Anda di halaman 1dari 16

Nama Kelompok:

1. Nanda kristabela
2. Nika Nurmalia
3. Puguh Subekti Putri
4. Rizal Asep Pratama
5. Siti Imronah
Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Gangguan Sistem Saraf Pusat(Stroke)
 A. Definisi Stroke : suatu episode akut dari disfungsi
neurologis yang diduga disebabakan oleh iskemik atau
hemoragik yang berlangsung > 24 jam atau sampai
meninggal,tetapin tanpa bukti yang cukup untuk
diklasifikasikan ( Sacco,dkk,2013)
 Stroke di bagi menjadi 2 :
a. Stroke iskemik
b. Stroke hemoragik
Etiologi Stroke
 Menurut Woodward (2011) :
Sebesar 85% stroke disebabkan oleh iskemi dan infark
pada jaringan otak Sisanya sebesar 15% kasus stroke
disebabkan oleh perdarahan intraserebral primer.
iskemi dapat terjadi akibat terjadinya athero-trombosis,
antara lain stenosis pembuluh darah besar, embolisasi
plak antar arteri disertai oklusi pada pembuluh darah
distal dan SVD (Small Vessel Disease) dalam yang
masuk ke arteri yang menyuplai basal ganglia, massa
otak, thalamus dan pons.
Klasifikasi Stroke
 Stroke Iskemik (infark atau kematian jaringan).
Serangan sering terjadi pada usia 50 tahun atau lebih.
 Stroke Hemoragik (perdarahan). Serangan sering
terjadi pada usia 20-60 tahun dan biasanya timbul
setelah beraktifitas fisik atau karena psikologis
(mental).
Penggolongan berdasarkan perjalanan
klinisnya dikelompokkan

 Transient ischemic Attack ( TIA)


 Stroke involusi
 Stroke komplit
Faktor Risiko Internal, yang tidak dapat
dikontrol / diubah / dimodifikasi
 Umur : dimana kejadian stroke makin tinggi pada
klien usia lanjut.
 Jenis kelamin : angka kejadian terjadinya stroke
pada penderita laki-laki, dilaporkan lebih banyak
daripada penderita wanita.
 Ras / suku bangsa: Bangsa Afrika/Negro, Jepang,
dan Cina lebih sering terkena stroke. Orang yang
berwatak keras terbiasa cepat atau terburu-buru,
seperti orang Sumatra, Sulawesi, dan Madura
rentan terkena stroke.
 Riwayat keluarga / keturunan : Seseorang
dengan orang tua / saudara kandung yang
pernah mengalami stroke, maka yang
bersangkutan berisiko terkena stroke.
Faktor Risiko Eksternal, yang dapat
dikontrol / diubah / dimodifikasi
 Hipertensi : dapat disebabkan arterosklerosis pembuluh
darah serebral, sehingga pembuluh darah tersebut mengalami
penebalan dan degenerasi yang kemudian
pecah/menimbulkan perdarahan.
 Hipotensi : Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba dapat
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang
kemudian menyebabkan pingsan atau tidak sadarkan diri.
 Diabetes Mellitus: mampu menebalkan dinding pembuluh darah
otak yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah
otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah tadi
kemudian menganggu kelancaran aliran darah ke otak, yang pada
akhirnya akan menyebabkan infark sel-sel otak.
 Penyakit kardiovaskuler : Penyakit jantung berpotensi untuk
menimbulkan stroke dikemudian hari seperti penyakit jantung
rematik, penyakit jantung koroner dengan infark otot jantung dan
gangguan irama jantung. Faktor risiko ini pada umumnya akan
menimbulkan hambatan atau sumbatan aliran darah ke otak
karena jantung melepas gumpalan atau sel-sel atau jaringan yang
telah mati ke aliran darah
 Transient Ischemic Attack dapat terjadi beberapa kali dalam 24
jam, atau dapat berkali-kali dalam 1 minggu. Makin sering
seseorang mengalami Transient Ischemic Attack ini maka
kemungkinan untuk mengalami stroke makin besar.
Faktor Risiko Tambahan

