervensi Tidak adanya palpitasi dan takikardia,
TD dan pernapasan serta kerja jaringan
makanan secara adekuat
kembali normal.
- Menghabiskan porsi makan
- Menunjukkan peningkatan berat badan
Intervensi : Anjurkan pasien untuk
- Menunjukkan tonus otot baik
menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri
dada, napas pendek, kelemahan atau
Intervensi : Berikan perawatan oral
pusing terjadi.
R/ Menurunkan rangsangan muntah dan
R/ regangan/ stres kardiopulmonal
inflamasi/ iritasi membran mukosa kering
berlebihan/ stres dapat menimbulkan
sehubungan dengan dehidrasi dan bernapas
dekompensasi/ kegagalan.
dengan mulut bila NGT dipasang
Implementasi Evaluasi

Tindakan keperawatan
Menilai apakah masalah
dilakukan dengan mengacu
keperawatan telah teratasi,
pada rencana
tidak teratasi atau teratasi
tindakan/intervensi
sebagian dengan mengacu
keperawatan yang telah
pada kriteria hasil.
ditetapkan/dibuat.
Daftar Pustaka

Doughty, D. D & Jackson D. B.. Gastrointestinal Disorders. 1993. St Louis: Mosby


Clinical Series.
Smeltzer, S. C & Bare, B. G.. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8, Vol.2. 2001.
EGC: Jakarta
NANDA. 2009-2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2011.EGC:
Jakarta
Taylor, Cynthia. M.. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Ed.10. 2010.
EGC: Jakarta
Doengoes, Marilynn, dkk. Rencana Asuhan Keperawtan. Edisi.3. 2000. EGC : Jakarta.
Riyadi, Sujoyo Sakarmin. Askep pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin
pada Pankreas. 2008. Graha Ilmu : Jogjakarta
Sylvia A.Price,Lorraine M,wilson.Patofisiologi. 2005.EGC: Jakarta.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a262
3.pdf diakses 21 April 2019 pukul 10.30

Anda mungkin juga menyukai