Kelompok 2:
Ina Herlina | Gretta Ludwina | Sarah Aurellia | Dea Chaerunnisa | Hana Salsabila |
Putri Shania | Zafira Fathin
Basic Issues in
Classification
Classification System
Prinsip Dasar untuk mengembangkan o Digunakan untuk
Classification System: membagi atau
mengatur suatu set
1. Categories Versus Dimensions objek.
2. From Description to theory
o Dibuat dari berbagai
prinsip dan
pembentukkannya
akan bergantung
pada tujuan
pengembangannya.
Basic Issues in Classification
Prinsip Dasar untuk mengembangkan Classification System
Ada 2 sistem diagnostik yang diakui secara luas yaitu DSM (biasa digunakan di
Amerika) dan ICD (biasa digunakan di Eropa). Kedua sistem ini telah direvisi
beberapa kali. DSM sekarang telah sampai edisi empat dan ICD ke 10.
● Lebih dari 200 kategori diagnostik
yg dideskripsikan oleh DSM di
The Diagnostic and dalam 18 judul besar. Gangguan
dengan gejala yang serupa akan
Statistical Manual of dimasukkan ke dalam satu
kelompok
Mental Disorders (DSM- ● DSM-IV-TR menggunakan sistem
IV-TR) System multiaxial: individu dinilai
berdasarkan lima axis yang
terpisah. Setiap axis memiliki
domain informasi yang berbeda
Axis 1 termasuk semua kategori diagnostik kecuali personality disorder dan
mental retardation karena dua topik tersebut dibahas di axis 2.
Axis 1 dan axis 2 dipisah berdasarkan kondisi sebelumnya.
Seseorang dapat diberikan lebih dari satu diagnosis pada axis 1 atau axis 2
(atau pada kedua axis)
Axis 3 berisikan general medical conditions (kondisi
medis/penyalahgunaan zat)
Axis 4 masalah psikososial dan lingkungan, seperti pekerjaan, ekonomi,
interpersonal.
Axis 5 menggunakan skala GAF, seperti hubungan sosial, waktu luang.
fungsi pekerjaan.
Culture and Classification
Diagnostic and Statistical Manual adalah dokumen yang dikembangkan oleh American Psychiatric
Association. DSM-IV diterbitkan pada 1994, dan DSM-V dijadwalkan terbit tahun 2013. DSM V
dirancang oleh 27 ahli pada klasifikasi dan diagnosis gangguan mental. DSM-V akan mengandung
banyak perubahan penting (Regier, 2009). Beberapa masalah besar telah dibahas dan
menghasilkan beberapa perdebatan yang menarik serta terkadang memanas (Francis, 2009;
Wittchen, 2010) namun terlalu dini untuk tahu persis apa bentuk perubahan yang sebenarnya akan
diambil.
EVALUATING
CLASSIFICATION
SYSTEM
Reliabilitas
Validitas, fase dlam studi sitemattis menentukan validitas:
1. Identifikasi dan deskripsi sindrom, baik dengan intuisi klinis atau dengan analisis statistik
2. Menunjukan batas atau " point of rarity/titik kelangkaan" antara sindrom terkait
3. Tindak lanjut studi dengan membangun kursus atau hasil secara khusus
4. Uji coba terapeutik untuk menentukan respons pengobatan khusus
5. Studi keluarga menetapkan bahwa sindrom "berkembang biak benar."
6. Demonstrasi keterkaitan dengan beberapa kelainan yang lebih mendasar —
psikologis, biokimia, atau molekuler
Beberapa bentuk validitas dalam kaitannya dengan waktu munculnya simtom
pada suatu disorder:
• Etiological Validity: berkaitan dengan hal-hal yang terjadi pada masa lalu yang
mempengaruhi suatu disorder.
• Concurrent Validity: berkaitan dengan berkaitan dengan saat ini dan hubungan antara
disorder dan simtom lain, keadaan dan prosedur tes lainnya.
• Predictive Validity: berkaitan dengan saat mendatang dan stabilitas masalah dari waktu
ke waktu
o Tidak adanya definisi yang spesifik
mengenai gangguan sosial
Kekurangan o sindrom yang didefinisikan dalam
DSM-IV-TR DSM-IV-TR tidak mewakili cara yang
paling tepat untuk masalah psikologis
o komordibitas
Basic Issues
in
Assessment
Psychological assesment adalah proses dari
Purpose of
mengumpulkan dan menginterpretasi informasi
yang akan digunakan untuk memahami orang lain,
dalam proses ini kita dapat menggunakan banyak
Clinical
teknik pengumpulan data.
Prosedur asesmen dapat dilakukan untuk berbagai
a. Reliabilitas: Dapat merujuk pada beberapa jenis konsistensi. Prosedur asesmen harus
reliabel jika mereka dikategorikan berguna dalam penelitian maupun praktek klinikal.
b. Validitas: semakin konsisten informasi yang didapatkan (dari beberapa prosedur asesmen)
semakin valid prosedur asesmen tersebut
Perbedaan budaya merupakan tantangan bagi validitas prosedur asesmen, karena prosedur
pengukuran yang telah dirancang untuk suatu kelompok mungkin dapat menyesatkan ketika
diberikan kepada seseorang yang berasal dari budaya yang berbeda.
Bahasa, agama, ras, jenis kelamin, sifat terhadap keluarga, dll memiliki dampak yang penting
pada cara dimana masalah psikologis dialami dan diekspresikan
Psychological
Assessment
Procedure
Structured Interview
Interview
Clinicians mengikuti alur pemikiran klien untuk
membantu menjelaskan perasaan subjektif dan
memberikan dukungan empatik
o Metode asesmen psikologis
palung umum yang digunakan Clinicians sudah memiliki guidelines interview yang
dalam setting klinis
spesifik
o Memberikan kesempatan
bertanya mengenai masalah Beberapa dikembangkanuntuk membuat psikiatris
deskripsi individu dalam epidemologi skala besar dan studi lintas-
o Memberikan analisis detail nasional
mengenai masalah individu
o Memberikan kesempatan pada
clinicians untuk mengobservasi
individu
Kelebihan — Kekurangan
Kelebihan Kekurangan
Dengan mengobservasi pasien melalui Beberapa pasien mungkin tidak dapat atau tidak mau
perilaku non verbal, interviewer dapat menceritakan masalah mereka dengan rasional seperti
mencoba mendeteksi area pertahanan. pada anak yang belum mengembangkan keterampilan
Dengan ini validitas informasi dapat verbal dan pada psikotik yang tidak dapat berbicara
ditingkatkan. secara koheren.
Interview dapat menyediakan informasi Pasien mungkin enggan mengakui pengalaman yang
yang banyak dalam periode waktu yang memalukan atau mengerikan. Mereka berpikir harus
sempit dan dapat menutupi kejadian di menjelaskan hanya perasaan atau perilaku yan diterima
masa lalu dengan berbagai setting. masyarakat.
Interviewer dapat mengontrol interaksi
Informasi dari klien pasti disaring oleh mata klien. Terdapat
dan dapat menyelidiki lebih lanjut apabila
diperlukan. informasu yang subjektif dan mungking terpengaruh atau
terganggu oleh memori yang rusak dan oleh selective
perception.
Interviewer dapat mempengaruhi laporan klien dengan
kata-kata dari pertanyaan dan merespon respon dari klien
Rating Scale. salah satu
prosedur observasi berbentuk
kuantitatif, dimana observer
melakukan suatu penilaian
yang menempatkan seseorang
dalam suatu dimensi. Skala
Kelebihan Kekurangan
Skala rating terutama berguna sebagai Prosedur observasi dapat memakan
banyak waktu dan mahal.
indeks keseluruhan keparahan gejala
atau gangguan fungsional. Observer dapat membuat kesalahan.
