Oleh :
Pembimbing :
dr. Nuryatien Husna, Sp. KFR
AS insiden CRS pada 107,3 orang per 100.000 penduduk pria dan 63,5 orang per 100.000
peduduk wanita, dimana sebagian besar terjadi pada pasien di atas usia 54 tahun
Tatalaksana : terapi operatif dan non operatif. Terapi non operatif meliputi terapi medikamentosa
dan terapi rehabilitatif
Terapi rehabilitatif banyak dipilih biaya yang relatif terjangkau dan kenyamanan selama
prosedur
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai terapi rehabilitasi pada pasien dengan CRS
sehingga referat ini dibuat berdasarkan studi literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Biomekanik Servikal
Gambar 2.4. a. Vertebra C3-6 (vertebra servikalis tipikal); b. Vertebra C7 (vertebra prominens) (Paulsen & Wasche, 2010)
Gambar 2.5. Diskus intervertebralis (Paulsen & Wasche, 2010).
Gambar 2.6. Artikulasio servikalis (Paulsen & Wasche, 2010)
Gambar 2.7. Muskulus servikalis (Paulsen & Wasche, 2010)
Gambar 2.8. Vaskularisasi dan inervasi servikalis posterior
(Paulsen & Wasche, 2010)
FISIOLOGI CERVICAL
• Menopang dan memberi stabilitas pada kepala
• Memungkinkan kepala bergerak di semua bidang gerak
• Melindungi struktur yang melewati spina, terutama
medula spinalis, akar saraf, dan arteri vertebra.
Definisi
• Cervical root syndrome (CRS) atau sindrom radiks
servikal adalah kondisi klinis akibat penyempitan radiks
saraf servikal (Lyer & Kim, 2016).
• CRS yaitu sindrom defisit sensorimotorik dan/atau nyeri
yang disebabkan oleh kompresi radiks saraf servikal
(John et al., 2017).
ETIOLOGI
• Kompresi yang terjadi dapat diakibatkan oleh
spondilosis herniasi diskus, instabilitas, trauma, atau
tumor (John et al., 2017).
• Faktor resiko terjadinya CRS dapat berupa ras putih,
merokok, dan riwayat radikulopati sebelumnya (Wong et
al., 2014), mengangkat beban berat, menyelam,
mengemudi dengan adanya getaran, dan bermain golf
(Kelsey et al., 1984).
Patogenesis
Manifestasi Klinis
• Nyeri tengkuk serta kaku pada otot leher
• Nyeri biasanya timbul pada pergerakan kepala dan leher disertai
adanya penjalaran ke lengan sesuai dengan persarafan radiks
• Keterbatasan dalam lingkup gerak
• Gangguan sensibilitas (dermatome) dan motorik (myotome)
(Abbed & Coumans, 2007)
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksan
Anamnesis Fisik Penunjang
(Hoppenfeld, 1976)
Special Test
Indikasi : inflamasi, spondylosis cervical, osteoarthritis lutut, sprain ligament pada tumit,
dan sinusitis
Kontraindikasi : tumor ganas, inflamasi akut, penggunaan pacu jantung, perdarahan dan
demam tinggi
Manfaat : analgesia
Metode : pemberian arus listrik ke saraf dan menghasilkan panas untuk mengurangi
kekakuan, meningkatkan mobilitas dan menghilangkan nyeri