Anda di halaman 1dari 25

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Oleh:
dr. Dewi Lastya Sari, Mked(DV), SpDV
GONORE

Gonore
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae  bakteri diplokokus
gram negatif

 Pertama kali diisolasi  Neisser , 1879


 Tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering dan tidak tahan
suhu diatas 39ᵒC

o Penularan  hubungan seksual (genito-genital, genito-oral, genito-anal)


o Infeksi N. Gonorrhoeae melibatkan membran mukosa yang terdiri dari sel-sel epitel
kolumnar
o Daerah yang terlibat yaitu uretra, endoserviks, faring, rektum, dan konjungtiva
 Bervariasi sesuai umur, >> remaja
Insiden  ♀ antara 15 – 19 tahun
 ♂ antara 20 – 24 tahun

 Status ekonomi rendah


 Hubungan seksual pertama pada usia dini
Faktor resiko  Belum menikah
 Riwayat infeksi gonore sebelumnya

Infeksi tanpa gejala umum terjadi pada wanita (80%), sedangkan pada pria (10%)
Wanita & Pria yang terinfeksi tanpa gejala  berperan dalam penularan gonore
Penularan gonore bergantung pada anatomi tempat infeksi dan paparan, termasuk
jumlah paparan
Resiko infeksi uretra pada ♂ yang berhubungan dg ♀ yang terinfeksi pada satu
kali hubungan seksual 20% dan 60-80% pada empat kali hubuungan seksual
Masa inkubasi berkisar 1-14 hari  sebagian besar pada pria munculnya gejala setelah
2-5 hari.

Manifestasi terbanyak infeksi gonore pada pria adalah uretritis

Sekret yang purulen dari meatus penis, inflamasi pada membran mukosa uretra
anterior dan disertai rasa nyeri waktu berkemih

Peneriksaan penunjang

Pewarnaan Gram  bakteri kokus gram negatif yang berpasangan


(diplokokus) di dalam leukosit polimorfonuklear
Kultur dapat dilakukan pada media Thayer Martin, coklat agar dan
media Thayer Martin yang telah dimodifikasi
Pemilihan regimen pengobatan

Kondisi klinis
Kepekaan bakteri
Antisipasi kepatuhan pasien
Alergi obat
Koeksistensi lain yang dicurigai/dikonfirmasi
seperti infeksi klamidia

Pengobatan yang tepat untuk uretritis gonore meliputi pemilihan obat yang
tepat serta dosis yang adekuat dapat mencegah resistensi kuman
Sexually Transmitted disease Treatment Guidelines, 2010
Infeksi gonokokus ≠ komplikasi pada serviks, uretra, & rektum

Seftriakson 250mg secara intramuskular (IM) dosis tunggal atau sefiksim 400mg
peroral dosis tunggal atau injeksi sefalosporin dosis tunggal ditambah azitromisin 1
gram peroral dosis tunggal atau doksisiklin 100mg peroral 2 kali sehari selama 7 hari

Tetapi telah dijumpai resistensi dari antimikroba siprofloksasin dan


ofloksasin terhadap gonokokus di Amerika Serikat
Prognosis

Umumnya baik jika infeksi diobati dengan antibiotik yang sesuai


Jika uretritis gonore tidak diobati atau mendapat pengobatan yang
kurang adekuat dapat mengakibatkan komplikasi

Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal
genital
Pada ♀ dapat menyebabkan PID (Pelvic Inflamatory Diseases) dan infertilitas
Pada ♂ dapat terjadi komplikasi lokal (tysonitis, parauretritis dan asendens
seperti prostatitis, vesikulitis, epididimitis)
Komplikasi diseminata pada ♂ dan ♀ berupa artritis, miokarditis, endokarditis,
meningitis
GENITAL NON SPESIFIK

Infeksi traktus genital o/ penyebab yg nonspesifik


IGNS ( chlamydia trachomatis 30-50%, Ureaplasma
urealyticum 10-40%)

Gambaran Klinis

Pria
Wanita
Duh tubuh (jernih-keruh)
Asimtomatik
Morning drops
Duh tubuh kekuningan
Disuria, gatal, demam, pembesaran
Eksudat serviks mukupurulen, erosi
KGB
serviks, mikrofolikel
Edema/ eritema muara uretra
Laboratorium

Sekret uretra: pewarnaan Gram lekosit > 5


Sekret serviks: pewarnaan gram lekosit > 30/lapangan pandang
Diplokokus gram negatif ≠
Sedian basah: Trichomonas vaginalis ≠

Pengobatan
Doksisiklin 2 x 100 mg  7 hari
Azitromisin 1 gram
Tetrasisklin 4 x 500 mg  7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg  7 hari
*doksisiklin, tetrasiklin ≠ ♀ hamil
VAGINOSIS BAKTERIAL

Sinrom perubahan ekosistim vagina, lactobasilus


BV
 bakteri anaerob

ETIOLOGI
 ??
 Gardnella vaginalis
 Mycoplasma hominis
 Bacteroides Spp
 Mobiluncus Spp
Gambaran Klinis
 Asimtomatik
 Sekret berwarna putih keabu-abuan, homogen
 Bau vagina yg khas  amin yg menguap bila cairan vagina menjadi basa

Komplikasi
 Peningkatan konsentrasi bakteri intravagina: infeksi masa nifas, peny. radang
panggul, klahiran prematur, his prematur, korioamnionitis

Diagnosis
Amsel et al: 3 dari 4
 Cairan vagina homogen, putih keabuan, melekat pd dinding vagina
 PH vagina > 4.5
 Whiff test
 Clue cell pd pemeriksaan mikroskop
Pengobatan

Metronidazol 2 x 500 mg  7 hari


Metronidazol 2 gram
Timidazol 2 gram

Alternatif: Klindamisin 2 x 300 mg  7 hari

♀ hamil: Metronidazol 2 x 500 mg  7 hari


Klindamisin 2 x 300 mg  7 hari

HIV positif = HIV negaif


HERPES GENITALIS
Infeksi genital o/ Herpes simplex virus (HSV) 
vesikel berkelompok dg dasar eritem & rekuren

Infeksi primer (inisial) Gambaran Klinis


 Gejala lebih berat  belum ad antibodi spesifik
 Gejala sistemik (+): demam, malaise, anoreksia
 Vesikel berkelompok – userasi

Fase laten
Gejala klinis ≠, HSV (+)  tidak aktif

Infeksi rekuren
 Gejala lebih ringan
 Gejala prodromal (+)
 Tempat yg sama (loco) atau tempat sekitarnya (non loco)
Komplikasi
 Abortus/malformasi kongenital mikroensefali
 Hepatitis, ensefalitis, keratokonjungtivitis, erupsi kulit  lahir mati

Laboratorium
 Tzank tes  Giemsa/ Wright
PENATALAKSANAAN
sel raksasa berinti banyak  Profilaksis
 Non-spesifik
 Kultur jaringan  Spesifik
 waktu pemeriksaan lama & biaya Asiklovir: 5 x 200 mg/po  7 hari
mahal 5mg/kgbb/iv  per 8 jam
krim 5%
 Antigen
imunofluoresensi, imunoperoksidase, ELISA Valasiklovir: 2 x 500 mg/po  7 hari

Famsiklovir: 3 x 500 mg/po  5 hari


SIFILIS
Penyakit infeksi o/ Treponema pallidum, kronis,
sistemik,  seluruh tubuh,  bayi

Gambaran Klinis
Sifilis primer
 Ulkus 1 / lebih  3 minggu setelah kontak
 Bersih, tindurasi (+), tidak nyeri
 ♂ : sulkus koronarius, pembesaran kelejar limfe inguinal medial uni/bilateral
 ♀: labia minor & mayor, ekstragenital: lidah, tonsil, anus
Sifilis sekunder
 Timbul setelah 6-8 minggu sejak S I, & sepertiga kasus disertai S I
 Demam, malaise
 Kelainan kulit: the great imitator
 Lesi kulit biasanya simetris, makula, papul, folikulitis, pustul, papuloskuamosa
 Gatal (-)
 Mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, saraf
 D/ kelainan kulit khas + serologis reaktif
Sifilis laten
 Laten = gejala klinis & kelainan ≠
 Serologis reaktif

Sifilis lanjut
 Sifilis dini: infeksius, sifilis lanjut: ≠, kec. Kemungkinan wanita hamil
 Sifilis dini: px/ lapangan gelap  T. Pallidum, sifilis lanjut: ≠
 Sifilis dini: infeksi ulang dpt terjadi, sifilis lanjut: ≠
 Sifilis dini; tidak destruktif. Sifilis lanjut: dstruktif
 Sifilis dini: serologis selalu reaktif titer tinggi, dg pengobatan non reaktif/titer
rendah, sifilis lanjut: reaktif titer rendah
Neurosifilis
Asimtomatik, sangat jarang murni terjadi
 Neurosifilis asimtomaktik
serologis reaktif,tanda/gejala kerusakan ssp ≠
pemeriksaan cairan sumsung tulang belakang: kenaikan selprotein total
 Neurosifilis meningovaskuler
tanda/gejala kerusakan ssp
 Neurosifilis parenkimatosa
paresis & paresis
Sifilis kardiovaskuler
 Serologis reaktif
 Insufisiensi aorta tanpa kelainan katup

Sifilis kongenital dini


 Gejala timbul usia < 2 tahun  semakin dini, prognosis lebih jelak
 Lesi kulit segera setelah lahir  vesikobulosa
 Selaput lendir: sekresi hidung disertai darah pd bayi baru lahir  khas!
 Osteokondritis tulang panjang
 Anemia hemoitik
 Hepatosplenomegali
 ssp
Sifilis kongenital lanjut
 Usia < 2 tahun
Stigmata sifilis kongenital lanjut
 Tidak menular
 Lesi dini
 Keratitis interstitialis
saddllenose, gigi hutchinson, gigi
 Gigi hutchinson
mullberry, atrofi, koroidoretinitis
 Gigi mullberry
 Gangguan saraf VIII
 Lesi lanjut
 Neurosifilis
lesi pd kornea & tulang, atrofi optik,
 Lesi kardiovaskuler
ketulian syaraf
 Lesi kulit
 Clutton’s joint
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan lapangan gelap (dark field)  T. Pallidum


 Mikroskop fluorosensi
 Antibodi:
Nonspesifik:Wasserman, Khan, VDRL, RPR, tes Automated reagen,
Spesifik : TPI, TPHA, Elisa, FTA-ABS
Terhadap kelompok antigen: RPCF
Penatalaksanaan

Sifilis dini
 Benzatin penisilin 2.4 juta IU, dosis tunggal, IM
 Prokain penisilin 0,6 juta IU per hari, 10 hari berturut, IM

 Doksisiklin 100 mg, 2 kali sehari, 30 hari, PO


 Tetrasiklin 500 mg, 4 kali sehari, 30 hari, PO
 Eritromisin, 500 mg, 4 kali sehari, 30 hari, PO
Sifilis lanjut
 Benzatin penisilin 2.4 juta IU, dosis tunggal, sekali seminggu  3 minggu, IM
 Prokain penisilin 0,6 juta IU per hari, 3 minggu berturut, IM

 Doksisiklin 100 mg, 2 kali sehari, minimal 30 hari, PO


 Tetrasiklin 500 mg, 4 kali sehari, minimal 30 hari, PO
 Eritromisin, 500 mg, 4 kali sehari, minimal 30 hari, PO
Sifilis kongenital
 Aqueous benzilpenisilin 10.000-150.000 IU / kgbb perhari
diberikan 50.000 iu/kgbb/dosis, setiap 12 jam, 7 hari pertama kelahiran & setiap 8
jam sesudahnya – hari ke 10, IM
 Prokain benzilpenisilin 50.000 IU / kgbb dosis tunggal perhari, 10 hari, IM

Anda mungkin juga menyukai