Orang dapat mengubah perilaku mereka,
Behavioral coding system menyediakan baik sengaja atau tidak sengaja, ketika
informasi tentang perilaku seseorang mereka sedang diamati. Fenomena ini
pada situasi tertentu. dikenal sebagai reactivity.
Penilaian observasional menceritakan kita
hanya pada bagian situasi saat
diobservasi.
Terdapat aspek psikopatologi yang tidak
bisa di observasi oleh orang lain selain
orang yang memiliki masalah tersebut
• Terdiri dari serangkaian pertanyaan langsung
• Dirancang untuk mengidentifikasi ciri kepribadian
Personality Test and Self- • Inventaris yang paling sering digunakan adalah
report Inventories Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
• Inventarisasi direvisi beberapa tahun lalu, disebut
Keunggulan MMPI-2 MMPI-2 (Butchler, 2006)
• Memberikan informasi tentang • Skor MMPI-2 bersifat objektif
sikap seseorang dalam
mengerjakan tes • Actuarial interpretation. Menganalisis hasil tes
• Dapat ditafsirkan secara aktuaria spesifik berdasarkan seperangkat aturan eksplisit
yang berasal dari penelitian empiris (Greene, 2006)
Keterbatasan MMPI-2
• Telah digunakan selama bertahun-
tahun
• Berbagai bentuk psikopatologis
telah berubah
Tes Rorschach
• Berdasarkan asumsi
psikodinamik tentang
kepribadian dan
psikopatologi
Kelebihan Kekurangan
Beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman Kurangnya standardisasi dalam administrasi
berbicara dalam situasi yang tidak terstruktur daripada dan skoring.
jika mereka diminta untuk mengikuti sebuah
wawancara terstruktur atau untuk menyelesaikan tes Reliabilitas dari skoring dan interpretasi
MMPI yang berjumlah sangat banyak.
cenderung masih rendah
Tes proyektif dapat menghasilan sumber informasi yang
menarik tentang pandangan unik seseorang terhadap Informasi mengenai validitas tes kebanyakan
dunia. negatif
Seperti apapun hubungan seseorang dengan orang Kurangnya informasi yang tersedia yang
lain tergantung oleh peristiwa kognitif dan emosional menjadi dasar perbandingan untuk orang
yang tidak mereka sadari. Tes proyektif dapat
memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh dewasa normal atau anak
melalui metode wawancara langsung atau prosedur
pengamatan (Meyer & Archer, 2001; Stricker Beberapa prosedur tes proyektif, seperti
& Gold, 1999). Rorschach, bisa sangat memakan waktu
● Brain Imaging
Neurobiological • MRI
• CT
Assessment • PET
• fMRI
Neurobiological Assessment
Neurotransmitter Assessment
Pengukuran metabolite
Neurobiological Assessment
Neuropsychological Assessment
Halstead-Reitan tests
Tactile Performance Test—Time & Memory
Speech Sounds Perception Test
Luria-Nebraska test
Psychophysiological Assesment
Electrocardiogram (EKG)
Neurobiological Electrodermal responding
Assessment Electroencephalogram (EEG)
ARTICLE!
Can Artificial Intelligence Predict Suicide?
Hasilnya menunjukkan
bahwa machine-learning
model dapat memberikan
perbedaan melalui imaging
mengenai tanda bahwa
seseorang memiliki tendensi
untuk bunuh diri dan pernah
mencoba melakukannya
dengan yang memiliki
tendensi tapi tidak pernah
mencoba melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brenner, G.H. (2017, Oktober 13) Can Artificial Intelligence Predict Suicide?. Psychology
Today. Retrieved September, 2018.
Kring, A.M., Jhonson, S.L., Davidson G.C., & Neale, J.M. (2012) Abnormal Psychology (12th
ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal psychology. Boston: McGraw-Hill.
Oltmanns, T. F., & Emery, R. E. (2018). Abnormal psychology (7th ed.). Upper Saddle
River: Pearson.