Anda di halaman 1dari 19

Gangguan Cemas

Nandy Bill Morris


Pembimbing : dr. Ratna Sugiati
Identitas Pasien

Nama/JK/Umur : Ny. P/ Pr/ 50 tahun


Pekerjaan/Pendidikan : IRT/SMA
Alamat : RT 06 Olak kemang

Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi


-lingkungan-keluarga 02
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah anak :1
Status ekonomi : Cukup
Kondisi Lingkungan di sekitar Rumah
Rumah pasien terletak 1,5 meter dari jalan besar. Lingkungan
rumah cukup bersih dan asri, terdapat drainase air yang berfungsi
baik, pajanan sinar matahari cukup. Lingkungan sekitar terkesan
rapih dan bersih.
Aspek Perilaku dan Psikologis di Keluarga
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal dengan seorang suami,
anak tunggalnya dan menantu. Suami pasien merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil,
anaknya seorang perempuan dan berkerja sebagai pegawai honorer serta menantunya
bekerja sebagai pegawai bank. Menurut pasien hubungannya dengan anggota keluarga
dan sanak keluarga di sekitar rumahnya cukup harmonis. Menurut keluarga, pasien
merupakan seorang dengan kepribadian yang ramah namun agak pendiam. Pasien juga
sejak semula memang seorang yang sangat perhatian pada anggota keluarga hingga
terkadang cenderung menjadi pencemas. Di rumah, pasien hanya hidup bersama suami,
anak tunggalnya serta menantu, dimana saat pagi hari mereka pergi bekerja dan pulang
pada siang hingga sore hari. Hal ini membuat pasien sering berada pada keadaan
sendirian.
Anamnesis, PF, PP
Kel. Utama :
sering merasa cemas yang memberat sejak kurang lebih 2 bulan terakhir.
RPS
Pemeriksaan
Penunjang Faktor yg memperberat

Pemeriksaan Fisik Faktor yg memperingan

RPD
Riw. Makanan, alergi
RPK
Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih sejak 6 bulan terakhir pasien sering merasakan cemas, semenjak cucu
satu-satunya didiagnosis menderita kelainan jantung bawaan, dan diprediksi kemungkinan tidak
dapat bertahan hingga tumbuh besar. Menurut pasien, rasa cemas yang dirasakan berupa perasaan
kasihan dan sangat khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap cucunya. Namun
cucunya kemudian telah meninggal kurang lebih 2,5 bulan yang lalu.
Pada 2 bulan terakhir rasa cemas timbul pada hal-hal yang sederhana seperti saat lupa
meletakkan barang atau dan terkadang rasa cemas muncul secara tiba-tiba dapat hampir beberapa
hari dalam satu minggu. Rasa cemas tersebut dirasakan juga hingga mengganggu aktivitas sehari-
hari.
Pasien sering merasa berdebar-debar yang kadang disertai keringat dingin, pasien juga
menjadi sulit untuk tidur saat malam hari sehingga pada pagi harinya pasien sering merasa lesu
dan kaku serta pegal pada seluruh badannya. Pasien juga sering merasa kembung. Namun khusus
untuk keluhan kembung, akan berkurang setelah pasien meminum obat maag. Untuk keluhan dada
berdebar dan kembungnya pasien sebelumnya telah berobat dan dinyatakan hasil pemeriksaannya
dalam batas normal.
Keluhan berupa sering melihat atau mendengar hal yang tidak dilihat dan
didengar orang lain (-). Keluhan dari keluarga terhadap pasien seperti sering berbicara
sendiri (-), berbicara meracau atau tidak masuk akal (-), sering marah-marah atau
mengamuk (-). Sering menyendiri (-), kehilangan minat pada aktivitas keseharian (-).
Sesak (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-)


• Riwayat gangguan kejiwaan (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat darah tinggi (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat maag (-)
• Riwayat ggn pertumbuhan & perkembangan (-)
• Riwayat rawat RSJ (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluhan serupa di keluarga (-)
• Riwayat gangguan kejiwaan di keluarga (-)

Riwayat makan, alergi, obat-obatan, perilaku kesehatan :


• Alergi obat-obatan (-), alergi makanan (-)
• Konsumsi rokok (-)
• Konsumsi alkohol (-)
• Konsumsi obat-obatan terlarang (-)
• Sehari-hari pasien yang merupakan IRT banyak menghabiskan waktunya sendirian di rumah u
ntuk bersih-bersih rumah dan memasak. Pasien jarang berolah raga namun cukup suka makan
sayur dan buah.
• Pemeriksaan Fisik: dbn
• Tanda vital
– TD : 130/80 mmHg
– Nadi : 104 x/I, regular, pulsasi cukup
– Pernafasan : 20 x/i, cepat dangkal.
– Suhu : 36,6 ºC
Status Psikiatri

