Anda di halaman 1dari 49

FARMAKOLOGI

Obat Lepra, Antimikotik dan


Virustatika, Obat Cacing
(Antelmintika)

Kelompok 5
Alshiba Karinina
Annisa Cita Amalia
Danti Ayu Pramesti
Hanna Christi Caroline
Husnul Chotimah
Indry Wulandari
Larastiti Ayu Pandanwangi

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Obat Lepra

Morbus Hansen (Lepra, Kusta) adalah infeksi menahun yang disebabkan Mycobacteria lepra
e (M.lepra) yang menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit dan organ lainny
a. Penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan jika tidak segera ditatalaksana dan dapat me
nimbulkan masalah psikososial akibat stigma atau predikat buruk dalam pandangan masyar
akat.

Walaupun basil leprosy kusta telah diidentifikasi sejak taun 1874, kusta tersebut sampai saat
ini belum bisa dibiakkan pada media buatan. Cara penularannya belum diketahui dengan p
asti, hanya diduga :
- Kontak langsung yang erat dan lama
(membutuhkan waktu berkisar 5-10 tahun)
- Penyebaran droplet dari penderita kusta
Penggolongan Obat Lepra

1. Sulfon
Golongan sulfon merupakan derivate diamino difenil sulfon (DDS, dapson). Da
pson atau diaminodiphenyl sulfone (DDS) adalah obat golongan sulfonat yang
bersifat anti inflamasi, menekan sistem imun, dan antibiotik. Ini merupakan ob
at pilihan utama yang dianjurkan WHO untuk penanganan penyakit kusta.
Sebagai agen anti infeksi, Dapson juga digunakan untuk mengobati malaria d
an infeksi Pneumocystis jirovecii (penumonia pada penderita AIDS). Selain itu, j
uga digunakan untuk mengatasi jerawat parah dan kelainan kulit pada penderi
ta dermatitis herpetiformis.
Mekanisme
Kerja

Dapson bekerja dengan cara melawan


bakteri dan protozoa seperti yang
dilakukan oleh senyawa sulfonamide
lainnya. Yaitu dengan cara berkompetisi
dengan para-amino-benzoat sehingga
menghambat sintesis asam amino
hidrofilik. Terhambatnya asam amino ini
menyebabkan menyebabkan kematian
pada bakteri.
Dapat terjadinya hemolisis yang
berhubungan erat dengan besarnya dosis.
Hemolisis dapat terjadi pada hamper setiap
penderita yang menerima 200-300 mg
dapson sehari.
Efek Samping Anoreksia, mual dan muntah dapat terjadi
pada pemberin sulfon.
Reaksi Lepromatosis Sindrom yang disebut
“sindrom sulfon” ini dapat timbul 5-6 minggu
setelah awal terapi pada penderita yang
bergizi buruk.

Sulfon dapat digunakan dengan aman


selama beberapa tahun bila pemberian
dilakukan dengan saksama. Pengobatan
Sediaan harus dimulai dengan dosis kecil, kemudian
dinaikkan perlahan-lahan dengan
pengawasan klinik dan laboratorium secara
teratur.
Rifampisin
Antibiotik ini cepat mengadakan sterilisasi kaki mencit yang diinfeksi
dengan M. leprae dan Walaupun obat ini mampu menembus sel dan
saraf, dalam pengobatan yang berlangsung lama masih saja ditemuka
n kuman hidup.
Rifampisin menghambat pertumbuhan bakteri
dengan menghambat sintesis protein, terutama
pada tahap transkripsi.Rifampisin menghalangi
pelekatan enzim RNA polimerase dengan
Mekanisme berikatan dengan sisi aktif enzim
Kerja  tersebut.Rifampisin tidak melekat pada enzim
RNA polimerase milik mamalia, oleh karena itu,
antibiotik ini relatif tidak toksik terhadap
mamalia.
Pemberian PAS bersama rifampisin akan
menghambat absorpsi rifampisinsehingga kadarnya
dalam darah tidak cukup.
• Rifampisin merupakan pemacu metabolisme
obat yang cukup kuat, sehinggaberbagai obat
Farmakokineti hipoglikemik oral, kortikosteroid, dan kontrasepsi
ka oral akanberkurang efektivitasnya bila diberikan
bersama rifampisin.
Disulfiram dan probenesid dapat menghambat
ekskresi rifampisin melalui ginjal

penyakit kuning (ikterus)


• gangguan saluran cerna seperti
Efek Samping mual, muntah, sakit ulu hati, kejang
perut dandiare, begitu pula gejala
gangguan SSP dan reaksi
hipersensitasi
Sediaan
KLOFAZIMIN
Klofazimin merupakan turunan fenazin yang efektif terhadap basil lepr
a. Kedudukkan obat ini sekarang ialah sebagai pengganti dalam kombi
nasi dengan rifampisin bila basil lepra sudah resisten terhadap dapson

Obat ini memiliki khasiat leprostatik yang sama


kuatnya dengan dapson. Setelah pengobatan
beberapa bulan sebagian besar  basil di dalam
Mekanisme mukosa dan kulit dimusnahkan, kecuali di
Kerja tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan
otot-otot polos yangmemerlukan waktu lebih
lama
Pada pemberian oral, obat ini diserap dan ditimbun dalam jaringan tubuh.
Keadaan ini memungkinkan pemberian obat secara berkala dengan jarak waktu
antar dosis 2 minggu atau lebih.

Efek Samping
umumnya menyebabkan perubahan warna pada tinja, lapisan kelopak mata,
dahak, keringat, air mata, dan urin. Biasanya efek samping ini tidak
memerlukan perawatan medis, tapi perubahan warna mungkin akan tetap
terjadi. Namun, clofazimine juga dapat menyebabkan susah BAB serta BAB
berwarna hitam atau berdarah. Efek samping ini mungkin merupakan gejala
dari masalah perdarahan serius yang memang membutuhkan perhatian medis. 
Amitozon

Obat  turunan tuosemikarbazon ini lebih efektif terhadap lepra jenis tuberkuloid


dibandingkan dengan jenis lepromatosis. Resistensi dapat terjadi selama
pengobatan sehingga pada tahun kedua pengobatan perbaikan melambat dan
pada tahun ketiga penyakit mungkin kambuh. Karena itu amitiozon dianjurkan
penggunaannya bila dapson tidak dapat diterima pasien.
Efek samping yang paling sering terjadi ialah anoreksia, mual dan muntah.
Anemia karena depresi sumsum tulang terlihat pada sebagian besar pasien.
Leukopenia dan agranulositosis dapat terjadi, tetapi yang berat keadaannya
terdapat pada 0,5% pasien. Anemia hemolitik akut dapat terjadi dengan dosis
tinggi
Dosis permulaan ialah 50mg selama 1-2 minggu, kemudian dosis dinaikkan
samapai mencapai 200mg. Obat ini sama efektif baik pada pemberian dosis
tunggal maupun dosis terbagi
Tidak ada alasaan untuk takut terhadap lepra karena sudah banyak
leprostatika yang efektif tersedia dan memberikan hasil yang baik.

Pengobatan lepra dipengaruhi oleh dosis yang tepat, kombinasi obat yang tepat, dan pemberian
yang teratur serta disiplin selama pengobatan,
Alasan pemberian pengobatan kombinasi :
Efektif untuk membunuh M. leprae dalam waktu yang singkat
Mencegah kemungkinan terjadinya resistensi dan kekambuhan
Mengurangi efek samping
Walaupun demikian, perlu diingat keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh tersedianya ob
at atau tidak, mudah digunakan, dan harganya murah serta kepatuhan penderita.
 
OBAT-OBAT ANTI JAMUR ( ANTIMIKOTIK )
Penyakit infeksi yang disebabkan jamur disebut mikosis dan biasanya bersifat kronik. Kebanyakan
infeksi jamur biasanya superficial dan hanya melibatkan kulit, tetapi dapat juga menembus kulit,
yang dapat menyebabkan infeksi subkutaneus.
Tidak seperti bakteri jamur biasanya sel eukariotik, jamur mempunyai dinding sel kaku yang
mengandung kitin dan juga polisakarida, dan membran selnya terdiri dari ergosterol.

Obat-obat untuk
mikosis sistemik
dan subkutaneus
OBAT-OBAT ANTI
JAMUR
( ANTIMIKOTIK )

Obat-obat untuk
mikosis
superfisialis
Obat-Obat Untuk Mikosis Sistemik dan Subkutaneus

1. Amfoterisin B

Mekanisme Beberapa molekul polien berikatan dengan


Kerja ergosterol yang berada dalam membran sel pada sel
jamur sensitif untuk membentuk lubang atau saluran
yang melibatkan ikatan hidrofobik antara segmen
lipofilik antibiotika polien dan grup sterol.

Mengganggu fungsi membran, menyebabkan


elektrolit (terutama Kalium) dan molekul-
molekul kecil keluar dari sel sehingga
menimbulkan kematian sel.
Amfoterisin B bersifat fungisidal atau fungsistatika,
Spektrum anti tergantung organism dan konsentrasinya. Obat ini
efektif untuk kebanyakan jamur seperti Candida
jamur albicans, Histoplasma capsulatum, Cryptococcus
neofrmans, Coccidioides immitis, banyak strain
aspergilus dan Blastomyces dermatitidis

 Obat ini secara ekstensif berikatan dengan protein


plasma dan didistribuskan ke seluruh tubuh yang akan
berikatan kuat dengan jaringan tubuh.
Farmakokinetika  Adanya inflamasi menyebabkan penetrasi obat ini
bervariasi dalam cairan tubuh tetapi sedikit dijumpai
dalam cairan serebrospinalis, cairan vitreus atau cairan
amnion. Namun demikian, obat ini tidak melewati
plasenta.
 Kadar obat yang rendah terutama metabolitnya
dijumpai dalam urine dalam waktu yang cukup lama,
beberapa diantaranya juga dieliminasi melalui empedu.
Amfoterisin B mempunyai indeks terapeutika yang
rendah. Dosis total harian tidak boleh melebihi 1,5
Efek Samping mg/kgBB.
1. Demam dan menggigil
2. Gangguan ginjal
3. Hipotensi
4. Efek neurologic

Cara Pemberian
Sediaan Melalui intravena
2. Ketokonazol
berinteraksi dengan C-14 α-demetilase (enzim p-450
Mekanisme
sitokrom) untuk menghambat demetilasi lanosterol
Kerja
menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting
untuk membran jamur.

Penghambat ini mengganggu fungsi membran


dan meningkatkan permeabilitas. Ketokonazol
bekerja secara adiktif dengan flusitosin
terhadap Kandida tetapi mengantagonis
aktivitas antijamur amfoterisin B.
1. Gangguan saluran cerna
2. Efek endokrin
Efek Samping 3. Gangguan fungsi hati
4. Kontraindikasi

Cara
Diberikan secara peroral
Pemberian
Sediaan
Flukonazol

Flukonazol secara klinik penting karena efek samping endokrinnya yang kecil
dibandingkan ketokonazol dan penetrasinya yang baik ke dalam CSF. Flukonaz
ol diberikan untuk profilaktik, memberikan hasil yang baik untuk menurunkan
infeksi jamur pada penerima tranplantasi sumsum tulang.
Mekanisme kerja : Obat ini menghambat sintesis ergosterol membran jamur s
eperti ketokonazol.
Spektrum antijamur : Obat ini merupakan obat pilihan untuk Criptococcus neo
formans, untuk kandidemia dan koksidioidomikosis. Flukonazol juga bermanfa
at dalam pengobatan blastomikosis, kandidiasis dan histoplasmosis. Infeksi – i
nfeksi tersebut ditandai dengan tingginya laju relaps, dan flukonazol tersebut
efektif pada pengobatan infeksi kronik.
Resistensi : Gagalnya pengobatan pernah dilaporkan pada penderita
HIV.
Farmakokinetik : Flukonazol diberikan per-oral atau intravena. Absorb
sinya baik, dan obat ini tidak tergantung padakeasaman lambung se
perti halnya ketokonazol. Ikatannya minimal dengan protein plasma.
Pengikatan ini penting terutama dalam kemampuannya mempenetra
si CSS meningen normaldan yang mengalami peradangan. Tidak sep
erti ketokonazol, obat ini metabolismenya tidak bagus. Obat ini dieks
kresikan melalui ginjal dan dosis harus diturunkan pada penderita ga
ngguan fungsi ginjal.
Efek samping : Efek samping ini lebih kecil dibandingkan dengan ket
okonazol. Obat ini tidak mempunyai efek endokrinologik karena fluk
onazol tidak menghambat sitokrom P-450 yang bertanggung jawab
pada sintesis androgen.
OBAT – OBAT UNTUK INFEKSI
MIKOTIK SUPERFISIAL
A. Griseofulvin
Mekanisme kerja : Obat ini masuk ke dalam sel jamur yang rentan d
engan proses yang tergantung energi. Hal ini diyakini bahwa obat ini
berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur yang merusak serat
mikotik dan menghambat sintesis. Obat ini berakumulasi di daerah y
ang terinfeksi, disintesis kembali dalam jaringan yang mengandung k
eratin, sehingga menyebabkan pertumbuhan jamur terganggu.
Spektrum antijamur : Obat ini secara prinsip bersifat fungsistatika. O
bat ini hanya efektif terhadap trikofiton, mikrosporum dan epidermpf
iton. Obat ini digunakan untuk pengobatan infeksi tinea berat yang t
idak memberikan respons terhadap obat-obat antijamur lainnya.
Resistensi : Resistensi terjadi karena adanya sistem asupan tergantung energi.
Farmakokinetik : Preparat-preparat ultra kristalin diabsorbsi secara kuat dari sal
uran cerna absorbsinya ditingkatkan apabila disertai dengan makanan lemak ti
nggi. Obat ini cocok untuk pengobatan infeksi dermatofitik. Konsentrasinya da
lam jaringan lain dan cairan tubuh lebih rendah. Griseofulvin secara ekstensif
dimetabolisme menjadi bentuk demetilisasi dan gluoronidase. Griseofulvin me
nginduksi aktivitas sitokrom P-450 hepatik dan dapat meningkatkan laju meta
bolisme sejumlah obat termasuk antikoagulan oral. Ekskresi obat ini melalui gi
njal, terutama sebagai metabolit.
Efek samping : Griseofulvin dapat menyebabkan hepatotoksisitas dan obat ini
dikontraindikasikan pada penderita porfiria intermiten akut. Obat ini meningka
tkan intoksikasi efek alkohol. Dalam laboratorium binatang, obat ini terbukti b
ersifat teratogenik.
OBAT-OBAT
ANTIVITUS
( VIRUSTIKA )

Virus merupakan parasit intraseluler obligat. Mikro- organisme ini tidak


mempunyai dinding dan membran sel dan tidak mengalami proses
metabolisme. Reproduksi virus menggunakan mekanisme metabolik pejamu
dan sedikit obat yang cukup selektif untuk menghambat replikasi virus
tanpa merugikan pejamu. Misalnya, virus tidak dipengaruhi oleh obat
antimikroba. Namun, beberaoa obat dapat membedakan antara reaksi-
reaksi selular dan virus yang efektif dan relatif tidak toksik. Hanya sedikit
golongan virus, termasuk yang menyebabkan infeksi virus dan peka
terhadap terhadap beberapa obat ini. Beberapa obat virustika antara lain :
Amantadine dan Rimantadin, serta Ribaviri.
Pengobatan Infeksi Virus Pada Saluran
Pernapasan
Pengobatan untuk infeksi virus pada saluran pernapasan termasuk
influenza tipe A dan tipe B, virus sinsitial pernapasan (RSV).

Amantadine dan Rimantadin


Dalam keadaan terlambat, tahapan simtomatik dari infeksi virus,
pemberian onat-obat yang menghambat replikasi virus mempunyai
efektivitas yang terbatas. Amantadin dan derivatnya berguna sebagai
obat profilaktik.

