Anda di halaman 1dari 68

25/04/2019 1

KELOMPOK 3 MODUL 4. TUBERKULOSIS

Tutor : Anggota :

dr. Noviana Zara Asra Mufasra


Atikah Putri Atmojo
Fitria Fonna
Laila Syifa Rahmi
Mahathir Musfira
Nadya Indriati
Puti Azilla Yuditya
Tiara Ayu Zulvani
Yuhanis

25/04/2019 2
SKENARIO 4 : PMO
Ibu Salma, berusia 56 tahun datang ke puskesmas Dewantara dengan keluhan
batuk berdarah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, keluhan disertai dengan
demam pada malam hari serta sering berkeringat. Ibu Salma mengaku sudah 3 bulan
ini menderita batuk yang tidak kunjung sembuh. Awalnya batuk berdahak dengan
warna kuning kehijauan tidak disertai darah, ia merasa nafsu makannya berkurang dan
BB turun selama 3 bulan ini. Pada pemeriksaan auskultasi paru kiri atas terdengan
amphoric sound, pada pemeriksaan sputum ditemukan BTA (+).

Dari anamnesis lebih lanjut didapat bahwa 2 tahun lalu bu Salma menjalani
pengobatan OAT selama 6 bulan untuk penyakit batuknya, tetapi setelah 3 bulan
pengobatan, ia menghentikan pengobatannya karena sudah merasa sembuh. Dokter
merencanakan harus ada PMO untuk ibu Salma supaya program penanggulangan TB
nasional dan Internasional tercapai serta menghindari terjadinya komplikasi. Dokter
juga akan melihat kondisi ibu Salma lebih lanjut, apakah perlu rujukan ke rumah sakit
Cut Meutia untuk pemeriksaan penunjang. Kemudian anak ibu Salma juga diperiksa
dan ditemukan 3 benjolan berdiameter masing-masing 1 cm di daerah supraklavikula
dextra, tidak nyeri dan mobile.
Bagaimana kondisi yang dialami ibu Salma dan anaknya?

25/04/2019 3
JUMP 1. TERMINOLOGI MEDIS

Amforic sound  Suara nafas yang berasal dari kavernei/pneumothoraks


dengan fistel yang terbuka,bunyinya seperti botol kosong
yang ditiup.

TBC  Radang pada parenkim paru / organ lain yang disebabkan


oleh kuman mycrobacterium tuberkulosis.

BTA  Bakteri yang berbentuk batang/basil dan tahan terhadap


asam saat pewarnaan. Contoh : M.Tuberkulosis, M.Leprae

OAT  Obat anti tuberkulosis yang membasmi mikroorganisme


seperti M.Tuberkulosis.

PMO  Seseorang yang mendampingi dan mengawasi pasien TB


dalam menelan obat.

25/04/2019 4
JUMP 2-3. RUMSAL- HIPOTESIS
1. Kenapa bu salma mengeluh batuk berdarah, demam pada malam hari dan berkeringat?

Jawab :
Berdarah : adanya proses inflamasi yg terjadi pada saluran pernapasannya yang
mnyebabkan terbentuknya lesi di paru-paru atau bronkus/ bronkioli / pecahnya
pembuluh darah→ berdarah
Demam : adanya inflamasi→ dapat mempengaruhi termoregulator yang mengatur suhu
yg berada di hipotalamus → ↑suhu tubuh
Keringat malam : cara tubuh untuk menurunkan suhu tubuh agar sama dengan set point
di hipotalamus dengan cara mengeluarkan keringat

2. Mengapa nafsu makan menurun & terjadi penurunan BB dalam 3 bulan ?

Jawab :
Infeksi bakteri mikobakteri tuberkulosis →makrofag aktif dan mengeluarkan mediator
inflamasi (TNF) → menekan nafsu makan

25/04/2019 5
3. Apa yang mnyebabkan ibu salma tidak sembuh selama 3 bulan ?

Jawab :
Ibu salma → tipe kasus drop out Tidak meminum obat secara tuntas seperti yang sudah
dijadwalkan oleh dokter  dapat mengakibatkan MDR-TB

4. Bagaimana interpretasi px auskultasi & px sputum ?

Jawab :
Px fisik : amphoric sound → menandakan adanya kavitas yang besar dan mengenai
bronkus
Px sputum :
Dikatakan positif bila:
1. sekurang-kurangnya dijumpai 2 dari 3 spesimen yang menunjukkan BTA positif
2. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif dan didukung oleh pemeriksaan radiologi
dengan gambaran tuberkulosis aktif
3. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif, dan didukung oleh px biakan
mikobakterium TB positif
25/04/2019 6
5. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur, dan faktor-faktor resiko lain untuk
penyakit ibu salma?

