Anda di halaman 1dari 24

5.3.2.

3 Pemilihan Alternatif Terbaik Menggunakan


Laju Pengembalian
Pemilihan alternatif terbaik merupakan usaha untuk mencari
alternatif yang paling menguntungkan dari sejumlah alternatif
dengan jumlah lebih dari jumlah lebih dari dua alternatif.
Penggunaan metoda laju pengembalian dalam pemilihan alternatif
yang jumlahnya lebih dari dua terlebih dahulu harus diketahui
apakah alternatif tersebut memenuhi persyaratan MARR.jika laju
pengembalian dari beberapa alternatif setara atau lebih besar dari
MARR, maka paling sedikit satu dari alternatif tersebut akan dipilih.
Hal ini memerlukan satu alternatif investasi yang paling kecil. Jika
tidak ada alternatif dengan investasi terkecil, maka dapat
dipergunakan alternatif tidak melakukan apa-apa (do-nothing
alternative). Selanjutnya seluruh alternatif harus dianalisis untuk
diketahui peningkatan investasinya. Jika laju pengembalian dari
kelebihan investasi adalah sama atau lebih besar dari MARR, maka
kelebihan investasi tersebut harus diterapkan untuk
memaksimumkan pengembalian total dari uang yang tersedia
(Blank, 1998).
 Analisis laju pengembalian umtuk
banyak alternatif (multiple alternative)
dilakukan dengan memilih satu alternatif
yang memenuhi persyaratan berikut ini
(Blank, 1998):
1. Alternatif tersebut memerlukan investasi
terbesar.
2. Alternatif tersebut mengindikasikan
kelayakan kelebihan investasi
dibandingkan alternatif lain yang dapat
diterima.
Contoh 5-8 (DeGarmo, 1997)
 Diketahui 6 buah alternatif proyek yang
saling berpengaruh (mutually exclusive)
Dan akan dianalisis menggunakan metoda
laju pengembalian. Umur proyek dari
masing-masing alternatif adalah 10 tahun
dan MARR adalah 10% pertahun. Jika
perioda studinya adalah 10 tahun dan nilai
sisa dipasar adalah 0, tentukanlah
alternatif yang sebaiknya dipilih?
Tabel 5.9 Enam Buah Alternatif Proyek, Contoh 5-8
Alternatif (juta Rp.)
A B C D E F
Investasi Awal -6,3 -10,5 -17,5 -28,0 -35,0 -49,0
Pendapatan- Pengeluaran 1,05 1,932 2,800 6,475 7,875 9,975
Jawaban
1. pertama-tama dihitung laju pengembalian untuk masing-masing alternatif. Hasil
perhitungan ditunjukkan dalam Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Laju Pengembalian Tiap Alternatif, Contoh 5-8


A B C D E F
Laju Penegmbalian seluruh 10,6 13,0 9,6 19,1 18,3 15,6
Aliran Uang (%)

2. Tabel 5.10 menunjukkan bahwa alternatif C memiliki laju pengembalian yang


lebih kecil dari MARR.
3. 5 buah alternatif yang memiliki laju pengembalian yang lebih tinggi dari MARR
akan dianalisis menggunakan analisis peningkatan investasi. Hasil analisis
ditunjukkan dalam Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Perhitungan Analisis Peningkatan Investasi, Contoh 5-8
A ∆(B-A) ∆(D-B) ∆(E-D) ∆(F-E)
∆ Biaya Awal(juta Rp.) -6,3 -4,2 -17,5 -7,0 -14,0
∆Pendapatan Bersih 1,050 0,882 4,543 1,400 2,100
tahunan(juta Rp.)
IRRA (%) 10,6 16,4 22,6 15,1 8,1
Diterima/Tidak? Ya Ya Ya Ya Tidak

1. Hasil akhir dari analisis ini adalah penerimaan alternatif E. Alternatif E


memerlukan biaya investasi yang terbesar shingga memiliki kelebihan investasi
yang besar pula. Kelebihan / peningkatan investasi tersebut ternyata memiliki laju
pengembalian yang lebih besar dari 10% (MARR).
1. Hasil dari incremental analysis untuk multiple alternative ini dapat diperiksa
kesesuaiannya dengan metoda nilai sekarang. Hasil dari analisis PW ini disajikan
pada Tabel 5.12. Pada Tabel 5.12 terlihat bahwa hasil analisis menggunakan
metoda PW sesuai dengan hasil yang diberikan oleh metoda laju pengembalian
dengan analisis peningkatan investasi.

Tabel 5.12 Hasil Analisis Menggunakan Metoda PWm Contoh 5-8


A ∆(B-A) ∆(D-B) ∆(E-D) ∆(F-E)
PW pada 10 % (juta Rp.) 0,152 1,220 10,415 1,602 -1,096
Diterima/Tidak? Ya Ya Ya Ya Tidak
Contoh 5-9 (Blank, 1998)
 Ada 4 buah lokasi pembangunan gedung yang
sedang dipertimbangkan dan hanya satu yang
akan dipilih. Aliran uang dan aliran uang bersih
tahunannya disajikan pada Tabel 5.13.
Rangkaian aliran uang bersih tahunan bervariasi
dan dipengaruhi oleh biaya perawatan, tenaga
kerja, transportasi, dan lainnya. Semua alternatif
memiliki umur proyek selama 30 tahun. Jika
MARR = 10% dan dipergunakan analisis laju
pengembalian, tentukanlah lokasi yang paling
baik dari segi ekonomi!
Tabel 5.13 Perkiraan Aliran Uang 4 Lokasi Pembangunan, Contoh 5-9
Lokasi A B C D
Biaya bangunan, juta Rp. -1.400 -1.925 -1.330 -2.450
Aliran uang tahunan, juta Rp. 154 245 136,5 294
Umur proyek, tahun 30 30 30 30
Jawaban
Tabel 5.14 Perhitungan Analisis Laju Pengembalian, Contoh 5-9
Lokasi (1) (2) (3) (4)
C A B D
Biaya bangunan, juta Rp. -1.330,0 -1.400,0 -1.925,0 -2.450,0
Aliran uang, juta Rp. 136,5 154,0 245,0 294,0
Perbandingan proyek C-do-no A-C B-A D-B
Peningkatan biaya, juta Rp. -1.330,0 -1.400,0 -525,0 -525,0
Peningkatan aliran uang, juta Rp. 136,5 154,0 91,0 49,0
i*% 9,63 10,49 17,28 8,55
Diterima/Tidak? Tidak Ya Ya Tidak
Proyek pilihan do-no A B D
1. Tiap alternatif diurutkan menurut besarnya biaya bangunan awal mulai
dari yang terkecil hingga yang terbesar seperti ditunjukkan dalam Tabel
5.14 baris pertama.
2. Pada aliran uang dari tiap alternatif terdapat aliran uang positif, sehingga
alternatif terkecil tidak melakukan apa-apa (do-nothing alternative). Pada
Tabel 5.14 terlihat bahwa alternatif terkecil, C, dibandingkan dengan
alternatif tidak melakukan apa-apa.
3. Menghitung laju pengembalian untuk perbandingan alternatif yaitu laju
pengembalian dari kelebihan investasi. Hasil perbandingan tersebut
ditunjukkan pada baris ke 7. hasil ini dibandingkan dengan MARR. Bila
laju pengembalian, i*%, lebih besar dari MARR, maka alternatif tersebut
dapat dipertimbangkan untuk dibandingkan dengan alternatif lain. Bila
alternatif tersebut merupakan a alternatif berbiaya terbesar, maka
alternatif tersebutlah yang dipilih.
4. Karena alternatif C tidak layak, kemudian alternatif A dibandingkan
dengan do-nothing alternative. Hal ini dilakukan karena alternatif A
Sekarang menjadi alternatif biaya terkecil dan aliran uangnya memiliki
aliran uang positif.
5. Alternatif A memiliki laju pengembalian peningkatan investasi yang lebih
besar dari MARR. Selanjutnya, alternatif A dapat dibandingkan dengan
alternatif yang lebih besar, yaitu alternatif B.
6. Hasil dari perbandingan alternatif B dengan alternatif A menunjukkan
bahwa kelebihan investasi B dibandingkan investasi A memiliki laju
pengembalian lebih besar dari MARR.
7. Alternatif B selanjutnya dibandingkan dengan alternatif D. Hasil
perbandingan ini menunjukkan laju pengembalian yang lebih kecil
daripada MARR. Hasil akhir analisis peningkatan investasi (incremntal
investment analysis) adalah alternatif B.
Tabel 5.15 Perhitungan Laju Pengembalian Tiap Alternatif, Contoh 5-9
Lokasi A B C D

