Anda di halaman 1dari 16

ASKEP MALARIA

Masa Inkubasi
Plasmodium Masa Inkubasi (rata-rata)
• P. falciparum 9 – 14 hari (12)
• P. vivax 12 – 17 hari (15)
• P. ovale 16 – 18 hari (17)
• P. malariae 18 – 40 hari (28)
• P.knowlesi 10 – 12 hari (11)
• Skizon darah yang pecah akan melepaskan
berbagai antigen. Antigen ini akan merangsang
sel makrofag, monosit dan limfosit mengeluarkan
sitokin antara lain tumor nekrosis factor (TNF)
dan interleukin-6.
• TNF dan IL-6 akan bersirkulasi ke hipotalamus
yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan
terjadi demam. Pecahnya sel darah merah yang
terinfeksi maupun tidak terinfeksi menyebabkan
anemia.
Manifestasi klinis
Pada penderita malaria, dapat ditemukan satu
atau lebih gejala-gejala klinis sebagai berikut :
• Demam tinggi
• Sakit kepala
• Menggigil
• Nyeri di seluruh tubuh
Pada beberapa kasus dapat disertai gejala mual,
muntah dan diare.
Acute attack (paroxysms) terjadi ketika eritrosit
rupture, dibagi menjadi tiga tahap :
• Cold stage : tahap dingin berlangsung 1-2 jam,
mulai dari menggigil hingga gemetar yang
ekstrim.
• Hot stage : berlangsung 3-4 jam ditandai dengan
demam tinggi (sampai 41.6oC) disertai batuk,
nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri abdomen,
mual, muntah dan delirium.
• Wet stage : berlangsung selama 2-4 jam ditandai
dengan berkeringat
PENGOBATAN
• Pengobatan malaria di Indonesia
menggunakan Obat Anti Malaria (OAM)
kombinasi. Saat ini yang digunakan program
nasional adalah derivat artemisinin dengan
golongan aminokuinolin.
• Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan
dalam keadaan perut kosong karena bersifat
iritasi lambung.
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
– Anamnesis
• Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil,
berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
• Tanyakan riwayat berkunjung ke daerah endemik,
riwayat sakit malaria
– Pemeriksaan Fisik
• Demam (>37,5 ºC aksila)
• Konjungtiva atau telapak tangan pucat
• Pembesaran limpa (splenomegali)
• Pembesaran hati (hepatomegali)
• Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan
kesadaran, demam tinggi, konjungtiva pucat, telapak
tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin berwarna coklat
kehitaman (Black Water Fever ), kejang dan sangat
lemah (prostration).
– Laboratorium
• Pemeriksaan dengan mikroskop untuk melihat
ada tidaknya parasit malaria
• pada malaria berat pemeriksaan penunjang
yang perlu dilakukan adalah:
– Hemoglobin dan hematokrit;
– leukosit dan trombosit; kimia darah lain (gula
darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin,
natrium dan kalium, analisis gas darah); dan
– urinalisis.
Nursing Diagnosis
• Activity intolerance
• Acute pain
• Anxiety
• Deficient fluid volume
• Fatigue
• Hyperthermia
• Impaired gas exchange
• Impaired physical mobility
• Impaired skin integrity
• Risk for infection
• Risk for injury
• Kaji fatigue, demam, hipotensi ortostatik, disorientasi, myalgia
dan arthralgia.
• Anjurkan bederest selama fase akut
• Gunakan standar precaution : Lindungi pasien dari infeksi
sekunder dengan cuci tangan dan teknik steril.
• Turunkan demam dengan pemberian antipiretik sesuai order
• Berikan analgetik sesuai order
• Pertahankan keseimbangan cairan
– Monitor intake dan output
– Monitor pemberian cairan IV
• Observasi kimia darah, hiponatremia, peningkatan BUN,
creatinin dan bilirubin
• Monitor output urine setiap jam
• Berikan PRC atau whole blood secara perlahan
jika pasien mengalami ronchi, takikardia dan
sesak napas.
• Observasi tanda perdarahan internal seperti
takikardia, hipotensi dan pucat.
• Anjurkan batuk dan latihan napas dalam
khususnya jika pasien bedrest untuk mencegah
komplikasi pulmonal
• Berikan dukungan emosional, khususnya pada
kondisi kritis

Anda mungkin juga menyukai