Jawab :
Umur → lanjut usia imunitas tubuh ↓
Jenis kelamin→ laki-laki lebih bnyak daripada perempuan
Faktor resiko lain
1. Penyakit HIV
2. Lingkungan kumuh
3. Orang dengan immunosupressif

6. Apa Dx dan DD bu salma ?

Diagnosis: TB paru

DD
1. Pneumonia
2. Kanker paru
3. Abses paru

25/04/2019 7
7. Gejala lain selain diskenario?

Jawab :
1. lokal: gejala respiratorik
2. Sistemik: demam, lemas,tdk ada nafsu makan, BB menurun

8. Bagaimana indikasi, contoh obat, efek samping, dan dampak dari pemberhentian
pemakaian obat sebelum waktunya?

Jawab :
Indikasi :
-Fase intensif: 2-3 bulan pengobatan
-Fase lanjutan : 4-7 bulan pengobatan
Contoh obat dan efek samping:
-Rifampisin : ES : mual, muntah, kemerahan pada kulit
-Pirazinamid: ES : nyeri sendi,mual
-Etambutol : ES : gangguan penglihatan
-Isoniazid : ES : mialgia, kesemutan
-Streptomisin: ES : kerusakan N. VIII
Dampak jika dilakukan pemberhentian obat : akan terjadi kasus MDR - TB
25/04/2019 8
9. Siapa PMO ? Apa syarat dan tugasnya ?

Jawab
Petugas kesehatan, Orang lain (kader, tokoh masyarakat, dll), Suami, istri, keluarga,
orang serumah

Syarat PMO

Bersedia dengan sukarela membantu pasien TB sampai sembuh selama pengobatan


dengan obat anti TB (OAT) dan menjaga kerahasiaan bila penderita juga HIV/AIDS
Diutamakan petugas kesehatan, pilihan lain adalah kader kesehatan, kader dasawisma,
kader PPTI , kader PKK atau anggota keluarga yang disegani pasien

Tugas PMO
Bersedia mendapat penjelasan di poliklinik
Melakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat
Mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal yang telah
ditentukan
Memberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratus sampai selesai
Mengenali efek samping ringan obat dan menasehati pasien agar tetap mau menelan
obat

25/04/2019 9
10. Apa program penanggulangan TB nasional dan internasional?

Jawab :
STARNAS: PMO → 6 strategi
Internasional: WHO, DOTS
“TEMPO”

11. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat dilakukan pada kasus bu salma ?

Jawab :
1. Px radiologi
2. Px PCR
3. Px ELISA
4. ICT
5. Px darah
6. Px cairan pleura

25/04/2019 10
12. Apa tatalaksana awal dan indikasi rujuk ?

- Tatalaksana awal:
Farmakologi : Rifampisin, pirazinamid, isoniazid, etambutol, streptomisin

-Indikasi :
Adanya komplikasi dan dirujuk ke dokter spesialis paru

13. Apa komplikasi dan bagaimana prognosisnya ?

-Komplikasi :
Batuk darah, pneumonia thorax, efusi pleura

-Prognosis :
1. Terapi yg cepat akan sembuh dengan baik
2. Bila daya tahan tubuh baik prognosis baik dan sebaliknya

25/04/2019 11
14. Mengapa anak bu salma dijumpai benjolan didaerah supraklavikula dextra,tidak nyeri
dan mobile ?

Jawab :
•Kemungkinan anak buk salma mengalami limfadenitis TB yang merupakan manifestasi
lokal dari kuman TB
•Kemungkinan kuman termasuk tertular pada anaknya melalui inhalasi masuk ke paru,
menyebar secara limfogen, sehingga terjadi limfadenitis TB

15. Apadiagnosis pada kasus anak ibu slma ?

Jawab :
TB paru primer / chilhood TB

25/04/2019 12
16. Apa pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah TB ?

Jawab :
-Vaksin BCG pada bayi yg baru lahir
-TB paru dengan BTA+ : beri obat
-Memisahkan alat-alat yg dipakai oleh pasien TB dengan org yg sehat
-Jangan meludah sembarangan bagi penderita

25/04/2019 13
JUMP 4. SKEMA

25/04/2019 14
JUMP 5. LEARNING
OBJECTIVE
Mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan tentang :

1. TB Paru ( Dewasa & Anak-anak)


2. Penatalaksanaan
 Farmakologi TB Khusus dan MDR
 Non Farmako ( Starnas, Internas & PMO)
3. TB Ekstraparu
25/04/2019 15
LO 1

25/04/2019 16
Definisi
• penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru,
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.
Definisi dan • Kuman dorman, Tumbuh optimal suhu 37⁰C, ph 6.4-7.
etiologi

• dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen,ginjal,


tulang dan nodus limfe
patogenesis • TB primer, dan TB sekunder

• WHO: 8,8 jt kasus baru TB th 2002 dan 3,9 jt kasus BTA +, ⅓


penduduk dunia terkena TB dan 33% dari asia Tenggara
• Indonesia ke 3 didunia, setelah India dan China. 250.000
epidemiologi kasus baru Tb/th dan 140.000 kematian
25/04/2019 18
25/04/2019 19
P
E
N
Y
E
B
A
R
A
N
25/04/2019 20
25/04/2019 21
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala sistemik :
demam,malaise,
keringat malam,
anoreksia, BB turun

Gejala respiratorik :
batuk >2 minggu,
baatuk darah, sesak
nafas, nyeri dada

25/04/2019 23
25/04/2019 24
PEMERIKSAAN FISIK(1) DAN
DIAGNOSTIK(2-3)
Tanda infiltrat (redup, bronkial, ronki basah, dll)
Tanda penarikan difragma, para dan mediastinum
Sekret disaluran nafas serta ronki
Suara amforik berhubungan langsung dengan kaviti dan bronki

Px Bakteriologik
• dapat berasal dari sputum, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan
bronkus, bilasan lambung, urin dan jar biopsi

Pengambilan sputum 3x, setiap pagi 3 hari berturut-turut dengan cara:


-Spot (sputum sewaktu saat kunjungan)
-Sputum pagi (keesekon harinya)
-Spot (pada saat menghantarkan dahak pagi)

25/04/2019 25
Interpretasi hasil px:

- 2x positif, 1x negatif
:Mikroskopik +

-1x positif, 2x negatif


:ulang BTA 3x,

-3x negatif
:Mikroskopik –

Darah : LED↑
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Foto thoraks PA dengan atau tanpa foto lateral
-Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau
segmen apical lobus bawah.
-Bayangan berawan (patchy) atau bercak (nodular).
-Adanya kavitas, tunggal, atau ganda.

-Kelainan bilateral, terutama dilapangan atas paru.


-Adanya klasifikasi.
-Bayangan menetap pada foto ulang beberapa
minggu kemudian.
-Bayangan milier

25/04/2019 27
TATALAKSANA TB
Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan
pasien,mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan
rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT.

terbagi menjadi 2 fase dengan lama pengobatan selama 6-8 bulan.


1. obat lini pertama:
INH ,Rifampisin ,Pirazinamid ,Etambutol , streptomisin

2. obat lini kedua adalah :


kanamisin , kapriomisin , amikasin, sikloserin , etionamid, para amino salisikat (PAS)
Obat lini kedua hanya digunakan untuk kasus resistensi obat

3. Kombinasi
Paduan obat

25/04/2019 28
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di
bagi dalam beberapa kategori

1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

 Diberikan kepada:  Diberikan kepada :


 a. Penderita baru TBC paru a. Penderita kambuh.
BTA positif. b. Penderita gagal terapi.
 b. Penderita TBC ekstra paru
c. Penderita dengan
(TBC di luar paru-paru) berat pengobatan setelah lalai
minum obat.

3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
4. Kategori 4: RHZES
 Diberikan kepada penderita
 Diberikan pada kasus Tb
BTA (+) dan rontgen paru
mendukung aktif kronik .
 .

