Anda di halaman 1dari 66

ISI PEMBAHASAN

Mata Merah visus turun

Penyakit pada Kornea


• Keratitis
Penyakit pada Uvuea
• Uvuitis anterior
Glukoma
• Glukoma Primer Sudut Tertutup
Tumors of Intra and Retrobulbar
• Retinoblastoma
Penyakit pada Vitreus
• Endoftalmitis
• Panoftalmitis
Trauma pada mata
• Mekanik
• Kimia
KORNEA

Kornea merupakan struktur


yang transparan dan avaskuler

Kornea merupakan suatu lensa


cembung dengan kekuatan
refraksi sebesar +43 D
KERATITIS

Definisi

• Peradangan pada kornea


• Ulkus kornea →Diskontinuitas permukaan epitelium kornea
disertai dengan nekrosis jaringan kornea di sekitarnya

Tanda dan Gejala

• Mata merah, penurunan visus, nyeri, fotofobia,


• blefarospasme, edema kornea, infiltrate seluler, dan injeksi
• siliar (perikornea)
Keratitis Infektif

Keratitis Bakterial
• Etiologi: S. aureus, S. pneumonia, P aeruginosa, Enterobacteriaceae
(membutuhkan adanya kerusakan epitel kornea terlebih dahulu); N.
gonorrhea, N. meningitidis, C. dyphteriae (dapatmenginvasi kornea intak)
• Tanda dan Gejala:
• S. aureus dan S. pneumonia ulkus berbentuk oval, warna putih
kekuningan, batas tegas
• Pseudomonas ulkus bentuk ireguler, eksudat mukopurulen kehijauan,
batas tidak tegas oleh karena terjadi nekrosis liquefaksi dari kornea
• Enterobacteriacea ulkus dangkal, warna keabu-abuan, opasitas
stroma batas tidak tegas, infiltrate kornea bentuk cincin oleh karena
endotoksin yang dihasilkan
• Laboratorium: Pewarnaan Gram dan Giemsa
• Kultur pada blood agar untuk organisme aerobik
• Terapi: Salep kloramfenikol 3x1; Salep eritromisin 0.5% 2-6x1; Salep
siprofloksasin 0.3% 3x1
Keratitis Infektif

Keratitis Viral
• Etiologi: Herpes Simplex Virus, Varicella-Zoster Virus
• Tanda dan Gejala:
• Herpes Simplex tampak lesi vesicular di region periorbital,
limfadenitis, punctate epithelial keratitis, dendritic ulcer (ulkus
berbentuk ireguler, zigzag, bercabang), geographical ulcer (hasil fusi
dari beberapa ulkus dendritic membentuk suatu konfigurasi
amoeboid
• Herpes Zoster lesi awal vesicular terdistrubusi dermatomal,
punctate epithelial keratitis, microdendritic epithelial ulcer,
nummular keratitis, disciform keratitis
• Terapi:
• Acyclovir 5x400 mg selama 7 hari (herpes simplex)
• Acyclovir 5x800 mg selama 7-10 hari (herpes zoster)
• Gel mata ganciclovir 0.15% 5x1
Keratitis Fungal
•Etiologi: Filamentous fungi (Aspergillus, Fusarium), Yeasts (Candida)
•Tanda dan Gejala: Ulkus putih keabu-abuan dengan tepi meninggi, feathery
finger-like
extensions, lesi satelit kecil multiple di sekitar lesi utama, dapat ditemui cincin
kekuningan steril (pertemuan antara antigen dengan antibody)
•Laboratorium: Pewarnaan KOH 10%, kultur pada Sabouraud’s dextrose agar
•Terapi: Suspensi mata natamycin 5% 1 tetes per 2 jam (fusarium, aspergillus),
Tetes mata
amphotericin B 1.5% 1 tetes per jam (candida)

Keratitis Protozoal
•Etiologi: Acanthamoeba
•Tanda dan Gejala: Opasitas epitel dan subepitel halus dan berjalan radial
sepanjang
corneal nerves, ring-shaped lesion sentral atau parasentral yang dalam
stadium lanjut
akan membentuk abses
AQUEOUS HUMOUR DYNAMICS
GLAUCOMA
Definisi

• Kelompok penyakit neuropati optic progresif yang ditandai dengan adanya perubahan spesifik pada diskus
optikus dan defek lapang pandang irreversible yang seringkali namun tidak selalu berhubungan dengan
peningkatan tekanan intraocular (IOP)

Etiologi

• Raised intraocular pressure (mechanical theory)


• Peningkatan IOP → peregangan lamina cribrosa →penurunan aliran darah →deformasi dan iskemik neuron
• Pressure independent factor (vascular insufficiency theory)
• Penurunan aliran darah menuju neuron yang diakibatkan oleh → kegagalan mekanime autoregulasi, vasospasm,
hipotensi sistemik

Klasifikasi

• Congenital and Developmental Glaucomas


• Primary congenital glaucoma (without associated anomalies)
• Developmental glaucoma (with associated anomalies)
• Primary Adult Glaucomas
• Primary open angle glaucoma (POAG)
• Primary angle closure glaucoma (PACG)
• Primary mixed mechanism glaucoma
• Secondary Glaucomas
Primary Open Angle Glaucoma
Definisi

• Peningkatan tekanan intraocular progresif lambat (>21mmHg pada beberapawaktu pengukuran)


dengan sudut terbuka yang disertai dengan cupping diskus optikus dan defek lapang pandang
(chronic simple glaucoma of adult onset)

Gejala

• Asimptomatik, beberapa mengeluhkan nyeri kepala dan mata ringan


• Penurunan lapang pandang progresif kronik
• Delayed dark adaptation

Tanda

• Anterior chamber normal, sudut terbuka


• Perubahan IOP awalnya bervariasi di mana IOP menurun saat malamhari (diurnal variation test),
pada tahap lanjut IOP meningkat secara permanen
• Diskus optikus atrofi, asimetris, cupping (normal cup-disk ratio 0.3-0.4), bayonetting sign
• Lapang pandang terjadi konstriksi lapang pandang
Primary Open Angle Glaucoma

Pemeriksaan Penunjang

• Tonometri mengukur IOP


• Gonioskopi melihat sudut iridokornealis
• Perimetri melihat defek lapang pandang
• Oftalmoskopi direk dan indirek melihat
perubahan fundus dan diskus optikus
• Identifikasi target penurunan IOP →mild to moderate
damage (16-18 mmHg), severe damage (12-14 mmHg)

Terapi • Single drug therapy


• Combination therapy
• Monitoring of therapy
• Surgical therapy

Surgical Therapy
Regimen Terapi POAG
POAG, Hipertensi Okuli, dan NTG
POAG

• Diagnosis: Peningkatan IOP (>21 mmHg) disertai glaucomatous optic disc


dan/atau perubahan lapang pandang
• Terapi: Mild to moderate damage (16-18 mmHg), severe damage (12-14
mmHg)

Hipertensi Okuli

• Diagnosis: Peningkatan IOP (>21 mmHg) TANPA disertai glaucomatous optic


disc dan perubahan lapang pandang
• Terapi: high-risk factors (reduce IOP by 20%); no high risk factors (treatment is
not required till glaucomatous damage is documented)

Normo Tension Glaucoma (NTG)

• Terdapat glaucomatous optic disc dan perubahan lapang padang TANPA


peningkatan IOP
• Terapi: The aim of the treatment is to lower IOP by 30%
Primary Angle Closure Glaucoma
Definisi

• Peningkatan tekanan intraokular oleh karena tertutupnya sudut iridocornealis sehingga


menurunkan
• outflow aqueous humour

Gejala

• Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi

Tanda

• • Palpebra edema dan hiperemis


• • Konjungtiva kemosis, injeksi konjungtiva dan silier
• • Kornea edema
• •Anterior chamber dangkal
• • Sudut iridokornealis tertutup
• • Pupil semi dilatasi, terfiksir, non-reaktif
• • IOP meningkat secara akut
Primary Angle Closure Glaucoma