 Kadar lemak darah tinggi


 Obesitas atau kegemukan
 Merokok
 Alkoholik
 Penggunaan obat tertentu dalam jangka
waktu lama
 Faktor risiko
Patofisiologi Stroke
gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di
dalam arteri-arteri yang membentuk sirkulasi Willisi:
arteri karotis interna, dan sistem vertebrobasiler atau
semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila
aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15—20
menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan
berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah
yang memperdarahi otak. Patologisnya berupa :
 keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri
seperti pada aterosklerosis dan thrombosis, robeknya
dinding pembuluh, atau peradangan berkurangnya
perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya
syok atau hiperviskositas darah gangguan aliran darah
akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari
jantung atau pembuluh ekstrakraniumrupture vascular
di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Resiko ketidak Tissue perfusion : cerebral Peningkatan Perfusi
efektifan perfusi a) Tekanan darah sistole dan Serebral
diastole dalam rentang yang -Monitor TIK pasien dan
jaringan otak
diharapkan. respon neurologi terhadap
definisi : Rentan b) Tidak ada hipotensi aktivitas perawatan
mengalami penurunan ortostatik. -Monitor status pernapasan
sirkulasi jaringan otak c) Kemampuan komunikasi -Monitor nilai laboratorium
yang dapat mengganggu membaik. adanya perubahan
kesehatan d) Menunjukkan konsentrasi oksigenasi atau
& orientasi. keseimbangan asam basa,
berhubungan dengan
e) Pupil seimbang dan sesuai kebutuhan
perdarahan intraserebri, reaktif. -Konsultasikan dengan
oklusi otak, vasopasme, f) Tidak mengalami kejang. dokter untuk menentukan
dan edema otak. g) Tidak mengalami nyeri tinggi kepala tempat tidur
domain : 4 kepala. yang optimal dan monitor
(aktivitas /istirahat) -_respon pasien terhadap
pengaturan posisi kepala
hal : 252
2. Hambatan komunikasi Communication: Peningkatan
verbal a) Menggunakan bahasa Komunikasi: Kurang
definisi: penurunan dan tertulis Bicara
perlambatan untuk 1. Monitor kemampuan -Monitor kecepatan
menerima,memproses,me berkomunikasi pasien bicara, tekanan,
ngirim menggunakan 2. Minta peran serta aktif kecepatan, kuantitas,
simbol keluarga dalam terapi volume, dan diksi
( hal : 278 domain : 5 wicara. -Monitor proses kognitif,
persepsi /kognisi) 3. Tandai bel pasien, anatomis dan fisiologis
sebagai pasien yang tidak terkait dengan
berhubungan dengan : mampu berkomunikasi. kemampuan bicara
gangguan sistem saraf 4. Minta pasien bicara -Sediakan metode
pusat dengan kecepatan pelan, alternatif menulis atau
ulangi perkataan pasien membaca, dengan cara
untuk akurasinya. yang tepat
b) Menggunakan bahasa -Instruksikan pasien
yg dikuasai. untuk bicara pelan
c) Menggunakan gambar -Kolaborasi bersama
untuk berkomunikasi. keluarga dan ahli/terapis
d) Memastikan bahasa patologis untuk
interpretasi pesan yang mengembangkan rencana
disampaikan akurat. agar bisa berkomunikasi
secara efektif
3. Hambatan mobilitas Self care : Activity Daily Terapi Latihan :
fisik Livings. Ambulasi
Definisi: keterbatasan a) Klien meningkat dalam 1.Monitor penggunaan
dalam gerakan fisik atau aktivitas fisik. kruk pasien atau alat
satu atau lebih b) Mengerti tujuan dari bantu berjalan lainnya
ekstremitas secara peningkatan mobilitas. 2. Bantu pasien untuk
mandiri dan terarah. c) Memverbalisasikan menggunakan alas kaki
berhubungan dengan perasaan dalam yang memfasilitasi pasien
hemiparese/hemiplagia, meningkatkan kekuatan untuk berjalan dan
kelemahan dan kemampuan mencegah cedera
neuromuskuler pada berpindah. 3. Bantu pasien untuk
ekstremitas. berdiri dan ambulasi
domain : 4( aktivitas dengan jarak tertentu
/istirahat) hal: 232 dan dengan sejumlah staf
tertentu.
4. Instruksikan pasien
mengenai pemindahan
dan teknik ambulasi yang
aman
5. Konsultasikan pada
ahli terapi fisik mengenai
rencana ambulasi, sesuai
kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai