Anda di halaman 1dari 51

POLIETILENA

ANGGOTA KELOMPOK:
LEWI PETRIK HORAYOS (14-2014-029)
NADIRA AMANDANISA (14-2014-041)
MIRNA FORTUNA (14-2014-063)
KEVIN CAESAR NOVALDI (14-2014-067)
DESTY PUSPITASARI (14-2014-068)
Latar Belakang
• Manusia sejak dulu telah mencari-cari cara untuk membuat bahan-bahan sintesis yang
diharapkan menjadi bahan yang mengungguli bahan-bahan alami dari segi kualitas dan kuantitas.
Hal inilah yang mendasari manusia melakukan berbagai penelitian hingga pada akhirnya
menemukan molekul besar yang diberi nama polimer
• penelitian dilakukan untuk menggali informasi yang lebih mendalam tentang polimer, manfaat
polimer dan kegunaannya serta cara memperbaiki kualitas polimer itu sendiri. Polietilena
adalah salah satu contoh polimer yang tersusun dari banyak monomer etena.
• Polietilena atau yang lebih akrab dikenal sebagai termoplastik, banyak digunakan oleh
konsumen produk sebagai kantong plastik. Kebutuhan akan plastik di seluruh negara semakin
meningkat dan luas berkaitan dengan penggunaannya yang relatif luas.
Latar Belakang

• Kantong plastik dimanfaatkan untuk berbagai keperluan terutama dalam membawa atau
sebagai pengangkut material atau bahan lain. Indonesia merupakan salah satu negara yang
menggunakan plastik secara luas. Menurut Inaplas, pada tahun 2015 Indonesia
memerlukan sebanyak 4 juta ton plastik. Pasaran plastik di Indonesia semakin meluas.
• Oleh karena itu, sebagai calon sarjana ilmu proses, polietilena cocok untuk dijadikan
materi pembelajaran bersama tentang proses pembuatan polietilena, kegunaannya dan
bahkan kita perlu mengetahui lebih dalam tentang polietilena.
Polimer

• Monomer adalah molekul kecil yang dapat saling berikatan (Modul Kuliah Polimer). Secara
luas, monomer adalah molekul organik seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat,
yang terbuat dari subunit sederhana (Sridianti, 2013).
• Polimer adalah makromelekul yang tersusun dari beberapa unit berulang yang sederhana
(monomer). Istilah Polimer dan Monomer diserap dari Bahasa Yunani. “Mono“ berasal dari
kata Monos yang artinya satu, “Poli“ artinya banyak, sedangkan ”Mer“ berasal dari kata
Meros yang artinya bagian
Polimer

• Polimer pertama kali diperkenalkan tahun 1833 oleh Jons Jacob Berzellius, ilmuan yang
berasal dari Swedia. Berzelius pertama kali berhasil mengkondensasi polimer pertama
pada tahun 1847 dan diberinama poliester, yaitu serat sintesis transparan dan kuat. Sejak
saat itu beberapa penemuan terus muncul hingga ke abad 21 (hendrytk, 2011).
Polietilena

STRUKTUR MOLEKUL
Polietilena
Berdasarkan densitas dan berat molekul
penyusunnya, polietilena memiliki tiga produk,
yaitu :
Densitas : 0,912 – 0,925 gr/cm3
•Low Density Polyethylene (LDPE) Berat
molekul : 10.000 – 15.000 gr/mol
•Medium Density Polyethylene (MDPE) Densitas : 0,925 – 0,94 gr/cm3
Berat
•High Density Polyethylene (HDPE) molekul
Densitas
: 15.000 – 35.000 gr/mol
: 0,94 – 0,965 gr/cm3
Berat
molekul : 35.000 – 100.000 gr/mol
Polietilena

KARAKTERISTIK POLIETILENA

• Fasa : Padat
• Warna : Putih Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh,
dan transisi gelas sulit melihat sifat fisik polietilena.
• Titik lebur kristal : 109 – 183 °C Temperatur titik tersebut sangat bervariasi
bergantung pada tipe polietilena. Pada tingkat
• Koefisien fraksi : 0,06 – 0,3 komersil, polietilena berdensitas menengah dan
• Kristalinitas : 55 – 85% tinggi, titik lelehnya berkisar 120oC hingga 135oC.
Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar
• Kekuatan tarik : 1250 – 4100 psi 105oC hingga 115oC

• Konduktivitas termal : 2,3 – 3,4 Btu in/hr ft2


Polietilena

Selain sifat fisika yang telah dijabarkan, beberapa sifat kimia


polietilena antara lain :
• Tidak larut dalam pelarut apa pun pada suhu kamar tetapi mengendap oleh hidrokarbon dan karbon
tetraklorida
• Tahan terhadap asam dan basa
• Dapat dirusak oleh asam sulfat pekat
• Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen
• Bila dipanasi secara kuat akan membentuk cross link yang diikuti dengan pembelahan ikatan secara
acak pada suhu lebih tinggi, tetapi dipolimerisasi tidak terjadi
• Polietilena termoplastik dapat diubah menjadi elastomer tervulkanisir yang mengandung sekitar 30%
Cl dan 1,5% belerang melalui pengklorosulfonan. (Kirk Othmer, et al,1968)
Klasifikasi Polietilena
• Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul. Sifat mekanis dari
polietilena bergantung pada tipe percabangan,struktur Kristal dan berat molekkulnya.
• Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular weight polyethylene / UHMWPE)
• Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene / HDPE)
• Polietilena ''cross-linked'' (Cross-linked polyethylene / PEX atau XLPE)
• Polietilena berdensitas menengah (Medium density polyethylene / MDPE)
• Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene / LDPE)
• Polietilena linier berdensitas rendah (Linear low density polyethylene / LLDPE)
• Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene /VLDPE)
Klasifikasi
Polietilena

UHMWPE (ULTRA HIGH MOLECULAR WEIGHT


POLYETHYLENE)

UHMWPE merupakan polyethylene dengan berat molekul sangat besar antara 3,1 dan 5,57
juta dengan densitas 0,935-0,930 g/cm3. Tingginya massa molekul membuat plastik ini sangat
kuat, namun mengakibatkan pembentukan rantai panjang menjadi struktur kristal tidak
efisien dan memiliki kepadatan lebih rendah daripada HDPE. UHMWPE bisa dibuat dengan
teknologi katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling umum. Karena ketahanannya
terhadap penyobekan dan pemotongan serta bahan kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi
yang luas. UHMWPE digunakan sebagai onderdil mesin pembawa kaleng dan botol, bagian
yang bergerak dari mesin pemutar, roda gigi, penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti
peluru, dan sebagai implan pengganti bagian pinggang dan lutut dalam operasi.
Klasifikasi
Polietilena

HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

• Polietilena berdensitas tinggi (High Density Polyethylene) (HDPE)


• HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE
memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang
sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika,
katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene.
Klasifikasi
Polietilena

CROSS-LINKED (CROSS-LINKED POLYETHYLENE)


(PEX ATAU XLPE)
• PEX atau XLPE adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki
sambungan cross-link pada struktur polimernya. Sifat ketahanan terhadap temperatur tingi
meningkat seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia.
Klasifikasi
Polietilena

MEDIUM DENSITY POLYETHYLENE (MDPE)

• MDPE dicirikan dengan densitas antara 0.926–0.940 g/cm3. MDPE bisa diproduksi dengan
katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE memiliki
ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan.
Klasifikasi
Polietilena

LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE)

• LDPE dicirikan dengan densitas 0.910–0.940 g/cm3. LDPE memiliki derajat tinggi terhadap
percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur
kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang
rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE diproduksi
dengan polimerisasi radikal bebas.
Klasifikasi
Polietilena

LINEAR LOW DENSITY POLYETHYLENE


(LLDPE)
• LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.915–0.925 g/cm3. LLDPE adalah polimer linier
dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang cukup signifikan. Umumnya dibuat
dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-butena, 1-heksena, 1-
oktena, dan sebagainya). LLDPE memiliki kekuatan tensil yanglebih tinggi dari LDPE, dan
memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.
Klasifikasi
Polietilena

VERY LOW DENSITY POLYETHYLENE (VLDPE)


• Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene) (VLDPE)
• VLDPE dcirikan dengan densitas 0.880–0.915 g/cm3.VLDPE adalah polimer linier dengan
tingkat percabangan rantai pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat dengan
kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.
Klasifikasi
Polietilena

VERY LOW DENSITY POLYETHYLENE (VLDPE)


• Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene) (VLDPE)
• VLDPE dcirikan dengan densitas 0.880–0.915 g/cm3.VLDPE adalah polimer linier dengan
tingkat percabangan rantai pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat dengan
kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU UTAMA

• Ethylene
Ethylene ini diperoleh dari hasil produksi Ethylene plant. Sifat Fisik Ethylene (CH2=CH2)
Berat Molekul : 28,05 g/ mol
Spesific gravity : 0,57
Fase : gas
Titik Lebur : -169,2°C (104 K)
Titik didih : -103,7°C (169,5 K)
Flash Point : -136°C
Temperatur kritis : 9,15°C
Tekanan kritis : 50,4 bar
Volume kritis : 131 cm3/ mol
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU UTAMA


• Comonomer
Comonomer yang digunakan yaitu 1-butene. Sifat-sifat fisik dari comonomer tersebut yaitu : Sifat Fisik
Butene-1 (CH2 = CHCH2CH3)
Berat Molekul : 56,10 g/mol
Spesific gravity : 0,6013
Fase : cair
Titik didih : -5 °C
Titik leleh : -130 °C
Temperatur kritis : 146,85 °C
Tekanan kritis : 40,43 bar
Volume kritis : 293,3 cm3/mol
Larut dalam pelarut organik tetapi tidak dapat larut dalam air
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU UTAMA

• Nitrogen
Sifat fisik dari nitrogen yaitu :
Berat Molekul : 28,02 g/mol
Spesific gravity : 0,8081
Fase : gas
Titik didih : -195,8°C
Titik leleh : -209,86°C
Temperatur kritis : -147°C
Tekanan kritis : 34 bar (abs)
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU UTAMA

• Hidrogen
Sifat Fisik Hidrogen (H2) adalah sebagai berikut :
Berat Molekul : 2,016 g/mol
Spesific gravity : 0,0709-252,7
Fase : gas
Titik didih : -252,7°C
Titik leleh : -259,1°C
Temperatur kritis : -1240°C
Tekanan kritis : 13 bar (abs)
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU PENUNJANG

• Katalis M-1
Katalis M-1 terdiri dari metal aktif Titanium yang di-support dengan silika dan aluminium.
Berdiameter 700-900m. μ
Karaktristik :
a. Memiliki distribusi berat molekul (MWD) terbatas,
b. Harga Melt Index tinggi dan densitas yang cukup luas,
c. Aktivitas yang baik (2-4 ppm Ti),
d. Produktivitas Katalis 3000-5000 kg resin/kg katalis,
Penggunaan : untuk memproduksi LLDPE.
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU PENUNJANG

• Katalis S-2
Katalis S-2 terdiri dari chrome aktif yang di-support dengan silika dan aluminium.
Berdiameter 500-600m. μ
Karaktristik:
a. Memiliki distribusi berat molekul (MWD) sangat luas,
b. Harga Melt Indekx rendah dan densitas tinggi,
c. Aktivitas yang baik (kurang dari1ppm Cr),
d. Produktivitas Katalis 6000-8000 kg resin/kg katalis,
e. Polimerisasi baik, sturtur molekul produk yang lebih luas.
Penggunaan : untuk memproduksi HDPE, tipe blow molding, film, pipa,
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU PENUNJANG

• Katalis F-3
Katalis F-3 merupakan katalis yang tergolong katalis chrome. Berdiameter 500-600m. μ
Karaktristik:
a. Memiliki distribusi berat molekul (MWD) produk yang luas,
b. Produktivitas Katalis 15000 kg resin/kg katalis.
Penggunaan : untuk memproduksi HDPE.
Spesifikasi
Bahan Baku

BAHAN BAKU PENUNJANG

 Co-catalyst
Sifat Fisik TEAL (Al(C2H5)3) yaitu :
Berat Molekul : 114,17 g/mol
Densitas : 0,834 g/ml
Viskositas : 2,6 mPa.s
REAKSI PEMBENTUKAN POLIETILEN

1. Inisiasi
Tahap ini dimulai dengan proses pengaktifan katalis oleh ko-katalis. Katalis yang digunakan adalah TiCl4 dan
ko-katalisnya adalah Al(C2H5)3. Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis, akan terbentuk rantai polietilen
sebagai hasil penyisipan monomer etilen di antara atom Ti dengan gugus metil.

2. Propagasi
Radikal etilen yang terbentuk akan menyerang monomer etilen lain secara terus menerus sehingga
membentuk rantai polimer yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran sampai tidak ada lagi gugus
fungsi yang tersedia untuk reaksi. Cara penghentian reaksi dengan menggunakan penghentian ujung
3.Terminasi
Pada tahap ini terjadi reaksi hidrogenasi. Hidrogen sebagai terminator akan bergabung
dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan radikal polimer menjadi senyawa
polimer dan senyawa hidrid. Senyawa hidrid akan bergabung kembali dengan monomer
etilen lainnya untuk membentuk rantai etilen yang baru.
PROSES PRODUKSI POLIETILENA
Polyethylene dapat dibuat dalam beberapa macam proses dan setiap proses memiliki kondisi
operasi yang berbeda-beda. Beberapa macam proses pembuatan produk Polyethylene
diantaranya:
High Pressure Process
a. Dalam proses high pressure ini dapat digunakan dua jenis reaktor yaitu Autoclave reaktor
dan Turbular reaktor (jacketed tube) yang mempunyai kondisi operasi yang berbeda seperti :
 Autoclave Reactor
- Tekanan operasinya antara 150-200 MPa
- Waktu tinggal 30-60 detik
 Turbular Reactor
- Tekanan operasi yang digunakan antara 200-250 Mpa
- Temperatur reaksinya tergantung dari jenis inisiator oksigen maka temperatur reaksinya 19000C dan jika
menggunakan inisiator peroxycarbonate maka temperatur reaksinya menjadi 14000C.
b. Suspension (Slurry) Process
Dalam proses ini Polyethylene disuspensikan dalam diluent hidrokarbon untuk mempermudah proses. Ada 2
macam proses dalam suspension (slurry) process, yaitu autoclave process dan loop reaktor process.
 Autoclave Process
- Tekanan operasinya 0,5-1 Mpa
- Temperature reaksinya antara 80-9000C
- Diluents yang digunakan adalah hexane
- Katalis yang digunakan dicampur dengan alkyl alumunium
 Loop Reactor Process
- Tekanan operasinya 3-4 MPa
- Temperature reaksinya 10000C
- Diluents yang digunakan adalah isobutene 15
- Jika menggunakan Philip type maka katalisnya adalah campuran Ti dan alkyl alumunium
c. Gas Phase Process Union Carbide
Gas Phase Process Union Carbide banyak digunakan, dalam proses ini dengan menggunakan reaktor fluidized bed. Disebut gas
phase process karena hampir semua bahan baku disuplai dalam bentuk gas.
- Tekanan operasi yang digunakan antara 0.7-2 MPa
- Temperatur reaksinya antara 80-100 oC
- Poison catalyst : CO2, CO, H2O
DIAGRAM PROSES POLIETILEN (PROSES
PHILLIP)
• Reaktor berbentuk double loop diisi dengan suatu pelarut ringan (biasanya isobutene), dan mengelilingi loop
dengan kecepatan tinggi secara kontinyu [Kirk Othmer, et al. 1998] . Reaktor double loop bekerja pada tekanan
3,5 MN/m2, temperatur 85 sampai 100°C, dan waktu tinggal rata-rata adalah 1,5 jam. Katalis chromium/titanium
dipakai dalam teknologi ini [Alagoke, Olabisi: 1997 ].

• Katalis disuspensikan oleh pelarut dan diumpankan ke dalam reaktor [Ulman’s encyclopedia, 1992]. Aliran
campuran mengandung ethylene dan comonomer (1-butene, 1-hexene, 1-oktene, atau 4-methyl-1-pentene),
dikombinasikan dengan diluent hasil recycle dan suspensi katalis, diumpankan ke dalam reaktor. Dalam reaktor
tersebut kopolimer etilen membentuk partikel-partikel yang tumbuh berlainan disekitar partikel katalis [Kirk
Othmer, et al. 1998].
• Temperatur merupakan variabel operasi yang paling kritis dan harus selalu dikontrol untuk menghindari
terjadinya swelling (pengembangan) dari polimer. Setelah melewati waktu tinggal antara 1.5 sampai 3 jam, resin
mengendap secara singkat dalam tahap pengendapan di tepi bawah loop dan dilepaskan menuju ke flash tank.
Akhirnya pelarut dan monomer yang terpisah masuk ke dalam sistem recovery pelarut untuk pemurnian dan
recycling [Kirk Othmer, et al. 1998].
• Teknologi ini merupakan teknologi yang paling tua dalam pembuatan polyethylene. Philips Petroleum Company
telah mengembangkan proses slurry yang efisien untuk memproduksi LLDPE. Reaktor dibangun menyerupai
“large folder loop” yang mengandung serangkaian pipa dengan diameter 0.5 sampai 1 meter.
DIAGRAM PROSES POLIETILEN (PROSES
ZIEGLER)
• Pertama masukkan pelarut hidrokarbon sebagai inert solvent kedalam reaktor. Kemudian TiCl4
direaksikan dengan metal alkil pada suhu sekitar 120ᵒC, tekanan dalam reakstor dipertahankan
20 atm.

• Selanjutnya gas etilen diinjeksikan kereaktor, hingga terjadi polimerisasi dengan hasil larutan
kental (slurry polymer). Selanjutnya polimer ditransfer kedalam tangki dekomposisi dimana
katalisator sisa dinonaktivkan. Berikutnya pelarut hidrokarbon dipisahkan untuk dimurnikan
dan di daur ulang. Polimer selanjutnya dikeringkan dan dikenakan proses ekstrusi hingga
dipeoleh hasil resin polimer padat.
• Umpan berupa C2H4, C4H8, H2, dan N2 dialirkan menuju ke mix point (S-201) untuk selanjutnya
dialirkan ke reaktor fluidized bed (R-201). Pada N2, alirannya dibagi menjadi 2 produk yaitu nitrogen
bertekanan tinggi (NBT) dan nitrogen bertekanan rendah (NBR). NBT digunakan sebagai carrier gas pada
reaktor fluidized bed (R-201) yang beroperasi pada 85 oC dan 12 bar sedangkan NBR digunakan sebagai
purger gas untuk Product Purge Bin (V-301).
• Umpan yang dialirkan pada R-201 akan mengalami reaksi polimerisasi yang akan menghasilkan resin
LLDPE dengan tingkat konversi 10% setiap pass-nya. Umpan yang tidak terkonversi disesuaikan kembali
tekanannya agar sesuai dengan tekanan operasi yang dibutuhkan untuk fluidisasi dalam R-201. Setelah itu,
untuk mempertahankan suhu operasi di dalam reaktor dipergunakan cycle gas cooler (E201). Untuk
menurunkan energi aktivasi reaksi, maka ditambahkan katalis TiCl3 dan co-katalis Al(C2H5)3 (TEAL).
Setelah terbentuk produk berupa resin LLDPE (500 - 900 μm), maka secara periodik dialirkan ke product
chamber (V-201), lalu diumpankan ke product blow tank (V-202) secara gravitasi.
• Kemudian, produk dari V-202 dibawa ke product purge bin (R-301) yang beroperasi pada
100 oC dan 1 atm. Pada R-301, impuritis yang terbawa akan disingkirkan dengan N2 yang
dialirkan pada cone I dan katalis serta co-katalis dideaktivasi dengan hidrolisis
menggunakan steam yang dialirkan pada cone II, menurut reaksi :

• 2TiCl3 + 4H2O → 2TiO2 + 6HCl + H2

• Al(C2H5)3 + 3H2O → Al(OH)3 + 3C2H6


• Setelah itu, resin LLDPE dialirkan ke mixer (M-301) yang bersuhu 160 oC. Dengan suhu ini resin LLDPE akan meleleh.
Lelehan ini akan dialirkan ke pelletizer (PE-301). Pada PE-301, lelehan ini akan dibentuk menjadi pellet LLDPE, lalu
disalurkan ke gudang produk (V-304).
• Impuritis yang berupa gas akan ter-purging keluar dari R-301 melalui filter. Gas yang lolos melalui filter akan dialirkan ke
scrubber (V-301) yang beroperasi pada 100 oC dan 1 atm. Pada V-301 akan terjadi pelarutan HCl yang terdapat di dalam
gas. Ouput dari V-301 berupa larutan HCl akan ditampung di tangki HCl (V303). Ouput dari scrubber yang lainnya akan
dialirkan ke flash drum (V-302) yang beroperasi pada 40 oC dan 85 bar. Untuk selanjutnya, senyawa yang terkondensasi di
V-302 akan dipergunakan sebagai fuel boiler pada unit utilitas.
• Etilen (C2H4), H2, dan N2 dialirkan ke kompresor dan ke-3 campuran tersebut kemudian dicampurkan dengan
comonomer (1-butena) ke cycle gas cooler. Tujuan dari pengumpanan ke kompresor adalah untuk menaikkan tekanan
sehingga dapat menfluidisasi partikel di dalam reaktor dan cycle gas cooler digunakan untuk mengatur suhu di dalam
reaktor agar tetap stabil. Reaktor beroperasi pada 80oC dan tekanan 1 – 2 Mpa. Untuk menurunkan energi aktivasi,
maka ditambahkan katalis Ziegler – Natta. Setelah terbentuk produk berupa serbuk (500 - 900 μm), maka secara
periodik dialirkan ke product chamber (sekaligus untuk menjaga kestabilan tinggi standar isian), lalu diumpankan ke
product blow tank.
• Dengan blower, produk di bawa ke product purge bin dimana pengotor LLDPE yang
terbawa seperti etilen, N2, H2, dan comonomer disingkirkan dan katalis dideaktivasi
dengan hidrolisis menggunakan steam menurut reaksi :

• Al(C2H5)3 + 3H2O → Al(OH)3 + C2H6

• Setelah itu, LLDPE dinaikkan suhunya menjadi 150 – 230oC ke heater agar meleleh
sehingga dapat dibentuk pada pelleter.
• Etilen (C2H4), H2, dan N2 dialirkan dari tangki penyimpanannya masing-masing (V-101,V-102, dan V-103)
menuju ke kompresornya agar sesuai dengan tekanan yang diinginkan. Pada N2, pemakaian kompresor
dibagi menjadi 2 untuk menghasilkan 2 produk yaitu nitrogen bertekanan tinggi (NBT) dan nitrogen
bertekanan rendah (NBR). NBT digunakan sebagai carrier gas pada reaktor fluidization batch (R-201) yang
beroperasi pada 80-100oC dan 1-2MPa sedangkan NBR digunakan sebagai purger gas untuk Product Purge
Bin (V-301). Ke-3 senyawa kimia yang telah diumpankan ke alur 13 kemudian disesuaikan kembali
tekanannya agar sesuai
• dengan tekanan operasi yang dibutuhkan untuk fluidisasi pada kompresor C-201. Setelah itu, diumpankan
suhu operasi pada cycle gas cooler E-201. Untuk menurunkan energi aktivasi reaksi, maka ditambahkan
katalis Ziegler – Natta. Setelah terbentuk produk berupa serbuk (500 - 900 μm), maka secara periodik
dialirkan ke product chamber (sekaligus untuk menjaga kestabilan tinggi standar isian), lalu diumpankan ke
product blow tank (V-202).
• Dengan blower, produk dari product blow tank di bawa ke product purge bin (V-301) dimana pengotor
LLDPE yang terbawa seperti etilen, H2, dan comonomer disingkirkan dengan N2 dan katalis dideaktivasi
dengan hidrolisis menggunakan steam menurut reaksi :
• Al(C2H5)3 + 3H2O → Al(OH)3 + C2H6
• Proses penghilangan etilen, H2, dan comonomer terjadi pada cone I dari atas dan proses deakivasi katalis
terjadi pada cone II dari atas. Setelah itu, LLDPE dinaikkan suhunya menjadi 150 – 230oC ke heater (M-
301) agar meleleh sehingga dapat dibentuk pada pelleter (P-301).
• Hasil pemisahan zat pengotor dengan LLDPE masuk ke separator (V-302) untuk memisahkan hasil reaksi
dari katalis dengan steam dan hidrokarbon yang bercampur dengan H2 dan N2. Pemisahan ini dilanjutkan
dengan memisahkan H2 dan N2 dengan hidrokarbon. Hidrokarbon ini akan digunakan sebagai bahan
bakar boiler.
LANGKAH PROSES UMUM

Proses pembuatan polietilen dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :


1. Langkah penyiapan bahan baku
Langkah penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk :
• Memanaskan etilen dan hidrogen dari suhu 30°C menjadi 80°C agar sesuai dengan suhu
reaktor sebelum dimasukkan ke dalam reaktor dengan menggunakan HE.
• Menaikkan tekanan gas etilen dari tekanan 16 atm menjadi 21 atm dan gas hidrogen dari
tekanan 1 atm menjadi 21 atm agar sesuai dengan tekanan reaktor sebelum dimasukkan ke
dalam reactor dengan menggunakan kompresor.
2. Langkah Pembentukan Produk
• Langkah pembentukan produk dimaksudkan untuk mereaksikan bahan baku etilen, hidrogen,
butene dengan menggunakan katalis TiCl4 dan ko- katalis TEAL.
3. Langkah Pemisahan dan Pemurnian Produk
Langkah pemisahan dan pemurnian produk dimaksudkan untuk :
• Menurunkan tekanan produk reaktor dengan menggunakan product blow tank
• Memisahkan produk reaktor (resin padat) dari gas sisa reaktan
• Mengambil kembali etilen yang terbawa dalam campuran gas produk dengan menggunakan
unit pemisahan etilen
• Mendeaktivasi katalis yang terikut produk dengan menggunakan product purge bin
• Membentuk produk yang berwujud bubuk resin padat menjadi berbentuk pellet dengan
menggunakan ekstruder dan pelleter
FUNGSI POLIMER (POLIETILENA)

• Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalah termo plastik atau merupakan polimer
plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis rendah, lentur, sukar rusak apa bila lama dalam
keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena tanah lumpur, tetapi tidak tahan panas.
Kegunaan polietena adalah untuk memproduksi lembaran untuk kantong plastik,
pembungkus halaman, ember, plastik, panci, pembungkus makanan,
KARAKTERISTIK POLIETILENA

a. Sifat Fisik :
Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit melihat sifat
fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi bergantung pada tipe polietilena.
Pada tingkat komersil, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik lelehnya berkisar
120oC hingga 135oC.Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar 105oC hingga 115oC
c. Sifat-sifat listrik
Polietilena merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat-sifat listrik yang baik
terutama sangat baik dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai sebagai bahan isolasi
untuk radar,TV dan berbagai komunikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai