Anda di halaman 1dari 66

PENATALAKSANAAN

FISIOTERAPI
CEDERA MENISCUS
LAMINACTOMY
MENICACTOMY
ATROSCOPY KNEE
ATROSCOPY SHOULDER
CEDERA MENISCUS -

- Icf : b28016, b7100, b770


- Icd : S83.2

Cedera Meniskus atau Cedera meniscus adalah salah


satu cedera lutut yang paling umum. Cedera ini ya
ng sering terjadi pada olahraga yang melibatkan
gerakan berputar, squat/fleksi sendi lutut yang berleb
ihan seperti pada bola basket, sepakbola atau bulutan
gkis. Meniscus medialis lebih sering mengalami cede
ra daripada meniscus lateralis, dan hal ini disebabka
n oleh perleketan yang erat meniscus pada ligamentu
m collaterale medialiesendi lutut, yang membatasi g
eraknya.
Epidemiologi

Frekuensi & prevalensi yang tepat belum diketahui, nam


un insiden terbanyak dijumpai pada dewasa dengan akt
vitas olahraga. Dan jarang pada anak - anak di bawah u
sia 10 tahun. Kasus ini juga bisa dijumpai pada usia lebi
h dari 55 tahun. Umumnya banyak terjadi pada laki-laki.
lesi meniscus ini dapat berdampak terhadap kehilangan
nya waktu untuk bekerja/olahraga/berkegiatan
Anamnesis

Ada pasien bernama tn A berumur 29 tahun mengalam


i nyeri lutut bagian dextra hal itu terjadi karena pasien
menendang bola dan jatuh dengan posisi fleksi interna
l rotasi, pada saat itu juga lutut pasien seakan-akan ter
kunci dan sulit untuk digerakkan. Karena pasien meras
akan sangat nyeri pada lututnya serta terjadi pembeng
kakan pada lutut pasien
Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi : terdapat odema besar , kulit tampak bewarna mera


h , wajah pasien terlihat menahan nyeri, Pasien datang dengan kead
aan pincang.
b. Palpasi : Piting oedema cepat kembali, suhu tubuh berubah
menjadi lebih hangat, adanya PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK
DASAR
Tes cepat
Hiper mobility pada knee joint.
Tes gerak aktif
Kadang terjadi nyeri pada saat fleksi maupun ekstensi sendi tibi
ofemoralis.
Gerak internal rotasi dan eksternal rotasi terjadi nyeri
Tes gerak pasif
Nyeri pada saat fleksi maupun ekstensi sendi tibiofemoralis.den
gan end feel elastic.
Gerak internal rotasi dan eksternal rotasi terjadi nyeri dengan en
d feel elastic
Sering semua gerak negatif bila aktualitas rendah
Tes khusus
Meniscus test
Beberapa meniscus test yang dapat diaplik
asikan dalam hal ini, yaitu:

Tes kompresi apley Mc murray test


Pemeriksaan Penunjang

• X ray / MRI
Penegakan Diagnosis
Body structure -meniscus medial & lateral
- knee join (proksimal, femur bagiandistal dan patella)

Body function - Nyeri hebat & Penderita tdk mampu ekstensi lutut
-Bengkak, tegang dan hangat/panas pd kulit sekitar sendi lutut
- Nyeri tekan pada area Lig Collaterale Mediale
Activity limitation - kesulitan dalam berjalan
- kesulitan dalam berlari
- kesulitan dalam flexi knee
Partisipation restriction - tidak dapat bermain
- tidak dapat bekerja
- tidak dapat berekreasi
- kesulitan dalam berolahraga
Prognosis

Meniscus dibagi menjadi dua area berdasarkan cara p


enyembuhannya, dalam dunia medis disebut RED zon
e dan WHITE zone terdapat aliran darah yang mensup
lay makanan sedangkan white zone tidak ada, jadi me
niscus pada white zone tidak bisa sembuh secarta ala
mi (harus operasi)
Penatalaksanaan
Konservatif
* Rest ( Strapping ) atau elastis bandage + back splint
* Selama Rest : Walking NWB
* Isometrik Quadriceps & Fleksi Hip dlm posisi lutut ekstensi
* Fleksi lutut toleransi setelah aktualitas rendah ( 2 mg ) + Walking PWB
* Fleksi lutut progresif + Walking FWB stlh keluhan hilang ( 4 mg )
* Modalitas Ft lainnya : Gunakan secara proporsional
Operatif
* Menisectomy & Atroskopi( bersihkan rupture )
* Paska Ops : Elastis bandage + Cold Tx + Elevasi
* Isometrik Quadriceps , fleksi hip pd pss Knee ekstensi segera dilakukan
* Posisi berdiri dlm knee ekstensi (Bila mungkin) segera dilakukan
* Fleksi lutut stlh aktualitas rendah dan buka jahitan
* Walking PWB bila memungkinkan stlh 2-3 mg
* Fleksi lutut progresif + Walking FWB stlh keluhan hilang
* Dpt gunakan modalitas Ft lainnya secara proporsional
• Tujuan
meningkatkan kemampuan stabilisasi kaki da n penguatan kaki yang
lemah
• Prinsip terapi
- Stabilisasi
- Strengthening
• Edukasi
mengajarkan latihan strengthening, manipulasi meniscus
• Kriteria rujukan
- Dokter
- Fisioterapi
Kriteria rujukan

- Dokter
- Fisioterapi
Sarana dan prasarana

• Bed , walker & ruang terapi


Referensi

• Logestedt, David S. 2010. Knee Pain and Mobility Imp


airments : Meniscal and Articular Cartilage Lesions. Jur
nal Orthop Sports PT.

• Available at : http://ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3
204360
Laminectomi
Kode ICD : 03.09
Kode ICF :
Defenisi
Laminectomy adalah prosedur pembedahan untuk menghilangkan tekanan pada sar
af tulang belakang. Laminektomi melibatkan menghapus suatu bagian dari tulang me
ncakup lebih dari bagian belakang kanal tulang belakang, hal ini memerlukan tekana
n dari saraf tulan belakang. Laminektomi juga dapat dilakukan untuk menghapus taji t
ulang pada tulang belakang Anda. Laminektomi membuka kanal tulang belakang And
a sehingga saraf tulang belakang Anda memiliki lebih banyak ruang, ini dapat dilakuk
an bersama dengan diskectomy, foraminotomy, dan fusi tulang belakang, Laminekto
mi juga sering dilakukan untuk mengobati stenosis tulang belakang.
Epidemiologi
Aplikasi retrospektif kami dari kriteria untuk 196 pasien yang menjalani operasi untuk hern
iasi lumbar menunjukkan bahwa hanya 48% yang memiliki indikasi yang tepat dan bahwa dala
m 29% pilihan adalah samar-samar. 23% dari pasien dianggap memiliki operasi yang tidak sesu
ai bisa menjadi bukti penggunaan laminektomi yang terlalu liberal, tetapi hasil kami berbeda de
ngan hasil yang dipublikasikan sebelumnya belajar menggunakan kriteria yang dikembangkan p
ada tahun 1987 di Amerika Serikat. Ketika kami menerapkan kriteria 1987 ini ke 196 kasus yan
g sama, kami menemukan bahwa perawatan bedah dianggap tepat hanya pada 26% kasus, samar
-samar pada 33% dan tidak sesuai pada 41%. Perbedaan besar ini membuktikan kebutuhan untu
k memperbarui kriteria secara periodik dan berkelanjutan.
Etiologi

Berdasarkan etiologi canal stenosis dibagi menjadi stenosis primer dan


sekunder. Stenosis primer dibagi menjadi defek kongenital dan perkembangan.
Sedangkan stenosis sekunder menurut sifatnya dibagi menjadi degeneratif
(spondylolisthesis), iatrogenik yaitu post laminectomy, post artrodesis dan post
disectomy, akibat kumpulan penyakit yaitu acromegaly, paget disease, flurorosi
s dan ankylosing spondylitis, post fraktur, penyakit tulang sistemik dan tumor b
aik primer maupun sekunder. Presentasi klinis laminektomi
Anamnesis

Pasien bernama pungpung berusia 54 tahun, perempuan


dengan pekerjaan penjual nasi sayur. Mengeluh nyeri pu
nggung bawah kanan dan kiri, terasa kesemutan di kedua
kaki dan menjalar dari punggung bawah ke paha depan s
ampai jari-jari kaki, semakin kebawah terasa tebal.
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Inspeksi MRI
mimik wajah kesakitan
perubahan aligment spine
• Palpasi
Nyeri
bengkak
• Tes gerak
Gerakan fleksi terbatas ekstensi lumbal
Penegakan Diagnosa
a. Activity limitation
 Kesulitan posisi duduk ke berdiri
 Kesulitan berjalan jauh
 Kesulitan dalam dressing ( khususnya memakai celana )
a. Body function & structure impairment
 Nyeri punggung bawah
 Spasme m. Quadratus lumborus & m. erector spine
 Atrofi otot
a. Participation restriction
 Keterbatasan dalam bekerja
 Keterbatasan dalam nerolahraga
 Keterbatasan dalam beribadah secara normal
a. Faktor internal & eksternal
 Faktor internal
a. Diagnosa fisioterapi
Adanya keterbatasan gerak fungsional berjalan, duduk ke berdiri yang disebab
kan karena adanya degenerasi dan laminektomi
Rencana penatalaksanaa
1. Tujuan
Tujuan nya adalah menjaga kapasitas fisik dan kondis Prinsip
i pasien dalam menghadapi sebelum, saat dan setelah  Menurunkan nyeri
dilakukan operasi, mencegah komplikasi tirah baring  Meningkatkan kekuatan
lama, menurunkan nyeri dan spasme otot, menjaga da otot
n meningkatkan kekuatan otot, menjaga dan meningk  Meningkatkan lingkup
atkan lingkup gerak sendi, serta menjaga dan mening gerak sendi
katkan kemampuan fungsional.  Menurunkan spasme
otot .
2. Edukasi
Menyarankan kepada pasien untuk melakukan pola la
tihan sendiri apabila sudah di izinkan pulang ke ruma
h latihan duduk berdiri.
Penatalaksanaan fisioterapi
a. Deep breathing exercise
b. Active ROM exercise &Manual resistence exercise
c. Mc.Kenzie exercise
Sarana & prasarana

a. Sarana
Bed dan kursi
a. Prasarana
Ruang fisioterapi
Referensi
 Azzahro Qurratan Ayuni, progrm studi diploma III Fisioterap
i Fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhamadiyah Surak
arta, 2016. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA K
ASUS PRE OPERATIVE CANAL STENOSIS AKIBAT SP
ONDYLOLISTHESIS VERTEBRA LUMBAL IV DAN V DI
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA.
 https://bumrungrad.com/id/spine-institute-surgery-bangkok thaila
nd-best-jci/procedures/laminectomy
 https://www.terapisyarafkejepit.com/laminektomi.htm
 MayfieldClinic.com, Spinal decompression : Laminectomy & L
aminatomy. Mayfield Brain & spine
MENISCECTOMY
Kode ICD 9: 85.4
Kode ICF: D450, D410, D410-D429, D530, D280-B289, B720, B730, D230, D920, D910, D
930
DEFINISI
Meniscectomy adalah prosedur untuk mengangkat sebagian
atau semua1 meniscus dari sendi tibio-femoralis lutut
menggunakan bedah arthroscopic (lubang kecill)
2

4
EPIDEMIOLOGI

Majewski melaporkan bahwa cedera pada menisci adalah cedera paling umum kedua
pada lutut, dengan insiden 12% hingga 14% dan prevalensi 61 kasus per 100.000 orang.
Pemain sepak bola dan rugby, diikuti dengan pemain ski adalah olahraga dengan
peningkatan risiko cedera meniscal akut. Di antara cedera yang memengaruhi lutut,
kebanyakan melibatkan ligament anterior (ACL),meniscus
medial dan lateral. Dia juga mengamati bahwa 85% pasien dengan cedera meniscus
dan ACL memerlukan penanganan artroskopi.
ETIOLOGI
bekerja berlutut dan berjongkok dan secara konsisten naik tangga lebih dari 30
merupakan factor risiko untuk meniscus tear. Ada juga bukti kuat bahwa duduk
selama lebih dari 2 jam per hari dapat mengurangi risiko degenaratif meniscus
tear.
2Presentasi klinis meniscectomy
Cedera meniscus
Menicus lesion
Meniscus tear
Keluhan “mengklik” mengunci dan saat di gerakan berjalan
Lutut yang tidak berfungsi dengan stabil
Gejala lebih sering intens dengan menekuk dan meluruskan lutut, dengan
kegiatan seperti jongkok dan berlutut ditoleransi dengan buruk karena
kekakuan dan nyeri.
ANAMNESIS
Pasien mengeluh nyeri ngilu pada lutut dan terlihat bengkak dan a
danya bekas sayatan dimana pasien mengeluh tidak dapat
menekuk kakinya setelah melakukan meniscactomy
.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inspeksi MRI
Pasien dengan mimik wajah kesakitan
Terdapat oedema
Terdapat bekas incisi di lutut
Palpasi
Nyeri
Atrofi otot
Perubahan suhu(hangat)
Joint line tenderness
Tes gerak
Gerakan fleksi lebih terbatas dari pada g
erakan ektensi.
Nyeri fleksi, lateral rotasi, ekternal rotasi
sendi tibiofemoral.
PENEGAKAN DIAGNOSA FISIOTERAPI
ACTIVITY LIMITATION BODY FUNCTION & STRUCTURE PARTICIPANT ION RESTRICTION
IMPAIRMENT
Berjalan
Mobility Nyeri knee joint Kesulitan dalam bekerja
Aktivitas jongkok ke
berdiri
02
Gangguan Mobility knee joint
Penurunan kekuatan otot
Berolahraga
Tidak mampu
Naik turun tangga penggerak knee joint bersosilisasi
Keterbatasan buang air Kerusakan jaringan kulit Beribadah secara normal
besar ( BAB ) dan buang (bekas jahitan) dan maksimal
air kecil ( BAK ) untuk wa
nita
Faktor Eksternal
04 Faktor Internal

Cedera Olahraga Gangguan meniscus


Kecelakaan Lalu Lintas
Diagnosis Fisioterapi
Adanya keterbatasan gerak fungsional yang
disebabkan atau terjadi setelah melakukan
meniscectomy.
.

Prognosis
Prognosis post oprasi meniscectomy bila tanpa komplikasi
dengan latihan fisioterapi secara dini dan tepat maka kapasitas
fisik dan kemampuan fungsional akan kembali normal
RENCANA PENATALAKSANAAN
Tujuan
Mencegah kelemahan otot,
Prinsip
menurunkan nyeri,
Menurunkan nyeri
meningkatkan luas gerak sendi,
Meningkatkan ROM
meningkatkan kekuatan otot depan (quadriceps)
Meningkatkan kekuatan
dan otot belakang (hamstring),
otot
meningkatkan propioceptor dan keseimbangan
Latihan berjalan/ambulansi
memaksimalkan aktivitas ADL,
menghindari cedera yang sama terjadi, dan
mengembalikan aktifitas fungsional.
Edukasi
Menyarankan kepada pasien untuk melakukan pola latihan sendiri apabil
a sudah di izinkan pulang ke rumah latihan menggerakkan, flexi hip, flexi
knee, ekstensi knee, plantar fleksi, dorsal fleksi dan latihan berjalan
INTERVENSI MEDIS

2
Soft Bandage setelah menisecctomy

SARANA & PRASARANA


4 Sarana : Bed, Kruk
Prasarana : Ruang terapi
REFRENSI
http://behealthhy.com/id/topics/4781
https://www.physio-pedia.com/Arthroscopic_Meniscectomy
Hohmann, E., Glatt, V., Tetsworth, K., & Cote, M. (2018). Arthroscopic Partial Meniscecto
my Versus Physical Therapy for Degenerative Meniscus Lesions: How Robust Is the Cur
rent Evidence? A Critical Systematic Review and Qualitative Synthesis. Arthroscopy: Th
e Journal of Arthroscopic & Related Surgery. doi:10.1016/j.arthro.2018.04.018
ATROSCOPI KNEE
Kode ICD 9: 80.26
Kode ICF: D450, D410, D410-D429, D530, D280-B289, B720, B730, D230, D920, D910, D
930
DEFINISI
Atroscopi knee merupakan prosedur oprasi yang dilakukan dokter
1 tanpa membuat incisi yang besar pada kulit dan jaringan
untuk melihat knee joint
jaringan lunak digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati berbagai masalah lutut
dengan cara memasukan kamera kecil yang disebut arthroscope kedalam knee joint,
kamera menampilkan 2gambaran pada monitor dan dokter bedah menggunakannya
sebagai panduan. Incisi yang kecil berfungsi untuk menurunkan tingkat nyeri dan
kekakuan sendi pada pasien, dan tidak membutuhkan waktu lama dalam penyembuhan.
3

4
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Arthroscopy lutut dapat meringankan gejala nyeri dari gangguan
pada permukaan tulang rawan dan jaringan lunak lainnya sekitar
sendi. Umumnya prosedur persendian lutut meliputi:
Removal atau repair meniskus robek
2 pada robekan anterior cruciate ligament
Reconstruction
Removal pada inflamasi jaringan sinovial
Pengambilan cartilago articular yang rusak
Removal pada fragmen yang kendor pada tulang atau cartilage
Removal Treatment pada gangguan patella (tempurung)
Treatment pada knee sepsis (infeksi)
4
ANAMNESIS
Pasien terbaring di ranjang rumah sakit dengan kondisi knee
kanan ditutupi dengan soft bandage dan mengeluh nyeri dan kesulitan
menggerakan pada bagian knee kanan setelah melakukan atroscopy
knee kanan karena Meniscus tear.Ada tampak hematoma,odema dan
bekas jahitan pada daerah knee kanan saat soft bandage dibuka.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inspeksi MRI
Atrofi otot
Oedema
Hematoma
Bekas jahitan
Palpasi
Nyeri
Atrofi otot
Perubahan suhu(hangat)
Joint line tenderness
Tes gerak
Gerakan fleksi terbatas dari
pada gerakan ekstensi
PENEGAKAN DIAGNOSA FISIOTERAPI
ACTIVITY LIMITATION BODY FUNCTION & STRUCTURE PARTICIPANT ION RESTRICTION
IMPAIRMENT
Berjalan
Mobility Nyeri knee joint Kesulitan dalam bekerja
Aktivitas jongkok ke
berdiri
02
Gangguan Mobility knee joint
Penurunan kekuatan otot
Berolahraga
Tidak mampu
Naik turun tangga penggerak knee joint bersosilisasi
Keterbatasan buang air Kerusakan jaringan kulit Beribadah secara normal
besar ( BAB ) dan buang (bekas jahitan) dan maksimal
air kecil ( BAK ) untuk wa
nita
Faktor Eksternal
04 Faktor Internal

Cedera Olahraga Gangguan meniscus,ligamen,cartilage,


Kecelakaan Lalu Lintas sinovial sekitar sendi lutut
Diagnosis Fisioterapi

Adanya keterbatasan gerak fungsional berjalan


yang disebabkan oleh atroscopi knee.

Prognosis
Prognosis post oprasi atroscopy knee bila tanpa komplikasi
dengan latihan fisioterapi secara dini dan tepat maka kapasitas
fisik dan kemampuan fungsional akan kembali normal
RENCANA PENATALAKSANAAN
Tujuan
Mencegah kelemahan otot,
Prinsip
menurunkan nyeri,
Menurunkan nyeri
meningkatkan luas gerak sendi,
Meningkatkan ROM
meningkatkan kekuatan otot depan (quadriceps)
Meningkatkan kekuatan
dan otot belakang (hamstring),
otot
meningkatkan propioceptor dan keseimbangan
Latihan berjalan/ambulansi
memaksimalkan aktivitas ADL,
menghindari cedera yang sama terjadi, dan
mengembalikan aktifitas fungsional.
Edukasi
Menyarankan kepada pasien untuk melakukan pola latihan sendiri apabil
a sudah di izinkan pulang ke rumah latihan menggerakkan, flexi hip, flexi
knee, ekstensi knee, plantar fleksi, dorsal fleksi dan latihan berjalan
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
FASE 1  dimulai hari pertama setelah dilakukan operasi
Straight Leg Full Range
Static Quad Inner Hange Squad Raise Flexion

Latihan Berjalan Calf Stretch Hamstring Curl

Dilakukan secara bertahap dari non-weight bearing hingga full weight bearing
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
FASE 2  Dimulai 2 minggu setelah oprasi (atau pasien sudah
merasa nyaman)
.

Wall Slide Lunges Steps Ups


FASE 3  dimulai 4 minggu setelah oprasi (jika paien sudah merasa nyaman)
Balance
Latihan berdiri dengan satu kaki
(tanpa nyeri dan bengkak)
INTERVENSI MEDIS

2
Soft Bandage setelah artroscopi knee

SARANA & PRASARANA


4 Sarana : Bed, Kruk,Towel,Stairs
Prasarana : Ruang terapi
REFRENSI
Bohensky, M., Barker, A., Morello, R., De Steiger, R. N., Gorelik, A., & Brand, C. (2014).
Geographical variation in incidence of knee arthroscopy for patients with osteoart
hritis: a population-based analysis of Victorian hospital separations data. Internal
Medicine Journal, 44(6), 537–545. doi:10.1111/imj.12438
Osteras. (2012). Medical Exercise Therapy is Effective After Arthroscopic Surgery
of Degenerative Meniscus of the Knee: A Randomized Controlled Trial. Journal of C
linical Medicine Research. doi:10.4021/jocmr1100w
https://orthoinfo.aaos.org/en/treatment/knee-arthroscopy/
https://www.guysandstthomas.nhs.uk/resources/patient-information/therapies/physiother
apy/physiotherapy-after-your-knee-arthroscopy.pdf
https://orthoinfo.aaos.org/en/recovery/knee-arthroscopy-exercise-guide/
ARTROSCOPI SHOULDER
Kode ICD 9: 80.21
:
DEFINISI
Athroscopy shoulder merupakan prosedur oprasi yang digunakan dokter tanpa
1 besar pada kulit dan jaringan jaringan lunak untuk
membuat incisi yang
memeriksa, mendiagnosis, dan memperbaiki masalah dalam di shoulder joint.

4
EPIDEMIOLOGI
Suatu penelitian di salah satu Rumah Sakit di Irlandia melaporkan bahwa
ada sekitar 830 pasien yang menjalani pemeriksaan arthroscopic shoulder mer
eka pada tahun 2012. Pada tahun 2012, prosedur yang paling umum
adalah 'dekompresi artroskopi dari ruang subakromial' (38,0%),
'rekonstruksi arthroscopic bahu' (30,0%), artroskopi (11,8%) dan 'stabilisasi
artroskopik bahu' (11,5%). Pada 2012, diagnosis utama – pada saat artroskopi
bahu - dikodekan sebagai 'lesi bahu' pada 57,6%; diagnosis yang paling sering
dikodekan berikutnya adalah ‘gangguan sendi lain, tidak dirinci di tempat lain’
(21,3%), ‘gangguan sendi lain’ (14,4%), ‘arthrosis lain’ (3,0%) dan lain-lain
(3,8%).
ETIOLOGI
Athroscopy shoulder dapat mengurangi gejala nyeri dari banyak
masalah yang merusak tendon rotator manset, labrum, tulang rawan artiku
lar, dan jaringan lunak lainnya di sekitar sendi. Prosedur athroscopy yang
umum meliputi :
Repair rotator cuff
Removal bone spur2
Removal atau repair labrum
Repair ligament
Removal jaringan yang inflamasi dan kartilago yang melonggar
Repair dislokasi shoulder

4
ANAMNESIS
Pasien pria dengan usis 42 tahun datang dengan keluhan sakit pada bahu
bagian kanan, dan sering melakukan latihan tennis selama 4 bulan
terakhir. Dan mengeluh bahwa ada nyeri ketika melakukan gerakan tanga
n kebelakang dan mengangkat tangan dan nyeri saat menggerakan bahu
nya kearah internal rotasi.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik
XRAY/MRI
Inspeksi
Oedema
Atrofi otot
Asimetris shoulder
Adanya bekas luka
Ecchymosis
Palpasi
Nyeri
Atrofi otot
Joint tenderness
Tes gerak
Gerakan fleksi 90 derajat terbatas
abduksi dan terbatas internal rotasi
Pemeriksaan penunjang
PENEGAKAN DIAGNOSA FISIOTERAPI
ACTIVITY LIMITATION BODY FUNCTION & STRUCTURE PARTICIPANT ION RESTRICTION
IMPAIRMENT
Kesulitan dalam Keterbatasan dalam
mengagkat tanagn Nyeri
berolahraga mengenakan
Penurunan kekuatan otot
Kesulitan dalam dressing
Kesulitan dalam
02
Keterbatasan lingkup gerak
tangan
Keterbatasan dalam bekerja
mengambil barang yang Keterbatasan dalam
ada diatas beribadah secara fungsional
Kesulitan dalam
menyisisir

Faktor Eksternal
04 Faktor Internal

Kecelakaan lalu lintas, trauma jatuh


Gangguan tendon, busra, kapsul sendi,
dari ketinggian.
rotator cuff, labrum
Diagnosis Fisioterapi
Adanya keterbatasan gerak fungsional yang disebabkan
athroscopy shoulder dan karena adanya capsular pattern
.

Prognosis
Prognosis post oprasi athroscopy shoulder bila tanpa komplikasi d
engan latihan fisioterapi secara dini dan tepat maka kapasitas fisik
dan kemampuan fungsional akan kembali normal.
RENCANA PENATALAKSANAAN

Prinsip
Tujuan
Menurunkan nyeri
Mencegah kelemahan otot,
Meningkatkan ROM
menurunkan nyeri,
Meningkatkan kekuatan
meningkatkan luas gerak sendi,
otot
menghindari cedera yang sama terjadi, dan
mengembalikan aktifitas fungsional.

Edukasi
Menyarankan kepada pasien untuk melakukan pola latihan sendiri apabila sudah di
izinkan pulang ke rumah latihan Menggerakan flexi shoulder, abduksi shoulder, da
n internal rotasi shoulder maupun eksternal rotasi.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
Gunakan sling selama 1-2 minggu setelah operasi kecuali dinyatakan lain.
Pemeliharaan posisi postural yang baik ketika melakukan semua exercise
Pengondisian aerobik selama proses rehabilitasi
Semua active exercise harus dipantau secara hati-hati untuk meminimalkan substitusi
atau kompensasi.
Pada minggu pertama post-op
Exercise :
Fleksi & ekstensi elbow, wrist dan penguatan lengan bawah.
Penting untuk lepas dari sling untuk fleksi & ekstensi elbow
selama 10-15 kali, setiap kali untuk meminimalkan adanya pembengkakan
pada tangan maupun lengan.
Minggu 2-5
Manual :
Lanjutkan treatment jaringan lunak, pasive ROM, glide scapula, dan mobili
sasi ringan pada shoulder
Kontrol nyeri ( cryotherapy, massage, electrical stimulation )
Exercise :
Latihan isometrik
Lakukan gerakan active ROM
Latihan kekuatan scapula dengan therabend
Lakukan gerakan trunk fleksi & ekstensi
Minggu 4-6
Manual :
Lanjutkan sesuai kebutuhan jaringan lunak fascia, dan mobilitas sendi
Exercise :
Latihan strengthening dengan weight bearig, therabend,dan latihan gym
Minggu 6-8
Manual :
Lanjutkan sesuai kebutuhan jaringan lunak fascia, dan mobilitas sendi
Exercise :
Lakukan penguatan rotator cuff dalam berbagai bidang gerak
( wall ball dribbling, step ups / downs in plank, prone scapula strengthenin
g with weight )
Minggu 8+
Mulailah pelatihan khusus olahraga yang ditoleransi tanpa rasa sakit
Lanjutkan strengthening, latihan endurance, dan kebugaran secara keseluruha
n.
SARANA & PRASARANA
Sarana : Bed,mitela
Prasarana : Ruang terapi

4
REFRENSI
https://verywellhealth.com/exercises-after-shoulder-arthroscopy
https://orthoinfo.aaos.org/en/treatment/shoulder-arthroscopy/
Health Information and Quality Authority An tUdaras Um Fhaisneis agus Coiliocht Slainte
, (2014). Assessment of Scheduled Procedures Shoulder arthroscopy.
Anita G. Rao, MDa, Atsushi Yokota, MD, PhD Edward G. McFarland, MD, Department of
Orthopedic Surgery, Northwest Permanente PC, Physicians and Surgeons, PC, 500 NE
Multnomah, Suite 100, Portland, OR 97232, USA, Department of Orthopedic Surgery, Or
egon Health and Science University, Portland, OR, USA, ivision of Sports Medicine and
Shoulder Surgery, Department of Orthopedic Surgery, The Johns Hopkins University, 10
753 Falls Road, Suite 215, Lutherville, MD 21093, USA. Shoulder arthroscopy: princi
ples and practice, Physical medicine and rehabilitationclinics of North America.
Section Break
Apakah ada yang kurang paham?????
Thank you

Anda mungkin juga menyukai