Cara Kerja : Mekanisme kerjanya belum diketahui pasti. Bukti-


bukti terakhir menunjukkan penghambatan terhadap protein
membran matrik dari virus, M2, yang berfungsi sebagai saluran
ion. Saluran ini diperlukan untuk fusi beberapa membran virus
dengan membran sel yang kemudian membentuk endosom
( terbentuk bila virus masuk sel dengan cara endositosis).
Spektrum antivirus :
Antivirus masih terbatas pada virus
influenza A. efektivitasnya langsung Farmakokinetika :
berhubungan dengan pemberian Kedua obat mudah diabsorbsi
obat yang relatif terhadap infeksi, oral. Amantadin tersebar ke
misalnya obat-obat ini 70-90% seluruh tubuh dan mudah
efektif mencegah infeksi jika menembus ke SSP. Sedangkan
pengobatan dimulai pada waktu Rimantadin tidak dapat
paparan terhadap virus. Tidak ada melintasi sawar darah-otak
gangguan respons imun pada vaksin sejumlah yang sama.
influenza A, dan keduanya dapat Amantadin tidak
diberikan sebagai suplemen dimetabolisme secara luas.
vaksinasi, sehingga memberikan Dikeluarkan melalui urine dan
proteksi sampai respons antibody dapat menumpuk sampai batas
terjadi (biasanya 2 minggu pada toksik pada pasien dengan
orang dewasa sehat). Pada individu gagal ginjal. Sebaliknya,
terinfeksi influenza A, kedua obat rimantadin dimetabolisme
memperlambat lamanya penyakit seluruhnya oleh hati. Metabolit
dan keparahan gejala sistemik jika dan obat asli dikeluarkan oleh
dimulai dalam 48 jam pertama ginjal.
setelah pemaparan virus.
Efek Samping :
Seperti kegelisahan, kesulitan
Penggunaan Klinik :
berkonsentrasi, insomnia, hilang
Amantadin dan rimantadin
nafsu makan, halusinasi, kejang.
tersedia dalam bentuk tablet
• Efek neurotoksik amantadin
dan sirup untuk penggunaan
meningkat jika diberikan
oral.
bersamaan dengan
• Amantadin diberikan dalam
antihistamin dan obat
dosis 200 mg per hari ( 2 x
antikolinergik/psikotropik,
100 mg kapsul ). Dosis harus
terutama pada usia lanjut.
diturunkan pada pasien
• Rimantadin menyebabkan
dengan insufisiensi renal
reaksi SSP lebih sedikit karena
• Rimantadin diberikan dalam
tidak banyak melintasi sawar
dosis 300 mg per hari ( 2 x
otak darah.
sehari 150 mg tablet ), perlu
Penggunaan harus hati-hati pada
diturunkan pada pasien
wanita hamil dan menyususi,
dengan klirens kreatinin ≤ 10
karena terbukti bersifat
ml/menit.
embriotoksik dan teratogenik
pada tikus percobaan.
Pengobatan Penyakit Difisiensi Imun (AIDS)
Pada saat ini, ada enam obat yang disetujui untuk pengobatan
infeksi virus imunodefisiensi (HIV). Lima diantaranya adalam
analog nukleosida pirimidin atau purin dan harus diubah
menjadi bentuk nukleotidnya agar efektif sebagai antivirus.
Obat keenam adalah inhibitor protase HIV. Meskipun tidak
kuratif, obat-obat ini menghambat perbanyakan virus dan
memperlambat perkembangan pernyakit yang memungkinkan
perpanjangan hidup.

Zidovudin (3’-Azido-3’-Deoksitimidin, AZT)


