Anda di halaman 1dari 13

Managing Conflict

in Organizations
Kebutuhan/ Hambatan/ Tujuan yg
Harapan Blokade diinginkan

Pemecahan
Masalah
Perilaku Konstruktif
Restrukturisasi
/tujuan
alternatif

FRUSTRASI

Mekanisme Pertahanan Diri

Agresi Regresi Fiksasi Penarikan Diri Kompromi

Gambar 2: sebuah model dasar kedua dari frustrasi . Mullins, L. J. (1993). Management
and Organiztional Behavior. Third Ed. London: Pitman Publishing, hlm.446.
• Konflik tidak bisa dihindari antara manusia.
• Apa itu konflik?
Apa itu konflik?
• Proses interaksi sosial yang melibatkan
perebutan terhadap sumber daya, kekuasaan
dan status, keyakinan, dan keinginan lainnya.
• Tujuan dari pihak-pihak dalam konflik
mencapai keuntungan, ekstrimnya melukai
atau menghilangkan lawan. (Bisno, 1988, hlm.
13-14; lihat juga Coser, 1968, hlm. 232)
• Selama bertahun-tahun fenomena yang
berkaitan dengan konflik telah ada dalam
lingkup sejarawan, novelis, filsuf, dan teolog.
• Konflik antara negara, partai politik, dan
ideologi telah diperiksa oleh ilmuwan politik;
konflik di pasar telah diperiksa oleh ekonom;
konflik kelompok dari berbagai jenis-familial,
ras, agama, dan kelas sosial telah diselidiki
oleh sosiolog.
Contributions From Various Disciplines

• Sebagian besar kontribusi kepada teori konflik


sosial berasal dari filsafat
dan sosiologi.
Philosophy
Plato and Aristotle
• Plato berpendapat bahwa konflik dalam masyarakat
merupakan hal yg alami, oleh sebab itu konflik tidak bisa
dihindari.
• Harus ada keseimbangan (penyeimbang) dan untuk
mencapai hal ini, seluruh bagian masyarakat harus bekerja
sama.
• Menurut Plato, keseimbangan akan diperoleh dengan baik
hanya melalui gaya kepemimpinan yang tepat.
• Plato percaya bahwa para pemimpin tidak bisa melakukan
pekerjaan mereka dengan baik jika mereka termotivasi oleh
kepentingan pribadi.
• Bagi mereka, konflik adalah tanda ketidaksempurnaan dan
ketidakbahagiaan.
Thomas Hobbes and John Locke
• Thomas Hobbes (1588- 1679) dan John Locke
(1632-1704) mengemukakan bahwa tujuan dari
pemerintah adalah untuk menciptakan ketertiban
dalam hubungan sosial, tanpa ada kekerasan
antara manusia.
• Hobbes menganggap manusia memiliki sikap
egois, penuh kesalahan, dan rasa takut. Diri
sendiri adalah musuh.
• Penguasa (yaitu, seorang raja yang diberikan
kekuasaan mutlak dan permanen untuk
mengendalikan konflik sosial) harus
mengendalikan manusia.
• Menurut Locke, pemerintah berfungsi untuk
memelihara kehidupan, kebebasan, dan
pelestarian lingkungan.
• Pemerintah harus mengontrol konflik.
Organizational Conflict
The Classical View of Organizational Conflict

• Frederick Taylor (1911) dan rekan-rekannya percaya


bahwa fungsi sebuah organisasi akan membaik jika
prinsip-prinsip manajemen ilmiah diimplementasikan.
Beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Seleksi ilmiah dan perkembangan pekerja.
2. Penempatan pekerja untuk tugas masing-masing.
3. Kerjasama antara manajer dan pekerja.
4. Penyediaan sarana untuk mendorong setiap orang
menggunakan kapasitasnya secara maksimal.
5. Pengembangan struktur organisasi untuk mengontrol
berbagai tahapan produksi.
Max Weber (1929/1947), seorang sosiolog Jerman
mengusulkan struktur organisasi harus mengikuti
beberapa prinsip dasar:
1. Pembagian kerja berdasarkan spesialisasi (keahlian).
2. Adanya aturan yang mencakup hak dan kewajiban
karyawan.
3. Adanya sistem prosedur yg mengatur situasi kerja.
4. Hubungan interpersonal.
5. Pemilihan karyawan dan promosi mereka berdasarkan
kompetensi.
The Neo-Classical View of Organizational Conflict

• Menekankan perlunya untuk meminimalkan


konflik untuk meningkatkan efektivitas
organisasi.
• Teori ini melihat konflik sebagai hal yg tidak
diinginkan, merugikan organisasi.
The Modern View of Organizational Conflict
• Konflik dalam organisasi dianggap sebagai hal yg
sah dan tak terelakkan.
• Sebagai indikator positif manajemen organisasi
yang efektif.
• Sekarang diakui bahwa konflik di dalam batas-
batas tertentu adalah penting untuk
produktivitas.
• Konflik menjadi hal yg positif sejauh mana itu
menghasilkan solusi kreatif untuk masalah atau
pencapaian tujuan yang efektif.
• Sedikit atau tidak ada konflik dalam organisasi
dapat menyebabkan stagnasi, keputusan yang
buruk, dan ketidakefektifan.

Anda mungkin juga menyukai