Pemeriksaan Penunjang

• Tonometri : mengukur IOP


• Gonioskopi : melihat sudut iridokornealis
• Perimetri : melihat defek lapang pandang
• Oftalmoskopi direk dan indirek : melihat
perubahan fundus dan diskus optikus
Tatalaksana Glaukoma Akut
Glaucoma Sekunder
Prosedur Operasi Glaukoma
Iridectomy (membuang sebagian dari jaringan iris)

• Untuk semua stages dari glaukoma primer sudut tertutup (akut atau kronik)
• Untuk profilaksis pada fellow eye dari glaukoma sudut tertutup

Iridotomy (membuat lubang pada iris)

• Untuk semua stages dari glaukoma primer sudut tertutup (akut atau kronik)
• Untuk profilaksis pada fellow eye dari glaukoma sudut tertutup

Trabeculectomy (membuang sebagian trabecular meshwork)

• Glaukomaprimer sudut tertutup dengan sinekia anterior mencakup lebih dari setengah sudut
• Glaukoma primer sudut terbuka yang tidak terkontrol dengan pengobatan
• Glaukomakongenital dan developmental dimana trabeculotomy dan goniotomy gagal
• Glaukoma sekunder dimana pengobatan tidak efektif
Prosedur Operasi Glaukoma

Goniotomy dan Trabeculotomy

• Congenital dan developmental glaucoma

Trabeculoplasty (membuat modifikasi di trabecular meshwork dengan laser)

• Glaukomasudut terbuka yang tidak terkontrol dengan baik dengan pengobatan


Congenital Glaucoma
Terminologi

• True congenital glaucoma (40% kasus)


• Peningkatan IOP terjadi sejak intrauterine
• Infantile glaucoma (50% kasus)
• Manifestasi klinis glaucoma terjadi pada usia <3 tahun
• Juvenile glaucoma (10% kasus)
• Manifestasi klinis glaucoma terjadi pada usia 3-16 tahun

Pathogenesis

• Kesalahan perkembangan trabecular meshwork termasuk iridotrabecular junction (trabeculodysgenesis)

Manifestasi Klinis

• Fotofobia, blefarospasme, lakrimasi (TRIAS)


• Kornea
• Corneal edema
• Corneal enlargement (buphthalmos) jika peningkatan IOP terjadi saat usia <3 tahun, normal diameter 10.5 mm,
buphthalmos jika diameter >13mm
• Tears and breaks in Descemet’s membrane (Haab’s striae)
• Sklera tipis, warna biru
• Anterior chamber tampak dalam
• Iris iridodenesis
• Lensa tipis, dapat terjadi subluksasi
• Diskus optikus cupping dan atrofi
• IOP meningkat
UVEAL TRACT
UVEITIS
Definisi

• Peradangan pada uvea (iris, badan silier, dan koroid)

Klasifikasi

• Anatomi
• Uveitis anterior (iridosiklitis) peradangan pada iris hingga pars plicata corpus siliaris
• Uveitis intermediate (pars planitis) peradangan pada pars plana corpus siliaris hingga bagian
tepi retina
• Uveitis posterior peradangan pada koroid (koroiditis)
• Panuveitis peradangan dari keseluruhan jaringan uvea
• Klinis
• Uveitis akut durasi gejala 6 minggu – 3 bulan
• Uveitis kronik durasi gejala lebih dari 3 bulan
• Patologis
• Uveitis supuratif
• Uveitis non-supuratif (Wood’s Classification)
• Uveitis non-granulomatosa
• Uveitis granulomatosa
Uveitis Anterior (Iridosiklitis)
• Gejala: Nyeri terutama saat malam hari,mata merah, fotofobia, blefarospasme, lakrimasi,
penurunan visus
• Tanda:
• Edema palpebra
• Corneal signs : edema kornea, keratic precipitate (KP), opasitas kornea posterior
• Anterior Chamber signs aqueous cells, aqueous flare (Tyndal phenomenon), hypopyon,
• hifema, perubahan kedalaman dan sudut anterior chamber
• Iris signs perubahan pola normal dan warna iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s
• nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris (rubeosis iridis)
• Pupillary signs pupil miosis, ireguler, ektropion, hilangnya reflex pupil, occlusio pupillae
• Terapi:
• Topikal
• Mydriatic-cyclopegic drugs (atropine sulfat, siklopentolat)
• Kortikosteroid (dexamethasone, betamethasone, hidrokortison, prednisolone)
• Antibiotik
• Sistemik
• Kortikosteroid
• NSAIDs
• Immunosupresan
Uveitis Posterior (Koroiditis)
• Gejala: Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik hitam melayang di
depan mata, metamorphopsia, micropsia, macropsia, scotoma
• Tanda:
• Opasitas vitreous
• Patch of choroiditis
• Pada fase aktif area peninggian berwarna putih kekuningan, batas
tidak tegas
• Pada fase atrofi atau penyembuhan area putih kehitaman, batas tegas
• Terapi:
• Non-spesifik
• Kortikosteroid topical dan sistemik
• Immunosupresan
• Spesifik
• Terapi penyebab (toxoplasmosis, tuberculosis, sifilis)
RETINOBLASTOMA
Definisi

