Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN TINGKAT


KECEMASAN WANITA PREMENOPAUSE DI DUSUN III
DESA MELA 1 KECAMATAN TAPIAN NAULI
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN 2019

OLEH:
MELISA YULIANA
P07524415059
Status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH), seiring dengan
peningkatan UHH, banyak terjadi proses perkembangan dan
pertumbuhan pada manusia yang menyebabkan perubahan
pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut terjadi pada
wanita karena pada proses menua tersebut suatu fase yaitu
fase menopause. Sebelum terjadi fase menopause biasanya
didahului dengan fase premenopause dimana pada fase
premenopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju
masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir). Maka dari itu
akan terjadi peningkatan penyakit-penyakit tua, khususnya
pada wanita (Proverawati, 2017).
BAB I
Lanjutan…
Kejadian penyakit usia tua ini dihubungkan dengan
penurunan kadar hormon estrogen. Penurunan hormon
ini telah dimulai sejak usia 40 tahun. (Proverawati, 2017).
Wanita sebelum menginjak masa menopause, akan
didahului dengan masa premenopause. Pada masa ini
timbul perubahan fisiologis seperti ketidakteraturan haid,
hot flushes, dispereunia, sulit tidur dan kekeringan pada
vagina. Kecemasan sering dihubungkan karena adanya
kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang
sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan (Hermawati,
2010). Gejala dan tanda psikologis dari sindrom
premenopause adalah ingatan menurun, kecemasan,
mudah tersinggung, stress dan depresi. Jika hal ini terjadi
terus menerus akan menyebabkan semakin meningkatnya
angka morbiditas dan mortalitas pada wanita
(Proverawati, 2017).
BAB I
Lanjutan…

Menurut data dari World Health Organization


(WHO) tahun 2014 yang menyatakan bahwa pada
tahun 2030 jumlah perempuan di seluruh dunia
yang memasuki masa menopause diperkirakan
mencapai 1,2 miliar orang. Proporsi di Asia
diperkirakan akan mengalami peningkatan dari
107 juta menjadi 373 juta di tahun 2025.
Sedangkan sindrom premenopause dialami oleh
banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar
70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di
Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan
Indonesia (Proverawati, 2017).
BAB I
Lanjutan…

Berdasarkan dari Profil Kesehatan


Indonesia (2016), jumlah wanita menurut
kelompok usia 10-14 tahun sebanyak
11.571.921 jiwa dan usia 15- 19 tahun
sebanyak 11.335.566 jiwa. Dan didapati
jumlah wanita menurut kelompok usia 40-44
tahun sebanyak 9.346.994 jiwa. Usia 55- 59
tahun sebnyak 5.737.258 jiwa, dan usia 60-64
tahun sebanyak 4.247.245 jiwa.
BAB I
Lanjutan…

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)


tahun 2012 melaporkan bahwa proporsi wanita 30-49 tahun
yang menopause meningkat seiring dengan meningkatnya
umur. Seperti yang diduga persentase menopause meningkat
dari 11% pada wanita umur 30-34 tahun, menjadi 13,6%
pada wanita umur 35-39 tahun, menjadi 15% pada wanita
umur 40-41 tahun, menjadi 18% pada wanita umur 42-43
tahun, menjadi 23% pada wanita umur 44-45, menjadi 33%
pada wanita umur 46-47 tahun, dan menjadi 44% pada
wanita umur 48-49 tahun. Dan berdasarkan hasil laporan dari
Badan Pusat Statistik menunjukkan 15,2% juta wanita
memasuki masa menopause dari 118 juta wanita Indonesia
(Rasyid et al., 2014).
BAB I
Lanjutan…

Menurut Badan Pusat Statistik, pada


tahun 2005, jumlah penduduk Sumatera
Utara adalah 6.161.607 jiwa dengan jumlah
penduduk wanita pada kelompok umur 40-
54 diperkirakan telah memasuki usia
menopause sebanyak 916.466 jiwa,
sedangkan tahun 2006 ada sebanyak
6.318.990 jiwa jumlah penduduk wanita
berusia 40-54 tahun ada 1.041.614 jiwa.
BAB I
Lanjutan…
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hekhmawati (2016)
melaporkan bahwa perubahan fisik yang sering terjadi pada wanita
menopause yaitu hot flush (81,3%), insomnia (65,3%), vagina menjadi
kering (58,7%), dan nyeri sendi (57,3%). Perubahan fisik yang dialami
pada wanita menopause tersebut dapat mempengaruhi kondisi psikologis.
Perubahan psikologis tersebut muncul karena perubahan fisik serta
hormonal yang berakibat pada peningkatan sensitivitas pada wanita
(Andhyantoro, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto (2014) didapatkan hasil
bahwa perubahan fisik pada wanita menopause dapat berpengaruh
terhadap kondisi psikologi seperti mudah tersinggung, kecemasan, stres,
daya ingat menurun dan depresi. Perubahan pada masa menopause
seringkali menimbulkan rasa ketidaknyamanan ataupun kekhawatiran.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Lusiana (2014)
yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara perubahan fisik dengan
kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. Wanita yang semula
aktif dalam berbagai kegiatan di masyarakat dapat menjadi terganggu
kegiatannya dikarenakan berbagai keluhan yang ditimbulkan oleh
perubahan fisik masa menopause (Suparni & Astutik, 2016).
BAB I
Lanjutan…
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan
Januari 2019 di dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli
kabupaten Tapanuli Tengah hasil wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa bidan di desa tersebut didapatkan
2 dari 4 wanita pre menopause usia 40-50 tahun,
mengatakan bahwa mereka sering mendapat keluhan dari
wanita 40-50 tahun mengenai perubahan fisik yang
dialaminya seperti menstruasi tidak lancar, berkeringat tiada
henti, kotoran haid yang keluar banyak sekali atau pun sedikit
merasa pusing disertai sakit kepala dan lain-lain. Maka untuk
itu dilakukan pemahaman yang baik pada wanita
premenopause usia 40-50 tahun tentang perubahan fisik
yang dialaminya selama masa premenopause.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai, ”Hubungan Perubahan Fisik
dengan Tingkat Kecemasan Wanita Premenopause dalam
Menghadapi Menopause di dusun III desa Mela 1 kecamatan
Tapian Nauli kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2019”.
BAB I

Berdasarkan latar belakang yang telah


diuraikan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
hubungan antara perubahan fisik dengan
tingkat kecemasan wanita premenopause di
dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli
kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2019?”
BAB I

C.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan perubahan fisik dengan tingkat
kecemasan wanita premenopause di dusun III desa Mela 1
kecamatan Tapian Nauli kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2019.

C.2 Tujuan Khusus


• Untuk mengetahui tentang perubahan fisik pada wanita yang
premenopause di dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli
kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2019.
• Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada wanita
premenopause di dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli
kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2019.
• Untuk mengetahui hubungan antara perubahan fisik dengan
kecemasan wanita premenopause di dusun III desa Mela 1
kecamatan Tapian Nauli kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2019.
BAB I

D.1 Manfaat Teoritis


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya mahasiswi Poltekkes
Kemenkes Medan Jurusan Kebidanan.

D.2 Manfaat Praktis


• Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam
menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti pendidikan
khususnya tentang perubahan fisik dengan tingkat kecemasan wanita
pada masa premenopause.
• Bagi Masyarakat
Untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai tanda
tanda yang akan dialami wanita premenopause.
• Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
petugas kesehatan untuk memberi pendidikan kesehatan tentang
perubahan fisik dengan tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi
masa premenopause.
Lanjutan…

TERLAMPI
R
BAB Ii
BAB Ii
BAB Ii

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Independen
Perubahan Perubahan bentuk 1.Hot flush Kuesioner Ordinal 1. Ringan: <55%
Fisik tubuh yang sesuai 2.Night sweat (Jannah,2 2. Sedang:56-75%
dengan 3.Drynes vaginal 018) 3. Berat: 76-100%
perkembangannya 4.Insomnia
secara fisiologis, 5.Fatigue Skor:
yang dipengaruhi 6.Dispareuni 1. Tidak pernah: 0
2. Kadang- kadang: 1
oleh faktor gen, 7.Ketidak
3. Sering: 2
asupan, dan faktor teraturan siklus 4. Selalu: 3
lingkungan. haid

Dependen
Kecemasan Perasaan yang 1. Diare HRS-A Ordinal 1. Normal Skor: <14
ditandai dengan 2. Sesak (Hawari,20 2. Ringan
ketakutan atau 3. Tremor 16) Skor: 14-20
kekhawatiran yang 4. Gelisah 3. Sedang
mendalam dan 5. Palpitasi Skor: 21-27
berkelanjutan, yang 4. Berat
penyebabnya Skor: 28-41
sering tidak spesifik 5. Berat sekali
atau tidak diketahui Skor: 42-56.
pada setiap
individu.
BAB Ii

Ada hubungan antara perubahan fisik dengan


kecemasan wanita premenopause di Dusun III
Desa Mela 1 Kecamatan Tapian Nauli
Kabupaten Tapanuli Tengah.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB Iii

Jenis penelitian yang akan digunakan


adalah penelitian analitik dengan desain cross
sectional, penelitian yang dimana variabel-
variabel yang termasuk faktor resiko dan
variabel-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama
(Notoatmodjo, 2017).
BAB Iii

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3


bulan dari Februari 2019 sampai April 2019
terhadap wanita premenopause usia 40-50
tahun di dusun III desa Mela 1 kecamatan
Tapian Nauli kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2019.
BAB Iii

1. Populasi

2. Sampel
BAB Iii

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin


sebagai berikut :
Keterangan:
Rumus : n = N n = Besar sampel yang dibutuhkan
N (e)2 + 1 N = jumlah populasi
e = tingkat kepercayaan atau
ketepatan yang diinginkan (10%=0,1)

Penyelesaian :
n = N Berdasarkan rumus diatas maka sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian
N (e)2 + 1 perempuan premenopause yang ada di
n = 90 dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian
90(0,1)2 +1 Nauli kabupaten Tapanuli Tengah yang
= 90 berjumlah 47 wanita premenopause usia
0,9 +1 40-50 tahun.
= 47
BAB Iii

Sampling adalah proses menyeleksi porsi


dari populasi untuk dapat mewakili populasi
(Nursalam, 2013). Teknik sampling
(pengambilan sampel) yang digunakan pada
penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive Sampling pengambilan sampel
yang berdasarkan atas suatu pertimbangan
tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun
ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya
(Notoatmodjo, 2017)
BAB Iii

Jenis data yang digunakan pada


penelitian ini adalah data primer, data yang
di dapat dari hasil kuesioner oleh peneliti
yang dilakukan pada wanita pre-
menopause yang berusia 40-50 tahun di
dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian
Nauli kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2019.
BAB Iii

Instrumen untuk penelitian ini menggunakan Hamilton Rating


for Anxiety (HRS-A) dan kuesioner kecemasan menggunakan 14
pertanyaan (Hawari, 2016). Alat ukur HRS-A ini terdiri dari 14
kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan
gejala-gejala lain yang lebih spesifik (terlampir).
0 : Tidak ada gejala (keluhan) Tidak ada kecemasan : <14
1 : Gejala Ringan Kecemasan Ringan : 14-20
2 : Gejala Sedang Kecemasan Sedang : 21-27
3 : Gejala Berat Kecemasan Berat : 28-41
4 : Gejala Berat Sekali Kecemasan Berat Sekali : 42-56

Untuk mengukur perubahan fisik dengan kuesioner yang


terdiri dari 14 kelompok pertanyaan (Jannah, 2017) dengan hasil
ukur sebagai berikut:
Ringan : <55%
Sedang : 56-75 %
Berat : 76-100%
BAB Iii

Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek


dan pengumpulan karakteristik subjek yang dilakukan dalam
suatu penelitian (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini
prosedur yang di tetapkan adalah sebagai berikut :
a. Perizinan
Tahap awal prosedur pengambilan data dilakukan dengan
meminta surat perizinan pengantar Pre Survey data dan Studi
Pendahuluan kepada Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Medan. Perizinan Kepada Kepala Desa dusun III
desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli kabupaten Tapanuli
Tengah.
b. Pengambilan Sampel
Upaya untuk menentukan responden yang sesuai kriteria
kecemasan pada premenopause, peneliti memberikan
penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang
berjudul ―hubungan perubahan fisik dengan tingkat
kecemasan pada wanita premenopause di dusun III desa Mela 1
kecamatan Tapian Nauli kabupaten Tapanuli Tengah.
BAB Iii
BAB Iii

Pada persiapan analisa data, dilakukan pengolaan


data melalui tahap Editing, Coding, Skoring dan Tabulating
(Notoatmodjo, 2017):
• Editing merupakan kegiatan cek data dan
memperbaiki instrument
• Coding adalah pengubah data menjadi angka atau
kode untuk mempermudah pengelompokan data
• Skoring adalah pemberian nama pada masing-
masing jawaban yang dipilih responden sesuai
kriteria instrument
• Tabulating yaitu mengelompokkan data berdasarkan
variable dan memasukkan kedalam tabel. Data
tentang karakteristik umum responden dirubah
dalam bentuk presentase.
BAB Iii

Pada analisis yang digunakan dalam penelitian


ini untuk mengetahui hubungan perubahan fisik
dengan kecemasan pada perempuan premenopause
di dusun III desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli
kabupaten Tapanuli Tengah. Dilakukan analisis
univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variable penelitian. Pada umumnya dalam
analisis nilainya menghasilkan distribusi dan
prosentase dari setiap variabel (Notoatmodjo,
2017).
BAB Iii
Lanjutan…
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2017). Uji yang di
pakai adalah rank spearmen dengan software
SPSS 21 dimana p < 0,05 maka ada hubungan
perubahan fisik dengan kecemasan pada
perempuan premenopause di di dusun III desa
Mela 1 kecamatan Tapian Nauli kabupaten
Tapanuli Tengah, Sedangkan p > 0,05 tidak ada
hubungan perubahan fisik dengan kecemasan
pada perempuan premenopause di di dusun III
desa Mela 1 kecamatan Tapian Nauli kabupaten
Tapanuli Tengah.
BAB Iii

Etika penelitian peneliti ini dilaksanakan


setelah mendapat persetujuan dari komite
etik Poltekkes Kemenkes Medan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai