Anda di halaman 1dari 51

Peran Bidan Komunitas untuk

Mensukseskan SDG`s

Farid Husin

Disampaikan pada Seminar Nasional “Strategi Bidan Komunitas Untuk Menurunkan


Kematian Ibu dan Bayi

Tasikmalaya, 14 Juli 2018


Target Indicator
3.1 By 2030, Reduce Gloobal MMR < 70/100.000  Maternal Mortality Ratio
Live births (LB)  Proportion of birth attended by
Pada tahun 2030, AKI < 70/100.000 KH skilled health personel

 AKI
 Proporsi kelahiran yang ditolong
oleh Nakes
3.2 By 2030, end Preventable deaths of Newborn s  Under-5 Mortaliti rate
& Children < 5 years, NMR ≤ 12/1.000 LB, < 5  Neonatal Mortality rate
years ≤ 25/1.000 LB
 AKI
Pada th 2030, AKB ≤ 12/1.000 KH, AKABA ≤  AKABA
25/1.000 KH
Target Indicator
3.7 By 2030, ensure universal access to Proportion of women of reproductive age
sexual and reproductive health-care (aged 15-49 years) who have their need for
services, including for family planning, family planning satisfied with modern
information and education, and the methods
integration of reproductive health into Adolescent birth rate (aged 10-14 years; aged
national strategies and programmes 15-19 years) per 1,000 women in that age
group

Pada tahun 2030, menjamin akses Proporsi perempuan usia reproduksi (usia 15-
terhadap pelayanan kesehatan 49) puas dengan metode KB modern
reproduksi dan seksual meliputi : KB,
informasi dan pendidikan; dan
mengintegrasikan Kespro dalam
pembangunan nasional
ANGKA KEMATIAN IBU
(Per 100.000 KH)
 Tahun 2015, AKI 212/100.000 KH di Dunia
 99% diantaranya terjadi pada Negara berkembang
 Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara dengan Angka kematian Ibu dan bayi 1990
tertinggi di Dunia
 Tahun 2012 Prov. Jawa Barat menyumbang jumlah kasus kematian maternal tertinggi……… di 446

…………………………………
Indonesia
 Tahun 2015 Proporsi kematian di Jawa Barat terjadi pada : 219 kasus (22,15 100.000) 2015
kehamilan; 2412 kasus ( 24,46/100.000 KH) dan 364 kasus 936,84/100.000 KH)
126
STUDI EPIDEMIOLOGI DALAM UPAYA MENURUNKAN KEMATIAN MATERNAL
DI PROVINSI JAWA BARAT 2015 ( Per 100.000 KH)

Tahun 2015 : kematian maternal tertinggi berada pada kabupaten Tasikmalaya yaitu
167.1/100.000 KH

124,9

153,7

110,1
134,7

124,7

85,7 Kab :167,1

Kota :159,8

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2015


MORBIDITAS  KESEHATAN IBU
 Unmet need  12,77%
 54,2 Per 1000 Perempuan di Indonesia Melahirkan < 20 Tahun

Women Health
 207 per 1000 KH melahirkan di usia > 40 Th
 38.2 % ibu hamil di dunia mengalami anemia ( WHO, 2015)

Meningkatkan Risiko Komplikasi selama Kehamilan


 10 % wanita hamil di dunia mengalami depresi  54 % berlanjut pada
depresi post partum
 7-10% terjadi pada negara maju
Mental Health

 19 -25 % terjadi pada negara berkembang

Ibu tidak dapat menjalankan perannya sebagai orang tua  Gangguan


tumbuh kembang anak

WHO, 2015
Lancet, 2016
Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita
Th 2015 :
 5.000.000 Lahir di Indonesia
 203 bayi meninggal sebelum mencapai bulan pertama kelahirannya
 201 Bayi lahir mati

Tahun 2012 : Jawa Barat penyumbang kematian bayi ke-3 di Indonesia yaitu sebanyak 4650
kasus, dan 4970 pada tahun 2014

Profil kesehatan Indonesia, 2015


STUDI EPIDEMIOLOGI DALAM UPAYA MENURUNKAN KEMATIAN NEONATAL
DI PROVINSI JAWA BARAT, 2015

2014 : 14

2014 : 262

2015 : 375

2013 : 322
2014 : 317

2015 : 267

2014 : 541

2014 : 208
• MORBIDITAS  KESEHATAN ANAK

World *) Indonesia **)

………………………………
159 Million children under the age of Underweight sangat kurus
five are stunted around the world 3.1%Kurus 8%

sub-saharan africa or South Asia *)

75 % of the world`s stunted children


live in sub-saharan africa or South
Asia
…………………………………………………………
Indonesia **)

Sangat pendek 8,6 %,


Pendek 19%

 Estimated 20% stunting begins in the womb-with a mother who


malnourished & isn`t getting enough of the nutrition she needs to
support her baby`s growth & development during pregnancy

* WHO,2016 **KEMENKES, 2017


PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF BALITA NORMAL DAN STUNTING
Injuries, 1,2 %
Acute
respiratory
infection, 5,2%

Diarrhoea 0,3%
Tetanus, 0,3%
Pertussis, 0,1%
HIV/AIDS, <0,1%

WHO-MCEE estimates for child causes of death, 2000-2015. (http://www.who.int/healthinfo/global_ burden_disease/estimates_child_cod_2015/)


 Faktor pasien (14,3% *))
 Faktor tenaga kesehatan 66,7%*)
 Faktor fasilitas kesehatan
 Faktor rujukan11,9 *)
Non
Klinis
Klinis

Ibu telah mendapatkan


penanganan sesuai Prosedur,
serta tidak ada kesalahan fungsi
sistem kesehatan atau
keterlambatan dlm penanganan
pasien  ex: Emboli air ketuban

*) Merali, et al.Audit identified avoidable factor in maternal & perinatal deaths in low resource setting: a systematic review. BMC.2014
HASIL PENELITIAN FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL DAN
NEONATAL YANG DAPAT DICEGAH
PROVINSI JAWABARAT 2015

Variabel %

Faktor pasien dan Tenaga Kesehatan 20-40%

faktor pasien, tenaga kesehatan dan rujukan 40-65%

Faktor pasien dan fasilitas kesehatan 2-6%

Faktor tenaga kesehatan, rujukan 3-10%

Faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan 4-11%

Faktor pasien, fasilitas kesehatan, rujukan 2%

Jasmiati, dkk. 2015


PENYEBAB AKB BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU
Hasil studi kualitatif………

Kalau yang menjadi masalah masih banyak pendidikan rata-rata SD


karena dinikahkan pada usia muda, jadinya susah dari segi
pengetahuan, sehingga tidak mempunyai kemampuan mengambil
keputusan secara mandiri (RI FGD I)

Bahkan ada yang G12 masih ingin punya anak, waktu kami skrinning
pemeriksaan kehamilan bersama spesialis, itu ada yang G8, ada paritas
tidak berisiko tapi usia sudah 41 tahun, masih belum mau ber KB,
kadang ada istrinya mau ber KB tapi suaminya nggak setuju (RNI
indepth)
 Tahun 2015 Proporsi kematian di Jawa Barat terjadi pada : 219 kasus
(22,15 100.000) kehamilan; 2412 kasus ( 24,46/100.000 KH) dan 364 kasus
936,84/100.000 KH)

 Pemeriksaan Kehamilan  87,8 % oleh Bidan


 Tahun 2015, di Prov Jawa barat 91% persalinan di tolong oleh bidan

 81,8% Kematian neonatal di Kota. Tasikmalaya disebabkan oleh faktor


Nakes (sutriningsih, 2015)
 Pada tahun 2015 , 67,2% Penolong pertama kasus kematian ibu di Kab.
tasikmalaya adalah Bidan
FAKTA TENTANG KOMPETENSI BIDAN
 52,6% kasus kematian maternal disebabkan oleh keterlambatan
penanganan dan detksi dini risiko obstetri

 90% kematian maternal di Prov. Jawa barat terjadi akibat keterlambatan


rujukan dari Pel. Kesehatan Tk Dasar  kemampuan Komunikasi Nakes
rendah  Informasi tentang risiko dan komplikasi tidak efektif  ibu dan
keluarga terlambat mengambil keputusan (Jasmiati, dkk, 2015)
Hasil Studi Kualitatif …….
Kematian dapat dicegah atau tidak tergantung di tingkat mana, di komunitas tidak ada kematian yg tdk bisa dicegah, yg
perlu ditingkatkan fungsi bidan desa, yg tidak pernahANCdidatangi, oedema paru dicegah di promer atau di RS berkaitan
time respon, PEB harus dg rujukan dini berencana, perdarahan stabilitas dulu, kelainan jantung harusnya sudah tahu
hemodilusi pada usia kehamilan 28 minggu yg menyebbakan kegagalan jantung. Kalau solusio plasenta ada hipertensi
bisa dicegah dari hipertensi. Kalau di RS yg tdk dapat dicegah kematiannya yg datang terlambat (RN2 Indepth)

Kami sudah memberikan kebijakan, pembinaan ANC yg terpadu & berkualitasitu sudah
menjadi kebijakan harus 10 T dipadu juga dengan program gizi, tapi tetap ada juga di
lapangan Hb & TD tidka diperiksa, ditanya tidak tahu, segala upaya dilakukan, dibina
ANC, deteksi, sutk kasus kegawat daruratan bagaimana cara stabilisasi tapi masih ada
beberapa daerah yg tidak bisa (RN 1 Indepth)

Jasmiati, dkk 2015


FAKTA TENTANG KOMPETENSI BIDAN

 45,7% Bidan tidak melakukan tindakan sesuai kewenangannya

Hasil Studi Kualitatif …….

Kita ngerujuk sendiri karena bidan desa nggak tanggung jawab, pasien
nggak pernah diantar, nggak pernah dikunjungi kerumah, nggak ada
konfirmasi, bahkan ada kasus ditanya punya uang berapa, diarahin ke
swasta, katanya disana jamkesmas tidak berlaku (RK,5, indepth)

Saya sudah bicara ke bidan kalau tidak bisa ditangani segeralah dirujuk, kata
bidan sudah normal sudah boleh pulang. Jam 2 siang kita bawa lagi sampai
malam masih bukaan 4, kata bidan ini masih proses. Sy heran kenapa nggak
mau ngerujuk, besok siang baru dirujuk. Yang saya marah kata bidan kalau di
rujuk harus ke rumah sakit I bapak ada biaya ga ( RK3 Indepth)
PASIEN TENAGA KESEHATAN RUJUKAN

 Meningkatkan Pelatihan Motivasi,


Kesejahteraan Ibu dan Komunikasi persuasif &
Anak melalui KIA-KB penagananan Risiko
 Pemberdayaan Obstetri
keluarga
 Pemberdayaan
ekonomi keluarga

Menurunkan AKI < 70/100.000 KH


Menurunkan AKB 12/1.000 KH
Menurunkan AKABA 25/1.000 KH
Menjamin akses terhadap kesehatan reproduksi dan
seksual serta program keluarga berencana
SIAPAKAH BIDAN KOMUNITAS ITU?

Bidan
Bidan
Praktik
Desa
Mandiri

Bidan
Puskesmas
 Kehamilan sehat tanpa komplikasi (ibu dan
janin)
 Persalinan lancar dan nyeri minimal
 Bidan tidak hanya memberikan pelayanan secara
normatif ( pemeriksaan rutin, pemberian vitamin)
 tetapi yg mendukung kehamilan sehat dan
persalinan lancar (memperhatikan aspek sosial,
budaya dan spiritual)

She made you feel comfortable … one by listening … because she listens, you relax. She’s
very confident in her skills. It’s not her being aggressive. She’s willing to listen to what your
problem is and then she’ll say let me check and then she does. Part of being a good provider is
listening to what we’re saying

Downe, et al. 2015. What matters to women: a systematic scoping review to identify the processes and outcomes of antenatal car eprovision that are important to healthy pregnant women. Cochrane Library
• Penelitian terhadap
8000 wanita, 100 ayah,
2300 bidan dan 400
mahasiswa  yang
dibutuhkan bidan sabar,
ramah, mendampingi ibu
dan memberikan dukungan,
terbuka, peduli kondisi
pasien, membangun
hubungan yang harmonis
dan berkomunikasi dengan
baik dengan pasien dan
keluarganya.

Nicoll, Webb. 2006. What makes a good midwife? An integrative review of methodologically-diverse research. J Adv Nurs
Halldorsdottir. 2011.The Primacy of the good midwife in midwifery service.Scan J Caring science
IMPLEMENTASI ASUHAN KELUARGA BERENCANA TERINTEGRASI
BERBASIS KOMUNITAS

………..
Fisik

………..
Apa yang Wanita  Informasi ttg kontrasepsi yg
relevan dg kebutuhan
Inginkan?  Alat kontrasepsi yang aman dan
efektif sesuai kondisi fisik ibu
Spiritual Fisik  efek samping minimal

Keluarga
Berencana
……….. Penyebab utama penghentian
penggunaan kontrasepsi
………

Psikologi Sosio
Psikologi kultural

 Tidak cemas thd kemungkinan


efek samping dan akibat tidak
langsung dari kontrasepsi Kebutuhan wanita

Goldhammer, Fraser.et al..What do young Australian women want (when talking to doctors about contraception)? 2017 Webb. What do women want? Counselling in contraception. 2002
Kebutuhan Keluarga

1. Perkawinan Harmonis
2. Anak berkualitas
3. Mempunyai harapan di masa depan
Kebutuhan Pengembangan Ekonomi

Berbasis kemampuan keluarga

Berbasis lingkungan

Pemanfaatn teknologi tepat guna


IMPLEMENTASI ASUHAN KEHAMILAN BERBASIS KOMUNITAS

Apa yang wanita dan Keluarga Inginkan?


 Kehamilan  Ibu dan bayi sehat
 Keluhan selama Kehamilan minimal
3
2
1 Trimester
Trimester
 Sering
Trimester  Nyeri berkemih
punggung  Gangguan
 Mual muntah  Nyeri perut tidur &
 Pusing bagian mudah lelah
 Mudah lelah bawah  Sesak nafas
 Heartburn  Pergerakan  heartburn
 Konstipasi janin
 Perubahan  Penambahan
Psikologi berat badan
 Perubahan
psikologi
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI ASUHAN
ASUHAN KEHAMILAN
KEHAMILAN C BERBASIS
BERBASIS KOMUNITAS
KOMUNITAS
EVIDENCE
Kebutuhan Fisik Nutrisi : BASED
a. edukasi tentang pengaturan Pola Makan  menghindari
makanan yang berlemak, menghindari makanan yang
mengandung kafein, makan dengan porsi kecil tapi sering,
makan tidak terlalu malam. (A)
b. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi mikronutrien (B-
Complex, asam folat, magnesium, kalsium, zinc, Vit A, Vit C) 3
bulan sebelum konsepsi  mengurangi insiden dan keparahan
mual dan muntah dalam kehamilan (A)
c. Menghindari makanan yang mengandung asam seperti mangga,
jeruk,… (A)

a. Membentuk Kelompok Ibu Hamil  Sarana untuk


Lingkungan Sosial
memberikan pendidikan, sosialisasi dan memberikan
dukungan satu sama lain sesuai dengan kebutuhan
b. Peer counseling meningkatkan outcome kehamilan
melalui:
 Latihan selama kehamilan  senam hamil, pilates,
Yoga
 Pendidikan nutrisi
 Psychological support
Lewycka et al, Effect of women’s groups and volunteer peer counselling on rates of mortality, morbidity, and health behaviours Lancet. 2013
IMPLEMENTASI ASUHAN KEHAMILAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

Kunjungan Rumah:  dapat menurunkan angka kematian neonatal


sebesar 61%, Kunjungan rumah memungkinkan Bidan
a. Melakukan deteksi dini kemungkinan komplikasi selama kehamilan
b. Melakukan edukasi pada keluarga tentang tanda bahaya pada
kehamilan
c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu hamil 
stres dalam kehamilan dapat meningkatkan keluhan pada masa
hamil seperti mual muntah, gangguan istirahat
IMPLEMENTASI ASUHAN KEHAMILAN TERINTEGRASI BERBASIS
KOMUNITAS
LINGKUNGAN Bidan Memastikan Bahwa ibu hamil dan keluarga tinggal
di lingkungan yang baik

INDIKATOR:
 Sirkulasi udara yang baik  ventilasi yg Cukup
 Penerangan yang cukup
 Air bersih terpenuhi
 Pembuangan air limbah diatur dg baik
 Bagian-bagian ruang ( lantai dan dinding) tidak
lembab & tidak terpengaruh bau, rembesan air
dan udara kotor
 Bebas Asap Rokok
IMPLEMENTASI ASUHAN PERSALINAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

Apa yang ibu dan


keluarga inginkan?

Ibu dan bayi lahir sehat

sensasi nyeri ↓

Durasi persalinan ↓

Halldorsdottir. 2011.The Primacy of the good midwife in midwifery


service.Scan J Caring science
Konsensus Royal College of Midwives merumuskan Empat kategori penting dalam asuhan
persalinan:

Dukungan Psikologi ; kehadiran bidan, bidan memberikan


asuhan dengan ramah dan sabar

Pemenuhan kebutuhan fisik: lingkungan persalinan


yang nyaman, kebebasan bergerak, asuhan yang dapat
menurunkan sensasi nyeri

Pemberian informasi : mendengar aktif terhadap


keluhan ibu, informasi tentang kondisi ibu dan
janin serta proses yang akan dilalui

Advokasi : membantu ibu untuk menentukan pilihan


yang berkaitan dengan asuhan yang diperlukan

Evidence based Guidelines for midwifery led- in labour, 2008


IMPLEMENTASI ASUHAN PERSALINAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

 Dukungan Psikologi terhadap ibu


bersalin
 Cochrane review ( 22 RCT, n>1500) 
dukungan secara terus menerus bermanfaat
untuk:
 Meningkatkan peluang terjadinya
persalinan spontan
 Durasi waktu persalinan yang lebih
singkat
 Kepuasan ibu
 Mengurangi penggunaan obat-obatan
untuk menurunkan nyeri

 Dukungan dapat berupa  Dukungan


emosional, pemberian informasi
tentang proses yang akan dilalui oleh
ibu, dst
IMPLEMENTASI ASUHAN PERSALINAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

 Pemantauan kesejahteraan
janin secara terus menerus
 Cochrane review ( 13 RCTs, n> 37.000)
 pematauan DJJ terus menerus
dengan menggunakan CTG :
 Meningkatkan risiko persalinan
dengan SC (RR 1.63, 95% CI 1.29 to
2.07, n = 18,861, 11 trials).
 Meningkatkan risiko persalinan
dengan tindakan vacuum dan
forcep (RR 1.15, 95% CI 1.01 to 1.33, n
= 18,615, 10 trials)
 tidak ada perbedaan pada luaran
bayi baru lahir ( RR 0,86 CI, 0,59-
1,23)
IMPLEMENTASI ASUHAN PERSALINAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

 Menciptakan lingkungan persalinan


yang nyaman 
 Pemberian Nutrisi pada Ibu bersalin
aman dan dapat meningkatkan outcome
persalinan
 Membatasi asupan nutrisi pada saat proses
persalinan dapat:
 Meningkatkan kadar asam lambung 
ibu merasa tidak nyaman
 Asupan Nutrisi yang dapat diberikan 
makanan/minuman yang mengandung kalori
dan isotonic  mudah dicerna
IMPLEMENTASI ASUHAN PERSALINAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

 Tidak membatasi mobilisasi ibu bersalin


dan memberikan kebebasan memilih
posisi
 Posisi terlentang dapat menurunkan aliran darah
 Posisi jongkok dan bersujud dapat memperbesar
diameter pelvis
 Cochrane review ( 25 RCTs, n=5218) Posisi
tegak dapat:
 Mempersingkat waktu persalinan ± 1 jam
 Menurunkan rasa nyeri persalinan
 Mengurangi penggunaan anastesi epidural
Tahukan Anda? Beberapa Hasil Penelitian Menunjukkan:

 Pada sebagian besar Orang tua, “Bayi menangis”


merupakan kondisi yg menimbulkan stres bagi
keduanya. Rata-rata bayi menangis s.d usia 3 bulan
minimal 2 jam/hari

 Aktivitas memberi makan pada balita merupakan


“tantangan besar” bagi seorang ibu karena seringkali
menghadapi banyak masalah.

 Pada bulan-bulan pertama pasca salin, sebagian


besar aktivitas merawat bayi hanya dilakukan oleh
ibu  menimbulkan konflik antara suami-istri 
Depresi
IMPLEMENTASI ASUHAN KELUARGA BERENCANA
TERINTEGRASI BERBASIS KOMUNITAS

1. Konseling 
 Konseling berbasis komunitas efektif untuk meningkatkan
penggunaan kontrasepsi sebesar 1.,13 kali (95% CI: 1.010-1.284)*
 Konseling  meningkatkan kepuasan  menurukan angka drop
out**

a. Membangun hubungan dengan klien secara personal  memahami


karakteristik masing-masing pasien
b. Menjamin bahwa informasi ( efektifitas dan efek samping metode
kontrasepsi) yang diberikan oleh bidan dapat dipercaya respecful
communication
c. Bidan menunjukkan rasa ketertarikannya terhadap masalah klien
d. Komunikasi tidak bersifat menghakimi  obyektif

*) Diez E, Lopez, et al.Effects of a counselling intervention to improve contraception in deprived neighbourhoods: a randomized controlled trial.2017

**) atcher RA, Rinehart W, Blackburn R, Geller JS, Shelton JD. The Essenttials of Contraceptive Technology. Bloomberg: The John Hopkins for Communication Program; 2005.
IMPLEMENTASI PERAN BIDAN DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

• Wanita dengan Pendidikan tinggi • Memberdayakan perempuan


lebih berpeluang untuk bekerja di secara ekonomi  menurunkan
ruang publik ekonomi risiko kekerasan seksual dan
meningkat transaksi seksual
Ekonomi
• Pendidikan tinggi  menigkatkan
pengetahuan  meningkatkan • Memberdayakan Perempuan
kapabilitas  berdaya dalam secara ekonomi  kebutuhan
mengambil keputusan keluarga terpenuhi 
Pendidikan Sosialbudaya-politik Masyarakat Sejahtera

• Pemberdayaan  meningkatkan Psikis


kepercayaan diri wanita 
meningkatkan kepuasan hidup

• Pemberdayaan perempuan 
menurunkan peluang terjadinya
kekerasan pada perempuan.
IMPLEMENTASI PERAN BIDAN DALAM PEMBERDAYAAN keluarga

Mendorong keluarga Harmonis

PARENTING EDUCATION  Sesuai Tahap


Perkembangan Anak

Pemberdayaan ekonomi keluarga


 Mendorong anggota Keluarga Untuk:
1. Mengkomunikasikan dengan baik setiap permasalahan
yang terjadi antara suami - istri
2. Saling Menghormati hak dan Kewajiban suami istri
3. Mendorong suami – istri untuk mengamalkan ajaran
agama.
4. Meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas secara
bersama-sama
5. Menjalankan Peran sebagai orang tua secara bersama-
sama
 Mengenali Tanda-tanda Kekerasan thd Perempuan
MENYIAPKAN GENERASI YANG BERKUALITAS

ORANG TUA ANAK

 Menciptakan ruang yang aman (Psikologi ) bagi Remaja


o Sebagian besar remaja wanita memiliki kekhawatiran untuk menceritakan
permasalahannya & mencari informasi kpd Orang tua  Bidan mendorong
orang tua untuk bersikap terbuka, hangat thd anak dg Komunikasi yg tidak
menghakimi
o Komunikasi terbuka yg terjalin antara orang tua & anak menurunkan
kejadian kekerasan seksual sebesar 58%
o Orang tua melakukan Pengawasan terhadap lingkungan sosial anak 
teman sebaya
o Menciptakan Lingkungan rumah bebas dari asap rokok  Role modelling
oleh orang tua
IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN BERBASIS KOMUNITAS

ORANG TUA ANAK

 Penelitian yg dilakukan Melynk et al (2013) thd Remaja yg


secara rutin diberikan latihan Kognitif  mereview surat kabar
bersama orang tua, problem solving, serta pendidikan ttg nutrisi
dan latihan fisik mempunyai :
o kejadian depresi lebih rendah
o Penggunaan Alkohol lebih rendah 12,9%

Menurunkan risiko terjadinya kenakalan remaja

Svanemyr et al. Journal od Adoloscent Health . 2015. Creating neabling Environment for Adolescent Sexual & Reproductive Health
Melynk et al, Am J Prev Med. 2013. Promoting Healthy Lifestyles in High School Adolescents
PARENTING EDUCATION
• “Parenting or child rearing is the process
of promoting and supporting the physical,
emotional, social and intellectual
development of a child from infancy to
Demand/Control
adulthood.”
High Low
Response (warmth)

Indulgent/
High

Authoritative Permissive
PARENTING STYLE

Authoritarian Neglectful/
Low

Rejecting
 pola asuh yang ketat terhadap tingkah laku  rang tua sangat terlibat dalam
anak, tetapi orang juga responsive, menghargai kehidupan anakna, tetapi
dan menghormati pemikiran, perasaan, serta menetapkan sedikit batas atau
mengikutsertakan anak dalam mengambil kendali atas mereka
sebuah keputusan

Indulgent/
Authoritative Permissive

Authoritarian Neglectful/
Rejecting

 orang tua membatasi dan menuntut anak  pola asuh ini orang tua
untuk mengikuti perintah-perintah orang sangat tidak terlibat dalam
tua. kehidupan anak
Indulgent/
 Pemurung Authoritative Permissive
 Mudah depresi
OUTCOME
 Menarik diri dari
Authoritarian Neglectful/
lingkungan Rejecting
 Agresif/Bermusuhan
 Cenderung berperilaku
“licik”
 Kepercayaan diri
rendah
 Risiko penyalahgunaan
obat terlarang dan
Seks Bebas
 Tidak menghargai Orang
lain
Indulgent/  Manja
Authoritative  Sulit mengendalikan diri
Permissive
OUTCOME  Sulit menerima kegagalan
 Sring cemas
Authoritarian Neglectful/  Agresif
Rejecting  Sulit mengontrol emosi
 Mempunyai kepercayaan
diri yg rendah
 Risiko pergaulan bebas &
penyalahgunaan obat
terlarang
Indulgent/  Sulit menyesuaikan diri
Authoritative Permissive  Motivasi untuk berprestasi
OUTCOME rendah
 Tidak dewasa
Authoritarian Neglectful/  Mudah mengalami
gangguan psikologi
Rejecting  Kurang memiliki
keterampilan sosial
 Kemampuan akademik
rendah
 Ceria, ramah, murah hati
 Bersemangat meraih
prestasi Indulgent/
 Dapat mengendalikan diri Authoritative
Permissive
 Berprestasi OUTCOME
 Bertanggung jawab
 Mempunyai keterampilan Authoritarian Neglectful/
Rejecting
menyelesaikan masalah yg
baik
 Menghormati orang lain
 Mandiri
 Percaya diri

“Children learn how to think, not what to think”-


PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA

Suami dan istri penopang ekonomi keluarga


Istri menjadi enterpreneur di rumah
(pemanfaatan pekarangan, keterampilan)
Pemanfaatn Teknologi tepat guna

Anda mungkin juga menyukai