25/04/2019 30
25/04/2019 31
E
f
e
k
s
a
m
p
i
n
g
25/04/2019 32
1. Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis, usus

2. Komplikasi pada stadium lanjut:

a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah)  kematian


karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik
b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
c. Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
d. Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena pecahnya bula
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya

25/04/2019 33
25/04/2019 34
anak
 Prinsip dasar pengobatan TBC :
 Minimal 2 macam obat dan diberikan dalam waktu
relatif lama 6-12 bulan. PengobatanTBC dibagi
dalam 2 fase.
25/04/2019 36
Catatan :
Bila BB ≥33 kg dosis sesuai tabel yang sebelumnya.
Bila BB < 5 kg sebaiknya dirujuk ke RS.
Obat harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah)
LO 2

25/04/2019 38
25/04/2019 39
Pada kehamilan, Ibu menyusui
dan bayinya
 Pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengobatan TB
pada umumnya.
 Menurut WHO, hampir semua, kecuali streptomisin.
 Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang
ibu menyusui yang menderita TB harus mendapat
paduan OAT secara adekuat untuk mencegah
penularan kuman TB kepada bayinya.
 Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut
dapat terus disusui.
 Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan kepada
bayi tersebut sesuai dengan berat badannya.
TB MILIER

• Rawat inap
• Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
• Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan
klinik, radiologik dan evaluasi pengobatan , maka
pengobatan lanjutan dapat diperpanjang sampai dengan
7 bulan 2RHZE/ 7 RH
• Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas
- Tanda / gejala toksik
- Demam tinggi
• Kortikosteroid: prednison 30-40 mg/hari, dosis diturunkan 5-
10 mg setiap 5-7 hari, lama pemberian 4 - 6 minggu.
PLEURITIS EKSUDATIVA TB
(EFUSI PLEURA TB)
Paduan obat: 2RHZE/4RH.
• Evakuasi cairan, dikeluarkan seoptimal
mungkin, sesuai keadaan penderita dan
berikan kortikosteroid
• Dosis steroid : prednison 30-40 mg/hari,
diturunkan 5-10 mg setiap 5-7 hari,
pemberian selama 3-4 minggu.
• Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB
dengan lesi luas dan DM. Ulangan
evakuasi cairan bila diperlukan
TB PARU DENGAN HIV / AIDS

• Paduan obat yang diberikan • Obat suntik kalau dapat


berdasarkan rekomendasi dihindari kecuali jika
ATS sterilisasinya terjamin
yaitu: 2 RHZE/RH diberikan • Jangan lakukan
sampai 6-9 bulan setelah desensitisasi OAT pada
konversi dahak penderita HIV /
• Menurut WHO paduan obat  AIDS (mis INH, rifampisin)
dan lama pengobatan karena mengakibatkan
sama dengan TB paru toksik yang serius pada
tanpa HIV / AIDS. hati
• Jangan berikan Thiacetazon • INH diberikan terus menerus
karena dapat seumur hidup.
menimbulkan toksik yang • Bila terjadi MDR,
hebat pada kulit. pengobatan sesuai uji
resistensi

25/04/2019 43
25/04/2019 44
TB PARU DENGAN DIABETES
MELITUS (DM)
• Paduan obat: 2 RHZ(E-S)/ 4 RH dengan regulasi baik/ gula
darah terkontrol
• Bila gula darah tidak terkontrol, fase lanjutan 7 bulan :
2RHZ(E-S)/ 7 RH
• DM harus dikontrol
• Hati-hati dengan penggunaan etambutol, karena efek
samping etambutol ke mata; sedangkan penderita DM
sering mengalami komplikasi kelainan pada mata
• Perlu diperhatikan penggunaan rifampisin akan mengurangi
efektiviti obat oral anti diabetes (sulfonil urea), sehingga
dosisnya perlu ditingkatkan
• Perlu kontrol / pengawasan sesudah pengobatan
selesai,untuk mengontrol / mendeteksi dini bila terjadi
kekambuhan
TB Paru dan Gagal Ginjal

TB Paru dan Gagal Ginjal


• Jangan menggunakan OAT streptomisin,
kanamisin dan capreomycin
 Sebaiknya hindari penggunaan etambutol
karena waktu paruhnya memanjang dan
terjadi akumulasi etambutol.
 Dalam keadaan sangat diperlukan, etambutol
dapat diberikan dengan pengawasan kreatinin
• Sedapat mungkin dosis disesuaikan dengan
faal ginjal
(CCT, Ureum, Kreatnin)
• Rujuk ke ahli Paru
TB Paru dengan Kelainan Hati

• Bila ada kecurigaan gangguan fungsi hati, dianjurkan


pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan
• Pada kelainan hati, pirazinamid tidak boleh digunakan
• Paduan Obat yang dianjurkan / rekomendasi WHO: 2
 SHRE/6 RH atau 2 SHE/10 HE
• Pada penderita hepatitis akut dan atau klinik
ikterik,sebaiknya OAT ditunda sampai hepatitis
akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan
sangat diperlukan dapat diberikan S dan E maksimal
3 bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan
dilanjutkan dengan 6 RH
• Sebaiknya rujuk ke ahli Paru
Hepatitis Imbas Obat
• Dikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan
obatobat hepatotoksik (drug induc
• Penatalaksanaan
- Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala / mual, muntah [+])→
OAT Stop
- Bila klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:
 Bilirubin > 2 → OAT Stop
 SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
 SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (+) : OAT stop
 SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (-) → teruskan
 pengobatan, dengan pengawasan hepatitis
MDR
Multi drug resistant TB (MDR TB)
didefinisikan sebagai resistensi terhadap
dua agen anti-TB lini pertama yang paling
poten yaitu isoniazide (INH) dan rifampisin.
Multi Drug Resistent (MDR -TB C)

• isolat M. tuberculosis yang resisten terhadap dua atau


lebihOAT lini pertama, biasanya isoniazid dan rifampisin.
Manajemen TBC menjadi semakinsulit dengan meningkatnya
resistensi terhadap obat anti TBC yang biasa dipakai.

• pemakaian tunggal, penggunaan paduan obat yang tidak


memadai termasuk pencampuran obat yang tidak dilakukan
dengan benar, kurangnya kepatuhan minum obat.

• sulit ditentukan karena kultur sputum dan uji kepekaan obat


tidak rutin dilaksanakan ditempat-tempat dengan prevalensi
TBC tinggi.
Prinsip Penatalaksanaan
MDR/XDR
• Gunakan DOT utk semua dosis
• Gunakan pemberian harian,
tidakintermitten
• Lama pengobatan minimum 18-24 bulan
• Bila mungkin, teruskan obat suntik palingt
idak 6 bulan setelah konversi biakan
• Teruskan paling tidak tiga obat oral gunal
ama pengobatan yang sempurna
Merancang Pengobatan MDR/XDR
Prinsip Umum dari WHO
• Penggunaan paling tidak 4 obat-
obatan sangatmungkin akan efektif.
• Jangan menggunakan obat yang mempunya
iresistensi silang (cross-resistance ).
• Singkirkan obat yg tidak aman untuk pasien.
• Gunakan obat dari grup 1-
5 dgn urutan ygberdasarkan kekuatannya.
• Harus siap mencegah, memantau danmena
nggulangi efek samping obat yg dipilih.
Penatalaksanaan MDR TB Dasar
 Grup 1 - OAT lini pertama:
 isoniasid, rifampisin, etambutol,pirasinamid•
 Grup 2 - Obat suntik:
 streptomisin, kanamisin, amikasin,kapreomisin,
(viomisin)•
 Grup 3 - Fluoroquinolon:
 ciprofloxasin, ofloxasin, levofloxasin,moxifloxasin,
(gatifloxasin)•
 Grup 4 - Obat bakteriostatis oral:
 etionamid, cicloserin, para-aminosalicylic
acid (prothionamid, thioacetazon, terisadon)•
 Grup 5 - Obat belum terbukti:
 clofasamin, amoxicillin/klavulanat,claritromisin, linezolid
PMO
•  seorang yang berfungsi mengawasi, memberikan dorongan dan
memastikan penderita TBC menelan Obat Anti TBC secara teratur.

• Sebagai seorang PMO haruslah dari seseorang yang dikenal dan


dipercaya dari pihak penderita, keluarga dan petugas kesehatan yang
bersedia membantu mengawasi penderita dalam masa pengobatan,

• karena tugas dari PMO adalah mengawasi dan memberi dorongan


pada penderita TBC agar lebih patuh dalam pengobatan dan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan hingga tuntas (Keputusan
Menteri Kesehatan Republic Indonesia, 2009)

25/04/2019 54
Tujuan PMO
 (PMO) Menurut Ditjen PPM dan PLP
(1997) bahwa tujuan penggunaan
Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah :
1) menjamin ketekunan dan keteraturan
pengobatan sesuai jadwal yang ditentukan
pada awal pengobatan,
 2) menghindari penderita dari putus
berobat sebelum waktunya, dan
 3) mengurangi kemungkinan pengobatan
dan kekebalan terhadap OAT.
 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang PMO
adalah :
1) seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui,
baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain
itu harus disegani dan dihormati oleh pasien,
2) seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,
3) Bersedia membantu pasien dengan sukarela, dan
4) bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan
bersama-sama dengan pasien. Sebaiknya PMO
adalah petugas kesehatan, misalnya bidan desa,
perawat, pekarya kesehatan, sanitarian, juru
imunisasi, dan lain-lain.
Peran Pengawas Menelan Obat
(PMO)
tugas PMO bagi penderita tuberkulosis paru
adalah :
a. Mengetahui tanda-tanda tersangka
tuberkulosis paru.
b. Mengawasi penderita agar minum obat
setiap hari.
c. Mengambil obat bagi penderita seminggu
sekali d. Mengingatkan penderita untuk
periksa ulang dahak :
1. Seminggu sebelum akhir bulan ke dua
pengobatan, pemeriksa ulang dahak dilakukan
untuk menentukan obat tambahan.
2. Seminggu sebelum akhir bulan ke lima
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak
dilakukan untuk mengetahui kegagalan.
3. Seminggu sebelum akhir bulan ke enam
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak
dilakukan untuk mengetahui kesembuhan.
e. Memberikan penyuluhan
f. Memberitahukan jika terjadi suspek pada
keluarga penderita.
g. Menujuk kalau ada efek samping dari
penggunaan obat
Pengetahuan Pengawas Menelan
Obat (PMO)
Menurut Depkes (2008) bahwa informasi penting yang perlu
dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya
adalah :
1) tuberkulosis disebabkan oleh kuman, bukan penyakit
keturunan atau kutukan,
2) tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat secara
teratur sampai selesai,
3) cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan
dan cara penjegahannya,
4) cara pemberian pengobatan pasien (tahap awal dan lanjutan),
5) pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur,
dan
6) kemungkinan terjadi efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke rumah sakit atau unit pelayanan
kesehatan.
LO 3

25/04/2019 60
• Tuberkulosis yang menyerang organ
selain paru paru
definisi

• Lebih sering di temukan di negara


berkembang
epidimologi • Kasus total di suatu negara ditemukan
antara 4000/tahun
• Terjadi apabila daya tahan tubuh rendah

• Mycobakterium tuberkulosis

etiologi
Di bagi 2

Tb ekstra • ex:tb kelenjar


limfe,tulang,sendi dan
paru kelenjar adrenal

ringan
• Ex:meningitis
Tb ekstra millier,perikarditis
peritonitis,tb usus tb saluran
paru berat kencing dan alat kelamin
Macam macam tuberkulosis
ekstra paru
Tb pada saluran
napas atas Tb pada Tuberkulosis
mulut,tonsil,dan lidah meningitis
epiglotis,laring
dan faring

Tuberkulosis Tuberkulosis kelenjar Tuberkulosisi tulang


getah bening dan sendi
perikardium

Tuberkulosisi Tb
Tb mata
ginjal dan usus/gastroentestinal/
dll
peritoneal
saluran kencing
Limfadenitis tb
• Limfadenitis kronis non spesifik yang biasanya di
definisi sbbkn oleh m.tuberculosis

• Penderita tb dengan hiv(+)lebih sering


• Perempuan :laki2=68%:31%
epidimologi • Menurut ras=asia lebih sering terkena dibanding
afrika

• m.tuberkulosis,m.tuberculosisi
etiologi complex,m.afrikanum
• m.Canetti dan m.caprae
Gejala klinis
• Rute yang menjadi kemungkinan tempat
masuknya m.tuberkulosis ke kel limfe
• Reaktifitas dari TB paru atau pelebaran
patogenesis hilus(paling sering)
• Keterlibatan cervical melalui infeksi laring
• Jalur hematogen

• Pembesaran KGB,padat/keras,multiple dan


dapat berkonglomerasi satu sama lain
• Kelenjar melunak sperti abses
Gejala klinis
• Biopsi(gold standar)
• Menunjukkan histiosi2 pada limfadingitis
diagnosis granulomatosa

• OAT

tatalaksana

• Baik jika
• jangka waktu pengobatan penderita tepat
prognosis • Minum obat teratur sesuai dosis yang di anjurkan
• Tidak adanya gangguan imunologi
SOURCE
 Pedoman-nasional-pelayanan-
kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis.
 Jurnal TB Indonesia. PPTI Maret 2012
vol. 8
 Konsensus TB
 scribd

25/04/2019 67
TERIMA KASIH

25/04/2019 68

Anda mungkin juga menyukai