Anda di halaman 1dari 36

TRAUMA LAHIR

Dr. dr.H. Prambudi Rukmono, SpA(K)


Perinatologi RSAM/ FK Unila Lampung

1
Gambaran Umum
 Trauma lahir merupakan
salah satu dari penyebab
utama dari morbiditas dan
mortalitas BBL
 Trauma lahir merupakan
trauma yang paling dapat
dicegah.
2
Gambaran Umum Spesifik
 Identifikasi → Stabilisasi →
Pencegahan dan Penurunan
insidensi
 Membuat keputusan untuk
memindahkan bayi ke pusat
rujukan sesuai dengan
kebutuhan.

3
Insidens
di Amerika Serikat

 1981- penyebab paling sering nomor enam untuk


kematian BBL (23,8/100.000 LB)
 1984- penyebab paling sering nomor delapan untuk
kematian BBL (8,9/100.000 LB)
 1993- penyebab paling sering nomor sebelas untuk
kematian BBL (3,7/100.000 LB)
 1998- penyebab paling sering nomor tigabelas
untuk kematian BBL (2.7/100,000 LB)

4
Faktor-Faktor Predisposisi
 Faktor janin
 Faktor Ibu:
◦ Presentasi abnormal Sungsang,
◦ Primigravida presentasi wajah
◦ Disproporsi ◦ BBLSR atau prematuritas ekstrim
cepalopelvis, ◦ Makrosomia janin
 Ibu bertubuh kecil, ◦ Kepala janin besar
 Kelainan panggul ibu ◦ Kelainan janin
◦ Partus lama atau  Intervensi obstetrik
◦ Pemakaian forsep mid-cavity atau
partus cepat ekstraksi vakum
◦ Distosia ◦ Versi dan ekstraksi
◦ Oligohidraminion

5
Jenis-Jenis Trauma

 Ekstrakranial
 Kranial
 Intrakranial
 Syaraf
 Wajah
 Tulang
 Intra abdomen

6
1?

4?
2?
5?
3? 6?

7? 7
Caput Succedaneum Cepalhematoma

Trauma Ekstrakranial
Perdarahan subgaleal dengan fraktur tengkorak

8
Caput Succedaneum

 Paling sering ditemui


 Serviks menekan kulit kepala Komplikasi
 Akumulasi darah/serum  Langka
subkutan, ekstraperiosteal  Kaput hemorargik
 Melintasi garis sutura  Infeksi
 Menghilang dalam beberapa  Ikterus
hari  Anemia
 TIDAK diperlukan terapi  DDX-Cephalhematoma

9
Caput succedaneum
Epicranial Kulit
aponeuroses

Periosteum
Tengkorak

10
Cepalhematoma
 Perdarahan sub periosteal akibat
ruptur pembuluh darah antara
tengkorak dan periosteum.
 Benturan kepala janin dengan pelvis
 Tidak ada perluasan melintasi garis
sutura
 Paling umum terlihat di parietal Komplikasi
tetapi kadang-kadang terjadi pada
tulang occipital  Ikterus, anemia
 Ukurannya bertambah sejalan  Infeksi: aspirasi diagnostik
dengan bertambahnya waktu
 5-18% berhubungan dengan fraktur  Sembuh dalam waktu 2-8
tengkorak → foto rontgen minggu
 Forsep atau vakum
 Kalsifikasi mungkin bertahan
selama > 1 tahun
Hanya jika ? infeksi
11
Caput succedaneum
Epicranial Kulit
Cephalhematoma
aponeuroses

Periosteum

Tengkorak

12
Perdarahan Subgaleal
 Darah di bawah galea apneurosis
 Mid-forceps dan vakum
 Pembengkakan kulit kepala,
ekimoses
 Mungkin meluas ke daerah
periorbital dan leher
 Seringkali berkaitan dengan trauma
kepala (40%)
◦Perdarahan intrakranial atau
◦Fraktur tengkorak
◦Terjadinya gambaran ini tidak
berkorelasi dengan keparahan
perdarahan
 Anemia/hipovolemia/syok

13
Diagnosis umumnya bersifat klinis:
• Massa padat berair yang
berkembang di kepala
• Berkembang secara bertahap
dalam waktu 12-72 jam
• Hematoma menyebar di selruruh
kalvarium
Perdarahan • Pembengkakan yang melintasi
garis sutura
Subgaleal Penatalaksanaan: suportif
• Observasi ketat untuk
mendeteksi kemajuan
• Memantau hematokrit
• Memantau hiperbilirubinemia
• Pemeriksaan untuk koagulopati
mungkin diindikasikan 14
Kulit Caput Cephalhematoma
Epicranial
aponeuroses Perdarahan subgaleal
Perdarahan
extradural
Periosteum

Tengkorak

Dura

15
Lesi Pembengkakan ↑ setelah Melintasi ↑↑↑ke-
eksternal lahir garis hilanga
sutura n darah
akut

Caput Lunak, dengan tidak ya tidak


succedaneum lekukan

Cepalhematom Padat, tegang ya tidak tidak


a
Hematoma Padat, berair ya ya ya
subgaleal 16
Fraktur Tengkorak
 Tidak umum terjadi karena
tengkorak yang dapat ditekan &
sutura terbuka
 Forsep/partus lama
 Linear/tertekan
 Biasanya tanpa gejala
 Perdarahan intrakranial terkait
mungkin menyebabkan gejala

17
Fraktur Tengkorak
 Fraktur Tengkorak Linear
◦ Fraktur pada bagian cembung tengkorak
◦ Mungkin terjadi cepalhematoma
 Fraktur Tengkorak karena Tekanan
◦ Lekukan ping-pong
◦ Biasanya tanpa gejala
 Penatalaksanaan:
◦ Konservatif: peningkatan fraktur akibat
tekanan oleh vakum
◦ Elevasi melalui pembedahan
 Prognosis: sembuh dalam beberapa
bulan

18
Perdarahan Intrakranial

 Epidural
 Subdural
 Subarachnoid

19
Perdarahan Epidural

 Langka :2,2% dari semua perdarahan intrakranial


 Trauma terhadap arteri meningeal tengah
 Gejala klinik:
◦ Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
◦ Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
 Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ Foto rontgen: fraktur tengkorak yang terkait dengan keadaan
perdarahan
 Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi pembedahan

20
Perdarahan Subdural

 Paling sering: 73% dari semua perdarahan


intrakranial
 Trauma pada vena dan sinus vena serta
laserasi:
◦ Tentorium
◦ Falx
◦ Vena serebral superfisial
◦ Ostendiastasis occipital
 Gejala klinis (dalam 24 jam):
◦ Respirasi: apnea, sianosis
◦ SSP: kejang, defisit fokal, letargi, hipotonia
◦ Fossa posterior : ↑ICP:apnea, pupil tidak sama,
deviasi mata, koma

21
Perdarahan Subdural (lanj.)

 Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ MRI: untuk melihat batas-batas
hematoma fossa posterior
◦ Foto rontgen: fraktur tengkorak
terkait
 Terapi:
◦ Konservatif (suportif) atau
evakuasi pembedahan

22
Perdarahan
Subarachnoid

 Insidensi: 0,1 per 1000


kelahiran
 Trauma terhadap vena
penghubung pada ruang  Diagnosis:
subarachnoid ◦ CT kepala
 Gejala klinis: ◦ CSF: berdarah
◦ Bisa tanpa gejala  Terapi:
◦ SSP: kejang biasanya ◦ Konservatif
pada hari ke-2, di hari (suportif)
lain normal selama  Memantau hidrocepalus
during interictal pasca perdarahan

23
Trauma Syaraf dan Spinal Cord

 Disebabkan oleh hiperekstensi,


ketegangan, dan peregangan berlebihan
yang terjadi pada rotasi simultan
 Trauma ini dapat berkisar dari
neurapraksia terlokalisasi hingga transeksi
syaraf lengkap atau transeksi cord

24
Trauma Spinal Cord

 Diakibatkan oleh traksi


atau rotasi berlebihan

 Lokasi utama cedera:
◦ Daerah servikal bawah
dan toraks atas untuk
persalinan sungsang:
◦ Daerah servikal atas atau
tengah untuk persalinan
verteks
25
Trauma spinal cord (lanj.)
Presentasi klinis:
• Tidak adanya fungsi motorik ke arah distal:
• ↓ fungsi respirasi
• Hilangnya refleks tendon dalam
• Gangguan kontrol sirkulasi tepi → ketidakstabilan
suhu
• Konstipasi, retensi urin
Diagnosis: penilaian terhadap luasnya cedera: CT,
MRI
Penatalaksanaan:
• Resusitasi
• Pencegahan cedera lebih lanjut
• Memberikan dukungan untuk mengatasi penurunan
fungsi syaraf
26
Nerve Palsi Wajah
Etiologi
 Kompresi syaraf tepi,
disebabkan oleh: forsep, partus
lama, kompresi in utero
 Trauma SSP: pada fraktur tulang
Penatalaksanaan
temporal  Suportif: penutup mata protektif,
Manifestasi Klinis lubrikasi kornea setiap 4 jam
 Paralisi muncul dini  Mulai pemberian asupan
 Unilateral/bilateral
Prognosis
 Sisi yang terkena kelainan
rata/berada di posisi lebih  85% sembuh dalam 1 minggu
turun  90% sembuh dalam 1 tahun
 Menjadi lebih parah oleh  Pembedahan jika tidak sembuh
menangis sendiri dalam 1 tahun

27
Trauma Plexus Brachial

Etiologi  Trauma bilateral pada 8-23%


 LGA >3500g pada 50-70% kasus
 Lesi traumatis terkait dengan
 Presentasi abnormal atau
trauma plexus brachial:
persalinan disfungsional
 Tanda-tanda gawat janin pada
◦ Fraktur klavikula 10%
44% ◦ Fraktur humerus 10%
 Distosia bahu ◦ Subluksasi cervical spine 5%
 Persalinan sungsang ◦ Trauma cervical 5-10%
◦ Palsi wajah (10-20%)
28
Palsi Erb
Manifestasi Klinis
Ekstremitas yang terlibat berada:
 Dalam posisi aduksi
 Dalam posisi pronasi dan terotasi
secara internal
 Relfleks Moro, bisep dan radial
tidak ada
 Refleks gengam biasanya ada
Etiologi  2-5% paresis syaraf prenik
 Cedera akibat regangan C5-C7 ipsilateral
(pleksus atas)  Postur "waiter's tip“
 90% kasus  Gawat pernafasan jika syaraf
Diagnosis: prenik juga cedera
 Pemeriksaan klinis
 Foto rontgen untuk menyisihkan
kemungkinan trauma tulang
29
Palsi Klumpke
Etiologi
 Cedera karena regangan terhadap C8-T1 (pleksus bawah)
 10% kasus
Diagnosis:
 Pemeriksaan klinis
 Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan cedera otot
Manifestasi Klinis
 Refleks cengkram tidak ada
 Jari berada dalam posisi seperti akan mencakar (Clawing)
Terkait dengan:
 Sindrom Horner (ptosis, myosis, anhidrosis): Trauma terhadap
serabut simpatis T1

30
Trauma Pleksus Brakial: Penatalaksanaan
 Pencegahan kontraktur
 Untuk mencegah ketidaknyamanan: Imobilisasi ekstremitas
secara perlahan melintang di atas perut untuk minggu
pertama lalu
 Mulailah latihan pergerakan dengan kisaran pasif pada semua
sendi
 Splint penahan pergelangan tangan
 Eksplorasi pembedahan (???) – jika tidak terjadi pemulihan
fungsional bermakna dalam 3 bulan
 Eksplorasi setelah 6 bulan hanya memberikan sedikit
keuntungan

31
Trauma Pleksus Brakial: Prognosis
 Bergantung pada keparahan dan luas lesi:
◦ Regang- 90-100% pemulihan dalam 1 tahun
◦ Ruptur – memerlukan koreksi dengan pembedahan
◦ Avulsi - memerlukan koreksi dengan pembedahan
 88% sembuh dalam waktu 4 bulan; 92% sembuh dalam
waktu 12 bulan; 93% sembuh dalam 48 bulan
 Defisit residual jangka panjang
◦ Kelainan pembentukan tulang progresif
◦ Atropi otot
◦ Kontraktur sendi
◦ Pertumbuhan ekstremitas terganggu

32
Trauma Syaraf Laringeal
 Trauma terjadi akibat postur di dalam rahim atau selama
persalinan ketika kepala terotasi dan menekuk ke arah lateral
 Ditemui bersamaan dengan tangisan serak atau stridor
pernafasan
 Diagnosis: laringoskopi langsung (direct)
 Terapi: Suportif
◦ Pemberian asupan dalam jumlah kecil dan sering ketika bayi
stabil
◦ Meminimalkan risiko aspirasi
◦ Bayi dengan kelainan bilateral mungkin memerlukan
pemberian asupan dengan cara gavage dan trakeotomi
 Prognosis: pemulihan spontan dalam waktu 4-6 minggu,
pemulihan penuh dalam waktu 6-12 bulan

33
Fraktur tulang panjang
 Diagnosis: Foto rontgen
 Tata laksana:
 Tidak umum: 0,1 per 1000
kelahiran hidup ◦ Splinting/immobilisasi dalam posisi
 Faktor risiko: aduksi
◦ Sungsang ◦ Reduksi tertutup dan pemasangan gisp
◦ Bedah sesar jika bergeser
◦ Berat badan rendah ◦ Mengamati keberadaan cedera syaraf
 Klinis: radial
◦ Pergerakan menurun ◦ Pembentukan kalus terjadi dan
◦ Pembengkakan dan nyeri
pada pergerakan pasif pemulihan lengkap diharapkan terjadi
 Obgyn mungkin merasakan atau dalam 2-4 minggu.
mendengar bunyi fraktur pada ◦ Dalam 8-10 hari, pembentukan kalus
saat persalinan cukup untuk menghentikan imobilisasi

34
Trauma Organ Dalam Perut
 Tidak umum Tindakan diagnostik :
 Foto rontgen abdomen:
 Riwayat persalinan yang sulit ◦ Tidak bersifat diagnostik
 Perdarahan merupakan komplikasi ◦ Mungkin menunjukkan cairan
akut yang paling serius peritoneal bebas
 Hati merupakan organ internal  USG: mungkin memperlihatkan hati
yang ruptur, spleen, atau ginjal
yang paling sering mengalami  Paracentesis dalam ketiadaan USG/CT
kerusakan segera
 Gejala-gejala klinis: Terapi:
◦ Perdarahan: fulminant (syok) atau  Penggantian volume
insidious  Mengoreksi koagulopati
◦ Kulit abdomen di atasnya: perubahan  Pembedahan untuk mengontrol
warna menjadi kebiruan perdarahan

35

Anda mungkin juga menyukai