Mata Merah Visus Turun
Mata Merah Visus Turun
Definisi
Keratitis Bakterial
• Etiologi: S. aureus, S. pneumonia, P aeruginosa, Enterobacteriaceae
(membutuhkan adanya kerusakan epitel kornea terlebih dahulu); N.
gonorrhea, N. meningitidis, C. dyphteriae (dapatmenginvasi kornea intak)
• Tanda dan Gejala:
• S. aureus dan S. pneumonia ulkus berbentuk oval, warna putih
kekuningan, batas tegas
• Pseudomonas ulkus bentuk ireguler, eksudat mukopurulen kehijauan,
batas tidak tegas oleh karena terjadi nekrosis liquefaksi dari kornea
• Enterobacteriacea ulkus dangkal, warna keabu-abuan, opasitas
stroma batas tidak tegas, infiltrate kornea bentuk cincin oleh karena
endotoksin yang dihasilkan
• Laboratorium: Pewarnaan Gram dan Giemsa
• Kultur pada blood agar untuk organisme aerobik
• Terapi: Salep kloramfenikol 3x1; Salep eritromisin 0.5% 2-6x1; Salep
siprofloksasin 0.3% 3x1
Keratitis Infektif
Keratitis Viral
• Etiologi: Herpes Simplex Virus, Varicella-Zoster Virus
• Tanda dan Gejala:
• Herpes Simplex tampak lesi vesicular di region periorbital,
limfadenitis, punctate epithelial keratitis, dendritic ulcer (ulkus
berbentuk ireguler, zigzag, bercabang), geographical ulcer (hasil fusi
dari beberapa ulkus dendritic membentuk suatu konfigurasi
amoeboid
• Herpes Zoster lesi awal vesicular terdistrubusi dermatomal,
punctate epithelial keratitis, microdendritic epithelial ulcer,
nummular keratitis, disciform keratitis
• Terapi:
• Acyclovir 5x400 mg selama 7 hari (herpes simplex)
• Acyclovir 5x800 mg selama 7-10 hari (herpes zoster)
• Gel mata ganciclovir 0.15% 5x1
Keratitis Fungal
•Etiologi: Filamentous fungi (Aspergillus, Fusarium), Yeasts (Candida)
•Tanda dan Gejala: Ulkus putih keabu-abuan dengan tepi meninggi, feathery
finger-like
extensions, lesi satelit kecil multiple di sekitar lesi utama, dapat ditemui cincin
kekuningan steril (pertemuan antara antigen dengan antibody)
•Laboratorium: Pewarnaan KOH 10%, kultur pada Sabouraud’s dextrose agar
•Terapi: Suspensi mata natamycin 5% 1 tetes per 2 jam (fusarium, aspergillus),
Tetes mata
amphotericin B 1.5% 1 tetes per jam (candida)
Keratitis Protozoal
•Etiologi: Acanthamoeba
•Tanda dan Gejala: Opasitas epitel dan subepitel halus dan berjalan radial
sepanjang
corneal nerves, ring-shaped lesion sentral atau parasentral yang dalam
stadium lanjut
akan membentuk abses
AQUEOUS HUMOUR DYNAMICS
GLAUCOMA
Definisi
• Kelompok penyakit neuropati optic progresif yang ditandai dengan adanya perubahan spesifik pada diskus
optikus dan defek lapang pandang irreversible yang seringkali namun tidak selalu berhubungan dengan
peningkatan tekanan intraocular (IOP)
Etiologi
Klasifikasi
Gejala
Tanda
Pemeriksaan Penunjang
Surgical Therapy
Regimen Terapi POAG
POAG, Hipertensi Okuli, dan NTG
POAG
Hipertensi Okuli
Gejala
Tanda
Pemeriksaan Penunjang
• Untuk semua stages dari glaukoma primer sudut tertutup (akut atau kronik)
• Untuk profilaksis pada fellow eye dari glaukoma sudut tertutup
• Untuk semua stages dari glaukoma primer sudut tertutup (akut atau kronik)
• Untuk profilaksis pada fellow eye dari glaukoma sudut tertutup
• Glaukomaprimer sudut tertutup dengan sinekia anterior mencakup lebih dari setengah sudut
• Glaukoma primer sudut terbuka yang tidak terkontrol dengan pengobatan
• Glaukomakongenital dan developmental dimana trabeculotomy dan goniotomy gagal
• Glaukoma sekunder dimana pengobatan tidak efektif
Prosedur Operasi Glaukoma
Pathogenesis
Manifestasi Klinis
Klasifikasi
• Anatomi
• Uveitis anterior (iridosiklitis) peradangan pada iris hingga pars plicata corpus siliaris
• Uveitis intermediate (pars planitis) peradangan pada pars plana corpus siliaris hingga bagian
tepi retina
• Uveitis posterior peradangan pada koroid (koroiditis)
• Panuveitis peradangan dari keseluruhan jaringan uvea
• Klinis
• Uveitis akut durasi gejala 6 minggu – 3 bulan
• Uveitis kronik durasi gejala lebih dari 3 bulan
• Patologis
• Uveitis supuratif
• Uveitis non-supuratif (Wood’s Classification)
• Uveitis non-granulomatosa
• Uveitis granulomatosa
Uveitis Anterior (Iridosiklitis)
• Gejala: Nyeri terutama saat malam hari,mata merah, fotofobia, blefarospasme, lakrimasi,
penurunan visus
• Tanda:
• Edema palpebra
• Corneal signs : edema kornea, keratic precipitate (KP), opasitas kornea posterior
• Anterior Chamber signs aqueous cells, aqueous flare (Tyndal phenomenon), hypopyon,
• hifema, perubahan kedalaman dan sudut anterior chamber
• Iris signs perubahan pola normal dan warna iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s
• nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris (rubeosis iridis)
• Pupillary signs pupil miosis, ireguler, ektropion, hilangnya reflex pupil, occlusio pupillae
• Terapi:
• Topikal
• Mydriatic-cyclopegic drugs (atropine sulfat, siklopentolat)
• Kortikosteroid (dexamethasone, betamethasone, hidrokortison, prednisolone)
• Antibiotik
• Sistemik
• Kortikosteroid
• NSAIDs
• Immunosupresan
Uveitis Posterior (Koroiditis)
• Gejala: Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik hitam melayang di
depan mata, metamorphopsia, micropsia, macropsia, scotoma
• Tanda:
• Opasitas vitreous
• Patch of choroiditis
• Pada fase aktif area peninggian berwarna putih kekuningan, batas
tidak tegas
• Pada fase atrofi atau penyembuhan area putih kehitaman, batas tegas
• Terapi:
• Non-spesifik
• Kortikosteroid topical dan sistemik
• Immunosupresan
• Spesifik
• Terapi penyebab (toxoplasmosis, tuberculosis, sifilis)
RETINOBLASTOMA
Definisi
• Tumor ganas kongenital yang berasal dari neurosensoris retina immature pada satu atau
kedua mata
Klasifikasi
• Herediter atau familial (40% kasus) -> mutasi pada gen RB terjadi pada sel germinal
parental sebelum terjadi fertilisasi
• Non-herediter atau sporadic (60% kasus) -> mutase gen RB terjadi pada sel retina setelah
fertilisasi
Histopatologi
• Small round cells with large nuclei resembling the cells of the nuclear layer of the retina
• Flexner-Wintersteiner rosettes
• Homer-Wright rosettes
• Pseudorosettes Fleurettes
RETINOBLASTOMA
Gambaran Klinis
ENDOFTALMITIS PANOFTALMITIS
Endoftalmitis Panoftalmitis
• Endoftalmitis adalah peradangan • Peradangan purulent berat
intraokular yang melibatkan vitreous keseluruhan bola mata termasuk
humor dan aquos humor dan dapat sklera dan kapsula Tenon
melibatkan jaringan uvueal (iris,
korpus siliaris, koroid) dan retina.
Penyebab endoftalmitis adalah kuman dan jamur yang Panoftalmitis infeksi kedalam bola mata melalui
masuk oleh karena trauma tembus (eksogen) atau peredaran darah (endogen), atau perforasi bola mata
sistemik melalu peredaran darah (endogen) (eksogen), dan akibat tukak kornea perforasi
ENDOFTALMITIS dan PANOFTALMITIS
Etiologi
TANDA TANDA
• Palpebra -> edema dan hiperemis • Palpebra -> edema dan hiperemis
• Konjungtiva -> kemosis dan kongesti sirkum kornea • Konjungtiva -> kemosis, injeksi siliar dan konjungtiva
• Kornea -> edema, berkabut • Kornea -> edema dan berkabut
• Anterior chamber -> hypopyon
• Anterior chamber -> penuh hypopyon
• Iris -> edema dan berkabut
• Pupil -> berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
• Tekanan intraocular -> sangat meningkat
vitreous • Gerakan bola mata -> terbatas, nyeri saat digerakkan
• Vitreous -> eksudasi, tampak massa keputihan dibalik • Gejala sistemik -> berat
pupil yang terdilatas (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata -> masih dapat digerakkan
• Gejala sistemik -> relative ringan
(Fungal Endophthalmitis) (Bakterial Endophthalmitis)
Endoftalmitis pada mata pseudofakia
Panofthalmitis
Panofthalmitis
Pemeriksaan Penunjang
Endophthalmitis & Panoftalmitis
• kultur cairan vitreus dan aquous humor
• USG mata -> apakah ada benda asing dalam bola mata, mengetahui apakah
infeksi telah mencapai retina
Terapi
Endophthalmitis
•Antibiotik intravitreal
Panophthalmitis
•First choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml (Gr+)
plus ceftazidime 2.25 mg in 0.1 ml (Gr -) •Antibiotik
•Second choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml •Kortikosteroid
plus Amikacin 0.4 mg in 0.1 ml •Eviscerasi
•Third choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml
plus gentamycin 0.2 mg in 0.1 ml
•Kortikosteroid -> intravitreal inj.
Dexametasone (0,4 mg) in 0,1 ml bersama
antibiotik
•Sikloplegik (supportive thx)
•Atropine 1% or should be instilled TDS or
QID
•Antiglaukoma
•Oral acetazolamide (250 mg TDS) and
timolol (0.5% BD)
•Vitrektomi (therapy if doesn’t affect 40-72
hours)/severe visual problem
•Eviscerasi
CORPUS ALIENUM MATA
Definisi
• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Pada umumnya bersifat ringan, pada
beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat asam atau basa
Manifestasi Klinis
• Nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia
TRAUMA MEKANIK MATA
Terminologi
Closed-globe injury -> the eyewall (sclera and cornea) does not have a full
thickness wound but there is intraocular damage
• Contusion -> resulting from blunt trauma
• Lamellar laceration -> partial thickness wound of the eyewall caused by a
sharp object or blunt trauma
Open-globe injury -> full thickness wound of the sclera or cornea or both
• Rupture -> caused by the impact of the blunt trauma (inside out injury
mechanism)
• Laceration -> caused by a sharp object (outside in mechanism)
• Penetrating injury -> single laceration caused by a sharp object
• Perforating injury -> two full thickness laceration (one entry and one exit)
caused by a sharp object or missile
• Intraocular foreign body
TRAUMA MEKANIK MATA
Closed Globe Injury
Kontusio
• Kerusakan bisa timbul di tempat tumbukan,
namun juga bisa timbul di bagian jauh dari
lokasi tumbukan
• Etiologi
• Benda yang keras maupun yang tidak keras,
dimana benda mengenai mata dengan keras
(kencang) atau lambat
• Benda melayang, terjatuh oleh benda tumpul
Closed Globe Injury
Kontusio
• Etiologi
• luka pada sebagian ketebalan
dinding bola mata, yang
disebabkan Abrasi benda asing,
dan benda tajam
Open Globe Injury
Ruptur
• Etiologi
• mengenai seluruh ketebalan bola mata, yang
disebabkan oleh efek dari trauma tumpul
• Luka timbul akibat peningkatan tekanan
intraokuler terjadi secara tiba-tiba ->mekanisme
tekanan dari dalam ke luar
Etiologi
Pemeriksaan Penunjang
Trauma Basa
• Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses saponifikasi, disertai
dengan dehidrasi
• Basa akanmenembus kornea, kamera okuli anterior sampai retina dengan cepat,
sehingga berakhir dengan kebutaan.
• Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea.
• Bahan kimia bersifat basa -> NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin lemari
es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan pembersih
dalamrumah tangga, soda kuat.
Tatalaksana Emergensi
• Irigasi -> untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan
menormalkan pH mata -> dengan larutan normal saline (atau yang setara)
minimal 1 liter/mata
• Lima sampai sepuluh menit setelah irigasi dihentikan, ukurlah pH dengan
menggunakan kertas lakmus. Irigasi diteruskan hingga mencapai pH netral
(pH=7.0)
• Jika pH masih tetap tinggi, konjungtiva forniks diswab dengan menggunakan
moistened cotton-tipped applicator atau glass rod
• Debridemen -> pada epitel kornea yang nekrotik
Tatalaksana Medikamentosa