PUSKESMAS
1
AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Dasar Hukum:
Permenkes No. 71 tahun 2013 ttg Pelayanan Kesehatan pada JKN:
Pasal 6 ayat 2:
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama juga harus telah terakreditasi.
2
Pengertian akreditasi
Akreditasi Puskesmas
Proses penilaian eksternal oleh Komisi
Akreditasi terhadap puskesmas untuk
menilai apakah system manajemen mutu
dan system penyelenggaraan pelayanan dan
upaya Puskesmas sesuai dengan standar
yang ditetapkan
Bimbingan= Kab/ Kota.(6bln/x).
Prov. Setiap tahun.
Akred.PKM.Nas. 3
Akreditasi Puskesmas
Penyelenggaraan
Administrasi Manajemen
Pelayanan
Yang Penyelenggaraan
Program Puskesmas
diakreditasi
Pelayanan Klinis
Akred.PKM.Nas. 4
MANFAAT AKREDITASI FKTP
• BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA : Sebagai WAHANA PEMBINAAN
peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan
terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem
penyelenggaraan pelayanan klinis, serta penerapan manajemen risiko
• BAGI BPJS KESEHATAN : Sebagai syarat recredensialing FKTP
• BAGI FKTP :
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3. Meningkatkan pendidikan pada staf
4. Meningkatkan pengelolaan risiko
5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan
konsistensi dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
• BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)
1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
5
2. Adanya Jaminan Kualitas
Langkah persiapan Puskesmas
untuk akreditasi
1. Meminta pendampingan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
2. Lokakarya
Penggalangan Komitmen
Pembentukan Team mutu(Koordinator Admen,UKM,UKP
dan Koordinator team Audit)
3. Pelatihan pemahaman standar dan instrumen
4. Pelaksanaan self assessment oleh staf
5. Penyiapan dokumen yang dipersyaratkan
6. Implementasi (5-6 bln)
7. Penilaian pra survei akreditasi
8. Pengajuan penilaian akreditasi
Langkah Persiapan Akred. rg. 6
1. Pendampingan I
Selama 2 hari
Pembahasan standar, instrumen,elemen
penilaian serta langkah - langkah
persiapan akreditasi dengan seluruh staf
puskesmas
2. Pendampingan II
Selama 2 hari
Staf puskesmas melakukan self assesment dan
menganalisa hasil self assesment
Serta menyusun rencana tindak lanjut
pendampingan
3. Pendampingan III
Selama 2 hari
Pembakuan sistem mutu : menyusun
kebijakan, prosedur, pedoman, perbaikan
sistem manajemen, sistem pelayanan dan
penyusunan program-program kegiatan
4. Pendampingan IV – VI
Lanjutan dari pembakuan sistem mutu
Selama 2 hari/pendampingan dpt dilaksanakan
tanpa tatap muka (bisa dilakukan mll telepon, email
dll)
5. Pendampingan VII - VIII
Selama 2 hari
Implementasi dari kebijakan, prosedur,
pedoman, program kegiatan dilaksanakan
demikian jg pelaksanaan kegiatan UKM
dan UKP sesuai dg yg direncanakan
6. Pendampingan IX
Selama 2 hari
Pendamping melakukan assesment pra survei
Audit:
Pelaksanaan audit/
Pelaksanaan Akreditasi
Puskesmas oleh
Surveior.
b. Observasi:
• Pelaksanaan kegiatan
• Dokumen sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan (rekaman/records)
1. Kegiatan H – 1 Survey, komitmen
tidak ada yg meninggalkan
puskesmas selama 3 hari
2. Hari Pertama:
a.Pembukaan pertemuan:
b.Perkenalan Tim Surveior dan
Puskesmas
c.Penjelasan Jadual Survei,
d. Presentasi Kepala Puskesmas
tentang Garis Besar Kegiatan
dan Upaya Puskesmas, serta
upaya peningkatan mutu dan
kinerja,
e. Telaah dokumen,
f. Telusur sistem
2. Hari kedua:
a.Klarifikasi temuan hari pertama,
b.Telusur sistem,
3. Hari ketiga:
a. Klarifikasi temuan hari kedua,
b. Wawancara dengan pimpinan,
c. Pemeriksaan fisik, Telusur tokoh
masy, sistem yanis,
d. Exit Conference
e. Penutupan
Struktur standar
• Bab:
–Standar:
• Kriteria :
–Pokok pikiran:
»Elemen Penilaian
Akred.PKM.Nas. 15
9 Bab standar akreditasi Puskesmas
(TOTAL 776 EP ??)
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan...EP
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan .. EP
Bab III. Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) dengan ... EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 59 EP
Akred.PKM.Nas. 16
Ketentuan kelulusan akreditasi
puskesmas
Tingkatan
Akreditasi Nilai
Tidak Bab I, II ≤ 75 %, Bab IV, V, VII ≤ 60 %, Bab III, VI, VIII,
Terakreditasi IX ≤ 20 %
Terakreditasi Bab I, II ≥ 75 %, Bab IV, V, VII ≥ 60 %, Bab III, VI, VIII,
Dasar IX ≥ 20 %
Terakreditasi Bab I, II, IV, V ≥75 %, Bab VII, VIII ≥ 60 %, Bab III, VI,
Madya IX ≥ 40 %
Terakreditasi Bab I, II, IV, V, VII, VIII ≥ 80 %, Bab III, VI, IX ≥ 60 %
Utama
Terakreditasi Semua Bab ≥ 80 %
Paripurna
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
• Pelayanan laboratorium
• Pelayanan obat
• Pelayanan radiodiagnostik
• Manajemen informasi
• Manajemen keamanan lingkungan
• Manajemen peralatan
• Manajemen SDM klinis
8.1. Pelayanan laboratorium
• Jenis pemeriksaan yang tersedia dan prosedurnya
• Pelaksanaan pemeriksaan dan pemantauannya
• Petugas yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan
• Pengelolaan reagen, labeling, penyimpanan, ketersediaan
reagen esensial
• Penetapan nilai normal dan rentang nilai
• Interpertasi oleh tenaga yang kompeten
• Penanganan specimen berisiko tinggi
• Penanganan B3B dan pembuangan limbah
• Ketepatan waktu penyerahan hasil
• Penyampaian hasil yang kritis
• PMI dan PME: kalibrasi, validasi internal, dan pemantapan
mutu eksternal
• Program peningkatan mutu dan keselamatan: indicator
pelayanan, analisis, upaya peningkatan mutu dan
keselamatan dan tindak lanjutnya
• Program pemeliharaan alat: inventarisasi alat dan
pemeliharaan
8.2. Pengelolaan obat
• Jenis dan jumlah obat yang tersedia, formularium
• Prosedur peresepan obat dan pelayanan obat
• Bgm menjamin ketersediaan obat
• Pengelolaan obat psikotropik dan narkotik
• Kebersihan, keamanan penyimpanan, penyiapan
dan penyampaian obat kepada pasien
• Penyimpanan dan prosedur penanganan obat LASA
• Penanganan obat kedaluwarsa
• Penanganan efek samping obat dan alergi (MESO)
• Pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi medication error
• Ketersediaan obat-obat emergensi
• Program peningkatan mutu dan manajemen risiko pada
pelayanan obat: indicator pelayanan obat, analisis dan
tindak lanjut, identifikasi risiko pelayananan obat, analisis
dan tindak lanjut
8.4. Manajemen informasi
• Pembakuan klasifikasi diagnosis, kode diagnosis, symbol,
specimen tanda tangan dan inisial dokter/perawat
• Prosedur pelayanan rekam medis
• Proses pengelolaan rekam medis
• Cara identifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan
• Pengaturan isi rekam medis
• Kelengkapan isi rekam medis
• Tenaga yang kompeten
8.5. Manajemen lingkungan dan
prasarana
• Kondisi fisik lingkungan/bangunan
• Manajemen prasarana: instalasi listrik, kualitas air,
ketersediaan gas medis, ventilasi, dan system utama yang
lain
• Penanganan B3B
• Penanganan limbah
• Rencana penanggulangan bencana
• Rencana penanggulangan kebakaran
• Monitoring, evaluasi, tindak lanjut kondisi fisik
• Program pemeliharaan lingkungan fisik
• Program penanggulangan bencana dan kebakaran dan
bagaimana pelaksanaannya
• Tenaga yang bertanggung jawab untuk pengelolaan
lingkungan dan kalau terjadi bencana/kebakaran
8.6. Manajemen peralatan
• Prosedur penyiapan alat medis
• Prosedur sterilisasi dan pelaksanaannya
• Bagaimana memastikan peralatan steril
• Inventarisasi, jadual pemeliharaan alat medis, prosedur dan
pelaksanaan.
