Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

HEMORROID
Advisor
Kolonel CKM dr. Akhmad Rusli Budi Ansyah, Sp.B, MARS

Oleh :
Virgi Mayang Maharani| 30101407347
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : Ny. S
◦ Usia : 40 tahun
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ Agama : Islam
◦ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
◦ Alamat : Magelang
◦ MR number : 1648XX
◦ Ruang : Cempaka
◦ Status Care : JKN Non PBI
◦ Tanggal masuk : 28 Januari 2019
◦ Tanggal keluar :-
Anamnesis
◦ Pasien datang ke IGD RST Magelang dengan keluhan nyeri daerah anus sejak 1 minggu
SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus, diperberat saat sedang BAB. Pasien juga mengeluh
benjolan pada anus sejak 1 tahun yang lalu, didapat setelah pasien melahirkan, sebelumnya dapat
dimasukkan kembali, namun kini tidak dapat dimasukkan kembali, 1 minggu ini terasa nyeri dan
gatal disekitar anus. Pasien merasa tidak nyaman dalam beraktivitas karena nyeri yang
dirasakannya. Darah pada BAB diakui, berwarna merah segar dan menetes.
Pola BAB pasien seringkali dalam seminggu tidak teratur dan harus mengejan karena sulit
BAB. Pasien juga mengaku memiliki kebiasaan jarang makan sayur.
Anamnesis Sistemik
◦ Keluhan utama : Nyeri pada Anus
◦ Onset : 1 minggu SMRS
◦ Lokasi : Anus
◦ Kronologi : Nyeri pertamakali dirasakan saat sedang BAB (mengedan)
◦ Kualitas & kuantitas : nyeri dirasakan perih
◦ Faktor modifikasi : memburuk saat BAB, membaik saat istirahat setelah BAB
◦ Keluhan lain : Benjolan pada anus yang tidak dapat kembali lagi, 1 minggu ini terasa nyeri dan gatal. Terdapat
darah segar, menetes saat BAB
RPD Riwayat Kebiasaan
◦ Riwayat DM (-) ◦ OR (-)
◦ Riwayat Hipertensi (-) ◦ BAB tidak teratur sering mengedan saat BAB
◦ Riwayat operasi pada abdomen (-) ◦ Pasien jarang makan sayur.
◦ Riwayat infeksi/sakit pada saluran GIT (-)
RPK
◦ Riwayat DM (-)
◦ Riwayat HT (-)

Riwayat SosEk
◦ Pasien menggunakan JKN non PBI
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Keadaan umum : cukup
◦ Kesadaran: GCS : E4M6V5 = 15
◦ Tanda Vital:
◦ TD : 120/80 mmHg
◦ N : 80 x/menit, reguler, isi cukup
◦ RR : 20 x/menit
◦ t : 36,9 0C (axiller)
◦ Kepala : mesosefal
◦ Mata : konj. palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
◦ Kulit : turgor kulit cukup, ikterik (-), ptekiae (+), purpura (-)
◦ Telinga : sekret (-)
◦ Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-)
◦ Mulut : faring hiperemis (-)
◦ Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
Thorax
Paru Paru
◦ Inspeksi : pergerakan dada simetris, retraksi dinding dada (-)
◦ Palpasi: stem fremitus kanan = kiri
◦ Perkusi : sonor
◦ Auskultasi : SD Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
Abdomen
◦ Inspeksi : Datar, spider navy (-)
◦ Auskultasi : BU (+)
◦ Perkusi : timpani
◦ Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, kuat angkat (-), thrill (-),
sternal lift (-), pulsasi epigastrial (-), dan pulsasi parasternal (-)
• Perkusi :
◦ Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
◦ Batas kanan : SIC V linea parasternalis dekstra
◦ Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMCS
◦ Pinggang jantung : cekung
• Auskultasi : BJ I-II normal, bising (-), gallop (-)
EKSTREMITAS Superior Inferior
Oedem -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Capillary refill <2 detik <2 detik

Ulkus -/- -/-

Refleks Fisiologis +/+ +/+

Refleks Patologis -/- -/-


STATUS LOKALIS
◦ Regio Anorectal:
◦ Inspeksi : Tampak benjolan diameter 2 cm pada arah jam 11, warna kemerahan,
hematom perianal (-), abses (-)
◦ Palpasi : Konsistensi terasa kenyal, batas tegas, nyeri tekan (+), benjolan tidak dapat
dimasukkan.
◦ Rectal Toucher : Tonus spinchter ani baik, mukosa rectum licin, ampula recti tidak kolaps, nyeri tekan,
darah pada sarung tangan (-), lendir (-), feses (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Nilai Nilai normal Satuan

WBC 9,400 4,000-10,000 K/µL

LYM % 23,7 25-40 %

MID % 6,6 2,0-15,0 %

* GRA % 71,2 50-70 %


RBC 5,05 3,90-5,50 M/µL

HGB 11,6 12,0-16,0 g/dl

HCT 35,1 35,0-47,0 %

MCV 83,7 80-100 Fl

MCH 28,6 22-34 Pg

MCHC 34,2 32,0-36,0 g/dl


Daftar Abnormalitas
Anamnesis
1. Nyeri pada anus
2. Benjolan pada anus tidak dapat dikembalikan kembali
3. Darah saat BAB
4. Gatal pada anus
Px. Fisik (Regio Anorectal)
5. Inspeksi: Tampak benjolan diameter 2 cm pada arah jam 11, warna kemerahan,
6. Palpasi : nyeri tekan (+), benjolan tidak dapat dimasukkan.
7. Rectal Toucher: nyeri tekan (+)
Assesment : Hemorroid Grade IV
Planning :
Jenis Pembedahan : Hemorroidektomi
Jenis Anestesi : Regional Anesthesia
Asepsis dan Antisepsis daerah operasi
Eksisi daerah jam 10-12
Penjahitan
Instruksi paska operasi
Awasi

• Keadaan umum
• Vital sign

Diet

• Nasi

Beri

• Infus RL 20 tpm
• Inj Ceftriaxon 2x1 amp
• Inj Ketorolac 3x1 amp
• Tramadol K/P
Tinjauan Pustaka
Definisi
◦ Hemorroid adalah penebalan bantalan jaringan submucosa (anal cushion) yang
terdiri dari venula, arteriol, dan jaringan otot polos yang terletak di kanalis analis.
Perdarahan Daerah
Anorektal
- Vena Hemoroidales superior
- Vena Hemoroidales inferior
Etiologi
◦ Penyebab timbulnya keluhan hemoroid dapat dipicu oleh pekerjaan, mengedan berlebihan dan kebiasaan
BAB yang sulit, mengedan saat melahirkan,
Klasifikasi
◦ Berdasarkan letaknya hemorrhoid dibagi menjadi:
1. Hemorroid eksterna
Hemorroid eksterna diselubungi oleh anoderm dan terletak disebelah distal linea dentate
2. Hemorroid interna
Terletak disebelah proksimal linea dentate dan diselubungi oleh mukosa anorectal.
Derajat hemorrhoid:
I: gejala perdarahan merah segar pada saat defekasi tanpa adanya prolapse
II: prolapse anal cushion keluar dari dubur saat defekasi namun masih bias masuk kembali secara spontan
III: seperti derajat II, namun tidak dapat masuk spontan, harus didorong kembali
IV: telah terjadi prolapse yang tidak bisa masuk kembali
3. Campuran hemorrhoid eksterna dan interna
Gambaran Klinis
◦ Perdarahan
Biasanya warna merah segar, menetes, tidak bercampur feses, jumlah bervariasi
◦ Prolaps
Bila hemorrhoid bertambah besar pada mulanya hemorrhoid dapat tereduksi spontan, tetapi lama kelamaan tidak bisa
dimasukkan
◦ Rasa tidak nyaman hingga nyeri
Bila teregang, terdapat thrombosis luas dengan edema atau peradangan
◦ Feses di pakaian dalam
Karena hemorrhoid mencegah penutupan anus dengan sempurna
◦ Gatal
Apabila proses pembersihan kulit perianal menjadi sulit atau apabila ada cairan yang keluar
◦ Bengkak
Hanya pada hemorrhoid intero-eksterna atau eksterna
◦ Nekrosis
Pada hemorrhoid interna yang prolapse dan tidak dapat direduksi kembali
Pemeriksaan Fisik
◦ Regio Anorectal
- Inspeksi
- Palpasi
- Rectal Toucher
Diagnosis banding
◦ Prolaps rekti
◦ Polip adenomatosa
◦ Kolitis ulseratif
Tatalaksana
Berdasarkan derajat:
- I : modifikasi diet
- II : rubber band ligation, koagulasi, ligasi arteri hemorroidalis repair rektoanal, modifikasi diet,
medikamentosa
- III : hemorroidektomi, ligase arteri hemorroidalis repair rektoanal, hemorroidopexy dengan stapler,
modifikasi diet
- IV : hemorroidektomi, hemorroidopexy dengan stapler, modifikasi diet
Tatalaksana Non Bedah
◦ Menjaga higienitas, menghindari pengejanan berlebihan saat defekasi atau aktivitas berat
◦ Modifikasi diet dengan makanan berserat, banyak minum
◦ Medikamentosa: antibiotic apabila ada infeksi, salep rektal/suposituria untuk anestesi dan pelembab kulit
(sediaan suposituria/krim yang mengandung fluocortolone pivalate dan lidokain) dan pelancar defekasi
(cairan paraffin, yal, magnesium sulfat)
◦ Ligasi hemorrhoid (rubber band ligation) dengan anoskopi. Mukosa sebelah proksimal hemorrhoid dijepit
dengan band
◦ Fotokoagu;asi inframerah, skleroterapi
Tatalaksana Bedah
◦ Hemoroidektomi terbuka (Parks or Ferguson hemorrhoidectomy)
◦ Hemorroidektomi tertutup (Milligan and Morgan hemorrhoidectomy)
Komplikasi
◦ Perdarahan hebat
◦ Fistula perianal
◦ Inkarserasi
◦ Striktur Ani
Daftar Pustaka
◦ Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Vol. 1
◦ Buku Ajar Ilmu Bedah de Jong
◦ Schwartz Principle of Surgery

Anda mungkin juga menyukai