Anda di halaman 1dari 36

CLASSIFICATION & ASSESSMENT

Kelompok 2:
Ina Herlina | Gretta Ludwina | Sarah Aurellia | Dea Chaerunnisa | Hana Salsabila |
Putri Shania | Zafira Fathin
Basic Issues in
Classification
Classification System
Prinsip Dasar untuk mengembangkan o Digunakan untuk
Classification System: membagi atau
mengatur suatu set
1. Categories Versus Dimensions objek.
2. From Description to theory
o Dibuat dari berbagai
prinsip dan
pembentukkannya
akan bergantung
pada tujuan
pengembangannya.
Basic Issues in Classification
Prinsip Dasar untuk mengembangkan Classification System

From Description to Theory Categories Versus Dimensions

Pengembangan classification system ilmiah 1. Categorical approach to


biasanya berlangsung secara teratur. classification. Perbedaan di antara
Tahapan : anggota kategori bersifat kualitatif.
a. Mendiskripsikan secara sederhana
atau mengobservasi suatu objek. 2. Dimensional approach to
b. Dihubungkan dengan teori yang classification. Menggambarkan
terbaru. objek klasifikasi dalam hal dimensi
c. Menghasilkan hubungan kausal antar kontinu. Lebih fokus kepada
objek. pengukuran yang bersifat kuantitatif
dibandingkan kualitatif.
Classifying
Abnormal
Behavior
Why do we need a system to classify abnormal behaviors?
1. Klasifikasi berguna bagi clinicians untuk mencocokan masalah klien
dengan intervensi yang paling mungkin efektif.
2. Klasifikasi sebagai sumber dari pengetahuan yang baru

Modern classification system dalam dunia psikiatri diperkenalkan setelah PD II


(1950an dan 1960an). Klasifikasi ini mendapatkan kecaman luas
1. Konsistensi dalam keputusan diagnostik
2. Diagnostik ini lebih tepat dipandang sebagai "masalah dalam hidup"
bukan gangguan medis.

Ada 2 sistem diagnostik yang diakui secara luas yaitu DSM (biasa digunakan di
Amerika) dan ICD (biasa digunakan di Eropa). Kedua sistem ini telah direvisi
beberapa kali. DSM sekarang telah sampai edisi empat dan ICD ke 10.
● Lebih dari 200 kategori diagnostik
yg dideskripsikan oleh DSM di
The Diagnostic and dalam 18 judul besar. Gangguan
dengan gejala yang serupa akan
Statistical Manual of dimasukkan ke dalam satu
kelompok
Mental Disorders (DSM- ● DSM-IV-TR menggunakan sistem
IV-TR) System multiaxial: individu dinilai
berdasarkan lima axis yang
terpisah. Setiap axis memiliki
domain informasi yang berbeda
 Axis 1 termasuk semua kategori diagnostik kecuali personality disorder dan
mental retardation karena dua topik tersebut dibahas di axis 2.
 Axis 1 dan axis 2 dipisah berdasarkan kondisi sebelumnya.
 Seseorang dapat diberikan lebih dari satu diagnosis pada axis 1 atau axis 2
(atau pada kedua axis)
 Axis 3 berisikan general medical conditions (kondisi
medis/penyalahgunaan zat)
 Axis 4 masalah psikososial dan lingkungan, seperti pekerjaan, ekonomi,
interpersonal.
 Axis 5 menggunakan skala GAF, seperti hubungan sosial, waktu luang.
fungsi pekerjaan.
Culture and Classification

Mental illness bersifat universal, namun di setiap budaya berbeda-beda gejala,


perawatan, dan kemauan mencari bantuan. DSM-IV-TR membahas budaya
dengan 2 cara:

• DSM-IV-TR mendorong clinicians untuk mempertimbangkan pengaruh


budaya.
• Di DSM-IV-TR terdapat daftar istilah culture-bound syndromes. Yaitu, pola
pemikiran/perilaku yang tidak biasa yang telah diidentifikasi pada
masyarakat dunia dan hal ini tidak masuk ke dalam kategori diagnostik
lain yang tercantum di DSM.
DSM-IV-TR mencakup 25 culture-bound syndromes di
lampiran. Contoh:

 Ataques de nervios (Puerto Rico dan negara Karibia lainnya)


Hilangnya kontrol emosi dan perilaku; emotional expressions, bodily sensations, actions
and behaviors, dan alterations in consciousness
 Amok (Malaysia)
Merenung lalu muncul keinginan untuk melakukan kekerasan bahkan pembunuhan.
Biasanya dipicu oleh penghinaan dan biasanya dilakukan oleh pria.
 Hikikomori (Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan)
Umumnya laki-laki remaja hingga dewasa muda. Mereka mengurung diri di kamar dalam
jangka waktu 6 bulan atau lebih dan tidak bersosialisasi dengan siapapun.
How is bulimia nervosa similar to culture-bound syndromes?
Culture-bound syndromes telah dipuji atas integrasi pertimbangan budaya ke
dalam sistem klasifikasi (Lopez & Guarnaccia, 2000) namun juga dikritik karena
ambiguitasnya (batas antara culture-bound syndromes dengan manual
diagnostik).

Beberapa kritikus berpendapat bahwa bulimia seharusnya terdaftar sebagai


culture-bound syndromes karena bulimia nervosa adalah kondisi yang
ditemukan terutama di antara sejumlah budaya (Keel & Klump, 2003).

Meskipun tidak sempurna, glosarium culture-bound syndromes berfungsi agar


clinicians lebih sadar sejauh mana pandangan tentang normal dan abnormal
dibentuk nilai dan pengalaman budaya. (Mezzich, Berganza, & Ruiperez,
2001).
Development of DSM-V (the next step)

Diagnostic and Statistical Manual adalah dokumen yang dikembangkan oleh American Psychiatric
Association. DSM-IV diterbitkan pada 1994, dan DSM-V dijadwalkan terbit tahun 2013. DSM V
dirancang oleh 27 ahli pada klasifikasi dan diagnosis gangguan mental. DSM-V akan mengandung
banyak perubahan penting (Regier, 2009). Beberapa masalah besar telah dibahas dan
menghasilkan beberapa perdebatan yang menarik serta terkadang memanas (Francis, 2009;
Wittchen, 2010) namun terlalu dini untuk tahu persis apa bentuk perubahan yang sebenarnya akan
diambil.
EVALUATING
CLASSIFICATION
SYSTEM
 Reliabilitas
 Validitas, fase dlam studi sitemattis menentukan validitas:
1. Identifikasi dan deskripsi sindrom, baik dengan intuisi klinis atau dengan analisis statistik
2. Menunjukan batas atau " point of rarity/titik kelangkaan" antara sindrom terkait
3. Tindak lanjut studi dengan membangun kursus atau hasil secara khusus
4. Uji coba terapeutik untuk menentukan respons pengobatan khusus
5. Studi keluarga menetapkan bahwa sindrom "berkembang biak benar."
6. Demonstrasi keterkaitan dengan beberapa kelainan yang lebih mendasar —
psikologis, biokimia, atau molekuler
Beberapa bentuk validitas dalam kaitannya dengan waktu munculnya simtom
pada suatu disorder:

• Etiological Validity: berkaitan dengan hal-hal yang terjadi pada masa lalu yang
mempengaruhi suatu disorder.
• Concurrent Validity: berkaitan dengan berkaitan dengan saat ini dan hubungan antara
disorder dan simtom lain, keadaan dan prosedur tes lainnya.
• Predictive Validity: berkaitan dengan saat mendatang dan stabilitas masalah dari waktu
ke waktu
o Tidak adanya definisi yang spesifik
mengenai gangguan sosial
Kekurangan o sindrom yang didefinisikan dalam
DSM-IV-TR DSM-IV-TR tidak mewakili cara yang
paling tepat untuk masalah psikologis
o komordibitas
Basic Issues
in
Assessment
 Psychological assesment adalah proses dari

Purpose of
mengumpulkan dan menginterpretasi informasi
yang akan digunakan untuk memahami orang lain,
dalam proses ini kita dapat menggunakan banyak

Clinical 
teknik pengumpulan data.
Prosedur asesmen dapat dilakukan untuk berbagai

Assesment macam tujuan, dan prosedur asesmen yang


berbeda cenderung digunakan untuk tujuan yang
berbeda, karena yang berguna pada situasi
tertentu belum tentu berguna bagi situasi lainnya.
Assumption About Consistency of Behavior

 Melibatkan pengumpulan sampel-sampel spesifik


perilaku seseorang.
 Psikolog selalu mencari informasi/ data dari berbagai
sumber saat melakukan asesmen formal.
 Salah satu cara untuk mengevaluasi kemungkinan arti
atau pentingnya informasi yang didapatkan adalah
mempertimbangkan konsistensi antar sumber.
Evaluating the Usefulness of Assesment
Procedures
Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kategori diagnostik sama dengan kriteria untuk
mengevaluasi kegunaan prosedur asesmen:

a. Reliabilitas: Dapat merujuk pada beberapa jenis konsistensi. Prosedur asesmen harus
reliabel jika mereka dikategorikan berguna dalam penelitian maupun praktek klinikal.
b. Validitas: semakin konsisten informasi yang didapatkan (dari beberapa prosedur asesmen)
semakin valid prosedur asesmen tersebut

Perbedaan budaya merupakan tantangan bagi validitas prosedur asesmen, karena prosedur
pengukuran yang telah dirancang untuk suatu kelompok mungkin dapat menyesatkan ketika
diberikan kepada seseorang yang berasal dari budaya yang berbeda.

Bahasa, agama, ras, jenis kelamin, sifat terhadap keluarga, dll memiliki dampak yang penting
pada cara dimana masalah psikologis dialami dan diekspresikan
Psychological
Assessment
Procedure
Structured Interview
Interview
 Clinicians mengikuti alur pemikiran klien untuk
membantu menjelaskan perasaan subjektif dan
memberikan dukungan empatik
o Metode asesmen psikologis
palung umum yang digunakan  Clinicians sudah memiliki guidelines interview yang
dalam setting klinis
spesifik
o Memberikan kesempatan
bertanya mengenai masalah  Beberapa dikembangkanuntuk membuat psikiatris
deskripsi individu dalam epidemologi skala besar dan studi lintas-
o Memberikan analisis detail nasional
mengenai masalah individu
o Memberikan kesempatan pada
clinicians untuk mengobservasi
individu
Kelebihan — Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
 Dengan mengobservasi pasien melalui  Beberapa pasien mungkin tidak dapat atau tidak mau
perilaku non verbal, interviewer dapat menceritakan masalah mereka dengan rasional seperti
mencoba mendeteksi area pertahanan. pada anak yang belum mengembangkan keterampilan
Dengan ini validitas informasi dapat verbal dan pada psikotik yang tidak dapat berbicara
ditingkatkan. secara koheren.
 Interview dapat menyediakan informasi  Pasien mungkin enggan mengakui pengalaman yang
yang banyak dalam periode waktu yang memalukan atau mengerikan. Mereka berpikir harus
sempit dan dapat menutupi kejadian di menjelaskan hanya perasaan atau perilaku yan diterima
masa lalu dengan berbagai setting. masyarakat.
 Interviewer dapat mengontrol interaksi
 Informasi dari klien pasti disaring oleh mata klien. Terdapat
dan dapat menyelidiki lebih lanjut apabila
diperlukan. informasu yang subjektif dan mungking terpengaruh atau
terganggu oleh memori yang rusak dan oleh selective
perception.
 Interviewer dapat mempengaruhi laporan klien dengan
kata-kata dari pertanyaan dan merespon respon dari klien
Rating Scale. salah satu
prosedur observasi berbentuk
kuantitatif, dimana observer
melakukan suatu penilaian
yang menempatkan seseorang
dalam suatu dimensi. Skala

Observational penilaian memberikan deskripsi


abstrak dari perilaku seseorang.

Procedures Behavioral Coding System.


fokus terhadap frekuensi
munculnya suatu perilaku
tertentu pada satu waktu. Lebih
Dapat memastikan self-report yang diberikan oleh sering digunakan pada saat
klien tersebut. Prosedur observasi dapat bersifat penelitian. Beberapa kliien
formal maupun informal. Biasanya berbentuk dewasa dapat melakukan
kualitatif dan dapat dilakukan pada setting teknik ini sendiri (self-monitoring)
natural maupun eksperimen.
Kelebihan — Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
 Skala rating terutama berguna sebagai  Prosedur observasi dapat memakan
banyak waktu dan mahal.
indeks keseluruhan keparahan gejala
atau gangguan fungsional.  Observer dapat membuat kesalahan.
 Orang dapat mengubah perilaku mereka,
 Behavioral coding system menyediakan baik sengaja atau tidak sengaja, ketika
informasi tentang perilaku seseorang mereka sedang diamati. Fenomena ini
pada situasi tertentu. dikenal sebagai reactivity.
 Penilaian observasional menceritakan kita
hanya pada bagian situasi saat
diobservasi.
 Terdapat aspek psikopatologi yang tidak
bisa di observasi oleh orang lain selain
orang yang memiliki masalah tersebut
• Terdiri dari serangkaian pertanyaan langsung
• Dirancang untuk mengidentifikasi ciri kepribadian
Personality Test and Self- • Inventaris yang paling sering digunakan adalah
report Inventories Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
• Inventarisasi direvisi beberapa tahun lalu, disebut
Keunggulan MMPI-2 MMPI-2 (Butchler, 2006)
• Memberikan informasi tentang • Skor MMPI-2 bersifat objektif
sikap seseorang dalam
mengerjakan tes • Actuarial interpretation. Menganalisis hasil tes
• Dapat ditafsirkan secara aktuaria spesifik berdasarkan seperangkat aturan eksplisit
yang berasal dari penelitian empiris (Greene, 2006)
Keterbatasan MMPI-2
• Telah digunakan selama bertahun-
tahun
• Berbagai bentuk psikopatologis
telah berubah
Tes Rorschach
• Berdasarkan asumsi
psikodinamik tentang
kepribadian dan
psikopatologi

Projective Personality • Prosedur awal penilaian


sebagian besar bersifat
Test impresionistik dan
memberikan penekanan
yang besar pada isi
tanggapan individu
Individu disajikan dengan serangkaian stimulus
ambigu
Kelebihan — Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
 Beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman  Kurangnya standardisasi dalam administrasi
berbicara dalam situasi yang tidak terstruktur daripada dan skoring.
jika mereka diminta untuk mengikuti sebuah
wawancara terstruktur atau untuk menyelesaikan tes  Reliabilitas dari skoring dan interpretasi
MMPI yang berjumlah sangat banyak.
cenderung masih rendah
 Tes proyektif dapat menghasilan sumber informasi yang
menarik tentang pandangan unik seseorang terhadap  Informasi mengenai validitas tes kebanyakan
dunia. negatif
 Seperti apapun hubungan seseorang dengan orang  Kurangnya informasi yang tersedia yang
lain tergantung oleh peristiwa kognitif dan emosional menjadi dasar perbandingan untuk orang
yang tidak mereka sadari. Tes proyektif dapat
memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh dewasa normal atau anak
melalui metode wawancara langsung atau prosedur
pengamatan (Meyer & Archer, 2001; Stricker  Beberapa prosedur tes proyektif, seperti
& Gold, 1999). Rorschach, bisa sangat memakan waktu
● Brain Imaging
Neurobiological • MRI
• CT
Assessment • PET
• fMRI
Neurobiological Assessment
 Neurotransmitter Assessment
 Pengukuran metabolite
Neurobiological Assessment
 Neuropsychological Assessment
 Halstead-Reitan tests
 Tactile Performance Test—Time & Memory
 Speech Sounds Perception Test
 Luria-Nebraska test
 Psychophysiological Assesment
 Electrocardiogram (EKG)
Neurobiological  Electrodermal responding
Assessment  Electroencephalogram (EEG)
ARTICLE!
Can Artificial Intelligence Predict Suicide?

● Penelitian yang dilakukan oleh Just (2017) ○ Apakah imaging dapat


ia menyatakan bahwa AI (Artificial membedakan representasi neural
Intelligence) dapat memprediksi pola di secara konsisten mengenai konsep
otak menggunakan fMRI yang berkaitan mati dan konsep bunuh diri?
dengan tendensi bunuh diri. ○ Apakah machine-learning model
● Penelitian ini dilakukan karna psikolog dapat membedakan individu yang
cenderung kesulitan untuk menemukan telah mencoba bunuh diri dan yang
pola tendensi bunuh diri pada individu di belum pernah mencoba bunuh diri?
masa depan. ○ Apakah terdapat perbedaan lokasi
● Hal ini dibuktikan dengan 80% klien yang pada otak mengenai tanda emosi
meninggal karna bunuh diri menolak ide yang dapat membedakan individu
bunuh diri saat terakhir kali menerima sesi memiliki tendensi bunuh diri/ tidak?
terapi dengan psikolog/psikiater.

13 Oktober 2017 oleh Grant Hilary Brenner MD, FAPA.


Sumber : Psychology Today
Result

Hasilnya menunjukkan
bahwa machine-learning
model dapat memberikan
perbedaan melalui imaging
mengenai tanda bahwa
seseorang memiliki tendensi
untuk bunuh diri dan pernah
mencoba melakukannya
dengan yang memiliki
tendensi tapi tidak pernah
mencoba melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

 Brenner, G.H. (2017, Oktober 13) Can Artificial Intelligence Predict Suicide?. Psychology
Today. Retrieved September, 2018.
 Kring, A.M., Jhonson, S.L., Davidson G.C., & Neale, J.M. (2012) Abnormal Psychology (12th
ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
 Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal psychology. Boston: McGraw-Hill.
 Oltmanns, T. F., & Emery, R. E. (2018). Abnormal psychology (7th ed.). Upper Saddle
River: Pearson.

Anda mungkin juga menyukai