Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
12
M. Dody Izhar
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan mean dua
kelompok data independen.
Syarat/asumsi yang harus dipenuhi :
Data berdistribusi normal
Kedua kelompok data independent
Melihat perbedaan variasi kedua kelompok
data.
Untuk itu diperlukan informasi apakah varian
kedua kelompok yang diuji sama atau tidak.
Bentuk varian kedua kelompok data akan
berpengaruh pada nilai standar error yang
akhirya akan membedakan rumus
pengujiannya.
UNTUK VARIAN YANG SAMA
Uji beda dua mean dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Z atau uji T.
Uji Z dapat digunakan
Bila standar deviasi populasi () diketahui
Jumlah sampel besar (lebih dari 30).
Apabila kedua syarat tersebut tidak terpenuhi
maka dilakukan uji T (T-test)
Untuk Varian yang sama maka bentuk ujinya adalah
:
x1 – x2
T = ----------------------------
Sp (1/n1)+(1/n2)
Contoh kasus :
Seorang pejabat Depkes berpendapat bahwa nikotin yang
dikandung rokok jarum lebih tinggi dibandingkan rokok
wismilak. Untuk membuktikan pendapatnya kemudian diteliti
dengan mengambil sample secara random 10 batang rokok
jarum dan 8 batang rokok wismilak. Hasil pengolahan data
melaporkan bahwa rata-rata kadar nikotin rokok jarum adalah
23,1 mg dengan standar deviasi 1,5 mg. Sedangkan pada rokok
wismilak rata-rata kadar nkotinnya 20,0 mg dengan standar
deviasi 1,7 mg. Berdasarkan data tersebut ujilah pendapat
pejebat depkes tersebut dengan alpha 5%.
Langkah I adalah melakukan pemeriksaan
homogenitas kedua data dengan
menggunakan uji F.
Hipotesis :
Ho : 12 = 22 (Varian kadar nikotin jarum sama dengan
varian kadar nikotin wismilak)
Ha : 12 = 22 (Varian kadar nikotin jarum tdk sama
dengan varian kadar nikotin wismilak)
F = (1,7)2 / (1,5)2 = 1,28
Df1 = 8 – 1 =7 dan df 2 = 10 – 1 =9
Dari nilai F dan kedua df tersebut kemudian
dilihat pada tabel F
Df 1 = 7 sebagai numenator dan df 2 = 9
sebagai denominator.
Pada tabel Distribusi F terdiri dari tiga bagian
Yaitu DF numenator, DF denominator dan Area.
Maka pada soal diatas diperoleh nilai F = 1,28
dan nilai tabel untuk numenator =7 dan
denumenator = 9 maka didapatkan nilai 3,29
yang berati Fhitung < Ftabel sehingga Ho gagal
ditolak (Ho diterima)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Varian kadar
nikotin rokok jarum sama dengan kadar nikotin
rokok wismilak
Langkah selanjutnya menguji perbedaan mean
kedua kelompok tersebut. Dengan menggunakan
uji t untuk varian yang sama.
Hipotesis :
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 > μ2
Dengan Ha diatas menunjukkan one tail
Perhitungan Uji t
(10 – 1) 1,52 + (8-1) 1,72
Sp2 = ---------------------------------
10 + 8 – 2
= 2,53
Sp = 1,59
23,1 - 20
T = ---------------------------- = 4,1
1,59(1/10 + 1/8)
Df = 10+8-2 = 16
Dari hasil perhitungan menunjukkan dengan t
=4,1 dan df = 16 maka P < 0,0005. Ho
ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
statistik menunjukkan bahwa kadar nikotin
jarum memang lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar nikotin rokok wismilak (P<0,0005)
Jika data yang diperoleh tidak menjelaskan tentang nilai rata-
rata, Sd, maka perlu dilakukan proses perhitungan terlebih
dahulu sebelum perhitungan dengn uji T
Rata-rata ( X ) = Jumlah total nilai / banyaknya nilai
Standar Deviasi
Untuk data kecil < 30 = ( X X ) 2
Sd
n 1
( X X ) 2
Untuk data besar > 30= Sd
n
Contoh :
Sebuah data diperole sebagai berikut :
20 40 70 80 30 60 50
Tentukan nilai standar deviasinya :
Perhitungan : X = 50
X (X–X) ( X – X )2
20 -30 900
40 10 100
70 20 400
80 30 900
30 -20 400
60 10 100
50 0 0
2800
Dari tabel diatas maka nilai digunakan
kedalam rumus
( X X ) 2
Sd
n 1
2800
= Sd 21,6
7 1