• Tumor ganas kongenital yang berasal dari neurosensoris retina immature pada satu atau
kedua mata

Klasifikasi

• Herediter atau familial (40% kasus) -> mutasi pada gen RB terjadi pada sel germinal
parental sebelum terjadi fertilisasi
• Non-herediter atau sporadic (60% kasus) -> mutase gen RB terjadi pada sel retina setelah
fertilisasi

Histopatologi

• Small round cells with large nuclei resembling the cells of the nuclear layer of the retina
• Flexner-Wintersteiner rosettes
• Homer-Wright rosettes
• Pseudorosettes Fleurettes
RETINOBLASTOMA
Gambaran Klinis

• Quiescent stage (6 bulan – 1 tahun)


• Leukocoria -> reflex pupil putih kekuningan (amaurotic cat’s eye appearance)
• Strabismus
• Nistagmus
• Penurunan visus
• Ophthalmoskopi -> ekstensi endofitik dan eksofitik
• Glaucomatous stage
• Nyeri hebat,mata merah, epifora
• Peningkatan IOP
• Gejala menyerupai uveitis anterior
• Stage of extraocular extension
• Proptosis, tumor keluar dari bola mata
• Stage of distant metastasis
ENDOFTALMITIS dan PANOFTALMITIS

ENDOFTALMITIS PANOFTALMITIS

Endoftalmitis Panoftalmitis
• Endoftalmitis adalah peradangan • Peradangan purulent berat
intraokular yang melibatkan vitreous keseluruhan bola mata termasuk
humor dan aquos humor dan dapat sklera dan kapsula Tenon
melibatkan jaringan uvueal (iris,
korpus siliaris, koroid) dan retina.

Penyebab endoftalmitis adalah kuman dan jamur yang Panoftalmitis infeksi kedalam bola mata melalui
masuk oleh karena trauma tembus (eksogen) atau peredaran darah (endogen), atau perforasi bola mata
sistemik melalu peredaran darah (endogen) (eksogen), dan akibat tukak kornea perforasi
ENDOFTALMITIS dan PANOFTALMITIS
Etiologi

• Infective Endophthalmitis dan Panophthalmitis


• Organisme penyebab -> bakterial (kokus gram positif seperti S. epidermidis (70%)
dan S. aureus (10%)), fungal (aspergillus, fusarium, candida)
• Infeksi eksogen -> trauma penetrasi pada mata, perforasi ulkus kornea, infeksi
post operative mata langsung menginvasi
• Infeksi endogen -> infeksi pada jaringan tubuh yang lain seperti karies gigi atau
sepsis yang kemudian terbawa aliran darah melewati blood-ocular barrier pada
mata
• Non-infective Endophthalmitis dan Panophthalmitis
• Peradangan oleh karena substansi toksik -> post-operatif, post-trauma, tumor
• intraokular, phacoanafilaksis endophthalmitis (peradangan granulomatosa parah
terjadi termasuk endapan keratic yang besar (KP), sel dan
suar, dan sinechia posterior)
• NOTE: Agen kausatif dan mode of infection dari panophtalmitis sama dengan
endophtalmitis
Mecanism

Trough blood-ocular barrier


Endogenous Endofthalmitis Mecanism
ENDOFTALMITIS PANOFTALMITIS
GEJALA
GEJALA
• Nyeri mata berat, nyeri kepala, penurunan visus
• Mata merah, nyeri, lakrimasi, fotofobia,
berat (NLP), epifora, secret purulent, gejala sistemik
• dan penurunan visus Biasa terjadi dalam 7 hari post-
operasi intraocular lain

TANDA TANDA

• Palpebra -> edema dan hiperemis • Palpebra -> edema dan hiperemis
• Konjungtiva -> kemosis dan kongesti sirkum kornea • Konjungtiva -> kemosis, injeksi siliar dan konjungtiva
• Kornea -> edema, berkabut • Kornea -> edema dan berkabut
• Anterior chamber -> hypopyon
• Anterior chamber -> penuh hypopyon
• Iris -> edema dan berkabut
• Pupil -> berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
• Tekanan intraocular -> sangat meningkat
vitreous • Gerakan bola mata -> terbatas, nyeri saat digerakkan
• Vitreous -> eksudasi, tampak massa keputihan dibalik • Gejala sistemik -> berat
pupil yang terdilatas (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata -> masih dapat digerakkan
• Gejala sistemik -> relative ringan
(Fungal Endophthalmitis) (Bakterial Endophthalmitis)
Endoftalmitis pada mata pseudofakia
Panofthalmitis
Panofthalmitis
Pemeriksaan Penunjang
Endophthalmitis & Panoftalmitis
• kultur cairan vitreus dan aquous humor
• USG mata -> apakah ada benda asing dalam bola mata, mengetahui apakah
infeksi telah mencapai retina
Terapi
Endophthalmitis
•Antibiotik intravitreal
Panophthalmitis
•First choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml (Gr+)
plus ceftazidime 2.25 mg in 0.1 ml (Gr -) •Antibiotik
•Second choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml •Kortikosteroid
plus Amikacin 0.4 mg in 0.1 ml •Eviscerasi
•Third choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml
plus gentamycin 0.2 mg in 0.1 ml
•Kortikosteroid -> intravitreal inj.
Dexametasone (0,4 mg) in 0,1 ml bersama
antibiotik
•Sikloplegik (supportive thx)
•Atropine 1% or should be instilled TDS or
QID
•Antiglaukoma
•Oral acetazolamide (250 mg TDS) and
timolol (0.5% BD)
•Vitrektomi (therapy if doesn’t affect 40-72
hours)/severe visual problem
•Eviscerasi
CORPUS ALIENUM MATA
Definisi

• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Pada umumnya bersifat ringan, pada
beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat asam atau basa

Manifestasi Klinis

• Nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia
TRAUMA MEKANIK MATA
Terminologi
Closed-globe injury -> the eyewall (sclera and cornea) does not have a full
thickness wound but there is intraocular damage
• Contusion -> resulting from blunt trauma
• Lamellar laceration -> partial thickness wound of the eyewall caused by a
sharp object or blunt trauma
Open-globe injury -> full thickness wound of the sclera or cornea or both
• Rupture -> caused by the impact of the blunt trauma (inside out injury
mechanism)
• Laceration -> caused by a sharp object (outside in mechanism)
• Penetrating injury -> single laceration caused by a sharp object
• Perforating injury -> two full thickness laceration (one entry and one exit)
caused by a sharp object or missile
• Intraocular foreign body
TRAUMA MEKANIK MATA
Closed Globe Injury
Kontusio
• Kerusakan bisa timbul di tempat tumbukan,
namun juga bisa timbul di bagian jauh dari
lokasi tumbukan
• Etiologi
• Benda yang keras maupun yang tidak keras,
dimana benda mengenai mata dengan keras
(kencang) atau lambat
• Benda melayang, terjatuh oleh benda tumpul
Closed Globe Injury
Kontusio

• Bengkak dan hematom pada kelopak


mata
• Subkonjungtiva hemoragik
• Hifema (darah bilik mata depan)
• Iridodialisis (terlepas) dan lemah
pada pupil
Closed Globe Injury
Lamellar Laceration

