KEBIJAKAN KEMENTERIAN

KESEHATAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN RUJUKAN REGIONAL
DAN PERBATASAN JAWA BARAT

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

BANDUNG
30 MARET 2016
 VISI DAN MISI PRESIDEN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR

TRISAKTI:
UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA

Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang
politik; Berkepribadian dlm budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)

Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas
Hidup Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA
PROGRAM PROGRAM KERJA
INDONESIA PINTAR INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA
SEJAHTERA

PARADIGMA PENGUATAN
SEHAT YANKES JKN

DTPK KOTA

KELUARGA
SEHAT
 PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Penguatan JKN

Sehat Yankes
Program
Program Program • Benefit
• Peningkatan Akses • Sistem pembiayaan:
• Pengarusutamaan
terutama pd FKTP asuransi – azas
kesehatan dalam • Optimalisasi Sistem gotong royong
pembangunan Rujukan • Kendali Mutu &
• Promotif - Preventif • Peningkatan Mutu Kendali Biaya
sebagai pilar utama • Sasaran: PBI & Non
upaya kesehatan Penerapan pendekatan PBI
• Pemberdayaan continuum of care
masyarakat
Intervensi berbasis Tanda
resiko kesehatan kepesertaan
(health risk) KIS
3
 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
Bangkes Akses AKSES Kes masyarakat
diarahkan untuk masyarakat thp MASYARAKAT thd yankes yang
meningkatkan yankes yang TERHADAP berkualitas
akses dan mutu berkualitas telah YANKES YANG telah
yankes lebih BERKUALITAS menjangkau
berkembang dan TELAH MULAI dan merata di
meningkat MANTAP seluruh wilayah
Indonesia
KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif,

preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
 PROGRAM PRIORITAS RENSTRA
KEMENKES 2015 - 2019

Meningkatnya
Penurunan Pengendalian
Sinergitas AKI dan AKB ATM Meningkatnya
Antar K/L Efektivitas
Pusat & Litbangkes
Daerah Penurunan Pengendalian
stunting PTM

Meningkatnya Kesehatan Meningkatnya Pengendalian Meningkatnya Akses &

masyarakat Penyakit Mutu Fasyankes

Meningkatnya Kemandirian, Akses &

Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan
Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin,
Pemerataan Tenaga Kesehatan
Biosimilar) & Alkes

Meningkatnya Integrasi Meningkatnya tata kelola Meningkatnya Kom- Meningkatnya

Perencanaan, Bimtek & kepemerintahan yang baik petensi & Kinerja Sistem Informasi
Monev dan bersih Aparatur Kemenkes Kes. Terintegrasi
1. Akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
belum merata
2. Akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
belum merata
3. Mutu pelayanan Fasyankes dasar & lanjutan
belum merata

PENINGKATAN AKSES & KUALITAS

FASYANKES
1. PROGRAM PENINGKATAN AKSES

PENGUATAN SISTEM REGIONALISASI SISTEM

RUJUKAN RUJUKAN

PENGEMBANGAN TELEMEDICINE, FLYING HC

YAN INOVASI SPGDT, RS PRATAMA

MEWUJUDKAN SISTER HOSPITAL, PIHAK

KEMITRAAN YANG SWASTA, KSO ALAT MEDIS,
BERDAYA GUNA TINGGI AHS
 2. PROGRAM
PENINGKATAN KUALITAS
MENDORONG
PEMENUHAN RS RUJUKAN
SARANA PENGUATAN REGIONAL
PRASARANA & PENGUATAN PERAN RS TERAKREDITA
ALKES SESUAI SISTEM VERTIKAL SI
STANDAR MANAJEMEN DALAM BEKERJASAMA
PEMENUHAN KINERJA PEMBINAAN DENGAN KARS
SDM FASYANKES KE RS PENGUATAN
BERKUALITAS REGIONAL TIM
(BPPSDM) PENDAMPING
AKREDITASI
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
 PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
AKSES
PELAYANAN YANG Meningkatkan MANFAAT
BELUM MERATA jangkauan yankes
rujukan. Pasien tidak
RUJUKAN PASIEN berkumpul dan
BELUM EFEKTIF Mempertahankan
dan menumpuk di RS
DAN EFISIEN propinsi
meningkatkan
PENUMPUKAN mutu pelayanan Mendekatkan
PASIEN DI RS kesehatan akses pelayanan
TERTENTU rujukan
 SISTEM RUJUKAN NASIONAL:
Penguatan Layanan Primer
Dan Peningkatan Kualitas Layanan Sekunder
FAKTA:
>70% Penyakit yang ditangani Panduan Klinis
Rumah Sakit adalah Penyakit PROFESI
Proses Rujukan
Kewenangan tingkat pertama
(puskesmas)

Memperkuat Meningkatkan
Layanan Kualitas
Kesehatan Layanan Kesehatan
Primer Penurunan Tingkat Rujukan
Kematian di RS

Penurunan Beban
Kapasitas RS

PPK tingkat I REGIONALISASI RS

PRIORITAS PADA SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN

(REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN)

* Alokasi Anggaran pada Penguatan

Infrastruktur terkait dengan Regionalisasi
Pelayanan
 KRITERIA RS RUJUKAN NASIONAL DAN REGIONAL
(Kepmenkes HK.02.02/MENKES/390/2014 dan HK.02.02/MENKES/391/2014

NO KRITERIA RS NASIONAL RS REGIONAL / PROP RS KAB / KOTA

Penetapan
1 Menteri Kesehatan Gubernur Bupati / walikota
peraturan
Rujukan lintas provinsi Rujukan lintas kabupaten
Rujukan lintas
2 Akses rujukan /mengampu sekurangnya /mengampu sekurangnya 4
kecamatan
4 provinsi kabupaten/ kota
3 Kelas RS A & RS Pendidikan B & RS Pendidikan C dan D
Paripurna, JCI / Kelas
4 Akreditasi Minimal Utama Madya/Dasar
dunia
Memiliki akses darat,
Memiliki akses darat, udara Akses dari
5 Transportasi udara dan air min. dari 4
dan air min. dari 4 kabupaten kecamatan
Provinsi
Sistem
6 + +/- +/-
Remunerasi
Dengan RS Nasional/RS
Dengan RS bersertifikasi
Tersier lainnya yg berstatus Sister Hospital dg
7 Sister Hospital akreditasi nas
akreditasi Nas/Internasional RS regional
dan/intenasional LN
dalam negeri
Sesuaikan dengan
Min. 2 layanan
8 Unggulan spesialistik Permenkes
subspesialis
56/2014
9 Anggaran Pusat dan Pemda terpilih Pusat dan Pemda Pemda
Provinsi dengan kategori
10 Jumlah Penduduk Menyesuaikan -
 TUGAS
RS RUJUKAN NASIONAL
• Menjadi RS rujukan nasional sebagai pengampu
rujukan medik dari RS rujukan regional sesuai
ketentuan yang berlaku;
• melakukan rujuk balik sesuai indikasi dan ketentuan
yang berlaku;
• mengembangkan layanan unggulan subspesialistik
sesuai klasifikasi dan jenis rumah sakit;
• menyusun standar prosedur operasional rumah sakit
dengan sistem rujukan dari rumah sakit regional
jejaringnya;
• menyiapkan sumber daya manusia, sarana,
prasarana, alat, bahan,
fasilitasdansisteminformasiyang mendukung
pelayanan sebagai rumah sakit rujukan nasional
sesuai standar;
• mengembangkan Health Technology Assesment/HTA
khususnya penapisan teknologi tepat guna secara
aktif di wilayah sekitarnya dengan mengutamakan
produk dalam negeri termasuk menggunakan riset
berbasis pelayanan;
• Penguatan penerapan hospital bylaws/peraturan
internal rumahsakit yang menjadi landasan
transparansi, akuntabilitas, etika dan hukum
kesehatan di RS;
RS RUJUKAN REGIONAL
• Menjadi rumah sakit rujukan regional sebagai
pengampu rujukan medik dari rumah sakit
kabupaten/kota sesuai ketentuan yang berlaku;
• Melakukan rujuk balik sesuai indikasi dan ketentuan
yang berlaku;
• Mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai
klasifikasi dan jenis rumah sakit;
• Menyusun standar prosedur operasional rumah sakit
dengan sistem rujukan yang merupakan kolaborasi
dari jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di
kabupaten/kota;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, prasarana,
alat, bahan, fasilitas dan sistem informasi yang
mendukung pelayanan sebagai rumah sakit rujukan
regional sesuai standar;
• Merupakan jejaring penerapan Health Technology
Assesment/HTA khususnya penapisan teknologi tepat
guna secara aktif di wilayah sekitarnya dengan
mengutamakan produk dalam negeri termasuk
menggunakan riset berbasis pelayanan;
• Penguatan penerapan hospital bylaws/peraturan
internal rumah sakit yang menjadi landasan
transparansi, akuntabilitas, etika dan hukum
kesehatan di rumah sakit;
RS RUJUKAN NASIONAL DAN
RS RUJUKAN PROVINSI
RS
Nasional Provinsi
Rujukan
RS Kelas A 12 2
RS Kelas B 2 14
RS Kelas C -- 4
Jumlah 14 20

