Anda di halaman 1dari 20

Analisis praktik klinik keperawatan pada pasien hipertensi grade II

dengan inovasi intervensi rendam kaki air hangat terhadap penurunan


tekanan darah Ruang Perawatan Rumah Sakit Islam Yarsi Pontinak”.

OLEH :
Inggi Dwi Elvandari
NIM: 891171069
Latar Belakang
 Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian/mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada
dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto, 2014).

(Riskesdar , 2013; Dinkes Kota Pontianak, 2017; Goldsztmidt, 2013; WHO, 2011)
Latar Belakang
Peningkatan prevalensi hipertensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8
persen data dari dinas kesehatan kota Pontianak tahun 2016
terdata sebanyak 3.859 penderita hipertensi. Ini membutuhkan
perhatian yang sangat serius dari tenaga-tenaga kesehatan agar
hipertensi dapat dicegah.

Pengendalian Inovasi Intervensi


faktor resiko keperawatan
Hipertensi

TERAPI RENDAM
KAKI AIR HANGAT
Tujuan Penulisan
Umum
Menganalisis Asuhan Keperawatan pada pasien hipertensi grade II
dengan inovasi intervensi rendam kaki air hangat terhadap penurunan
tekanan darah.
Khusus

1. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan


Hipertensi Grade II
2. Menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Hipertensi grade II dengan intervensi rendam kaki air
hangat.
3. Menganalisis pengaruh intervensi rendam kaki air hangat
terhadap penurunan tekanan darah.
TINJAUAN PUSTAKA....

Hipertensi adalah suatu keadaan


dimana seseorang mengalami Pencegahan Hipertensi :
peningkatan tekanan darah di atas - Diet rendah lemak
normal yang ditunjukan oleh angka - Hindari alkohol dan stress
sistolik (bagian atas) dan diastolik - Olahraga
(bagian bawah) pada pemeriksaan - Berhenti merokok, kopi,
tekanan darah menggunakan alat turunkan BB, kolesterol
pengukur tekanan darah baik berupa - Latihan/excersise
cuff air rakasa ataupun alat digital Febry , (2013)
lainnya (Rudianto, 2013).

Kategori Tekanan darah Tekanan darah Diastolik (mmHg)


Sistolik (mmHg)
Optimal <120 < 80
Normal <130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Tingkat/grade I (hipertensi ringan) 140- 149 90-94
Sub-group: perbatasan
Tingkat/grade II (sedang) 160– 179 100 – 109
Tingkat/grade III (Berat) ≥180 ≥110 mmHg
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
(isolated sistolic hipertention)
Sub-group: Perbatasan
140-149 <90
TINJAUAN PUSTAKA.....

Etiologi: Manifestasi klinis :


1. Primer (essensial); hipetensi a. Tidak ada gejala
yg blm diketahui pasti b. Gejala yang lazim; seperti sakit kepala,
penyebabnya. sesak nafas, gelisah, muntah,
2. Sekunder; akibat penyakit kesadaran menurun.
tertentu c. Peningkatan tekanan darah > 140/90
mmHg ,
d. Sakit kepala
e. Pusing
f. Rasa berat ditengkuk

(Padila, 2013).

95% penderita hipertensimerupakan primer dan yang 5% nya adalah penderita


hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat diketahui (Padila, 2013).
Patofisiologi
 Pada saat cemas, sistem syaraf simpatis merangsang
pembuluh darah, sebagai rangsangan emosi. Medulla
adrenal (kelenjar penghasil hormon yang terdapat diatas
ginjal) mengeluarkan epinefrin (adrenalin) yang
menyebabkan vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah.
Vasokontriksi menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang
sehingga merangsang pelepasan renin oleh ginjal.
 Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl dengan cara mereabsorsi dari
tubulus ginjal. (Joyce & Jane, 2014).
 Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal. sehingga
akan meningkatkan volume darah dalam tubuh, melepaskan
hormon epinefrin (adrenaline) dan neropinefnn
(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh
darah (Smeltzer & Bare, 2012).
penatalaksanaan, :
Pencegahan Febry
(2013), :
1. Mengurangi konsumsi garam.
Kebutuhan garam perhari 5gr
(1sdt)
2. Mencegah kegemukan
3. Obesitas merupakan faktor Non Farmakologi
Farmakologi
resiko terjadinya hipertensi
4. Membatasi konsumsi lemak
5. Olahraga teratur TERAPI RENDAM
6. Makan buah dan sayuran segar KAKI
7. Tidak merokok dan tidak
minum alcohol
8. Latihan relaksasi/meditasi
9. Berusaha membina hidup yang
positif
Terapi Rendam Kaki Air Hangat
 Rendam kaki air hangat adalah terapi dengan cara merendam kaki
hingga batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air hangat.
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah pada bagian kaki
(Chaiton, 2002 dalam anisa 2015).
Tujuan

 melancarkan perederah darah, dan memicu syaraf yang ada pada telapak kaki
untuk bekerja. Saraf yang ada pada telapak kaki menuju ke organ vital tubuh
diantarnya menuju ke jantung, paru-paru, lambung, dan pankreas (Satria, 2018).

Prinsip kerja
 Terapi rendam kaki dengan air hangat dapat terjadi secara konduksi dimana
terjadi secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas/hangat kedalam tubuh
karena ada banyak titik akupuntur di telapak kaki yaitu ada enam meridian
 Metode perendaman kaki dengan air hangat memberikan efek fisiologis terhadap
beberapa bagian tubuh organ manusia seperti jantung. Tekanan hidrotastik air
terhadap tubuh mendorong aliran darah dari kaki menuju ke rongga dada dan
darah akan berakumulasi di pembuluh darah besar jantung
Kontra Indikasi Terapi Rendam Air
Hangat
Kontra indikasi terapi rendam air hangat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
(2004) dalam Inayah (2017) yaitu :

a. Kehamilan kurang dari 6 bulan


b. Kehamilan dengan resiko tinggi :
c. Hamil pertama dengan umur kurang dari 16 tahun
d. Kehamilan diatas usia 35 tahun
e. Pernah keguguran atau melahirkan anak prematur
f. Kehamilan dengan penyakit (tekanan darah tinggi, diabetes)
g. Menderita obesitas berat badan Indeks Masa Tubuh (IMT) > 30
h. Menderita kanker
kasus kelolaan utama
Pengkajian
Keluhan Utama :
Tn. F 45 tahun mengatakan nyeri kepala, pusing, leher terasa tegang. pasien mengatakan
aktivitas sebagian dibantu oleh istrinya. Hasil pemeriksaan fisik suhu 36,5 º C , nadi, 88 x/mnt,
TTV; TD :170/120 Mmhg , RR 22x/menit , GCS : E : 4, V:5 M :6, k/u Lemah, penilaian ( P:
peingkatan Tekanan Darah Q: berdenyut R: kepala dan tengkuk bagian belakang S: 7 T: Hilang
timbul.)
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi dan mengalami sakit kepala disertai tegang
pada tengkuk. kondisi pasien saat masuk UGD kondisi lemah, kesadaran composmentis, TTV
TD :170/120 Mmhg, N : 88 RR : 20x/mnt, S ; 36,5

Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan dirinya sebelumnya belum pernah mengalami Hipertensi atau penyakit
keturunan lainnya.

Riwayat keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah mengalami Hipertensi atau
penyakit keturunan lainnya.
Analisa data
No. Data Senjang Etiologi Problem
1 DS : Penurunan COP
Penurunan curah
- Pasien mengatakan leher terasa tegang.
- Kepala pusing jantung
DO :
- TTV : perubahan afterload jantung
TD : 170/120 N : 88x/mnt S : 36,5 RR : 20x/mnt
- Pasien tampak lelah

vasokontriksi pembuluh darah


2 DS : Vasokonstriksi cerebral Nyeri akut
P: Pasien mengatakan nyeri pada kepala karena
hipertensi.
Q: paien mengatakan nyeri seperti tertimpa
benda berat
peningkatan pembuluh darah otak
R: pasien mengatakan nyeri pada kepala
S: Skala Nyeri 7
T: Kadang-kadang
DO :
- Pasien tampak lemah Resistensi pembuluh darah otak
- wajah tampak meringis kesakitan.
- TTV :
TD : 170/120 N : 82x/mnt S : 36,5 RR : 20x/mnt
- PQRst pada Skala nyeri 7
3 DS : Kurangnya kontrol tidur Gangguan pola
- Pasien mengatakan tidur sering terbangun .
- Pasien mengatakan leher terasa tegang. tidur
- Pasien mengatakan sedikit cemas
DO :
rasa nyeri
- Mata tampak sayu
- wajah tampak meringis kesakitan.
- TTV :
TD : 170/120 N : 82x/mnt S : 36,5 RR :
20x/mnt Meningkat pembuluh darah otak
- PQRST pada Skala nyeri 7
Analisis proses keperawatan dengan konsep teori
dan kasus terkait
 Hasil fokus pengkajian pada Tn. F dengan Tn. F mendapatkan terapi pengobatan
kasus hipertensi dengan keluhan utama selama di rawat yaitu : Infus asering 20
klien mengatakan keluhan nyeri kepala, tetes per menit makro, Analgetik (as.
tengkuk terasa tegang, klien tampak mefenamat) tab 2 x 500 mg per oral,
meringis,susah tidur. PQRST : Skala 7 Captopril oral 2 x 50 mg, Injeksi ranitidine 3
Manifestasi klinis pada klien dengan x 25 mg (intravena)
hipertensi Padila (2013) adalah : Jenis obat antihipertensi yang sering
 Peningkatan tekanan darah > 140/90 digunakan menurut Satria (2018) adalah
mmHg sebagai berikut :
 Sakit kepala ACE Inhibitor
 Pusing/migran  Merupakan obat yang memperlambat
 Rasa berat ditengkuk aktivitas enzim ACE, yang mengurangi
produksi dari angiotensin II sehingga
 Penyempitan pembuluh darah mengakibatkan melebarnya pembuluh
 Sukar tidur darah dan tekanan darah berukurang.
 Lemah dan lelah Contoh: Enapril, captopril, Lisinopril,
 Nokturia Benazepril, dan Quinapril.
 Azotemia
 Sulit bernafas saat beraktifitas
Analisis Penerapan Intervensi Berdasarkan Evidence Based Nursing
Practice
Grafik 4.1
Observasi Tekanan Darah Selama Pemberian Intervensi
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3

Sistolik Diastolik Linear (Sistolik) Linear (Diastolik)

 Grafik 4.1 menunjukan hasil Observasi selama tiga hari intervensi rendam
air hangat terjadi penurunan tekanan darah Sistolik sebesar (10 MmHg)
dan pada diastolik (10MmHg).
 Hari ke 1 intervensi TD pasien 160/110 MmHg, pada hari ke 2 intervensi
turun 150/100 MmHg dan pada hari 3 menjadi 140/90 MmHg. Rendam air
hangat diberikan dengan lama rendam 15-25 menit dengan suhu 37,7-
<40,5ºC.
Analisis Penerapan Intervensi Berdasarkan Evidence Based Nursing
Practice

 hari ke-3 menunjukan penurunan tekanan darah sebesar sistolik 10


mmHg dan diastolik 10 mmHg. Menurut Asia Traditional Chinese
Medicine (2013) dalam Solechah (2017)
 Perubahan tekanan darah setelah dilakukan rendam kaki menggunakan
air hangat yaitu mendilatasi pembuluh darah, melancarkan peredarah
darah, dan memicu syaraf yang ada pada telapak kaki untuk bekerja.
Saraf yang ada pada telapak kaki menuju ke organ vital tubuh diantarnya
menuju ke jantung, paru-paru, lambung, dan pankreas (Satria, 2018).
Alternatif Pemecahan masalah atau solusi yang dapat
dilakukan
 Intervensi yang dilakukan berdasarkan evidance based nursing practice
yang dilakukan penulis kepada pasien dengan penyakit hipertensi.
Alternatif pemecahan masalah ketidakstabilan kadar tekanan darah
adalah dengan memberikan pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
yang baik, secara farmakologi maupun non farmakologi.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kasus pasien yang mengalami peningkatan kadar tekanan
darah dan riwayat penyakit hipertensi terjadi penurunan kadar tekanan darah dalam
darah sebesar 10 mmHg/dL setelah diberikan intervensi inovasi dengan jarak 15-20
menit dengan hasil pada hari ke 1 intervensi TD pasien 160/110 MmHg, pada hari ke
2 intervensi turun 150/100 MmHg dan pada hari 3 menjadi 140/100-130/90 MmHg.
Rendam air hangat diberikan dengan lama rendam 15-25 menit dengan suhu 37,7-
<40,5ºC ini membuktikan bahwa terapi rendam kaki efektif untuk diberikan pada
pasien dengan masalah hipertensi.
Saran
1. Bagi Pasien
Pemberian terapi rendam kaki air hangat dapat diaplikasikan sebagai salah satu
alternatif pengobatan nonfarmakologis pada pasien hipertensi.
2. Bagi Rumah sakit
Terapi rendam kaki air hangat digunakan sebagai acuan dalam pemberian asuhan
keperawatan yang baik pada pasien yang menjalani perawatan dirumah sakit
banyaknya khasiat dan manfaat bagi pasien yang menjalani perawatan di Rumah
Sakit sebagai penunjang kesembuhan pasien khususnya yang mengalami hipertensi
3. Peneliti Selanjutnya
Karya Ilmiah Ahkir Ners ini dapat menjadi acuan pembelajaran untuk menegakan
sebuah diangnosa keperawatan yang prioritas serta memberikan intervensi
keperawatan yang tepat serta rasional
Standar operasional prosedur
Pengertian
Rendam kaki air hangat adalah terapi dengan cara merendam kaki hingga batas 10-15 cm
diatas mata kaki menggunakan air hangat. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah pada bagian kaki

Indikasi Pasien yang memiliki penyakit hipertensi


Waktu Pemberian dilakukan 15-20 menit
Tujuan 1. Menurunkan Tekanan Darah
2. Memicu syaraf pada telapak kaki
3. Memperlebar pembuluh darah
Persiapan Alat 1. Spignomanometer
2. Baskom berisi air hangat
3. Suhu air 37,7-<40,5ºC
Prosedur 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mejelaskan Prosedur yang akan dilakukan
4. Mengukur tekanan darah sebelum dilakukan tindakan
5. Cuci tangan
6. Ambil baskom atau ember berisi air hangat
7. Pasien meletakan kaki kedua kedalam baskom berisi air hangat selama 15-20 menit.
8. Mengukur tekanan darah setelah dilakukan tindakan

Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan


2. Menyiapkan rencana tindak lanjut
... Terima kasih ...

Anda mungkin juga menyukai