Pertemuan 14 Revisi
Pertemuan 14 Revisi
5
Beberapa contoh perusahaan yang pernah dilanda
krisis yang cukup rumit dan pelik
1. Kasus Tylenol di Amerika Serikat (1982),
2. Peristiwa Chernobyl di Russia (1986),
3. Kecelakaan Bhopal di India : 40 ton gas beracun
‘methyl isocyanate’ bocor dari tanki penyimpanan
bawah tanah pabrik pestisida Union Carbide (1994),
4. Kasus minyak babi pada susu Dancow (1988),
5. Kontes Promosi Keju Kraft (1999),
6. Kasus haram bumbu masak Ajinomoto (2001),
7. Kasus kandungan kafein yang berlebih Krating daeng
(2001),
8. Kasus pendudukan pabrik oleh karyawan PT.
Dirgantara Indonesia sebagai protes PHK (2002),
6
9. Kasus kandungan racun hidroxylic acid pada Teh Botol
Sosro (2009),
10. Kasus Natrium Benzoat pada produk minuman
Myzone
11. Kasus keluhan pelanggan RS Internasional OMNI
2010,
12. Kasus penganiayaan nasabah sampai meninggal di
kantor Citiban k (2010),
13. Kasus pemogokan karyawan PT. Freeport yang
menuntut kenaikan gaji (2011).
7
Pengertian Isu, Krisis, dan Konflik
• Krisis yang menimpa suatu organisasi atau perusahaan
bisa disebabkan oleh berkembangnya suatu isu.
• Isu adalah suara negatif/miring baik di masy. ataupun
di media massa tentang organisasi atau perusahaan
kita, tapi belum memberikan dampak yang signifikan
terhadap kinerja organisasi.
• Apabila tidak dikelola dengan baik, suatu isu
kemungkinannya akan bisa berpengaruh pada kinerja
organisasi atau perusahaan (demonstrasi, mogok kerja,
dlsb.).
• Dengan demikian maka isu tersebut telah berubah
menjadi krisis
8
• Isu juga bisa berkembang karena adanya konflik, baik
yang bersifat internal maupun eksternal.
• Konflik adalah suatu perjuangan atau kontes diantara
orang-orang yang memiliki kebutuhan, gagasan
kepercayaan, nilai, atau tujuan yang berlawanan.
10
Dampak Krisis
• Selain dapat menimbulkan kerugian secara material,
seperti menurunnya kinerja yang berakibat pada
penurunan omzet penjualan, krisis juga bisa
berdampak kepada merosotnya atau bahkan rusaknya
citra organisasi atau perusahaan di mata publiknya.
• Meskipun krisis citra sering diakibatkan oleh krisis
manajemen, tapi bukan berarti begitu krisis manajemen
selesai maka krisis citra juga dengan sendirinya usai
(Silih Agung Wasesa dan Jim MacNamara, 2010: 84).
11
• Silih Agung Wasesa dan Jim MacNamara: “Suatu hal
yang sering terjadi dalam krisis citra sebuah
perusahaan adalah krisis citra berkembang jauh lebih
besar dari pada kenyataan yang terjadi di lapangan.
Oleh karena itu penanganannya bukan terletak pada
selesai tidaknya masalah krisis manajemen dalam
perusahaan, tapi lebih jauh lagi, harus melihat lagi
apakah citra perusahaan di mata publik sudah membaik
atau belum” (Silih Agung Wasesa dan Jim Macnamara,
2010:84).
12
Tahapan Krisis
Rhenald Kasali membagi anatomi krisis kedalam empat
tahap, yaitu:
1.Tahap Prodromal, dimana krisis baru muncul dan belum
mempunyai dampak yang luas terhadap citra perusahaan.
13
Penanganan Krisis
Ada paling tidak dua tahapan yang perlu dilakukan untuk
penanganan krisis:
•Kalau krisis terjadi karena adanya konflik internal maupun
eksternal maka penyelesaian konflik akan menjadi bagian
penting dari penanganan krisis.
16
Proses Terjadinya Konflik
Distorsi Pesan ‘salah komunikasi’
(miscommunication)
‘salah persepsi’ (misperception)
‘salah interpretasi’ (misinterpretation)
‘salah pengertian’ (misunderstanding)
‘salah perilaku’ (misbehavior)
KONFLIK
Untuk mengelola konflik, kecakapan
berkomunikasi dalam bentuk lobi dan
negosiasi sangat diperlukan.
Manajemen Konflik
• Untuk menangani krisis diperlukan tidak hanya
kecakapan untuk mengelola konflik akan tetapi juga
kecakapan untuk mengelola krisis. Dua pekerjaan ini
haruslah berjalan beriringan.
• Lima model pengelolaan konflik , yaitu:
18
2. Avoiding: low assertiveness and low cooperation.
Many times people will avoid conflicts out of fear of
engaging in a conflict or because they do not have
confidence in their conflict management skills. The
avoiding mode is appropriate when you have issues of
low importance, to reduce tensions, to buy sometime,
or when you are in a position of lower power.
Avoiding Skills: ability to withdraw, ability to leave things
unresolved, ability to sidestep issues, and sense of
timing.
3. Accommodating: low assertiveness and high
cooperation. The accommodating mode is appropriate
are to show reasonableness, develop performance,
create good will, or keep peace. Some people use the
acco modating mode when the issue or outcome is of
low importance to them.
Accommodating Skills: forgetting your desires, ability to
yield, selflessness, and obeying orders.
19
SUMBER PUSTAKA
• Hardjana,Andre.(2010). Audit
Komunikasi,Teori dan Praktek.Grasindo.Jakarta
• Gregory,Anne (2010). Perencanaan dan
Manajemen Kampanye Public
Relations.Erlangga,Jakarta.
• Kasali, Rhenald (2009). Manajemen Public
Relations: Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia, Grafiti, Jakarta.