Kelompok 5
Alshiba Karinina
Annisa Cita Amalia
Danti Ayu Pramesti
Hanna Christi Caroline
Husnul Chotimah
Indry Wulandari
Larastiti Ayu Pandanwangi
Morbus Hansen (Lepra, Kusta) adalah infeksi menahun yang disebabkan Mycobacteria lepra
e (M.lepra) yang menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit dan organ lainny
a. Penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan jika tidak segera ditatalaksana dan dapat me
nimbulkan masalah psikososial akibat stigma atau predikat buruk dalam pandangan masyar
akat.
Walaupun basil leprosy kusta telah diidentifikasi sejak taun 1874, kusta tersebut sampai saat
ini belum bisa dibiakkan pada media buatan. Cara penularannya belum diketahui dengan p
asti, hanya diduga :
- Kontak langsung yang erat dan lama
(membutuhkan waktu berkisar 5-10 tahun)
- Penyebaran droplet dari penderita kusta
Penggolongan Obat Lepra
1. Sulfon
Golongan sulfon merupakan derivate diamino difenil sulfon (DDS, dapson). Da
pson atau diaminodiphenyl sulfone (DDS) adalah obat golongan sulfonat yang
bersifat anti inflamasi, menekan sistem imun, dan antibiotik. Ini merupakan ob
at pilihan utama yang dianjurkan WHO untuk penanganan penyakit kusta.
Sebagai agen anti infeksi, Dapson juga digunakan untuk mengobati malaria d
an infeksi Pneumocystis jirovecii (penumonia pada penderita AIDS). Selain itu, j
uga digunakan untuk mengatasi jerawat parah dan kelainan kulit pada penderi
ta dermatitis herpetiformis.
Mekanisme
Kerja
Efek Samping
umumnya menyebabkan perubahan warna pada tinja, lapisan kelopak mata,
dahak, keringat, air mata, dan urin. Biasanya efek samping ini tidak
memerlukan perawatan medis, tapi perubahan warna mungkin akan tetap
terjadi. Namun, clofazimine juga dapat menyebabkan susah BAB serta BAB
berwarna hitam atau berdarah. Efek samping ini mungkin merupakan gejala
dari masalah perdarahan serius yang memang membutuhkan perhatian medis.
Amitozon
Pengobatan lepra dipengaruhi oleh dosis yang tepat, kombinasi obat yang tepat, dan pemberian
yang teratur serta disiplin selama pengobatan,
Alasan pemberian pengobatan kombinasi :
Efektif untuk membunuh M. leprae dalam waktu yang singkat
Mencegah kemungkinan terjadinya resistensi dan kekambuhan
Mengurangi efek samping
Walaupun demikian, perlu diingat keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh tersedianya ob
at atau tidak, mudah digunakan, dan harganya murah serta kepatuhan penderita.
OBAT-OBAT ANTI JAMUR ( ANTIMIKOTIK )
Penyakit infeksi yang disebabkan jamur disebut mikosis dan biasanya bersifat kronik. Kebanyakan
infeksi jamur biasanya superficial dan hanya melibatkan kulit, tetapi dapat juga menembus kulit,
yang dapat menyebabkan infeksi subkutaneus.
Tidak seperti bakteri jamur biasanya sel eukariotik, jamur mempunyai dinding sel kaku yang
mengandung kitin dan juga polisakarida, dan membran selnya terdiri dari ergosterol.
Obat-obat untuk
mikosis sistemik
dan subkutaneus
OBAT-OBAT ANTI
JAMUR
( ANTIMIKOTIK )
Obat-obat untuk
mikosis
superfisialis
Obat-Obat Untuk Mikosis Sistemik dan Subkutaneus
1. Amfoterisin B
Cara Pemberian
Sediaan Melalui intravena
2. Ketokonazol
berinteraksi dengan C-14 α-demetilase (enzim p-450
Mekanisme
sitokrom) untuk menghambat demetilasi lanosterol
Kerja
menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting
untuk membran jamur.
Cara
Diberikan secara peroral
Pemberian
Sediaan
Flukonazol
Flukonazol secara klinik penting karena efek samping endokrinnya yang kecil
dibandingkan ketokonazol dan penetrasinya yang baik ke dalam CSF. Flukonaz
ol diberikan untuk profilaktik, memberikan hasil yang baik untuk menurunkan
infeksi jamur pada penerima tranplantasi sumsum tulang.
Mekanisme kerja : Obat ini menghambat sintesis ergosterol membran jamur s
eperti ketokonazol.
Spektrum antijamur : Obat ini merupakan obat pilihan untuk Criptococcus neo
formans, untuk kandidemia dan koksidioidomikosis. Flukonazol juga bermanfa
at dalam pengobatan blastomikosis, kandidiasis dan histoplasmosis. Infeksi – i
nfeksi tersebut ditandai dengan tingginya laju relaps, dan flukonazol tersebut
efektif pada pengobatan infeksi kronik.
Resistensi : Gagalnya pengobatan pernah dilaporkan pada penderita
HIV.
Farmakokinetik : Flukonazol diberikan per-oral atau intravena. Absorb
sinya baik, dan obat ini tidak tergantung padakeasaman lambung se
perti halnya ketokonazol. Ikatannya minimal dengan protein plasma.
Pengikatan ini penting terutama dalam kemampuannya mempenetra
si CSS meningen normaldan yang mengalami peradangan. Tidak sep
erti ketokonazol, obat ini metabolismenya tidak bagus. Obat ini dieks
kresikan melalui ginjal dan dosis harus diturunkan pada penderita ga
ngguan fungsi ginjal.
Efek samping : Efek samping ini lebih kecil dibandingkan dengan ket
okonazol. Obat ini tidak mempunyai efek endokrinologik karena fluk
onazol tidak menghambat sitokrom P-450 yang bertanggung jawab
pada sintesis androgen.
OBAT – OBAT UNTUK INFEKSI
MIKOTIK SUPERFISIAL
A. Griseofulvin
Mekanisme kerja : Obat ini masuk ke dalam sel jamur yang rentan d
engan proses yang tergantung energi. Hal ini diyakini bahwa obat ini
berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur yang merusak serat
mikotik dan menghambat sintesis. Obat ini berakumulasi di daerah y
ang terinfeksi, disintesis kembali dalam jaringan yang mengandung k
eratin, sehingga menyebabkan pertumbuhan jamur terganggu.
Spektrum antijamur : Obat ini secara prinsip bersifat fungsistatika. O
bat ini hanya efektif terhadap trikofiton, mikrosporum dan epidermpf
iton. Obat ini digunakan untuk pengobatan infeksi tinea berat yang t
idak memberikan respons terhadap obat-obat antijamur lainnya.
Resistensi : Resistensi terjadi karena adanya sistem asupan tergantung energi.
Farmakokinetik : Preparat-preparat ultra kristalin diabsorbsi secara kuat dari sal
uran cerna absorbsinya ditingkatkan apabila disertai dengan makanan lemak ti
nggi. Obat ini cocok untuk pengobatan infeksi dermatofitik. Konsentrasinya da
lam jaringan lain dan cairan tubuh lebih rendah. Griseofulvin secara ekstensif
dimetabolisme menjadi bentuk demetilisasi dan gluoronidase. Griseofulvin me
nginduksi aktivitas sitokrom P-450 hepatik dan dapat meningkatkan laju meta
bolisme sejumlah obat termasuk antikoagulan oral. Ekskresi obat ini melalui gi
njal, terutama sebagai metabolit.
Efek samping : Griseofulvin dapat menyebabkan hepatotoksisitas dan obat ini
dikontraindikasikan pada penderita porfiria intermiten akut. Obat ini meningka
tkan intoksikasi efek alkohol. Dalam laboratorium binatang, obat ini terbukti b
ersifat teratogenik.
OBAT-OBAT
ANTIVITUS
( VIRUSTIKA )
Efek Samping :
• Pemberian Oral : sakit
kepala,diare,mual dan muntah
• Secara Intravena : Gangguan
fungsi ginjal pada dosis tinggi
Pemberian Sediaan : Acyclovir salep kulit 5 %
dapat dioleskan pada kulit yang teinfeksi dengan
dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak
5 – 7 kali sehari selama 5-10 hari
Sedangkan Acyclovir salep kulit 3 % dapat
dioleskan pada kulit sekitar mata dengan dosis
anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5
kali sehari selama 7 hari dan dilanjutkan hingga 3
hari setelah sembuh sempurna
B. Gansiklovir (DHPG)
Serupa asiklovir, gansiklovir diaktifkan
dengan konversi menjadi nukleosid
Cara Kerja trifosfat oleh enzim virus dan selular
dengan jalur mana tergantung pada
virusnya. Sitomegalovirus tanpa timidin
kinase dan karenanya membentuk
trifosfat dengan cara lain. Nukleotida
ini secara kompetitif menghambat
polimerase DNA dan dapat dimasukan
ke dalam DNA untuk mengurangi
kecepatan
elongasi rantai
Gansiklovir bersifat
karsinogenik serta
Efek Samping embriotoksik dan
teratogenik pada hewan
percobaan
C. Foskarnet
foskarnet bekerja dengan menghambat
Cara Kerja polimerase DNA dan RNA secara
reversibel yang mengakhiri elongasi
rantai. Mutasi struktur polimerase
menyebabkan resistensi virus.
Efek Samping
1. Demam
Efek Samping 2. Gagal Hati
3. infiltrasi paru
jarang.
OBAT OBAT ANTHELMINTIK
3 GOLONGAN CACING YANG MENYERANG MANUSIA
Nematoda Trimatod
a Cestoda
1. Pengobatan Nematoda
mebendazol
- pengobatan cacing cambuk ( trichuris trichiura),cacing kremi (enterobius
vermicularis) ,cacing tambang (necator americanus dan anclystoma duodenal
e) dan cacing gelang (Ascariasis lumbricoldes).
- Bekerja mengikat dan mengganggu sintesis mikrotubulus parasit dan
menurunkan ambilan glukosa.
- Parasit yang terpapar dikeluarkan bersama feses.
-obat ini relative tidak mempunyai efek toksik
-tidak boleh diberikan pada wanita hamil karna bersifat embriotoksik.
pirantel pamoat
- pengobatan cacing bulat,cacing kremi,dan cacing tambang.
-Sulit diabsorbsi oral dan memberikan efek pada saluran pencernaan
prazikuantel
-obat pilihan untuk semua bentuk skistosomiasis dan infeksi cestoda
sistisercosis
- Menyebabkan parasit mengalami kontraktur dan paralisis
niklosamid
-Obat pilihan untuk infeksi cestoda
- MK: menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasit terhadap ADP
Yang menghasilkan energy untuk ATP,obat membunuh skoleks dan
spegmen cestoda tetapi tidak telur telurnya.
- Berguna untuk membersihkan usus dari segmen segmen cacing yang
mati agar tidak terjadi pelepasan telur yang
Dapat menjadi sistiserkosis.