i*(%) 10,49 12,35 9,63 11,56


Contoh 5-11
 Tabel 5.17 menunjukkan perkiraan biaya-biaya dari dua mesin
pengupas tomat yang setara yang akan dievalusi oleh seorang
manajer pengalengan makanan. Jika tingkat penegmbalian
minimum yang diharapkan adalah 15 % per tahun, bantulah sang
manajer dalam memutuskan mesin yang paling menguntungkan.
Tabel 5.17 Perkiraan Biaya Mesin Pengupas Tomat, Contoh 5-11
Mesin A(juta Rp.) Mesin B (juta Rp.)
Biaya awal 208 288
Biaya perawatan tahunan 6,4 2,4
Biaya buruh tahunan 88 56
PPH tahunan - 20,8
Nilai Sisa 16 24
Umur pelayanan (tahunan) 6 10
Jawaban
AWA = -208 juta (A/P, 15%, 6) – 94,4 juta + 16 juta(A/F, 15%, 6)
= -208 juta(0,26424) – 94,4 juta + 16 juta (0,11424)
= - Rp. 147.534.080,00

AWB = -288 juta (A/P, 15%, 10) – 79,2 juta + 24 juta(A/F, 15%, 10)
= -288 juta(0,19925) – 79,2 juta + 24 juta (0,04925)
= - Rp. 135.402.000,00

Mesin B dipilih karena biayanya lebih kecil.


Contoh 5-12
 a. Asumsikan perusahaan dalam Contoh 5-11
berencana untuk keluar dari usaha pengalengan
tomat 4 tahun mendatang. Pada waktu itu,
perusahaan berharap untuk menjual mesin A
sebesar Rp. 96 juta atau mesin B seharga Rp.
120 juta. Semua biaya lainnya diharapkan tetap
sama. Mesin manakah yang akan dibeli oleh
perusahaan tersebut?
 b. Jika semua biaya, termasuk nilai sisa, akan
sama dengan yang diperkirakan. Mesin
manakah yang dibeli jika menggunakan waktu
batas (planning horizon) 4 tahun?
Jawaban
a. Waktu yang diperhitung adalah 4 tahun.
AW A =- 208 juta (A/P, 15%,4) – 94,4 juta + 96 juta (A/F, 15%, 4)
=- 208 juta (0,35027) – 94,4 juta + 96 juta (0,20027)
=- Rp. 148.030.240,00
AW B =- 288 juta (A/P, 15%, 4) – 79,2 juta + 120 juta (A/F, 15%, 4)
=- 288 juta (0,35027) -79,2 juta + 120 juta(0,20027)
=- Rp. 156.045.360,00
Mesin yang akan dipilih adalah mesin A.

b. AW A =- 208 juta (A/P, 15%,4) – 94,4 juta + 16 juta (A/F, 15%, 4)


=- 208 juta (0,35027) - 94,4 juta + 16 juta (0,20027)
=- Rp164.051.840,00
AW H =- 288 juta (A/P,15%, 4) – 79,2 juta (A/F, 15%,4)
=- 288 juta (0,35027) - 79,2 juta + 24 juta(0,20027)
=- Rp.175.271.280,00
Mesin yang akan dipilih adalah mesin A.
Contoh 5-13
 Sebuah perusahaan yang memproduksi semen
memiliki rencana untuk membuka tempat
penggalian kapur. Ada dua rencana yang telah
disiapkan untuk pemindahan material dari
tempat penggalian ke lokasi pabrik. Rencana A
membutuhhan pembelian dua alat pengeruk
(earth mover) dan membangun sebuah tempat
penampungan di lokasi pabrik. Rencana 3
adalah membangun sistem pengangkutan
material dari tempat penggalian hingga ke lokasi
pabrik. Biava-biaya yang diperlukan disajikan
pada Tabel 5. 18. Tingkat bunga yang
diharapkan adalah 15% per tahun
Bandingkanlah kedua rencana tersebut dengan
menggunakan metoda seri seragam!
Tabel 5. 18 Biaya Pemindahan Material, Contoh 5-13

Rencana A Rencana B
Alat Pengeruk Penampungan Sistem
(per unit) (per unit) Pengangkutan
Biaya awal, juta Rp. 360 224 1.400
Biaya operasi tahunan, juta Rp. 48 2,4 20
Nilai sisa, juta Rp. 40 16 80
Umur pelayanan, tahun 8 12 24
Jawaban
Pcrhitungan nilai seri seragam ini cukup diperhitungkan terhadap satu siklus dari
masing-masing rencana.
Rencana A :
AWpengeruk = - 2(360 juta)(A/P, 15%, 8) - 2(48 juta)
+ 2 (40 juta)(A/F, 15%, 8)
- 720 juta (0,22285) - 96 juta + 80 juta (0,07285)
=- Rp.250.624.000,00

AWpenampungan =-224 juta (A/P,15%,12)-2,4 juta + l6 juta (A/F,15%,12)


=- 224 juta (0,18448} - 2,4 juta + 16 juta (0,03448)

=- Rp. 43.171.840,00

AWtotal = AWpengeruk + AWpenampungan

= - Rp. 293.795.840,00
Rencana B:
AW =-1.400 juta(A/P,15%,24) – 20 juta + 80 juta (A/F, 15%,24)
=-1.400 juta (0,15543) - 20 juta - 80 juta (0,00543)
=- Rp. 237.167.600,00

Jadi rencana B yang dipilih karena memiliki biaya yang lebih kecil.
Contoh 5-14
 Sebuah penyalur peralatan laboratorium memperkirakan
bahwa keuntungan dari penjualan akan meningkat
sebesar Rp. 160 juta per tahun jika sebuah unit
kendaraan peraga dibeli. Sebuah unit besar dengan
perlengkapan tidur untuk pengendara adalah seharga
Rp. 776 juta, namun unit kecil tanoa perlengkapan tidur
adalah seharga Rp. 504 juta. Nilai sisa dari unit besar
dan unit kecil setelah dipergunakan 5 tahun adalah Rp.
77,6 juta dan Rp. 28 juta. Biaya penginapan sebesar Rp.
88 juta per tahun akan dihemat bila unit besar
dipergunakan, namun biaya perjalanan akan lebih mahal
Rp. 24,8 juta dibandingkan dengan unit kecil. Dengan
tingkat pengembalian 9%, apakah menguntungkan bila
membeli unit peraga tersebut? Jika menguntungkan,
jenis manakah yang perlu dibeli?
Nilai Bersih Seri Seragam (AW) dari unit besar
Keuntungan tahunan Rp. 160.000.000,00
Penghcmatan biaya pcnginapan (dibandingkan unit Rp. 88.000.000,00
kecil) -Rp. 24.000.000,00
Biaya tambahan perjalanan (dibandingkan unit kecil)
Nilai biaya pengembalian modal AW
- (P - SV) (A/ P, i, n) - SV (i)
- (776 juta - 77,6 juta) (A/P, 9%, 4) – 77,6 juta (i) -Rp. 186.000.000,00
- 698,4 juta (0,25709) – 77,6 (0,09)= Rp. 36.664.344,00
Total
Nilai Bersih Seri Seragam (AW) dari unit kecil
Keuntungan tahunan Rp. 160.000.000,00
Nilai biaya pengembalian modal AW =
- (P - SV) (A/ P, i, n) - SV (i)
- (504 juta - 28 juta) (A/P, 9%, 4) – 28 juta (i)
- 476 juta (0,25709) - 28 (0,09) -Rp. 124.894.840,00
Total Rp. 35.105.160,00
 Kedua unit memberikan nilai positif
sehingga unit tersebut perlu dibeli. Unit
yang sebaiknya dibeli adalah unit besar
sebab memberikan nilai bersih yang lebih
besar, namun perlu dipertimbangkan
beberapa faktor pertimbangan lainnya,
misalnya perubahan biaya, karena
perbedaan yan cukup kecil antara unit
besar dan unit kecil.

Anda mungkin juga menyukai