Anda di halaman 1dari 17

Analisis Kasus

1. Diabetes Melitus
• Definisi : suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya.
Patogenesis
Diagnosis DM
• Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan:
• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita

Warna merah  keluhan klasik yang ada pada pasien


Diagnosis DM
• Kriteria Diagnosis DM

Pada pasien selain terdapat gejala klasik, juga terdapat hiperglikemia (GDS 424 mg/dL) saat masuk UGD
Pilar Penatalaksanaan DM

Terapi Gizi
Edukasi
Medis

Aktivitas Intervensi
Fisik Farmakologis
Edukasi
• Materi perjalanan DM
• Perlunya pengendalian dan pemantauan berkelanjutan
• Penyulit, komplikasi, dan terapi DM
• Cara pemantauan glukosa
• Pentingnya perawatan kaki
• Mengenal gejala hipoglikemia
Terapi Gizi Medis
• Kebutuhan kalori : 25-30 kal/kgBB ideal + usia (-5%,-10%,-20%),
aktifitas (+10%, +20%, +30%, +40%, +50%), stress (+10%, +20%,
+30%), berat badan (+/- 20-30%)

Perhitungan kalori pasien:


• BB ideal = 90% x (160-100) x 1 kg = 54 kg
• Usia 46 tahun = -5%
• Aktifitas (keadaan istirahat) = +10%
• Stress (sepsis, operasi, trauma) = (-)
• Berat badan gemuk (obese class 1) = -20%
• Kebutuhan kalori = 25 x 54 = 1350 – 15% =1148 kal/hari

Pada kasus, pasien diberikan 1700 kal/hari  berdasarkan BB aktual (25 x 70 = 1750 kal/hari) dan tidak
dikurangi faktor usia, aktifitas, stres, dan berat badan
Aktivitas Fisik
• Frekuensi : 3-5 kali/minggu
• Intensitas: ringan dan sedang
Setelah pulih, pasien dianjurkan
(jalan cepat, bersepeda santai,
melakukan aktivitas fisik berupa
joggging, sepeda statis, dan
sepeda statis dengan frekuensi 3-
berenang)
5 kali/minggu, dengan durasi 30
• Durasi : 30-60 menit menit/sesi, dengan target heart
• Jenis : aerobik Mean Heart Rate rate 130 x/menit
(MHR) : 220-umur  Target Heart
Rate (THR) : 75% x MHR
Intervensi Farmakologis : Obat antihiperglikemia oral
Intervensi Farmakologis : Insulin
• Indikasi mutlak: DM tipe 1
• Indikasi relatif:
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal selama 3-6 bulan
• DM tipe 2 rawat jalan dengan:
• Kehamilan
• Dekompensasi metabolik, yang ditandai antara lain dengan: gejala klasik diabetes dan penurunan
berat badan, glukosa darah puasa (GDP) > 250 mg/dL, glukosa darah sewaktu > 300 mg/dL, HbA1c
> 9%, dan sudah mendapatkan terapi AHO sebelumnya
• Terapi steroid dosis tinggi yang menyebabkan glukosa darah tidak terkendali
• Perencanaan operasi yang kadar glukosa darahnya perlu segera diturunkan
• Beberapa kondisi tertentu yang dapat memerlukan pemakaian insulin, seperti infeksi
(tuberkulosis), penyakit hati kronik, dan gangguan fungsi ginjal
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis hiperglikemia
• Stress berat (infeksi sistemik, IMA, stroke)
• Kontraindikasi atau alergi OHO

Warna merah  indkasi insulin pada pasien


Sediaan Insulin
Dasar Pemberian Terapi Insulin
• Def insulin basal  ↑ GDP  koreksi
dgn insulin kerja sedang /panjang
• Def insulin prandial  ↑ GD post
prandial  koreksi dgn insulin kerja
cepat atau insulin kerja pendek
• Insulin basal diberikan dengan dosis
awal 10 U/hari (dosis 0,1-0,2
unit/kgBB/hari)  diberikan saat
sebelum tidur (insulin kerja menengah)
/ pagi hari (insulin kerja panjang)
• Insulin prandial diberikan mulai dari
dosis 4 U (dosis 0,1 unit/kgBB) dan
dapat dinaikkan 2-4 unit tiap 3 hari bila
sasaran belum tercapai
Terapi insulin pada kasus
• Pasien diberikan 2 jenis insulin :

1. Levemir 0-0-10 unit  sudah sesuai dosis awal

2. Novorapid 16-16-16 unit  seharusnya dosis awal yang


diberikan = 0,1 U/kg = 0,1 x 70 kg  7 unit Novorapid
disuntikkan tiap 5 menit sebelum makan  dapat dinaikkan 2-4
unit tiap 3 hari bila sasaran belum tercapai
Komplikasi yang ada pada pasien:

Komplikasi DM Riwayat kaki diabetes, atas dasar:


• Anamnesis: riwayat op amputasi jempol
kaki kiri karena ulkus diabetikum tahun
2015
• Makroangiopati Retinopati dan katarak diabetitk, atas dasar:
• PF: amputasi digiti 1 pedis sinistra
• Anamnesis: penglihatan kedua mata
• Penyakit jantung koroner • R th/edukasi
menurun sejakperawatan kakidilakukan op
2015 dan telah
• Penyakit arteri perifer katarak tahun 2016 namun tidak ada
perbaikan penglihatan
• Penyakit serebrovaskuler Neuropati perifer,
• PF: Mata kanan: atas test
shadow dasar:(+), visus 1/~
• Kaki diabetes • proyeksi
Anamnesis: cahayakesemutan
baik. Mata kiri:
dan shadow
nyeri test
(-),
yang IOLhilang
(+), visus 1/~ proyeksi
timbul pada cahaya
kedua buruk.
kaki,
• Mikroangiopati Pupil bulat
bahu
-/+ dan
isokor ø 3mm/3mm,
punggung
RCL +/-, RCTL
• Retinopati diabetik • PF: PF sensorik
R th/konsul kesan
ke dokter normal
speialis mata saat
• Nefropati diabetik rawat jalan
• R dx/ pemeriksaan neuropati
• Disfungsi ereksi sensorik dgn monofilamen, garpu
tala, tes pinprick dgn jarum
• Neuropati
• R th/
• Neuropati perifer • Mecobalamin 3x500 mcg po  vit B12
• Neuropati otonom : Charcot arthropathy • Pregabalin 1x150 mg po  analog
neurotransmitter GABA (inhibitorik)
2. Hipertensi grade 2
Klasifikasi hipertensi JNC 7
Hipertensi grade 2, atas dasar:
Klasifikasi TDS (mmHg) TDD (mmHg) Terapi
• Anamnesis: riwayat
Normal <120 dan <80 Tidak perlu hipertensi (-)
obat
Prehipertensi 120-139 atau 80-89 antihipertensi • PF: Tekanan Darah : 179/113
Hipertemsi 140-159 atau 90-99 Monoterapi mmHg
derajat 1 antihipertensi

Hipertensi ≥160 atau ≥100 Kombinasi 2


• R th/
derajat 2 terapi • Amlodipin 1x10 mg po  CCB
antihipertensi • Valsartan 1x80 mg po  ARB
3. Dispepsia
Dipikirkan dispepsia ec susp gastropati DM, atas dasar:
• Anamnesis: mual (+), rasa begah (+), perut terasa penuh (+), dan nyeri
ulu hati (+), makan hanya bisa 2-3 sendok
• PF: nyeri tekan epigastrium (+)
• Th/
• Ondansentron 3x8 mg iv  bekerja sebagai inhibitor reseptor serotonin di
pusat muntah, sehingga bermanfaat untuk mengurangi mual pada pasien
yang muntah2 akibat kemoterapi yang dimediasi serotonin  SARAN:
Domperidone 3x10 mg po (sebagai prokinetik)
• OMZ 1x20 mg iv  bekerja sebagai antisekretorik asam lambung
Daftar Pustaka
• Rudjianto, Achmad dkk. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI. 2015
• PERKENI. Konsensus Penggunaan Insulin. Jakarta: PB PERKENI. 2015
• PERKENI. Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.
Jakarta: PB PERKENI. 2011
• Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, et all. Harrison’s principle of
internal medicine 18 edition. Philadelphia: McGraw-Hill. 2012.
• Priantono, Dimas dkk. Diabetes Melitus, dalam Kapita Selekta Kedokteran,
edisi IV, jilid II. Hal 777-783. Jakarta: Media Aesculapius. 2016
• Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, dkk. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid 2. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009

Anda mungkin juga menyukai