Salah satu obat paling efektif dan terakhir disetujui untuk
mengobatan infeksi HIV dan AIDS. Telah dilaporkan adanya
perbaikan dalam status imunologik (peningkatan jumlah absolut
sel helper-induced T). Yang menggembirakan adalah proteksi
janin dari kemungkinan infeksi virus dengan pemakian tetap
obat pada ibu hamil.
Cara Kerja : AZT harus
diubah menjadi nukleosid Spektrum antivirus : Pada
trifosfat yang sesuai oleh waktu ini penggunaan klinik
timidin kinase pejamu untuk untuk AZT hanya untuk
mendapatkan aktivitas pengobatan pasien infeksi
antivirusnya. AZT-trifosfat akibat HIV.
kemudian dimasukkan dalam
rantai DNA virus yang
bertumbuh (tetapi bukan Farmakokinetik : Obat
pejamu) oleh cadangan mudah diabsorpsi setelah
transcriptase. Karena AZT pemasukan oral. Jika
tidak mempunyai hidroksil diminum bersama makanan,
pada posisi 3’, kaitan 5’-5’ kadar puncak lebih lambat
fisfodiester lain tidak tetapi jumlah total obat yang
terbentuk. Akibatnya sistesis diabsoprsi tidak terpengaruh.
rantai DNA terhenti dan Penetrasi melewati sawar
replikasi virus tidak terjadi. otak darah sangat baik dan
Kekurangan relatif obat mempunyai waktu
transcriptase reverse virus ini paruh 1 jam. Sebagian besar
disebabkan karena masuknya AZT mengalami glukuronidasi
AZT kedalam proses yang dalam hati dan kemudian
dikatalisasi virus. dikeluarkan dalam urine.
Efek Samping : Meskipun keliatannya bersifat
spesifik, AZT toksik terhadap sumsum tulang
belakang, sakit kepala terjadi sering. Kejang telah
dilaporkan pada pasien AIDS lanjut. Toksisitas AZT
diperkuat jika glukuronidasi berkurang karena
pemberian obat-obat seperti probenesid, lorazepam,
dan simetidin.
Didadonasin (ddi)
Dadonosin tidak dianjutkan untuk pengobatan awal
penyakit HIV, tetapi digunkan untuk infeksi HIV yang
resisten terhadap AZT.
Mekanisme Kerja : Setelah masuk sel pejamu.
Didanosin diubah menjadi ddATP melalui beberaoa
reaksi yang melibatkan forforilasi ddl, aminasi menjadi
ddAMP dan fosfolirasi lanjutan. ddATP yang dihasilkan
dimasukkan dalam rantai DNA sepertu AZT, yang
menyebabkan akhir perpanjangan rantai.

Spektum antivirus : Aktivitasnya terbatas pada retrovirus, terutama


HIV-1
Farmakokinetik : Karena sfiat asam, didanosin diberikan sebagai
tablet kunyah, buffer atau dalam larutan buffer. Absoprsi cukup baik
jika diminum dalam keadaan puasa sebab makanan dapat
menyebabkan abropsi berkurang. Obat masuk SSP tetapi kurang
dari AZT. Sekitar 55% obat asli dieksresi dalam urin.
Efek Samping : Pangkreatitis fatal, merupakan
toksisitas utama dalam pengobatan ddl, dan
memerlukan monitoring amilase serum. Toksisitas
didanosi yang terbatas dosis adalah neuropati
perifer.
K-Muricata dan Amazon Plus
Adanya senyawa anti virus dalam obat HIV alami ini
mampu membunuh dan mengatasi kerusakan yang
terjadi dalam tubuh. Terapi herbal yang bisa
mengatasi HIV AIDS ini secara alami tanpa efek
samping. Obat herbal yang pertama adalah Amazon
Plus yang berkomposisikan Acai Berry, Blueberry,
Zaitun, Delima warna merah, Manggis & Tomat.
Amazon Plus mampu meningkatkan imunitas atau
stamina tubuh, beserta mengandung sintesis aktif
yang bertindak untuk menyerang virus.
Cara Kerja : Zaitun Hydroxytyrosol dari impak
zaitun telah di persepsi sebagai inhibitor HIV-1
yang beda, yang jitu terhadap koalisi virus &
integrasi.
Antosianin dari Acai Berry dan Blueberry serta
lycopene dalam tomat sehat meningkatkan
kekebalan tubuh penderita HIV beserta mampu
meregenerasi sel tubuh.
Xanthone memiliki efek anti peradangan,
antioksidan, antimikroba, maka itu sangat
diperlukan dalam mengacau masuknya
mikroorganisme pemicu luka sekunder.
Menurut Dr. Sam Walters Xanthone dari kulit
manggis memiliki kemampuan untuk mengganggu
HIV Protease dengan demikian menyebabkan virus
HIV gak dapat berkembang dan bukan mampu
untuk menginfeksi.
Efek Samping : Mungkin setelah
mengonsumsi 2 hari akan merasa tidak
nyaman di bagian perut, sedikit mual,
buang air besar berwarna hitam pekat dan
merasa lesu karena pembuangan racun
dalam tubuh. Jika hal ini terjadi, Anda bisa
menurunkan dosis penggunaan keladi tikus.
Ketika sudah merasa lebih baik, dapat
melanjutkan konsumsinya dengan jumlah
dosis seperti biasa.
PENGOBATAN INFEKSI VIRUS HERPES

Virus herpes dihubungkan dengan spektrum luas


penyakit-penyakit, yaitu bisul dingin,ensefalitis dan
infeksi genital yang terakhir merupakan bahaya untuk
bayi baru lahir selama persalinan. Obat-obat yang efekti
f terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus
dan tidak memberikan efek pada fase laten. Kecuali
foskarnet, obat-obat ini adalah analog purin atau
pirimidin yang menghambat sintesis virus DNA.
A. Asiklovir
Cara Kerja

suatu analog guanosin yang


tidak mempunyai gugus Analog monofosfat diubah ke bentuk
glukosa, mengalami di- dan trifosfat oleh sel pejamu.
monofosforilasi dalam sel oleh Trifosfat asiklovir berpacu dengan
enzim yang dikode herpes deoksiguanosin-trifosfat (dGTP)
sebagai suatu substrat untuk DNA
virus,timidin kinase.karena itu,
polimerase dan masuk ke dalam
sel-sel yang diinfeksi virus DNA virus yang menyebabkan
sangat rentan terminasi rantai DNA yang prematur
Ikatan yang ireversibel dari
template primer yang
mengandung asiklovir ke DNA
polimerase melumpuhkan
enzim. Zat ini kurang efektif
terhadap enzim pejamu
Asiklovir mempunyai kekhususan yang lebih besar
Spektrum disbanding vidarabin terhadap virus herpes.
Antivirus Asiklovir merupakan obat pilihan pada ensefalitis
herpes simpleks dan lebih efektif dibandingkan
vidarabin dalam peningkatkan kesembuhan.
Penggunaan asiklovir yang paling banyak pada
pengobatan infeksi herpes genital . Obat ini juga
diberikan profilaksis pada pasien seropositive
sebelum transplantasi sumsum tulang dan setelah
transplantasi jantung untuk melindungi mereka
selama pengobatan imunosupresif pasca
transplantasi.

Pemberian obat dapat secara intravena, oral


atau topical. Obat tersebar keseluruh tubuh,
Farmakokinetik termasuk cairan serebrospinal. Asiklovir
sebagian dimetabolisme menjadi produk
yang tidak aktif. Ekskresi ke dalam urine
terjadi melalui filtrasi glomerular dan sekresi
tubural. Asiklovir menumpuk pada pasien
dengan gagal ginjal
Penggunaan Klinik : Acyclovir salep kulit 5
% dapat digunakan untuk pengobatan
infeksi yang disebabkan oleh herpes
simpleks pada kulit dan membran mukosa
termasuk herpes genital awal maupun
kambuhan, pengobatan infeksi herpes
zoster, dan pencegahan infeksi herpes
simpleks pada pasien immuno-
compromised. Sementara Acyclovir salep 3
% dapat digunakan untuk pengobatan
keratitis akibat herpes simpleks

Efek Samping :
• Pemberian Oral : sakit
kepala,diare,mual dan muntah
• Secara Intravena : Gangguan
fungsi ginjal pada dosis tinggi
Pemberian Sediaan : Acyclovir salep kulit 5 %
dapat dioleskan pada kulit yang teinfeksi dengan
dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak
5 – 7 kali sehari selama 5-10 hari
Sedangkan Acyclovir salep kulit 3 % dapat
dioleskan pada kulit sekitar mata dengan dosis
anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5
kali sehari selama 7 hari dan dilanjutkan hingga 3
hari setelah sembuh sempurna
B. Gansiklovir (DHPG)
Serupa asiklovir, gansiklovir diaktifkan
dengan konversi menjadi nukleosid
Cara Kerja trifosfat oleh enzim virus dan selular
dengan jalur mana tergantung pada
virusnya. Sitomegalovirus tanpa timidin
kinase dan karenanya membentuk
trifosfat dengan cara lain. Nukleotida
ini secara kompetitif menghambat
polimerase DNA dan dapat dimasukan
ke dalam DNA untuk mengurangi
kecepatan
elongasi rantai

Aktivitas in vitro sama seperti


Spektrum asiklovir, tetapi gansiklovir
Antivirus hanya untuk pengobatan
retinitis sitomegalik.
Gansiklovir diberikan intravena
dan tersebar ke seluruh tubuh,
termasuk cairan serebrospinal.
Farmakokinetik Ekskresi ke dalam urine terjadi
dengan filtrasi glomerular dan
sekresi tubural. Seperti asiklovir,
gansiklovir menumpuk pada
pasien dengan gagal ginjal.

Gansiklovir bersifat
karsinogenik serta
Efek Samping embriotoksik dan
teratogenik pada hewan
percobaan
C. Foskarnet
foskarnet bekerja dengan menghambat
Cara Kerja polimerase DNA dan RNA secara
reversibel yang mengakhiri elongasi
rantai. Mutasi struktur polimerase
menyebabkan resistensi virus.
Efek Samping

Tersebar merata di seluruh tubuh.


1. Anemia Lebih dari 10% masuk matriks
2. Mual tulang yang secara lambat
3. Demam dilepaskan. Obat asli dikeluarkan
4. Kejang oleh filtrasi glomerular dan sekresi
tubural masuk urine
D. INTERFERON

Cara Pemberiaan Melalui


Sediaan intravena dan
masuk ke cairan
sumsum tulang

1. Demam
Efek Samping 2. Gagal Hati
3. infiltrasi paru
jarang.
OBAT OBAT ANTHELMINTIK
3 GOLONGAN CACING YANG MENYERANG MANUSIA

Nematoda Trimatod
a Cestoda
1. Pengobatan Nematoda
mebendazol
- pengobatan cacing cambuk ( trichuris trichiura),cacing kremi (enterobius
vermicularis) ,cacing tambang (necator americanus dan anclystoma duodenal
e) dan cacing gelang (Ascariasis lumbricoldes).
- Bekerja mengikat dan mengganggu sintesis mikrotubulus parasit dan
menurunkan ambilan glukosa.
- Parasit yang terpapar dikeluarkan bersama feses.
-obat ini relative tidak mempunyai efek toksik
-tidak boleh diberikan pada wanita hamil karna bersifat embriotoksik.
 pirantel pamoat
- pengobatan cacing bulat,cacing kremi,dan cacing tambang.
-Sulit diabsorbsi oral dan memberikan efek pada saluran pencernaan

-sebagai penghambat depolarisasi neuromuscular


-Efek samping bersifat ringan termasuk mual,muntah diare.
2. Pengobatan Trematoda

prazikuantel
-obat pilihan untuk semua bentuk skistosomiasis dan infeksi cestoda
sistisercosis
- Menyebabkan parasit mengalami kontraktur dan paralisis

- Efek samping : mengantuk,pusing,lesu,tidak mau makan,dan gangguan


pencernaan.
- Obat tidak boleh diberikan kepada wanita hamil,dan menyusui ,
prazikuantel tidak boleh diberikan untuk
- Pengobatan sistiserkosis,mata karna penghancuran organisme dalam
mata dapat merusak mata
3.Pengobatan Cestoda

niklosamid
-Obat pilihan untuk infeksi cestoda
- MK: menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasit terhadap ADP
Yang menghasilkan energy untuk ATP,obat membunuh skoleks dan
spegmen cestoda tetapi tidak telur telurnya.
- Berguna untuk membersihkan usus dari segmen segmen cacing yang
mati agar tidak terjadi pelepasan telur yang
Dapat menjadi sistiserkosis.

Anda mungkin juga menyukai