 Fungsi usus halus :

1. Membantu absorbsi makanan melalui

mukosa usus
2. Melengkapi proses digesti karbonhidrat,
protein dan lipid
3. Digesti asam nukleat
4. Absorbsi ±90% nutrient dan air yang
melewati sistem pencernaan

 Terbagi menjadi 3 regio yaitu :

1. Duodenum
2. Jejenum
3. ileum
 INTESTINUM TENUE
 DUODENUM
o Lanjutan dari Pylorus, selanjutnya sebagai Ileum.
o Berbentuk huruf “C”, cekung (konkaf) ke kiri.
o Terletak pada Regio Umbilicalis.
o Panjang ± 25 cm.
o Terdiri 4 bagian (dari proximal):
1.PARS SUPERIOR  lanjutan pylorus
2.PARS DESCENDENS  terdapat muara DUCTUS
PANCREATICUS +
DUCTUS CHOLEDOCHUS
3.PARS HORIZONTALIS
4.PARS ASCENDENS  selanjutnya sebagai Jejenum
5
5
INTESTINUM TENUE
 JEJENUM + ILEUM
o Duodenum, lanjut  JEJENUM.
o Jejenum, lanjut  ILEUM  bermuara pada CAECUM.
o Jejenum + Ileum  ± 5 ― 7 meter.
o Jejenum
– 2/5 proximal / bagian awal.
– Lebih banyak di kiri atas Umbilicus.
o Ileum
– 3/5 distal / bagian akhir.
– Lebih banyak di kanan bawah Umbilicus
o Permukaan dalam / mucosa  banyak Villi Intestinalis  peranan
absorpsi makanan.
o Submucosa  banyak jaringan lymphoid  daya tahan tubuh

6
7
 Fungsi usus besar :
1. Mendorong isi colon menuju ke rektum
melalui peristaltik usus
2. Bakteri dalam usus besar mengubah protein
menjadi asam amino, memecah asam
amino, dan memproduksi vitamin B dan
vitamin K
3. Absorbsi air, ion dan vitamin
4. Defekasi (pengosongan rektum)
 Regio usus besar yaitu :
1. Cecum
2. Colon (ascendens, transversum,
descendens, sigmoideum)
3. Rektum
4. Anal canal
INTESTINUM CRASSUM
 Panjang intestinum Crassum  ± 1,5 ― 2 meter.
 Diameter lebih besar dari Intestinum Tenue.
 Berperanan utama absorpsi cairan + elektrolit
 Ciri-ciri Umum Intestinum Crassum / Colon (kecuali Rectum),
ada:
o Taenia (Coli, Omentalis, Libera)  struktur longitudinal
o Haustra  struktur tonjolan seperti Kantong / Saccus
o Appendices Epiploicae  kantong-kantong kecil lemak di
dinding Colon.

17
17
18
19
 INTESTINUM CRASSUM
 CAECUM
o Pangkal Colon / Colon Ascendens
o Bermuara Ileum
o Bentuk  kantong buntu
o Panjang ± 7,5 cm
o Terletak  – FOSSA ILIACA DEXTRA
– pada Regio Inguinalis Dextra

 APPENDIX VERMIFORMIS
o Struktur seperti cacing, ± 1 ― 25 cm.
o Berasal dari Caecum.
o Letak Intraperitoneal pada Regio Inguinalis Dextra, pada FOSSA ILIACA DEXTRA.
o Letak terhadap Caecum sangat variasi  terbanyak posisi RETROCAECALIS
(64%).
20
20
21
22
23
INTESTINUM CRASSUM
 COLON ASCENDENS
o Panjang ± 15 ― 20 cm.
o Terletak Retroperitoneal, pada Regio Lumbalis Dextra.
o Sampai pada Hepar  belok jadi COLON TRANSVERSUM
o Batas C. Asc – C. Transv  FLEXURA COLI DEXTRA.

 COLON TRANSVERSUM
o Panjang ± 45 ― 50 cm.
o Terletak Intraperitoneal  dibungkus peritoneum  punya alat penggantung =
MESOCOLON TRANSVERSUM  dapat bergerak.
o Terletak transversal dari Hepar  ke Lien, pada Regio Hypochondrium Dextra,
Epigastrium / Umbilicalis, Hypochondrium Sinistra.
o Pada Lien  belok ke bawah  Colon Descendens.
o Belokan tersebut  FLEXURA COLI SINISTRA.

24
24
INTESTINUM CRASSUM
 COLON DESCENDENS
o Panjang ± 25 cm.
o Terletak Retroperitoneal, pada Regio Lumbalis Sinistra
o Belok ke Fossa Iliaca Sinistra / Regio Inguinalis Sinistra  sebagai
Colon Sigmoideum.

 COLON SIGMOIDEUM
o Panjang ± 25 ― 40 cm.
o Terletak Intraperitoneal (dibungkus Peritoneum)  punya alat
penggantung = MESOCOLON SIGMOIDEUM  banyak bergerak.
o Pada Fossa Iliaca Sinistra sampai dengan ke Aditus Pelvis  Cavum
Pelvicum, pada setinggi Vertebra Sacralis III  Rectum.
o Pada Regio Inguinalis Sinistra.
o Tempat Reservoir Faeces.
25
25
INTESTINUM CRASSUM
 RECTUM
o Lanjutan Colon Sigmoideum, lanjut sebagai Canalis Analis.
o Terletak dalam Cavum Pelvicum
o Panjang ± 12 ― 14 cm.
o Mulai setinggi Vert. Sacralis III  Diaphragma Pelvis.
o Tidak lurus  melengkung ke kiri + kanan dan ke belakang + depan.
o Letak bersandar pada Os Sacrum  tembus Diaphragma Pelvis  lanjut sebagai Canalis
Analis.
o Ada 2 bagian:
1. Proximal  – paling panjang + lebar = PARS AMPULLARIS RECTI.
– terdapat 3 lipatan horizontal  PLICA TRANSVERSALIS
Kohlraush.
– ± 11 ― 12 cm.
1. Distal  – lebih sempit = PARS ANALIS RECTI.
– terdapat COLUMNA RECTALIS MORGAGNI.
– ± 2 cm.
– bagian ini sudah di kelilingi M. Sphincter Ani Int + Ext.
– tempat asal Haemorrhoid Internus.
26
26
INTESTINUM CRASSUM

CANALIS ANALIS
o Lanjutan Rectum.
o Terletak pada Perineum, depan Coccygeus.
o Suatu saluran tembus Diaphragma Pelvis  di kelilingi
M. Sphincter Ani Internus + Externus.
o Panjang ± 2,5 ― 4 cm.
o Batas Rectum - Canalis Analis  LINEA PECTINEA.
o Lapisan dalam: – proximal  mucosa.
– distal  kulit.
o Ujung akhir Canalis Analis  ANUS.

27
27
28
29
 Gerakan peristaltik usus mendorong feses dari colon sigmoid menuju
ke rektum
 Distensi rektum menstimulasi reseptor untuk merangsang refleks
defekasi dengan mengirimkan impuls syaraf sensori ke sacral spinal
cord
 Impuls motorik dari cord melintasi syaraf parasimpatik kembali ke
colon descenden, colon sigmoid, rektum dan anus yang
menyebabkan kontraksi otot rektum sehingga rektum memendek
yang menyebabkan peningkatan tekanan
 Tekanan tersebut , bersama kontraksi diafragma dan otot perut serta
stimulasi parasimpatik menyebabakan spinter anal interna terbuka
 Ekternal spincter anal dapat dikendalikan secara sadar
 Jika ekternal spincter anal relaksasi maka feses dapat kelaur melalui
anus
 Jika ekternal spincter anal kontraksi maka defekasi dapat ditunda
 PANCREAS

 Suatu Organ kelenjar yang lunak  EXOCRIN + ENDOCRIN.

 EXOCRIN  hasilkan Enzym pencernaan (kimiawi).
 ENDOCRIN  hasilkan Hormon GLUCAGON + INSULIN.
 Punya Ductus Excretorius  DUCTUS PANCREATICUS.
 Terdiri bagian CAPUT, CORPUS, CAUDA PANCREATIS.
 Ductus Pancreaticus + Ductus Choledochus, dalam CAPUT 
bermuara sama-sama ke Duodenum (pars descendens).

35
35
 Mempunyai fungsi terutama dalam menghasilkan Cairan
garam empedu untuk emulsifikasi dan absorbsi lipid
 Hepar punya selaput pembungkus  CAPSULA GLISSONI.
 Berat Hepar ± 1/40 ― 1/50 BB pada Dewasa (1 ― 1,5 kg),
pada anak 1/20 ― 1/25 BB. Pada wanita < pria.

 Lobus Hepatis, terdiri:

1. LOBUS HEPATIS DEXTER  paling besar (5/6 bagian), terdapat
Lobus Quadratus + Lobus Caudatus.
2. LOBUS HEPATIS SINISTER  jauh lebih kecil (1/6 bagian).
 Fungsi hepar :
1. Metabolisme karbohidrat
2. Metabolisme lipid
3. Metabolisme protein
4. Detoksifikasi obat-obatan dan hormon
5. Ekskresi bilirubin
6. Sintesis garam empedu
7. Penyimpanan vitamin dan mineral
8. Fagositosis eritrosit tua, leukosit, dan bakteri

9. Aktivasi vitamin D
43
44
 APPARATUS EXCRETORIUS HEPATIS
 Yaitu Susunan alat-alat / Organ yang berperanan pada fungsi
excretorius dari Hepar  yaitu EXCRESI “CAIRAN
EMPEDU” produksi Hepar.
 Diexcresikan ke DUODENUM  fungsi pencernaan Lemak.
 Terdiri dari:
1. VESICA FELLEA + DUCTUS CYSTICUS
2. DUCTUS HEPATICUS / BILIARIS
3. DUCTUS CHOLEDOCHUS

45
45
APPARATUS EXCRETORIUS HEPATIS
 VESICA FELLEA
o Suatu kantong oval, tempat Reservoir Cairan Empedu, volume ± 30 ― 50 cc.
o Terdiri dari bagian FUNDUS, CORPUS, COLLUM.
o Punya ductus  DUCTUS CYSTICUS (± 3 cm).
o Ductus Cysticus
• Untuk masuk-keluar cairan Empedu.
• Berhubungan dengan DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS  bentuk DUCTUS
CHOLEDOCHUS.
 DUCTUS HEPATICUS
o Saluran keluar Cairan Empedu dari Hepar.
o Ada 2 DUCTUS HEPATICUS (DEXTER + SINISTER) bergabung 
DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS.
o Ductus Hepaticus Communis + Ductus Cysticus  DUCTUS
CHOLEDOCHUS.

46
46
APPARATUS EXCRETORIUS HEPATIS

DUCTUS CHOLEDOCHUS

o Saluran utama cairan empedu  dari Hepar + V. Fellea.

o Terletak di posterior Duodenum (pars Superior) 

posterior Pancreas (Caput)  masuk Caput Pancreas  +
Ductus Pancreaticus  bermuara ke Duodenum (pars
Descendens).

o Panjang ± 7 cm.

47
47
Prwt/JIL/Okt 2008 48