ALHIDAYATI
DESMA FITRIYENI
DESMI PURGERI
DIAN RIKA SARI
DINI SUSANTI
EVY MONATRIZA
HENI MAHITA
RATNA DEWI
TUTI HERMIATI
WIDYA FALEVI
Konsep Dasar Pengorganisasian
Masyarakat
– Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan di sini, yakni
istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing”
(pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian
aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
– Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan
berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi,
kooperatif, dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti
pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419).
Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses
pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan
dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau
materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil –hasil pembangunan (I
Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).
Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001: 38)
mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua)
berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :
Partisipasi Langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan
kegiatan tertentu dalam proses partisipasi.
Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat
mengajukan pandangan, membahas pokok
permasalahan, mengajukan keberatan terhadap
keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu
mendelegasikan hak partisipasinya.
Menurut Basrowi yang dikutip Siti Irene Astuti D (2011: 58),
pendekatan partisipasi masyarakat dilihat dari bentuknya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
– Partisipasi fisik
Partisipasi fisik adalah partisipasi masyarakat (orang tua) dalam bentuk menyelenggarakan
usaha-usaha pendidikan, seperti mendirikan dan menyelenggarakan usaha sekolah.
• ARAS MAKRO.
• PENDEKATAN INI DISEBUT JUGA SEBAGAI STARTEGI SISTEM BESAR (LARGE SYSTEM STRATEGY),
KARENA SASARAN PERUBAHAN DIARAHKAN PADA SISTEM LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS.
PERUMUSAN KEBIJAKAN, PERENCANAAN SOSIAL, KAMPANYE, AKSI SOSIAL, LOBBYNG,
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT, MANAJEMEN KONFLIK, ADALAH BEBERAPA STRATEGI
DALAM PENDEKATAN INI.
Lobbying ditujukan pada upaya pelayanan keehatan ibu
dan anak
Melakukan pendekatan atau Lobi (Lobbying) dengan para
pembuat keputusan agar mereka menerima commited dan
akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan atau
keputusan-keputusan untuk membantu dan mendukung
program yang akan dilaksanakan.Dalam pendidikan
kesehatan para pembuat keputusan baik-baik ditingkat
pusat maupun darah disebut sasaran tersier.
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak pra sekolah
SEKIAN