Anda di halaman 1dari 22

ZONA-ZONA MARITIM

NI PUTU PUTRI WIJAYANTI, S.PT., M.PT


Latar Belakang

Indonesia UNCLOS 1982


Kedaulatan
Negara (Zona
NKRI
Kepulauan Maritim)
Batas maritim antar negara adalah
penentuan batas wilayah atau
kekuasaan antar satu negara dengan
negara lainnya di laut.
Batas maritim yang terdefinisikan
dengan jelas merupakan hal yang
penting bagi hubungan internasional
yang baik dan pengelolaan laut yang
efektif
Zona Laut Teritorial
 Zona Laut Teritorial adalah batas laut yang diukur
sejauh 12 mil dari garis dasar (pulau terluar) menuju laut
lepas.
 Jika ada 2 negara yang letaknya berhadapan atau
berdampingan tidak satupun berhak kecuali adanya
persetujuan untuk menetapkan batas laut teritorialnya
melebihi garis tengah yang titik-titiknya sama jaraknya
dari titik-titik terdekat pada garis pangkal darimana
lebar laut teritorial itu diukur.
 Negara memiliki kedaulatan penuh atas laut teritorial
dan wajib menyediakan alur lalu lintas pelayaran damai
di atas permukaan laut dan di bawah permukaan laut.
Laut Teritorial
UNCLOS 1982
(Bab II: 2-32)

Pasal 2 : Pasal 3 :
Kedaulatan Negara Kepulauan: Hak untuk menetapkan
wilayah darat, perairan pedalaman, lebar laut teritorialnya
perairan kepulauan , dan sampai laut tidak melebihi 12 mil laut
teritorial atau laut wilayah (ruang yang diukur dari garis
udara di atasnya dan dasar laut serta pangkal
tanah di bawahnya)
Landas Kontinen
Definisi landas kontinen menurut pasal 76 ayat 1 adalah:
Landas kontinen suatu Negara pantai meliputi dasar
laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah
permukaan laut yang terletak di luar laut teritorialnya
sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya
hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu
jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut
territorial diukur, dalam hal pinggiran tepi kontinen tidak
mencapai jarak tersebut.
Indonesia terletak di dua landas kontinen yaitu benua
Asia dan benua Australia. Batas landas kontinen adalah
diukur paling jauh 200 mil dari pantai terluar.
 Dasar laut dan tanah di bawahnya yang terletak di luar laut
teritorialnya sepanjang adanya kelanjutan ilmiah dari
wilayah daratannya sampai ke pinggiran tepi kontinen
 Dasar laut dan tanah di bawahnya sampai jarak 200 mil
laut dari garis pangkal di mana laut teritorial diukur
 Landas kontinen dimungkinkan mencapai 350 mil laut dari
garis pangkal di mana laut teritorial diukur
 tidak melebihi 100 mil laut dari kedalaman (isobath) 2500 m.
 Indonesia diperkirakan memiliki potensi untuk menetapkan
batas terluar landas kontinen sampai sejauh 350 mil di tiga
tempat, yaitu Aceh sebelah Barat, Pulau Sumba sebelah
Selatan, dan Utara Pulau Irian ke arah Utara.
Zona Ekonomi Ekslusif

Zona Ekonomi Ekslusif (Pasal 55 UNCLOS 1982)adalah suatu


daerah di luar dan berdampingan dengan laut territorial,
yang tunduk pada rejim hukum khusus yang ditetapkan
berdasarkan hak-hak yurisdiksi Negara pantai dan hak-hak
serta kebebasan Negara lain, diatur oleh ketentuan yang
relevan dalam konvensi ini.
Batas terluar laut teritorial yang berjarak 200 mil laut dari
garis pantai terluar.
Di sepanjang wilayah tersebut baik lautan maupun udara,
negara memiliki hak atas kekayaan laut, udara, militer dan
lain sebagainya.
 Ada 15 negara yang mempunyai ZEE, yaitu Amerika
Serikat, Prancis, Indonesia, Selandia Baru, Australia,
Rusia, Jepang, Brasil, Kanada, Meksiko, Kiribati, Papua
Nugini, Chili, Norwegia, dan India.
 Setiap Negara hak berdaulat untuk tujuan eksplorasi,
eksploitasi, konservasi, dan mengelola sumber daya
alam baik hayati maupun nonhayati di perairannya,
dasar laut dan tanah di bawahnya serta untuk
keperluan ekonomi di zona tersebut seperti produksi
energi dari air, arus, dan angin.
 Mempunyai hak kebebasan pelayaran dan
penerbangan, kebebasan memasang kabel dan pipa
bawah laut dan penggunaan sah lainnya
Zona Tambahan
• Setiap Negara pantai mempunyai zona tambahan
yang jauhnya tidak boleh melebihi 24 mil yang diukur
dari garis pangkal di mana lebar laut teritorial diukur
atau sejauh 12 mil diukur dari laut teritorial suatu
Negara pantai
• Di zona tambahan setiap Negara pantai dapat
melaksanakan pengawasan yang diperlukan untuk
mencegah pelanggaran peraturan perundang-
undangan bea cukai, fiskal, imigrasi atau sanitasi,
dan menghukum para pelakunya
Selat-Selat Internasional

Terdapat transit passage yaitu hak melintas


atas/di sebuah selat internasional.
Suatu Negara tidak dapat melakukan
penangguhan (non suspended) terhadap hak
transit passage dari pelayaran internasional di
selat2 internasional tersebut meskipun masuk
wilayah ZEE.
Contoh : Selat malaka
Syarat dari hak lintas transit:
1. Pelayaran ataupun penerbangan itu
hanya semata-mata untuk tujuan melewati
perairan laut pada atau ruang udara di
atas selat tersebut tanpa singgah atau
memasuki pelabuhan Negara pantai.
2. Pelayaran atau penerbangan itu harus
dilakukan secara terus menerus, langsung,
dan secepat mungkin
Archipelagic State
(Negara Kepulauan)
Negara kepulauan (Pasal 46 a):
Negara kepulauan berarti suatu Negara yang seluruhnya terdiri
dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-
pulau lain.
Kepulauan (Pasal 46 b):
Kepulauan berarti suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau,
perairan diantaranya dan lain-lain wujud alamiah yang
hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga
pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan
suatu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki atau
yang secara historis dianggap sebagai demikian.
 Garis pangkal kepulauan (archipelagic base
line) adalah garis pangkal normal dan garis
pangkal lurus, sesuai dengan situasi geografis
dari pantai pulau-pulaunya.
 Archipelagic waters adalah perairan yang
berada atau terletak pada sisi dalam dari
garis pangkal kepulauan.
Referensi

 Arsana (2014). Mengelola Batas Maritim Indonesia


Delimitasi dan Administrasi. UGM
 UNCLOS 1982 (Zona Maritim)
 Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (2013). Perbatasan
Laut Dengan 10 Negara Tetangga. AL
 Undang Undang Nomor 4.Tahun 1960 Tentang Perairan
Indonesia
 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Zone
Ekonomi Eksklusif Indonesia
 Undang Undang Nomor 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan
 Undang Undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan
Indonesia
TUGAS INDIVIDU
KUMPUL : 4 MARET 2019
MEMBUAT PPT TENTANG:
 HUKUM LAUT INTERNASIONAL
 HUKUM LAUT INDONESIA
 UNCLOS 1, 2, DAN 3
 ZONA MARITIM
 LAUT TERITORIAL
 ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
 ZONA TAMBAHAN
 LANDAS KONTINEN
 ISU DAN PERMASALAHAN TENTANG KELAUTAN
PPT DIBUAT SEMENARIK MUNGKIN DENGAN ILUSTRASI SESUAI TOPIK
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai