Anda di halaman 1dari 13

JUSMITA

21806149
KELAS E (NONREG)
• Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 April 2019 di
dapatkan data Tn Bahar sebagai kepala keluarga dengan
umur 49 tahun, pendidikan terakhir SD, suku Bugis, agama
Islam , pekerjaan petani dengan penghasilan yang tidak
menentu beralamat di Bonto-tangnga Desa Tabo-Tabo Kec.
Bungoro Kab. Pangkep.
• Tn Bahar saat ini mengeluh sering batuk, sesekali sesak, flu,
sakit kepala, demam, dan mengeluarkan dahak sedikit-sedikit,
Tn Bahar hanya mengira flu biasa yang terjadi pada dirinya
dan Tn Bahar mengatakan memiliki tetangga samping rumah
dengan penyakit yang sama. Tanda-tanda vital klien yaitu
Tekanan Darah 130/90 mmHg, Suhu 38 ºC, Nadi 90 x/i,
Pernapasan 26x/i, Berat Badan 52 Kg dan Tinggi Badan 165
Cm. Tn Bahar menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) sejak ± 1 tahun yang lalu dan pernah dilakukan
tindakan perawatan di puskesmas.
• Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan diagnosis
keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif yang
ditandai dengan data subjektif : Klien mengatakan demam,
sakit kepala, flu, sesekali sesak, batuk, dan mengeluarkan
dahak sedikit-sedikit. Data objektif : Suara napas ronchi,
Pernapasan 26x/menit, Pasien tampak gelisah. Dan Resiko
terjadinya penularan terhadap keluarga yang ditandai dengan
data subjektif : Klien hanya mengira flu biasa yang terjadi
pada dirinya dan klien mengatakan memiliki tetangga samping
rumah dengan penyakit yang sama. Data objektif : Kurang
ventilasi, keadaan rumah yang kurang bersih, Rumah yang
padat.
• Berdasarkan diagnosis keperawatan • intervensi resiko terjadinya penularan
bersihan jalan nafas tidak efektif, terhadap keluarga adalah (1) kaji
intervensi yang dibuat adalah (1) kaji pengetahuan keluarga tentang Infeksi
fungsi pernafasan, (2) berikan pasien Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (2)
posisi semi fowler atau fowler, (3) berikan penjelasan pada keluarga
bantu/ajarkan batuk efektif dan tentang tentang resiko penularan pada
latihan jalan nafas, (4) kolaborasi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
pemberian obat. (3) diskusikan dengan keluarga
tentang dampak jika ISPA tidak di
atasi, (4) jelaskan pada keluarga cara
yang bisa dilakukan untuk mengatasi
resiko terjadinya penularan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (5)
jelaskan pada keluarga tentang
fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan untuk mengatasi resiko
penularan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA).
Kunjungan pertama

• Implementasi keperawatan bersihan jalan nafas tidak


efektif yang dilakukan pada Tn Bahar sesuai
dengan intervensi keperawatan yaitu (1) mengkaji
fungsi pernafasan : 26 x /menit. (2) Memberikan
pasien posisi semi fowler atau fowler : pasien nyaman
dengan posisi semi fowler. (3)
Membantu/mengajarkan batuk efektif dan latihan
jalan nafas : pasien mengerti dan tau cara batuk
efektif dan latihan nafas dalam. (4) Kolaborasi
pemberian obat : OBH dan Vitamin. Lanjutkan
intervensi.
• Implementasi keperawatan resiko terjadinya penularan terhadap keluarga
adalah (1) mengkaji pengetahuan keluarga tentang Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) : klien mengatakan belum mengenal tentang Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) lebih dalam, (2) Memberikan penjelasan
pada klien dan keluarga tentang tentang resiko penularan pada Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan keluarga belum memahami
tentang penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). (3) Mendiskusikan
dengan klien dan keluarga tentang dampak jika ISPA tidak di atasi : klien
dan keluarga mengatakan belum mengetahui dampak jika tidak mengatasi
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) secara dini, (4) Menjelaskan
pada klien dan keluarga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi resiko
terjadinya penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan
keluarga mengatakan belum mengerti cara yang dapat di lakukan untuk
mengatasi resiko terjadinya penularan terhadap keluarga. (5) Menjelaskan
pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi resiko penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) :klien dan
keluarga mengatakan pelayanan kesehatan sangat membantu kondisi Tn
Bahar. Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4.
• Implementasi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
yang dilakukan pada Tn Bahar sesuai dengan intervensi
keperawatan yaitu (1) mengkaji fungsi pernafasan : 24 x
/menit. (2) Memberikan pasien posisi semi fowler atau fowler :
pasien nyaman dengan posisi semi fowler. (3)
Membantu/mengajarkan batuk efektif dan latihan jalan nafas :
pasien mengerti dan tau cara batuk efektif dan latihan nafas
dalam. (4) Kolaborasi pemberian obat : OBH. Lanjutkan
intervensi.
• Implementasi keperawatan resiko terjadinya penularan terhadap
keluarga adalah (1) mengkaji pengetahuan keluarga tentang Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien mengatakan masih belum
terlalu mengenal tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (2)
Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang tentang
resiko penularan pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien
dan keluarga sudah memahami tentang penularan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). (3) Mendiskusikan dengan klien dan keluarga
tentang dampak jika ISPA tidak di atasi : klien dan keluarga
mengatakan sudah mengetahui dampak jika tidak mengatasi
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) secara dini, (4)
Menjelaskan pada klien dan keluarga cara yang bisa dilakukan
untuk mengatasi resiko terjadinya penularan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan keluarga mengatakan mengerti
cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi resiko terjadinya
penularan terhadap keluarga. Lanjutkan intervensi 1 dan 4.
• Implementasi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
yang dilakukan pada Tn Bahar sesuai dengan intervensi
keperawatan yaitu (1) mengkaji fungsi pernafasan : 20 x
/menit. (2) Memberikan pasien posisi semi fowler atau fowler :
pasien nyaman dengan posisi semi fowler. (3)
Membantu/mengajarkan batuk efektif dan latihan jalan nafas :
pasien mengerti dan tau cara batuk efektif dan latihan nafas
dalam. (4) Kolaborasi pemberian obat : -
• Implementasi keperawatan resiko terjadinya penularan
terhadap keluarga adalah (1) mengkaji pengetahuan keluarga
tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien
mengatakan sudah mengenal tentang Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), (4) Menjelaskan pada klien dan
keluarga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi resiko
terjadinya penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) :
klien dan keluarga mengatakan sudah melakukan cara
pencegahan penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
• Evaluasi pada klien Tn Bahar setelah dilakukan implementasi
keperawatan selama 3 kali kunjungan adalah jalan nafas efektif
ditandai dengan adanya kemampuan untuk bernafas, jalan nafas
bersih, tidak ada sumbatan, frekuensi irama dan kedalaman nafas
normal, serta tidak ditemukan adanya tanda hipoksia.
• Klien dan keluarga mampu mengatasi resiko penularan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang dialami Tn Bahar ditandai
dengan klien sudah mengenal tentang Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA), klien dan keluarga sudah memahami tentang penularan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), klien dan keluarga sudah
mengetahui dampak jika tidak mengatasi penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) secara dini, klien dan keluarga sudah
mengerti cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi resiko
terjadinya penularan terhadap keluarga, klien dan keluarga
mengatakan pelayanan kesehatan sangat membantu kondisi Tn
Bahar.

Anda mungkin juga menyukai