Anda di halaman 1dari 37

BAB II: ALAT BOR

Cara paling sederhana membuat lubang bor dalam batuan


adalah dengan memukulkan sebatang pasak baja dengan
menggunakan palu. Perancang alat bor mekanik saat inipun
diilhami cara kerja tersebut.
Awalnya perancang alat bor menggunakan prinsip “piston
drill” yaitu seluruh rangkaian pemboran (pasak dan palu)
dilekatkan pada piston dan bergerak naik-turun (reciprocates).
Memerlukan waktu 50 tahun untuk menciptakan peralatan
yang memisahkan dua elemen tersebut (elemen pertama
palu/piston dan elemen ke dua batang bor/drill steel)
sebagaimana digunakan pada “hand drilling” saat ini.
Urut-urutan memperoleh efek penembusan ke dalam batuan
1. Pasak yang dipukul dengan palu secara manual
2. Pasak dan palu menjadi satu kesatuan (semacam linggis)
3. Pasak dan palu menjadi satu kesatuan bergerak secara mekanis
4. Pasak (drill steel) yang dipukul palu (piston) secara mekanik
1. KLASIFIKASI ROCK-DRILL

Diklasifikasikan sebagai (1) “hand-held” dipegang tangan tanpa


penopang, dan (2) “mounted” yang mempunyai penopang
• Hand-held : jack hammer (sinker), jack drill (jackleg)
• Mounted : dikenal sebagai “drifter”
Saat ini dikenal klasifikasi hand-held drill berdasarkan arah pemboran:
• Pemboran ke bawah : sinker jack hammer
• Pemboran ke atas : stopper jack hammer
• Pemboran ke depan : drifter jack hammer

1. Hand-held jack hammer (jack hammer, sinker)


a. dipegang tangan, pemboran arah ke bawah
b. untuk shaft sinking maupun secondary blasting
c. anchor holes (lubang tegak, baut batuan), pin holes (sheave)
d. diklasifikasi berdasarkan beratnya (7 sd. 30 kg)
2. Drifter Drill
a. Memakai penopang (mounted): batang hidraulik, column
mountings, portable mountings.
b. Untuk pemboran datar atau miring: drifting, tunnelling, cross
cutting
c. Klasifikasi berdasarkan ukuran torak (2-5/8 sd. 5-1/4 in
3. Stoppers
a. Memakai penopang pneumatic telescoping yang “in line” ataupun
“offset”
b. Untuk pemboran tegak atau miring ke atas: raising, stoping,
c. Klasifikasi berdasarkan beratnya ( 34 sd. 45 kg)
Alat bor in-line Alat bor off-set
Drill steel dan Drill steel dan
mounting mounting tidak
“segaris” segaris
menjadi satu
Cut and fill
Stopper dengan pneumatic telescoping yang “in-line”
Drifter jack hammar dengan mounting
Handheld drill (Jack Hammer)
Tipe Sinker Jack Hammer, tanpa mounting
Handheld drill: Stopper jack hamer, dengan mounting
Shrinkage Stoping
(1). Penarikan broken ore pada draw point memakai overhead loader,
(2). Tidak ada alat mekanis pada stope
Shrinkage Stoping
(1). Penarikan broken ore memakai scrapper/slusher, (2). Tidak ada alat
mekanis pada stope, (3) Memakai jack hammer
Shrinkage Stoping
(1). Tidak ada alat mekanis pada stope, (3) Memakai jack hammer
2. PERCUSSION-DRILL JUMBOS
Drill jumbo adalah unit pemboran dengan beberapa alat bor yang
dilekatkan pada alat gerak mekanik sebagai lengan.
Masing-masing Jumbos dirancang untuk penggunaan khusus:
• Fan drilling pada sublevel caving
• Ring drilling, parallel drilling pada sublevel stoping
• Paralel drilling pada Room-and-pillar, cut-and-fill
Kriteria pemilihan Jumbo:
a. Jalan masuk: seringkali jumbo harus diurai dan dirangkai di dalam
tambang
b. Tipe penggerak: crawler-type undercarriage untuk lokasi non-asam,
dan rubber tire untuk lokasi asam (penyebab korosi)
c. Propulsion: rubber tire (12% sd. 35%, 30% GVW diterima roda
depan)
d. Kemampuan membelok: daerah terbatas dengan crawler ataupun
articulated mempunyai turning radius kecil; rigid frame lebih kompak
tetapi turning radiusnya besar.
Tipe2 Drill Jumbo
a.Rail Undercarriage: pada tambang dengan transportasi rel,
umumnya tidak mempunyai penggerak sendiri tetapi ditarik lokomotif.
b.Crawler Undercarriage: pada tambang trackless (tanpa rel) dan
tidak mempunyai air korosif, menyebabkan jalan bergelombang yang
dapat mempercepat rusak alat-alat berban karet (LHD), low ground
preassure, biaya perawatan rendah
c.Pneumatic-Tired Undercarriage: dapat dipakai pada lingkungan
korosi, tidak merusak jalan, kecepatan tinggi.
Dibagi menjadi 3: skid steering (berbelok secara seketika),
automotive steering (radius putar lebih besar, sederhana dan kompak,
paling luas aplikasinya), articulated carrier (tidak stabil pada side slope,
biaya perawatan mahal, harga lebih mahal)
Komponen Jumbo
a.Booms: mengarahkan ke permukaan terowongan
b.Feed Shell: mengarahkan dan mendorong alat bor kedepan selama
operasi pemboran dan menarik alat bor setelah lubang bor terbentuk
c.Drills: percussion drills, rotary drills, rotary-percussion drills, auger
drills
Drills

Feed shell
Booms

Pneumatic-Tired Undercarriage
3. APLIKASI JUMBO DRILL
Shaft: diameter sekitar 2 m, diawali dengan pilot raise yang dilanjutkan dengan
shaft jumbo.
Development: drift mungkin sempit, menengah, lebar, relatif lurus dan datar,
sedikit miring, menikung tajam, membentuk jalur spiral. Maka
dikembangkan 3 tipe jumbo (1) lebar 1,5 m untuk tambang sempit, belokan
tajam dan crosscut, (2) lebar 2,0 m digunakan pada sublevel, (3) lebar 2,4
m paling umum digunakan untuk development, room-and-pillar
Room-and-pillar: permuka kerja lebar 8 m dengan burned-cut, atau V-cut
Cut-and-fill: yang harus dipertimbangkan adalah kekuatan filling, tinggi back,
lebar stope, sarana jalan masuk ke permuka kerja, ukuran dan panjang
lubang, dan pola pemboran.
Ring drilling: pneumatic-tired undercarriage (pembawa alat berban karet) lebih
disukai daripada crawler karena cutting pemboran cenderung masuk ke
celah-celah crawler dan akan menghambat gerakannya.
Sublevel caving: dikenal sebagai fan drill yang menghasilkan fan-shaped
pattern
Roof bolting: untuk headroom yang tinggi 3 sd. 6 m, sedangkan headroom
rendah lebih praktis dengan hand-held stpers.
Sublevel Stoping
Jumbo drill untuk membuat
Ring drilling
Pemuatan dengan rail tipe
overhead loader
Sublevel Stoping
(1) Mucking pada draw point memakai overhead loader, (2) Ring drilling
Jumbo Drill pada Sub-level Caving
(1). Jumbo Drill, (2). LHD, (3). Ore pass
Backfilling

Backfilling

Broken ore

Sublevel Stoping
(1) Mucking pada draw point memakai LHD remote control, (2) Pneumatic-
Tired Undercarriage Jumbo Drill Parallel drilling
Sublevel Stoping
(1). Alat muat pada draw point
memakai overhead loader
atau rocker shovel
(2). Ring drilling
Stope and Pillar
(1). Pneumatic-Tired Undercarriage, (2) Crawler Undercarriage, (3) Dump Truck, (3)
Front-end Loader, (4) Alat mekanis ber-ban karet.
Cut and fill
(1). Memakai chute di F/W, (2) Mekanisasi jumbo drill
4. RAISE CLIMBER
Metode “Alimak” maupun “raise climber” (untuk rasise yang
pendek, air-driven climber) paling sering digunakan untuk pembuatan
raise karena fleksibel.
Raise climber merayap sepanjang “guide rail” yang dilekatkan
pada dinding rase. Guide rail terdiri dari rel sepanjang 1 atau 2 meter
yang dapat diperpanjang seiring kemajuan penggalian raise tersebut.
Pekerja menuju permuka kerja menaiki cage (bukan tangga)
secara aman dan nyaman.
Penampang normal secara full face dengan ukuran 9 m2. Raise
terbesar yang dibuat mempunyai penampang 35 m2 dengan panjang
210 m dan kemiringan 42o.
Raise climber dapat dibuat pada kondisi batuan yang jelek, dan
pada mesin diesel/hidraulik panjang raise hampir tak terbatas.
Kopi hal 34
• Kopi hal 35
5. BAGIAN-BAGIAN RAISE CLIMBER
Unit Penggerak
Dirancang oleh 3 macam: penggerak udara, penggerak, listrik dan
diesel/hidraulik. Pertimbangan: ketersediaan sumber enerji, ventilasi,
kondisi batuan, penggunaan raise climber dikemudian hari, tipe platform
dan safety roof
• Penggerak udara: melalui selang udara yang dapat diperpanjang melalui
penggulung pipa, diaplikasikan untuk panjang raise 200 m.
• Penggerak listrik: melalui kabel listrik rancangan khusus yang mampu
menahan beban 1-1,6 ton per 1.000 m, diaplikasikan pada panjang 1.000 m
• Penggerak diesel/hidraulik: diaplikasikan untuk panjang 100 m, pasok udara
70 cfm sehingga mengurangi gas beracun.
Platforms: sebagai tempat berpijak pekerja berukuran 2 m x 2 m
Perlengkapan Keamanan
Dilengkapi safety roof, bila bergerak melebihi kecepatan 1 m/detik
maka secara otomatis raise climber akan terkunci pada guide rail
Ignition, Telepon, dan Sistim Remote Control
Menggunakan remote control untuk menggurangi kabel, memakai steel wire
untuk alarm, komunikasi telepon.
Spesifikasi: dimensi stope, bentuk raise, panjang raise, kemiringan,
tipe penggerak, jumlah alat bor pada platform
6. APLIKASI RAISE CLIMBER

Disamping fungsi utamanya untuk pembuatan raise, dapat pula


diaplikasikan untuk vein ming, dan perbesaran shaft.
Vein Mining
Menambang urat tegak atau sedikit miring yang relatif tipis.
Penggalian dilakukan diantara dua level berjarak 20-40 m.
Pertama-tama dilakukan penggalian pilot raise atau slot raise yang
akan mengurangi pengaruh tekanan batuan, kemudian disusul
pemboran horisontal.
Perbesaran Shaft
Untuk ukuran shaft yang luas dimana tidak memungkinkan
pembuatan secara full face, maka pembuatan shaft dilakukan
secara pilot raise (yang menembus dua buah level) dan kemudian
memperbesar (dengan pemboran horisontal) ampai ukuran yang
diiinginkan.
Pada pilot raise, gerakan platform dari bawah ke atas, sedangkan
pada perbesaran shaft dari bawah ke atas.
RAISING
(1). Manual, (2) Raise Climber, (3) Raise Boring
Raise Boring
Hal 40
PR
1a. Jelaskan dan gambarkan penggunaan Alimak Method untuk vein mining
1b. Jelaskan dan gambarkan penggunaan Alimak Method untuk perbesaran
shaft
2a. Jelaskan klasifikasi hand-held drill berdasarkan arah pemborannya, berikut
masing-masing penggunaannya.
2b. Jelaskan klasifikasi Jumbo Drill berdasarkan “undercarriage-nya” berikut
masing-masing pemanfaatannya.

Anda mungkin juga menyukai