**Kepmenkes
HK.02.02/MENKES/390/2014 dan
HK.02.02/MENKES/391/2014

RS Rujukan Regional

RS RUJUKAN REGIONAL
(= 110 RS)
RS KELAS A 3 RS
RS KELAS B 48 RS
RS KELAS C 52 RS
RS KELAS D 7 RS
Region 1: DKI, JABAR, DIY, JATIM, BANTEN
Region 2: SUMBAR, RIAU SUMSEL, LAMPUNG, BALI, NTB
Region 3: NAD, SUMUT, JAMBI, BENGKULU, KEPRI, KALBAR, SULUT, SULTENG, SULSEL, SULTRA,
GORONTALO, SULBAR
Region 4: KALTENG, KALSEL
Region 5: BABEL, NTT, KALTIM, MALUKU, MALUT, PAPUA BARAT, PAPUA
 TARGET PENGUATAN
SISTEM RUMAH SAKIT RUJUKAN NASIONAL

KETERANGAN

2015 2018
2016 2019
2017
 TARGET PENGUATAN
SISTEM RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL

Target 2015: 4 RS Target 2015: 7 RS

Target 2016: 3 RS Target 2016: 4 RS Target 2015: 5 RS
Target 2017: 5 RS Target 2017: 5 RS Target 2016: 4 RS
Target 2018: 5 RS Target 2018: 5 RS Target 2017: 4 RS
Target 2019: 4 RS Target 2019: 8 RS
Target 2018: 4 RS
Target 2019: 5 RS

Target 2015: 9 RS
Target 2016: 11 RS
Target 2017: 11 RS
Target 2018: 11 RS
Target 2019: 9 RS
Target 2015: 9 RS
Target 2016: 12 RS
Target 2017: 9 RS
Target 2018: 9 RS Target 2015: 3 RS
Target 2019: 8 RS Target 2016: 3 RS
Target 2017: 3 RS
Target 2018: 3 RS
Target 2019: 2 RS
19
 TARGET PENGUATAN RSUD

Target 2015: 14 RS
Target 2016: 12 RS
Target 2017: 13 RS Target 2015: 17 RS
Target 2018: 11 RS Target 2016: 16 RS Target 2015: 9 RS
Target 2019: 15 RS Target 2017: 17 RS Target 2016: 11 RS
Target 2018: 17 RS Target 2017: 10 RS
Target 2019: 18 RS Target 2018: 10 RS
Target 2019: 12 RS

Target 2015: 36 RS
Target 2016: 36 RS
Target 2017: 35 RS
Target 2018: 35 RS
Target 2019: 32 RS
Target 2015: 46 RS Target 2015: 9 RS
Target 2016: 48 RS Target 2016: 8 RS
Target 2017: 48 RS Target 2017: 8 RS
Target 2018: 50 RS Target 2018: 8 RS
Target 2019: 48 RS Target 2019: 6 RS

20
 PERATURAN GUBERNUR PROVINSI
JAWA BARAT NOMOR 64 TAHUN 2013
TENTANG
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN
KESEHATAN
Provinsi Jawa Barat:
- Administratif = Terdiri dari 18 Kab, 9 kota
- Sarana Kesehatan :
a. Rumah Sakit = 314, RSU Tipe A = 9 unit RSU
Tipe B = 53 unit
b. Jumlah penduduk = 45.736.365
c. Jumlah TT = 42.812
d. Estimasi Kebthn = 45.736
e. Kekurangan TT = 2.924
JAWA BARAT