• Kalibrasi peralatan medis
• Monitoring peralatan yang rusak dan penggantiannya
• Bagaimana memastikan ketersediaan alat medis
• Petugas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
peralatan medis
Bab IX. Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien
Pedoman/Panduan
(Rencana/KAK)
Program
Kegiatan SOP
Implementasi
Rekam implementasi
1. KEBIJAKAN :
• Adalah penetapan pimpinan puskesmas yang merupakan
garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan
oleh penangungg jawab maupun pelaksana.
• Untuk penerapannya perlu disusun Pedoman / Panduan dan
SOP untuk kejelasan langkah-langkah untuk melaksanakan
kebijakan (Peraturan / Keputusan).
• Peraturan atau Keputusan Pimpinan. dapat dituangkan
dalam Pasal-pasal atau sebagai lampiran dari SK tsb.
FORMAT DOKUMEN KEBIJAKAN :
a. Pembukaan :
• Judul:
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS “X”
NOMOR :…./…../…..
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DI …………….
• Konsiderans :
1. Konsiderans Menimbang : memuat uraian singkat
ttg pokok-pokok pikiran yg menjadi latar belakang
dan alasan ( dletakkan di bagian kiri).
2. Dimulai dengan “bahwa “, diakhiri dengan (;)
2. Konsideran Mengingat :
• memuat dasar kewenangan dan peraturan
per-UU yang memerintahkan pembuatan
keputusan tsb.
• Adalah peraturan yg tingkatnya lebih tinggi
atau sederajad.
b. Diktum.
MEMUTUSKAN
Bab I. Pendahuluan
A. A. Keadaan Umum Puskesmas
B. B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Penutup.
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
( PTP )
Perencanaan :
• Proses kegiatan yg harus dilakukan
• Secara urut
• Utk mengatasi masalah
• Dalam rangkai mencapai tujuan
• Memanfaatkan sumberdaya dg efektif –
efisien.
PTP :
• untuk tahun yad.
• Mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas Sumber
dana : Pusat, Daerah, lainnya.
• Mekanisme :
– Penyusunan RUK dg memperhatikan kebijakan
– Sesuai hasil kajian data dan informasi di Puskesmas berasal
dari masy dan linsek.
– Lengkapi dg usulan pembiayaan
– Dibahas di Dinkes Kab/Kota > masuk dalam Usulan Dinkes
Kab/Kota > DPRD > disetujui > Puskesmas > RPK (lokmin I)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK).
a. Pelajari alokasi kegiatan
b. Bandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dg
RUK
c. Susun Rancangan Awal secara rinci
d. Adakan Lokakarya Mini
e. Menyusun RPK.
2. PEDOMAN.
Pedoman adalah :
• ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan
• Dasar untuk menentukan atau melaksanakan
kegiatan.
• Mengatur beberapa hal
Panduan :
• Petunjuk dalam melakukan kegiatan
• Hanya meliputi satu kegiatan
Sistematika Pedoman :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit
Kerja
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan
Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
• Laporan Harian
• Laporan Bulanan
• Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga
(Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
PROGRAM
rencana kegiatan yg akan dilaksanakan, yg
disusun secara rinci, dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga / unit kerja.
contoh : program pengembangan SDM
Program sebaiknya disusun dalam bentuk
Kerangka Acuan Program
- Program Pengembangan SDM
- Program Peningkatan Mutu Pusk & Keselamatan Pasien
- Program Pencegahan Bencana dan Kebakaran
- Program Plthn Triase Gawat darurat
Ketentuan tentang Program :
A. Tujuan Program.
Umum :
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan,
sehingga tujuan program dapat tercapai.
Khusus :
1. Adanya kejelasan langkah-langkah dlm melaksanakan
kegiatan.
2. Adanya kejelasan siapa yg melaksankan kegiatan dan
bagaimana kegiatan tsb dilaksanakan
3. Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan
kegiatan.
B. SISTEMATIKA / FORMAT KA PROGRAM :
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
5. Cara melaksanakan kegiatan.
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
PETUNJUK PENULISAN KA PROGRAM
1. Pendahuluan : berisi hal-hal umum yg masih
terkait dg program.
2. Latar belakang : justifikasi / alasan mengapa
disusun program.
3. Tujuan Umum : tujuan secara garis besar.
Tujuan khusus : tujuan secara rinci.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : adalah
langkah-langlah kegiatan yg harus dilakukan
untuk tercapainya tujuan program.
5. Cara melaksanakan kegiatan : metode
melaksanakan kegiatan, a.l : membentuk Tim,
melakukan rapat, adalah target per tahun yg
melakukan audit dsb.
6. Sasaran : adalah target per tahun yg spesifik
dan terukur utk mencapai tujuan upaya /
kegiatan.
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil
antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :
• adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan upaya/
kegiatan .
• Lama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan
tersebut dilaksanakan.
– Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun,
– untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang
harus dibuat adalah jadual 5 tahun.
• Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dibuat time table
(Gan Chart).
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan
Pelaporan :
• evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi
terhadap jadual kegiatan.
• jadual tersebut akan dievaluasi setiap kurun waktu
tertentu, sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka
dapat segera dilakukan koreksi
• Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan.
• Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah :
– bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan
kegiatan tersebut dan
– kapan laporan tersebut harus dibuat.
– Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan
adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi
dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan
ditujukan kepada siapa.
9. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi
kegiatan
Pencatatan yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan
atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah:
bagaimana membuat laporan program dan
kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan
kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan :
adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara
menyeluruh.
yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
( SOP )
• Standard Operating Procedures (SOP) :
– adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintah,
(Permenpan No.35 tahun 2012).
– Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu
perangkat instruksi/ langkah- langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu. (Undang-undang No. 29 Tahun 2004,
tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang
No. 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit)
• Selanjutnya istilah yg digunakan adalah SOP.
Tujuan Penyusunan SOP,
– Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana
dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan
aman,
– dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SOP,
• Memenuhi persyaratan standar pelayanan
Puskesmas
• Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
• Memastikan staf Puskesmas memahami
bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Petunjuk Pengisian SOP :
a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah
kabupaten/ kota, nama organisasi adalah
nama Puskesmas
b. Kotak Heading : masing-masing kotak (
Puskesmas, judul SOP, No. dokumen,
No.revisi, tanggal terbit, Halaman,
ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai
berikut :
• Heading dan kotaknya dicetak pada halaman
pertama.
• Kotak kanan dan kiri diberi Logo Puskesmas dan
Logo pemerintah daerah,
• Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses
kerjanya
• No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas yang
bersangkutan, dibuat sistematis agar ada
keseragaman.
• No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat
menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru diberi
huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan
seterusnya. Dapat juga dengan angka, misalnya
untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1,
dan seterusnya.
• Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal
terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut
• Halaman : diisi nomor halaman dengan
mencantumkan juga total halaman untuk SOP
tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5, halaman
kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
4. Sosialisasi dokumen,
Perlu pelatihan atau tidak
5. Pencatatan dokumen, distribusi dan
penarikan dokumen,
Ditunjuk salah satu anggota tim mutu/tim
akreditasi sebagai petugas pengendali
dokumen
Tugas Petugas Pengendali Dokumen
• Penomoran dokumen
• Pencatatan dalam Daftar Dokumen Internal
atau eksternal
• Mendistribusikan dokumen dengan stempel
terkendali.
• Menarik dokumen lama dan mengisi format
penambahan/penarikan dokumen
• Mengarsipkan dokumen induk yang sudah
tidak berlaku dengan stempel “kedaluwarsa”
menyimpannya selama 2 tahun.
• Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu
yang sudah ditetapkan.
6. Tata Cara Penyimpanan SOP
• SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori
dan sudah ditandatangani) disimpan di sekretariat
Tim Akreditas Puskesmas atau Bagian Tata Usaha
Puskesmas, sesuai dengan kebijakan pengarsipan
dokumen yang berlaku di organisasi tersebut.
• Penyimpanan SOP yang asli harus rapi, sesuai
metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali
bila diperlukan.
SOP fotocopy disimpan di masing-masing unit
upaya Puskesmas, dimana SOP tersebut
dipergunakan.
Bila SOP tersebut tidak berlaku lagi atau tidak
dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan
SPO yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat
Tim mutu atau bagian Tata Usaha
di unit kerja hanya ada SOP yang masih berlaku saja.
Sekretariat Tim Mutu atau bagian Tata Usaha
organisasi dapat memusnahkan fotocopy SOP yang
tidak berlaku tersebut,
SOP yang asli agar tetap disimpan, sesuai ketentuan
dalam pengarsipan dokumen di Puskesmas.
• SOP di unit upaya Puskesmas harus diletakan
ditempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan
mudah dibaca oleh pelaksana.
• Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-
file maka penyimpanan SOP sebagai berikut :
– Setiap SOP harus di print-out dan disimpan sebagai SOP
asli atau dikomputer dengan persyaratan diback-up
– SOP diunit upaya Puskesmas tidak perlu hardcopy, SOP
bisa dilihat di internet di Puskesmas, namun untuk SOP
penanganan gawat darurat tetap harus dibuatkan
hardcopy-nya.
Tata Cara Pendistribusian SOP
Distribusi adalah kegiatan menyampaikan SOP
kepada unit / upaya atau pelaksana yang
memerlukan SOP tersebut agar dapat digunakan
sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.
Kegiatan distribusi dilakukan oleh tim mutu atau
bagian Tata Usaha Puskesmas dan Klinik sesuai
kebijakan dalam pengendalian dokumen.
Distribusi harus memakai expedisi dan atau formulir
tanda terima.
Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu
tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja lainnya.
• Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah
menggunakan e-file maka distribusi SOP bisa
melalui jejaring area local dan diatur
kewenangan otorisasi disetiap unit kerja,
sehingga unit kerja dapat mengetahui batas
kewenangan dalam membuka SOP.
7. Penataan Dokumen.
• Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen
akreditasi Puskesmas/ Klinik dikelompokan masing-
masing bab/ kelompok pelayanan/ upaya dengan
diurutkan setiap urutan kriteria dengan dipilah- pilah
dalam bentuk tata dokumen.
• Apabila dokumen tersebut direkam didalam buku
maka urutan dokumen tersebut diberi lembar
penjelasan bahwa dokumen tersebut didalam buku.
8. Revisi/Perubahan dokumen
• Melalui proses pengkajian
• Dilhat lagi halaman dokumen, karena akan
mengalami perubahan
• Isi revisi atau perubahan harus dicatat pada
riwayat perubahan dokumen
Rekam implementasi
134