Anda di halaman 1dari 70

Case Report

Pneumonia dan PPOK


Disusun oleh:
dr. Januariska Dwi Yanottama Anggitasari

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


WAHANA JAWA TIMUR
RS PTPN X JEMBER
2019
Identitas

 Nama : Ny. M
 Umur : 80 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Sumbersari, Jember
 Agama : Islam
Keluhan Utama
Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat
Tekanan darah: 1

Pemeriksaan Fisik
SpO2 : 98%
Pernapasan: 2
Suhu: 36,
Nadi:
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Pemeriksaan Penunjang

X-Foto Thorax
Cor : Membesar
Pulmo:
cephalisasi
vasculer paru
Kesan :
Cardiomegali
dengan tanda
kongestive
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap
Follow Up Pasien
PPOK
DEFINISI FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS PPOK
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Batuk Kronis
• Batuk berdahak
kronik
• Sesak napas

Faktor Risiko :
- Riwayat paparan asap rokok
- Riwayat paparan polusi udara
- Riwayat penyakit saluran
napas
- Genetik
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pemeriksaan Penunjang
 Faal paru :
› Spirometri ( tidak dilakukan saat
eksaserbasi )
› Uji bronkhodilator
GOLD 1 Ringan VEP1 ≥ 80% prediksi

GOLD 2 Sedang 50% ≤ VEP1 < 50% prediksi

GOLD 3 Berat 30% ≤ VEP1 < 30% prediksi

Sangat
GOLD 4 VEP1 < 30% prediksi
berat
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
tidak rutin dilakukan
 Uji latih kardiopulmoner
 Uji provokasi bronkhus
 Uji coba kortikosteroid
 EKG
 Ekokardiograf
 Analisa gas darah
 Pemeriksaan bakteriologis sputum
 Pemeriksaan kadar alfa-1 antitripsin
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan


 Tujuanpenatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaanumum
umumPPOK
PPOK
› Mengurangi gejala
› Mengurangi gejala
› Mencegah eksaserbasi berulang
› Mencegah eksaserbasi berulang
› Memprebaiki dan mencegah penurunan faal
› Memprebaiki dan mencegah penurunan faal
paru
paru
› Meningkatkan kualitas hidup penderita
› Meningkatkan kualitas hidup penderita


 Ada22kondisi
Ada kondisi: :
› Penatalaksanaan PPOK stabil
› Penatalaksanaan PPOK stabil
› Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
› Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
PPOK Stabil
Klasifkas
Eksaserb
i
Pasien Karakteristik asi per CAT mMRC
Spiromet
tahun
ri
Risiko
A rendah, GOLD 1-2 ≤1 < 10 0-1
gejala sedikit
Risiko
rendah,
B GOLD 1-2 ≤1 ≥ 10 ≥2
gejala
banyak
Risiko tinggi,
C gejala GOLD 3-4 ≥2 < 10 0-1
sedikit
Risiko tinggi,
Penatalaksanaan PPOK Stabil
 Non Farmakologi  Farmakologi
› kelompok A :
smoking cessation
(konseling, terapi
pengganti nikotin,
aktivitas fsik
› kelompok B, C, D :
smoking cessation,
rehabilitasi
pulmonal, aktiftas
fsik
Terapi Farmakologi
PPOK Stabil
Grup Pasien Rekomendasi pilihan pertama
 Antikolinergik kerja cepat
A
 Atau β2 agonis kerja cepat
 Antikonergik kerja lama
B
 Atau β2 agonis kerja lama
 Kortikosteroid inhalasi + β2 agonis kerja
C lama
 Atau antikolinergik kerja lama
 Kortikosteroid inhalasi + β2 agonis kerja
D lama
 Dan / atau antikolinergik kerja lama
PPOK Eksaserbasi Akut
 Gejala eksaserbasi :
 sesak bertambah
 produksi sputum meningkat
 perubahan warna sputum
 Klasifkasi Eksaserbasi akut :
› eksaserbasi berat : terdapat 3 gejala kardinal
› ekaserbasi sedang : terdapat 2 dari 3 gejala
kardinal
› eksaserbasi ringan : terdapat 1 dari 3 gejala
kardinal ditambah salah satu dari kriteria
tambahan, antara lain infeksi saluran napas > 5
hari, demam tanpa sebab lainnya, peningkatan
batuk, mengi, peningkatan laju pernapasan atau
frekuensi nadi > 20% nilai dasar.
Penatalaksanaan PPOK
Eksaserbasi
1.
4. Bronkhodilator
 β2 agonis kerja cepat dengan/tanpa
antikolinergik kerja cepat
 Nebulizer :
› β2 agonis kerja cepat (salbutamol) +
antikolinergik { 2,5 + 0,5 mg }  lama
kerja 4-8 jam
 Xantin IV ( bolus dan drip )
› aminoflin (sediaan oral 200mg, IV 240mg,
lama kerja 4-6 jam),
› teoflin (oral 100-400mg, lama kerja
bervariasi hingga 24 jam ).
5. Kortikosteroid sistemik
 mempercepat waktu pemulihan,
meningkatkan fungsi paru dan hipoksemia
arteri, menurunkan resiko relaps,
kegagalan terapi dan durasi rawat inap.
 prednison 30-40 mg selama 10-14
hari.
› per oral  eksaserbasi ringan sedang
› IV  eksaserbasi berat.
› sebaiknya < 2 minggu untuk mencegah efek
samping.
6.
Ind

Ind
ina

ika

ika
wa

wa
Ra

ra
IC
si

si
U
p

t
 Peningkatan intensitas  Sesak berat setelah
gejala ( misal, timbul tata laksana IGD/ruang
saat tidak beraktiftas), rawat
 PPOK derajat berat,  Penurunan kesadaran,
 timbul tanda fsik yang kelemahan otot
baru (sianosis, edema ), respirasi,
 tidak ada perbaikan dari hemodinamik tidak
penatalksanaan inisial, stabil
 terdapat komorbiditas  Setelah pemberian
serius, oksigen, terjadi
 seringnya terjadi hipoksemia atau PaO2
eksaserbasi, < 50 mmHg atau
 tidak sanggup untuk PaCO2 > 50 mmHg,
melakukan perawatan memerlukan ventilasi
di rumah. mekanis
 Perlu ventilasi mekanis
Pneumonia
peradangan yang
mengenai parenkim
paru, distal dari
bronkiolus terminalis
yang mencakup
bronkiolus respiratorius,
PNEUMONIA dan alveoli serta
menimbulkan
konsolidasi jaringan
paru dan gangguan
pertukaran gas
setempat
Gejala dan
Tanda
› Batuk disertai dahak
› Nyeri dada atau nyeri pleuritik yang dirasakan
sewaktu menarik napas dalam
› Demam
› Sesak napas
› Sakit kepala, mual, muntah dan diare
Faktor
Risiko
PNEUMONIA

 Usia >65 tahun  Trakeostomi atau


 Aspirasi sekret pemakaian selang
orofaringeal endotrakeal
 Infeksi pernapasan oleh  Bedah abdominal atau
virus toraks
 Sakit yang parah &  Fraktur tulang iga
menyebabkan  Pengobatan dengan
kelemahan imunosupresif
 Penyakit pernapasan  AIDS
kronik  Riwayat merokok
 Kanker  Alkoholisme
 Tirah baring yang lama  Malnutrisi
Pneumonia Classification
1. Clinical dan Epidemiology:
a. Community Acquired Pneumonia (CAP)
b. Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
c. Aspiration Pneumonia
d. Pneumonia in immunocompromised Patient
2. Etiology:
a. Typical : bakteria
b. Atipikal : (Mycoplasma, Legionella, Chlamydia)
c. Virus
d. Fungi
3. Predilection of infection
a. Pneumonia lobaris
b. Bronchopneumonia
c. Pneumonia Interstitial
PATOGENESI
PATOGENESI
SS
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
GEJALA KLINIS
Pemeriksaan Fisik
palpasi
Inspeksi
pada
Auskultasi
PNEUMONIA KOMUNITI
Diagnosis pasti ditegakkan apabila pada foto toraks
terdapat
infltrat baru/progresif, ditambah dengan 2 atau lebih
gejala
di bawah ini:
 Batuk-batuk bertambah
 Perubahan karakteristik dahak/purulen
 Suhu tubuh ≥ 38⁰C (aksilla)/riwayat demam
 Pemeriksaan fsik: tanda konsolidasi (+), suara napas
bronkial dan ronki
 Lekosit ≥10.000 atau <4500
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

 Sistem Skor pada pneumonia komuniti berdasarkan Patient


Outcome Research Team (PORT)
 Karakteristik penderita Jumlah poin
 Faktor demografi
Usia :Laki-laki Umur (thn)
Perempuan Umur (thn) - 10
Perawatan di rumah +10
Penyakit penyerta
Keganasan +30
Penyakit hati +20
Gagal jantung kongestif +10
Penyakit serebrovaskuler +10
Penyakit ginjal +10
 Pemeriksaan fisis
Perubahan status mental +20
Pernapasan ≥ 30 kali/menit +20
Tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg +20
Suhu tubuh < 35°C atau ≥ 40°C +15
Nadi ≥ 125 kali/menit +10
PORT ……..

 Hasil laboratorium/radiologi
Analisis gas darah arteri : pH 7.35 +30
BUN > 30 mg/dl +20
Natrium < 130 mEq/liter +20
Glukosa > 250 mg/dl +10
Hematokrit < 30% +10
PO2 ≤ 60mmHg +10
Efusi pleura +10
Indikasi rawat inap
1. Skor PORT > 70
2. Bila skor PORT <70 maka rawat inap tetap
diperlukan apabila dijumpai salah satu dari
kriteria di bawah ini:
- frekuensi napas >30x/menit
- PaO2/FiO2 <250 mmHg
- Foto toraks menunjukkan kelainan bilateral
- Foto toraks melibatkan >2 lobus
- Tekanan sistolik <90 mmHg, diastolik <60
mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai
“ salah satu atau lebih “ kriteria dibawah ini.
KRITERIA PERAWATAN
INTENSIF

 Paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu


(butuh ventilasi mekanik atau butuh vasopresor
> 4 jam)
 Atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (PaO2/FiO2 <
250 mmHg, foto toraks menunjukkan kelainan
bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg)
Pneumonia Nosokomial
Pemeriksaan
Terjadi
Ditambah
Analisis
Ditegakkan
Analisis
Sekret
Dua
Leukositosis
Kultur
Rontgen dada
Suhu
PENGOBATAN
 Pengobatan terdiri atas antibiotik dan
pengobatan suportif

 Pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan


data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaanya
PENGOBATAN
Karena beberapa alasan yaitu :
1. Penyakit yang berat dapat mengancam
jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil di isolasi
belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan
waktu
Maka pemberian antibiotika dilakukan secara
empiris
Pengobatan …..

Penisilin
pengobatan …..

Methicillin
pengobatan ……

Legionella
PROGNOSIS
 Secara umum prognosis adalah baik,
tergantung dari kuman penyebab dan
penggunaan antibiotik yang tepat serta
adekuat.
KOMPLIKASI
 Efusi pleura
 Empiema
 Abses paru
 Pneumothoraks
 Gagal napas
 Sepsis
Thank you

Anda mungkin juga menyukai