RS Rujukan Nasional
1 RSUP Hasan Sadikin
RS Rujukan Regional
1 RSUD AL Ihsan
2 RSUD Cibabat
3 RSUD dr. Soekardjo
4 RSUD Gunung Jati
5 RSUD Karawang
6 RSUD Cibinong
7 RSUD Syamsudin
 SISTEM RUJUKAN DAERAH
PERBATASAN
• Klasifikasi daerah perbatasan  berdasarkan domisili
pasien
• Perlu penetapan daerah cakupan pelayanan untuk
wilayah2 perbatasan baik di dalam maupun antar
provinsi
• Ketentuan sistem rujukan dikecualikan pada kondisi
kegawatdaruratan, bencana, kekhususan permasalahan
pasien dan pertimbangan geografis
• Dalam kondisi kekhususan permasalahan kesehatan,
pasien dapat dirujuk langsung ke RS tersier apabila di
RS sekunder tidak tersedia pelayanan spesialistik yang
dibutuhkan
 SISTEM RUJUKAN DAERAH
PERBATASAN
• Wilayah perbatasan Provinsi Jawa Barat:
1. DKI Jakarta  Depok & Bekasi
2. Banten  Depok, Bogor & Sukabumi
3. Jawa Tengah  Cirebon, Kuningan & Ciamis
 KETERSEDIAAN TT DI RS RUJUKAN
PROVINSI & RUJUKAN REGIONAL JABAR

TT Total TT Kelas III TT intensif PEMILIK

NAMA RS LOKASI
RSUP Dr. Hasan A 1100 611 75 Kemkes Bandung
Sadikin
RSUD Al Ihsan B 246 70 7 Pemprov Jabar Soreang, Kab.
Bandung
RSUD Cibabat B 371 159 6 Pemkot Cimahi Cimahi
RSUD dr.Soekardjo B 417 178 11 Pemkot Tasikmalaya Tasikmalaya
RSUD Gunung Jati B 402 203 31 Pemkot Cirebon Cirebon
RSUD Karawang B 430 178 29 Pemkab Karawang Karawang
RSUD Cibinong B 289 125 5 Pemkab Bogor Cibinong
RSUD Syamsudin B 702 270 40 Pemkot Sukabumi Sukabumi

Berdasarkan WHO Kebutuhan TT adalah 1:1000 dr jumlah penduduk

Saat Ini Penduduk Jawa Barat = 45.736.365 Penduduk
Kebutuhan TT 45.736.365/ 1000 = 45.736 TT
Yang tersedia saat ini : 42.812 TT
Penduduk Jawa Barat, masih kekurangan TT sebesar : 2924 TT
TOTAL KEBUTUHAN DR SPESIALIS DI RS
RUJUKAN REGIONAL DAN JEJARING
DATA KEADAAN DAN KEKURANGAN DOKTER /DOKTER GIGI SPESIALIS DI RUMAH SAKIT
RUJUKAN REGIONAL PER PROPINSI
B 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

NO PROVINSI SP.Oft SP.M/ Sp.B.O SP.Ort

Keadaan/K SP.RA SP.TH SP.Psi SP.KJ/ SP.Ort SP.BT
SP.A SP.OG SP.PD SP.B SP.RM SP.AN SP.PK SP.PA SP.JP SP.S SP.P SP.M halmol SP.Oft SP.KJ SP.U rthope h/SP.B SP.KK SP.F SP.BS SP.BP SP.BA
ekurangan D T kiatri SP.Psi hopedi KV
ogi h di O
1 Aceh Keadaan 12 14 13 11 5 1 6 3 2 3 6 3 6 0 6 6 3 4 7 2 1 1 2 4 1 0 0 1 0

Kekurangan 3 2 2 4 5 9 4 7 8 3 1 2 0 0 1 1 0 0 2 3 0 0 3 1 4 0 5 4 0
2 Sumatera Utara Keadaan 31 45 31 22 8 1 28 10 5 7 14 14 10 0 10 23 7 0 7 0 0 6 6 13 2 0 5 2 3

Kekurangan 3 0 2 4 5 10 4 3 7 3 0 1 0 0 0 0 0 0 2 5 0 0 3 2 4 0 4 4 0
3 Sumatera Barat Keadaan 6 9 13 4 3 3 3 3 2 4 5 4 7 0 7 4 3 2 5 1 2 2 4 2 0 0 0 0 0

Kekurangan 4 2 1 5 3 3 3 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 3 0 3 3 0
4 Riau Keadaan 11 11 7 7 3 1 3 4 4 0 3 4 5 0 5 3 1 0 1 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0

Kekurangan 1 2 5 5 5 7 5 4 4 4 1 0 0 0 0 1 0 0 3 4 0 0 3 2 4 0 4 4 0
5 Jambi Keadaan 5 7 3 3 3 0 2 2 1 0 2 1 2 0 2 2 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0

Kekurangan 1 1 3 3 1 4 2 2 3 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 2 2 0
Sumatera
6 Selatan Keadaan 9 10 14 12 3 2 5 1 3 1 2 2 6 0 6 4 1 0 1 0 1 1 2 6 1 0 1 1 0

Kekurangan 4 3 1 1 5 6 3 7 5 3 2 2 0 0 1 1 0 0 3 4 0 0 3 0 3 0 3 3 0
7 Bengkulu Keadaan 2 4 3 3 0 0 0 2 1 0 2 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 7 5 6 6 6 6 6 4 5 3 1 3 0 0 2 2 0 0 3 3 0 0 3 3 3 0 3 3 0
8 Lampung Keadaan 3 4 4 3 2 1 3 2 1 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0

Kekurangan 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 1 1 2 0 1 2 0
Kepulauan
9 Bangka Belitung Keadaan 2 2 2 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0
10 Kepulauan Riau Keadaan 5 5 2 4 1 1 2 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0

Kekurangan 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
11 DKI Jakarta Keadaan 23 23 25 20 10 5 18 9 5 11 15 16 15 0 15 13 6 1 7 7 7 4 11 7 1 2 3 1 0

Kekurangan 0 1 0 3 3 6 0 2 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 0 0 2 2 6 2 4 6 3
12 Jawa Barat Keadaan 25 29 26 26 14 9 16 11 8 5 16 7 12 0 12 13 5 1 6 5 6 8 14 8 1 0 6 1 3

Kekurangan 0 0 1 1 2 5 0 4 7 3 0 3 0 0 0 0 0 0 2 3 0 0 0 0 6 0 2 6 0
13 Jawa Tengah Keadaan 38 45 50 22 18 12 24 14 8 8 26 17 23 0 23 21 11 2 13 8 10 15 25 23 6 2 7 4 3

Kekurangan 1 1 0 8 3 4 2 4 8 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 4 1 4 5 0
14 DI Yogyakarta Keadaan 3 3 5 2 2 1 1 0 0 0 2 0 4 0 4 1 1 0 1 0 1 1 2 1 0 0 0 0 0

Kekurangan 0 0 0 1 0 1 1 2 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
15 Jawa Timur Keadaan 18 23 20 14 13 7 13 7 7 10 15 9 13 0 13 12 3 2 5 5 9 3 12 13 0 0 6 2 1

Kekurangan 2 1 1 2 1 4 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 5 0 0 3 0
16 Banten Keadaan 4 6 3 3 3 1 3 1 1 2 1 2 2 0 2 3 1 0 1 0 3 0 3 1 1 0 2 0 0

Kekurangan 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
17 Bali Keadaan 8 10 13 5 4 1 10 1 2 2 4 2 2 0 2 4 1 1 2 1 0 3 3 4 0 1 1 0 0

Kekurangan 0 0 0 1 0 3 0 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 1 2 0
 B 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SP.Oft Sp.B.O SP.Ort
NO PROVINSI Keadaan/K SP.RA SP.M/S SP.TH SP.Psi SP.KJ/ SP.Ort SP.BT
SP.A SP.OG SP.PD SP.B SP.RM SP.AN SP.PK SP.PA SP.JP SP.S SP.P SP.M halmol SP.KJ SP.U rthoped h/SP.B SP.KK SP.F SP.BS SP.BP SP.BA
ekurangan D P.Ofth T kiatri SP.Psi hopedi KV
ogi i O
Nusa
Tenggara
18 Barat Keadaan 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0
Nusa
Tenggara
19 Timur Keadaan 4 6 4 4 2 0 2 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 8 6 8 8 6 8 6 7 7 4 3 4 0 0 4 3 0 0 4 4 0 0 4 4 4 0 4 4 0
Kalimantan
20 Barat Keadaan 7 8 8 5 2 0 3 2 2 0 3 2 3 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

Kekurangan 5 4 4 7 6 8 5 6 6 4 1 2 0 0 1 3 0 0 4 4 0 0 4 4 4 0 3 4 0
Kalimantan
21 Tengah Keadaan 7 7 8 7 3 2 4 6 0 0 2 0 2 0 2 2 1 2 3 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0

Kekurangan 2 2 1 3 3 4 2 1 6 3 1 3 0 0 1 1 0 0 1 3 0 0 2 1 3 0 3 3 0
Kalimantan
22 Selatan Keadaan 6 10 8 7 5 1 4 3 1 1 4 3 6 0 6 5 3 0 3 0 3 0 3 2 0 0 0 1 0

Kekurangan 6 2 4 5 3 7 4 5 7 3 1 1 0 0 1 2 0 0 2 4 0 0 2 2 4 0 4 3 0
Kalimantan
23 Timur Keadaan 3 8 4 3 1 1 4 2 0 1 2 1 2 0 2 2 0 0 0 0 1 1 2 2 0 0 0 1 1

Kekurangan 3 0 2 3 3 3 1 2 4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 1 0 2 0 2 1 0
Kaimantan Tidak ada
24 Utara rujukan
regional
kab
Sulawesi
25 Utara Keadaan 5 5 3 5 1 0 3 0 0 0 1 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 7 7 9 7 7 8 5 8 8 4 3 4 0 0 2 4 0 0 4 4 0 0 4 4 4 0 4 4 0
Sulawesi
26 Tengah Keadaan 5 6 6 5 4 0 2 3 0 0 3 0 2 0 2 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Kekurangan 7 6 6 7 4 8 6 5 8 4 1 4 0 0 2 3 0 0 3 4 0 0 4 3 4 0 4 4 0
Sulawesi
27 Selatan Keadaan 16 17 17 14 11 0 9 7 1 1 11 3 8 0 8 12 7 1 8 2 5 1 6 9 0 0 1 0 0

Kekurangan 3 3 3 4 3 12 3 6 11 5 0 3 0 0 0 0 0 0 1 4 0 0 2 0 6 0 5 6 0
Sulawesi
28 Tenggara Keadaan 2 5 3 2 3 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 4 2 3 4 1 4 4 3 4 2 1 1 0 0 1 -1 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 0
29 Gorontalo Keadaan 2 2 2 2 2 0 2 0 0 1 1 0 3 0 3 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Kekurangan 4 4 4 4 2 4 2 4 4 1 1 2 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 2 1 2 0 2 2 0
Sulawesi
30 Barat Keadaan 2 2 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kekurangan 0 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
31 Maluku Keadaan 1 3 2 2 2 0 1 2 1 0 1 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

Kekurangan 8 6 7 7 4 6 5 4 5 3 2 1 0 0 2 2 0 0 3 3 0 0 3 3 2 0 3 3 0
32 Maluku Utara Keadaan 3 4 3 3 0 0 3 1 0 0 1 0 3 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Kekurangan 6 5 6 6 6 6 3 5 6 3 2 3 0 0 0 2 0 0 3 3 0 0 3 2 3 0 3 3 0
33 Papua Keadaan 11 11 8 11 4 1 4 4 0 1 3 1 4 0 4 3 0 0 0 0 3 1 4 2 1 0 0 0 0

Kekurangan 7 7 10 7 8 11 8 8 12 5 3 5 0 0 2 3 0 0 6 6 0 0 4 4 5 0 6 6 0
34 Papua Barat Keadaan 2 2 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Kekurangan 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
JUMLAH Keadaan 282 347 315 237 134 51 181 104 57 59 151 98 153 0 153 148 58 17 75 32 58 47 105 108 16 5 35 14 11

Kekurangan 103 78 96 124 104 168 90 121 163 74 27 50 0 0 21 32 1 0 66 86 0 0 61 46 97 3 85 98 3

 KESIMPULAN

 Sudah terbit 33 Pergub  masih belum sesuai

Pedoman Penetapan Regionalisasi Sistem
Rujukan  perlu revisi
 RS belum seluruhnya memenuhi kriteria
 Sistem rujukan berjenjang  belum optimal 
RS Regional Masih terjadi penumpukan pasien
di RS besar tertentu
 TERIMA KASIH

© 2016, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan