Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 2

ALHIDAYATI
DESMA FITRIYENI
DESMI PURGERI
DIAN RIKA SARI
DINI SUSANTI
EVY MONATRIZA
HENI MAHITA
RATNA DEWI
TUTI HERMIATI
WIDYA FALEVI
Konsep Dasar Pengorganisasian
Masyarakat

– Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan di sini, yakni
istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing”
(pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian
aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
– Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan
berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi,
kooperatif, dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

 Bentuk langsung (direct) :


Identifikasi masalah dilakukan melalui Toma (key-person) atau melalui
musyawarah kelompok/komunitasb. Perumusan masalah dinyatakan
dengan cara yang menggugah serta menarik minat dan partisipasi
masyarakatc. Menggunakan nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat
 Bentuk tidak langsung ( indirect ):
Perlu adanya individu yang meyakini adanya masalah/kebutuhan, bila
dilakukan tindakan tertentu akan bermanfaat bagi masyarakat.Orang ini
harus mampu meyakinkan pihak lain.
PENDEKATAN DALAM
PENGORGANISASIAN
– Menurut Ross (1995) terdapat 3 jenis pendekatan :
1. Pendekatan bertujuan khusus
2. Pendekatan bertujuan umum
3. Pendekatan proses
Peran petugas kesehatan dalam
Pengorganisasian

 Peran yang besar pada awal usaha


pengembangan dan berangsur berkurang
karena dialihkan kepada masyarakat
semakin besar Pendelegasian wewenang
disesuaikan dengan kesiapan dan
kemampuan masyarakat
KONSEP SOSIAL

1. Tahap Pengenalan Masyarakat


2. Tahap Pengenalan Masalah
3. Tahap Penyadaran
Tahap Pengenalan Masyarakat
 Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah
– tengah masyarakat dengan hati yang terbuka
dan kemauan untuk mengenal masyarakat
sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka
sambil menyampaikan maksud dan tujuan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat
dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan
melalui sistem pemerintahan setempat seperti
Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga
dilakukan melalui Jalur Informal misalnya
wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka
Agama, tokoh Pemuda,dll.
Tahap Pengenalan Masalah

– Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk


dapat mengenal masalah – masalah yang memang
benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat.
Untuk dapat mengenal masalah kesehatan
masyarakat secara menyeluruh tersebut,
diperlukan interaksi dan interelasi dengan
masyarakat setempat secara mendalam.
Tahap Penyadaran Masyarakat

 Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :

1. Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi


2. Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapi,
3. Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
KONSEP PARTISIPASI

Kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti
pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419).
Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses
pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan
dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau
materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil –hasil pembangunan (I
Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).
 Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001: 38)
mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua)
berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :
 Partisipasi Langsung
 Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan
kegiatan tertentu dalam proses partisipasi.
Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat
mengajukan pandangan, membahas pokok
permasalahan, mengajukan keberatan terhadap
keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
 Partisipasi tidak langsung
 Partisipasi yang terjadi apabila individu
mendelegasikan hak partisipasinya.
Menurut Basrowi yang dikutip Siti Irene Astuti D (2011: 58),
pendekatan partisipasi masyarakat dilihat dari bentuknya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

– Partisipasi fisik
Partisipasi fisik adalah partisipasi masyarakat (orang tua) dalam bentuk menyelenggarakan
usaha-usaha pendidikan, seperti mendirikan dan menyelenggarakan usaha sekolah.

– Partisipasi non fisik


Partisipasi non fisik adalah partisipasi keikutsertaan masyarakat dalam menentukan arah
dan pendidikan nasional dan meratanya animo masyarakat untuk menuntut ilmu
pengetahuan melalui pendidikan, sehingga pemerintah tidak ada kesulitan mengarahkan
rakyat untuk bersekolah.
KADERISASI
KONSEP KADERISASI
• KADERISASI MERUPAKAN HAL PENTING BAGI SEBUAH ORGANISASI, KARENA
MERUPAKAN INTI DARI KELANJUTAN PERJUANGAN ORGANISASI KE DEPAN. TANPA
KADERISASI, RASANYA SANGAT SULIT DIBAYANGKAN SEBUAH ORGANISASI DAPAT
BERGERAK DAN MELAKUKAN TUGAS-TUGAS KEORGANISASIANNYA DENGAN BAIK DAN
DINAMIS. KADERISASI ADALAH SEBUAH KENISCAYAAN MUTLAK MEMBANGUN
STRUKTUR KERJA YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN.
Pengertian kaderisasi

Menurut Adityo Sumaryadi salah satu mantan Menteri


Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) KM-ITB
periode 2012–2013, sejatinya kaderisasi adalah proses
’belajar dan mengalami’.
Kaderisasi adalah proses pendididkan jangka panjang untuk
pengoptimalan potensi-potensi kader dengan cara
mentransfer dan menanamkan nilai-nilai tertentu, hingga
nantinya akan melahirkan kader-kader yang tangguh
PERAN KADERISASI

• PEWARISAN NILAI-NILAI ORGANISASI YANG BAIK


• PENJAMIN KEBERLANGSUNGAN ORGANISASI
• SARANA BELAJAR BAGI ANGGOTA
Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik
Nilai-nilai ini bisa berupa hal-hal yang tertulis atau
yang sudah tercantum dalam aturan-aturan
organisasi (seperti Konsepsi, AD ART, dan aturan-
aturan lainnya) maupun nilai yang tidak tertulis
atau budaya-budaya baik yang terdapat dalam
organisasi (misalnya budaya diskusi) maupun
kondisi-kondisi terbaru yang menjadi kebutuhan dan
keharusan untuk ditransfer.
Penjamin keberlangsungan organisasi

Organisasi yang baik adalah organisasi yang


mengalir, yang berarti dalam setiap
keberjalanan waktu ada generasi yang pergi
dan ada generasi yang datang (ga itu-itu aja,
ga ngandelin figuritas).
Penjamin keberlangsungan organisasi Sarana belajar bagi anggota

Tempat di mana anggota mendapat pendidikan


yang tidak didapat di bangku pendidikan
formal.Pendidikan itu sendiri berarti proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
sekelompok orang dalam proses mendewasakan
manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Sarana belajar bagi anggota

TEMPAT DI MANA ANGGOTA MENDAPAT PENDIDIKAN YANG


TIDAK DIDAPAT DI BANGKU PENDIDIKAN FORMAL.PENDIDIKAN
ITU SENDIRI BERARTI PROSES PENGUBAHAN SIKAP DAN TATA
LAKU SESEORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG DALAM PROSES
MENDEWASAKAN MANUSIA MELALUI PROSES PENGAJARAN
DAN PELATIHAN.
STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

– Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan


dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra
pemberdayaan, antara lain mikro, mezzo, dan
makro (Suharto, 2005:66-67) :
– Aras mikro.
– Aras Mezzo.
– Aras Makro.
• Aras mikro.
• Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress
management, dan crisis intervention. Tujuan
utamanya adalah membimbing atau melatih klien
dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
• ARAS MEZZO.
• PEMBERDAYAAN DILAKUKAN TERHADAP SEKELOMPOK KLIEN. PEMBERDAYAAN DILAKUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN KELOMPOK SEBAGAI MEDIA INTERVENSI.

• ARAS MAKRO.
• PENDEKATAN INI DISEBUT JUGA SEBAGAI STARTEGI SISTEM BESAR (LARGE SYSTEM STRATEGY),
KARENA SASARAN PERUBAHAN DIARAHKAN PADA SISTEM LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS.
PERUMUSAN KEBIJAKAN, PERENCANAAN SOSIAL, KAMPANYE, AKSI SOSIAL, LOBBYNG,
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT, MANAJEMEN KONFLIK, ADALAH BEBERAPA STRATEGI
DALAM PENDEKATAN INI.
Lobbying ditujukan pada upaya pelayanan keehatan ibu
dan anak
 Melakukan pendekatan atau Lobi (Lobbying) dengan para
pembuat keputusan agar mereka menerima commited dan
akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan atau
keputusan-keputusan untuk membantu dan mendukung
program yang akan dilaksanakan.Dalam pendidikan
kesehatan para pembuat keputusan baik-baik ditingkat
pusat maupun darah disebut sasaran tersier.
 Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak pra sekolah
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai