Anda di halaman 1dari 21

Oleh

Rizkita Dwi Amanah


Rizka Kurnia Andaru
Mentari Anggraini
Ira Yunitasari
Nesya Nandhini
Wildan Deny Saputra
Definisi Pajak Pertambahan
Nilai

 Pajakyang dikenakan atas setiap


pertambahan nilai dari barang atau
jasa dalam peredarannya dari
produsen ke konsumen
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas :
a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan
h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
 PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

 PENGUSAHA KECIL
Pengusaha kecil dibebaskan dari kewajiban mengenakan/memungut PPN
atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak
(JKP) kecuali pengusaha keci mengukuhkan diri sebagai pengusaha kena
pajak. Pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan jumlah peredaran bruto
dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00 (enam ratus
juta rupiah).
Lanjutan..
 PEDAGANG ECERAN
 Pedagang eceran adalah pengusaha yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha
perdagangan dengan cara sebagai berikut :
• menyerahkan BKP melalui suatu tempat penjualan
eceran seperti toko, kios atau dengan cara penjualan
yang dilakukan dari rumah kerumah
• menyediakan BKP yang
diserahkandaritempatpenjualansecaraecerantersebut;
dan
• melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa
didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan
tertulis, kontrak atau lelang dan pembeli pada
umumnya dating ke tempat penjualan tersebut
langsung membawa sendiri BKP yang dibelinya;
Barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang
PPN 1984

Yang dimaksutkan barang kena pajak adalah


 Menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan,
kesenian atau karya ilmiah
 Penggunaan atau hak menggunakan
peralatan/perlengkapan industrial, komersial atau
ilmiah
 Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang
ilmiah, teknikal, industrial atau komersial.
Disebutkan dalam pasal 1 angka 6
UU PPN 1984 adalah jasa yang
dikenakan pajak menurut Undang-
Undang ini. Jadi sama halnya
dengan Barang Kena Pajak, semua
jasa pada dasarnya dikenakan
PPN, kecuali yang dikecualikan
menurut UU PPN 1984
a. Minyak mentah
b. Gas bumi
c. Panas bumi
d. Asbes, batu tulis, batu permata, batu kapur, batu apung
e. Batu bara sebelum di proses jadi briket
f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga
g. Beras
h. Gabah
i. jagung
j. Sagu
k. Kedelai
l. Garam
m. daging
a. jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi;
b. jasa dokter hewan
c. jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo
d. jasa pemadam kebakaran
e. jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman,
termasuk krematorium;
f. Jasa dibidang olahraga kecuali komersial
g. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu
PAJAK MASUKAN, PAJAK KELUARAN
DAN FAKTUR PAJAK
 KARAKTERISTIK PAJAK KELUARAN
Pajak keluaran adalah pajak yang dikenakan
ketika Pengusaha Kena Pajak melakukan
penjualan terhadap barang kena pajak atau
jasa kena pajak
 KARAKTERISTIK PAJAK MASUKAN
Pajak masukan adalah pajak yang dikenakan
ketika Pengusaha Kena Pajak melakukan
pembelian terhadap barang kena pajak atau
jasa kena pajak
FAKTUR PAJAK
Pengertian Faktur Pajak
 Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan BKP/JKP ; atau
 Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM)
karena impor BKP yang digunakan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
 Faktur Pajak tidak harus dibuat secara
khusus atau berbeda dengan Faktur
Penjualan, artinya Faktur Penjualan dapat
sekaligus berfungsi sebagai Faktur Pajak.
SAAT PAJAK TERUTANG
Pajak terutang:
1) pada saat penyerahan BKP atau JKP
2) pada saat impor BKP
3) pada saat dimulai pemanfaatan BKP Tidak Berwujud
atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
4) pada saat pembayaran dalam hal :
a) pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP atau
JKP
b) pembayaran dilakukan sebelum dimulai pemanfaatan
BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean.
5) pada saat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
TEMPAT PAJAK TERUTANG
Berdasarkan Pasal 12 UU PPN 1984 ditetapkan bahwa
pajak terutang di :
1) tempat tinggal atau tempat kedudukan ; dan
2) tempat kegiatan usaha dilakukan, atau
3) tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak ;
4) tempat BKP dimasukkan, dalam hal impor ;
5) tempat orang pribadi atau badan terdaftar sebagai
Wajib Pajak dalam hal pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean ; atau
6) satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak sebagai tempat pemusatan pajak
terutang atas permohonan tertulis dari Pengusaha
Kena Pajak.
PPN yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif
Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
TARIF PPN
1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen).
2. Tarif PPN sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
• ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud;
• ekspor BKP Tidak Berwujud; dan
• ekspor Jasa Kena Pajak.
Contoh Pajak Penambahan Nilai
 PKP “A” melunasi tagihan tunai Barang Kena Pajak
dengan hargaRp 25.000.000,00.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
= 10% x Rp25.000.000,00= Rp2.500.000,00.
Jadi PPN sebesar Rp2.500.000,00 tersebut merupakan
Pajak Masukan yang dipungut oleh Pengusaha Kena
Pajak “A”.

 PKP “B” melakukan pengiriman pesanan barang kena


pajak sebesar Rp20.000.000,00. PPN yang terutang
yang dipungut oleh PKP “B”
= 10% x Rp20.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Jadi PPN sebesar Rp2.000.000,00 tersebut merupakan
Pajak Keluaran yang dipungut oleh Pengusaha Kena
Pajak “B”.
CARA MENGHITUNG PPN ATAS KEGIATAN MEMBANGUN
SENDIRI
 Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
163/PMK.03/2012 Pasal 3, perhitungan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) atas kegiatan membangun sendiri adalah sebagai berikut :

PPN = Tarif x DPP

PPN = 10% x (20% x Jumlah biaya yang



dikeluarkan dan/atau dibayarkan untuk
membangun bangunan)
Contoh:
Pada Bulan Desember 2012 Bapak Andi memulai membangun sebuah rumah
untuk tempat tinggal pribadinya. Luas keseluruhan dari rumah tersebut
adalah sebesar 200 m2, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Andi dalam
upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya bangunan
tersebut adalah sebagai berikut: pembelian tanah sebesar Rp 200.000.000,
pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp 180.000.000, biaya upah
mandor dan pekerja bangunan Rp. 70.000.000. Maka berapakah Pajak
Pertambahan Nilai yang terutang atas pembangunan rumah tersebut?
Jawab:
Sesuai dengan PMK No. 163/PMK.03/2012 tarif PPN atas Kegiatan
Membangun Sendiri yang terhutang adalah:
= 10% X DPP
= 10% X (20% X Total biaya Pembangunan)
= 10% X (20% X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)

Sehingga PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah


= 10% X 20% X Rp 250.000.000
= Rp 5.000.000
LATIHAN SOAL
1. Pada Bulan Januari 2012 Tn. Alex membangun sebuah toko untuk kegiatan
usahanya. Pembangunan toko tersebut dimulai pada bulan juni 2012 dan
selesai pada bulan Desember 2012. Luas keseluruhan dari toko tersebut
adalah 250m2, total biaya yang dikeluarkan Tn Alexdalam kegiatan
Membangun Sendiri sampai dengan selesai adalah sebesar Rp
450.000.000, maka PPN terutang ?

2. Diketahui MEDIA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang


REKLAME & ADVERTISING. Dan telah dikukuhkan sebagai PKP
Beralamat JL. Lembah Pinang Raya BLok i 17 No.4, lt 2
Jakarta13450,Jakarta Indonesia.
Berikut ini beberapa transaksi MEDIA selama Bulan januari 2010
1. Tanggal 4 Jan, Melunasi tagihan PT Lancar atas pembelian alat PRINTER
OFFSET bulan November 2009 sebesar Rp 200.000.000,-
2. Tanggal 10 Januari, Mengirim pesanan 1 unit Baliho ke Makassar dengan
harga Rp 160.000.000,-
3. Tanggal 12 Januari, Menerima pembayaran Uang Muka sebesar Rp.
23.000.000 dari PT Ventosa untuk pemasangan Baliho pada bulan Februari
4. Tgl 17 Jan, Membayar sewa ruang kantor sebesar Rp 105.000.000 kepada
PT. Keraya
Bagaimana perhitungan PPN Perusahaan MEDIA dalam setiap transaksi tsb?
Jawaban SOAL 1

 Tarif PPN atas Kegiatan Membangun


Sendiri yang terhutang adalah:
= 10% X DPP
= 10% X (20% X Total biaya Pembangunan)
 =10% X (20% X Rp 450.000.000)
 = Rp 9.000.000
JAWABAN SOAL 2 :
 Melunasi tagihan PT Lancar atas pembelian alat
PRINTER OFFSET
PPN= 10 % x Rp 200.000.000,- = Rp 20.000.000

 Mengirim pesanan 1 unit Baliho ke Makassar dengan


harga Rp 160.000.000,-
PPN = 10 % x Rp 160.000.000,- = Rp 16.000.000

 Menerima pembayaran Uang Muka dari PT Ventosa


untuk pemasangan Baliho pada bulan Februari
PPN = 10 % x Rp 23.000.000,- = Rp 2.300.000

 Membayar sewa ruang kantor sebesar Rp


105.000.000 kepada PT. Keraya
PPN = 10 % x Rp 105.000.000,- = Rp 10.500.000

Anda mungkin juga menyukai