Keadaan Umum Gangguan Berpikir Alam Perasaan


Penampilan : Rapih Bentuk Pikir: Realistik Mood : Cemas
01 Kesadaran
Orientasi
: CM
: W/T/O = baik
02 Arus Pikir: Koheren 03 Afek : Gelisah
Isi Pikir: Luas Kesesuaian: Sesuai
Tingkah Laku : Kooperatif

Fungsi Intelektual Pengendalian Impuls : Baik


Konsentrasi : Baik Daya Nilai: Baik
Persepsi
Orientasi : Baik Tilikan : 6
04 Halusinasi: - 05 Daya Ingat : Baik 06 Taraf Dapat Dipercaya: Dap
Ilusi : - Pikiran Abstrak : Baik at Dipercaya
Diagnosis Kerja : Diagnosis Banding :
Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluru Gangguan Panik (F41.0)
h (F41.1) Depresi dengan gejala somatik (F
Aksis II : - 33.01)
Aksis III : Dispepsia Psikogenik (F45.8) Gangguan Somatisasi (F45.0)
Aksis IV : Primary Support Group Gangguan cemas tidak spesifik (F
Aksis V : GAF Scale 70-61 41.9)
MANAJEMEN
Promotif :
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita, bahwa disebabkan ole
h faktor psikologis.
• Menjelaskan kepada pasien untuk cukup istirahat
• Menjelaskan pada pasien untuk banyak berolah raga
• Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga pola makan seimbang
Preventif
• Hindari dalam keadaan sendirian, perbanyak interaksi sosial
• Hindari dan kelola stress dengan baik
• Hindari merokok, konsumsi kopi, alkohol dan begadang
Kuratif :
Non Farmakologi
• Psikoterapi
• Tidur yang cukup dan berkualitas
• Perbanyak aktivitas dan interaksi dengan orang lain
• Rujuk ke Psikiatri
Farmakologi : -
Obat Tradisional
• Valerian
Rehabilitatif
• Menaati nasihat dokter dan minum obat sesuai anjuran dokter
• Melakukan kontrol rutin ke Fasyankes
• Mengambil obat rutin ke Fasyankes
Analisa Kasus
Hubungan diagnosis dengan keadan rumah dan lingkungan sekitar
Keadaan rumah tertata dengan baik, rapih dan bersih. Lingkungan rumah berupa
lingkungan padat penduduk yang rapih dan bersih. Namun dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan diagnosa dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh penyakit yang sama dengan pasien.
Hubungan antar keluarga harmonis. pasien merupakan seorang dengan kepribadian
yang ramah namun agak pendiam. Pasien juga sejak semula memang seorang yang
sangat perhatian pada anggota keluarga hingga terkadang cenderung menjadi
pencemas. Di rumah, pasien hanya hidup bersama suami, anak tunggalnya serta
menantu, dimana saat pagi hari mereka pergi bekerja dan pulang pada siang hingga
sore hari. Hal ini membuat pasien sering berada pada keadaan sendirian, yang dapat
memperparah perjalanan penyakit atau memperlambat penyembuhannya. Dapat
disimpulkan terdapat hubungan diagnosis dengan hubungan keluarga.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar
Pada kesehariannya pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang banyak
menghabiskan waktu dirumah. Aktivitas di rumah berupa bersih-bersih dan memasak.
Personal hygiene tiap anggota keluarga cukup baik. Pasien jarang berolahraga namun
cukup rutin konsumsi sayur dan buah. Tidak terdapat hubungan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar dengan penyakit pasien.

Analisis faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien


Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien merupakan seorang perempuan usia 50 tahun. Pasien
merupakan seorang yang menurut keluarga memiliki kepribadian pendiam dan pencemas. Dalam
kesehariannya pasien banyak beraktivitas di rumah dalam keadaan sendirian. Pasien dalam 6
bulan terakhir memiliki beban psikologis berupa rasa khawatirnya pada keadaan kesehatan cucu s
atu-satunya. Hal- hal tersebut di duga merupakan faktor risiko dari penyakit yang dialami pasien.
Analisis untuk mengurangi paparan
Anjurkan pasien untuk menghindari keadaan sendirian. Jelaskan juga untuk mengindari dan kelola
stress dengan baik. Dari segi pola hidup, untuk menghindari konsumsi kopi, alkohol, merokok dan
begadang.

Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga


Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita, bahwa disebabkan oleh faktor
psikologis. Menjelaskan kepada pasien untuk cukup istirahat. Menjelaskan pada pasien untuk
cukup olah raga. Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga pola makan seimbang. Menjelaskan
pada pasien untuk menghindari faktor risiko yang dapat memperburuk perjalanan penyakit seperti
pengelolaan stres yang buruk, pola hidup yang tidak sehat dan kurang berinteraksi sosial dengan
orang sekitar. Menaati nasihat dokter dan minum obat sesuai anjuran dokter. Melakukan kontrol
rutin ke Fasyankes. Mengambil obat rutin ke Fasyankes
Thank you

Anda mungkin juga menyukai