• Etiologi
• luka pada sebagian ketebalan
dinding bola mata, yang
disebabkan Abrasi benda asing,
dan benda tajam
Open Globe Injury
Ruptur
• Etiologi
• mengenai seluruh ketebalan bola mata, yang
disebabkan oleh efek dari trauma tumpul
• Luka timbul akibat peningkatan tekanan
intraokuler terjadi secara tiba-tiba ->mekanisme
tekanan dari dalam ke luar

• Cover rupture->Prolaps jaringan intraocular


dibawah konjungtiva
• Uncover rupture -> Prolaps melewati konjungtiva
Open Globe Injury
Laserasi
• Etiologi
• luka yang mengenai seluruh ketebalan
dinding bola mata yang disebabkan oleh
trauma benda tajam
• Luka timbul akibat mekanisme tekanan dari
luar ke dalam

• Prolaps intraokuler tissue


• Without Prolaps intraokuler tissue
Open Globe Injury
Laserasi
• Cedera penetrasi ->luka laserasi tunggal
yang disebabkan oleh benda tajam
• Cedera perforasi ->di mana ada dua
buah luka laserasi yang keduanya
mengenai seluruh ketebalan bola mata
(ada luka masuk dan ada luka
keluar)disebabkan oleh dua benda yang
sama
Hifema Traumatik
Emergency Management
• Refer to ophthalmologist if there are signs of open globe injury or hyphema
Ophthalmologist Management
• Monitoring of intraocular pressure
• Limitation of activity
• Eye shield
• Elevate patient’s head to 30 degrees and maintain the patient at bedrest
• Cycloplegia -> siklopentolat, skopolamin
• Control nausea and vomiting -> ondansetron
• Control pain -> propacaine, pantocaine
• Corticosteroid eye drop
• Patients with rebleeding -> tranexamic acid
• Patients with intraocular hypertension -> acetazolamide, mannitol
• Surgical clot evaluation -> indications are Large persistent hyphemas
(≥grade III for >10 days)
• Early corneal blood staining
Open Globe Injury
Trauma Kimia
Definisi

• Merupakan trauma yang mengenai bola


• mata akibat terpaparnya bahan kimia baik
• yang bersifat asam atau basa yang dapat
• merusak struktur bola mata tersebut

Etiologi

• Bahan bersifat asam (pH<7)


• Bahan bersifat basa (pH>7.6)

Pemeriksaan Penunjang

• Kertas lakmus ->cek pH berkala


• Slit lamp -> cek bagian anterior mata dan lokasi
luka
• Tonometri
• Funduskopi
Trauma Asam
• Bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein epitel
kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi tidak
tinggi maka tidak akan bersifat destruktif
• Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja
• Bahan kimia bersifat asam -> asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam hidrklorida, zat
pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam hidroflorida

Trauma Basa
• Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses saponifikasi, disertai
dengan dehidrasi
• Basa akanmenembus kornea, kamera okuli anterior sampai retina dengan cepat,
sehingga berakhir dengan kebutaan.
• Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea.
• Bahan kimia bersifat basa -> NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin lemari
es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan pembersih
dalamrumah tangga, soda kuat.
Tatalaksana Emergensi

• Irigasi -> untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan
menormalkan pH mata -> dengan larutan normal saline (atau yang setara)
minimal 1 liter/mata
• Lima sampai sepuluh menit setelah irigasi dihentikan, ukurlah pH dengan
menggunakan kertas lakmus. Irigasi diteruskan hingga mencapai pH netral
(pH=7.0)
• Jika pH masih tetap tinggi, konjungtiva forniks diswab dengan menggunakan
moistened cotton-tipped applicator atau glass rod
• Debridemen -> pada epitel kornea yang nekrotik

Tatalaksana Medikamentosa

• Steroid -> mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutrofil


• Siklopegik -> mengistirahatkan iris, mencegah iridosiklitis (atropine atau
scopolamin) -> dilatasi pupil
• Antibiotik -> mencegah infeksi oleh kuman oportunis
Gambar: Hiperemis konjungtiva hingga dapat
terbentuknya kemosis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai