Anda di halaman 1dari 24

LIMFOMA MALIGNA

RENANDA ADHA ANUGRAH


Pembimbing: dr.
Pendahuluan

Limfoma maligna adalah tumor ganas primer dari kele


A njar limfe dan jaringan limfatik di organ lainnya

Penyakit ini dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu


B
penyakit Hodgkin dan limfoma non Hodgkin (LNH)

Sekitar 90% limfoma Hodgkin timbul dari kelenjar limf


C
e, hanya 10% timbul dari jaringan limfatik di luar kele
njar limfe.
limfoma non Hodgkin 60% timbul dari kelenjar
D limfe, 40% dari jaringan limfatik di luar kelenjar
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. B
Umur : 70 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Parit 9, Kelurahan Man
unggal makmur, Kec. Kuala tungkal, Tanjab timur
Masuk RS : 26 April 2018
Anamnesa
Keluhan Utama
Benjolan pada kedua le Pasien datang dari poli penyakit bedah dengan benjolan pad
her yang semakin lama a kedua leher yang dialami sejak kurang lebih 15 bulan sebe
semakin membesar lum masuk RS, awalnya benjolan hanya 1 buah di leher seb
emakin membesar elah kanan, kecil lalu membesar namun tidak diketahui wakt
unya, kemudian benjolan bertambah menjadi dua pada leher
sebelah kiri. Benjolan terasa nyeri, terasa panas, ada peruba
han suara menjadi serak sejak kurang lebih 7 bulan yang lalu
. Pasien juga mengeluhkan nyeri dan sulit untuk menelan. Se
lama 7 bulan terakhir pasien juga sering demam, namun dem
am tidak pernah diobati dan dibiarkan hingga kondisi membai
k. Juga pasien mengeluhkan adanya keringat yang berlebih,
terutama pada malam hari. Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati
(-). Demam(-) riwayat demam (-). Batuk (+) kadang-kadang, l
ender (+) warna putih, darah (-), nyeri dada (-), sesak (-). Naf
su makan menurun, riwayat penurunan berat badan (+) tidak
diketahui berapa kg
Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : (-)
Pemeriksaan Fisik Kepala
TANDA VITAL Bentuk kepala : Normocephali
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Ekspresi muka : Tampak sakit sedang
Simetris muka : Simetris
Kesadaran : Compos mentis
Rambut : tampak hitam tumbuh merata
Tekanan darah : 130/70 mmHg Perdarahan temporal: (-)
Nadi : 84x/i Nyeri tekan syaraf : (-)
RR : 20x/i Mata
Suhu : 36,8 ºC Exophthalmus/endopthalmus : (-/-)
Edema palpebra : (-/-)
STATUS GENERALISATA Conjungtiva anemis : (+/+)
Sklera Ikterik : (-/-)
Kulit
Pupil : Isokor (+/+)
Warna : Sawo matang Lensa : Tidak keruh
Suhu : 36,8ºC Reflek cahaya : (+/+)
Efloresensi : (-) Gerakan bola mata : baik kesegala arah
Turgor : Baik Hidung
Pigmentasi : Dalam batas normal Bentuk : Normal
Ikterus : (-) Selaput lendir : normal
Septum : Deviasi (-) Penumbatan : (-)
Jar. Parut : (-)
Sekret: (-)
Edema : (-) Perdarahan : (-)
Rambut : rambut tumbuh merata Mulut
Bibir : sianosis (-)
Kelenjar Gigi geligi : dbn
Pembesaran Kel. Submandibula : (-) Gusi : berdarah (-)
Jugularis Superior : (-) Lidah : tremor (-)
Bau pernafasan : dbn
Submental : (-)
Jugularis Interna : (-)
Leher
Thorax Kelenjar getah bening :pembesaran (+)
Bentuk : simetris Kelenjar tiroid :pembesaran (-)
Paru-paru Tekanan vena jugularis : (5-2) cm H2O
Inspeksi : pernafasan simetris Massa Tumor :
Palpasi : fremitus taktil normal, nyeri tekan (-), krepitasi (-) •(+), regio colli dextra, ukuran kurang lebih 3x
Perkusi : sonor (+/+) 3 cm, nyeri Tekan (+), Suhu raba hangat, ko
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-) nsistensi keras permukaan rata batas tegas, i
mmobile.
Jantung •(+), region colli sinistra, ukuran kurang lebih
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat 1x1 cm, nyeri tekan (+), suhu raba hangat, ko
Palpasi: ictus cordis teraba 2 jari di ICS V linea midclavicula sinistra nsistensi keras permukaan rata batas tegas i
Perkusi batas jantung mmobile
Kanan : ICS III Linea parasternalis dekstra
Kiri : ICS V Linea midklavikularis sinistra Ekstremitas atas
Atas : ICS II Linea parasternalis sinistra Gerakan : dbn
Pinggang jantung : ICS III Linea parasternalis sinistra Nyeri sendi : (-)
Auskultasi: BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-) Akral : hangat, CRT < 2 detik
Abdomen Edema : (-)
Inspeksi : datar, sikatrik (-), massa (-), bekas operasi (-), pembesaran p Extremitas bawah
ada daerah supra pubis (-) Gerakan : dbn
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba. Ny Akral : hangat, CRT < 2 detik
eri tekan supra pubis (-), nyeri ketok CVA (-) Nyeri sendi: (-)
Perkusi : Timpani (+) 4 kuadran abdomen Edema : (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
USG LEHER (26-4-2018) Suspek Limfoma Maligna Bilateral
Diagnosa Kerja :
Suspek limfoma maligna bilateral

Penatalaksanaan :
Paracetamol 3 x 500 mg p.o

Rencana penatalaksanaan :
Pro Biopsy

Prognosis :
Quo ad vitam : dubia ad Malam
Quo ad fungsionam : dubia ad Malam
Quo ad Sanationam : dubia ad Malam
Anatomi
Buli-buli terletak tepat di belakang pubis didalam cavitas pe
lvis.
Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan :
•superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum
•dua permukaan inferiolateral
•permukaan posterior
D
D

• Buli-buli sendiri terdiri dari 3 lapis otot detrusor yang salin


g beranyaman. Di bagian dalam adalah otot longitudinal,
di tengah otot sirkuler, dan yang terluar otot longitudinal

•Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional


.
Definisi
•Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan
dalam buli-buli (Kandung Kencing).
•Tumor buli-buli adalah tumor yang dapat berbe
ntuk papiler, tumor non invasif (insitur), noduler
(infiltrat), atau campuran antara bentuk papiler
D

dan infiltrat.
D

•Tumor ini lama-kelamaan dapat mengadakan i


nfiltrasi ke lamina phopria, otot, dan lemak peri
vesika yang kemudian menyebar langsung ke j
aringan sekitar
Etiologi dan Faktor
risiko
•Merokok: 2-6x
•Pekerjaan : pekerja pabrik kimia,
terutama pabrik cat, ang sering
terpapar oleh bahan karsinogenik
•Infeksi kandung kemih : E coli dan
Proteuss sp nitrosamin (zat
karsinogen
•Batu buli
H
I
S Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif),
T atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
O
P
A
T
O
L
O
G Beberapa jenis karsinoma buli, antara lain:
Karsinoma sel transisional (urothelial)
I Karsinoma sel skuamosa
Adenokarsinoma
 Ca yang tidak berdiferensiasi Ca non sel transisional
Ca campuran
KARSINOMA SEL TRANSISIONAL

•Sebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel


transisional.
•Tumor ini biasanya berbentuk papiler, lesi eksofitik, sesile atau
ulcerasi.
•Carsinoma in situ berbentuk datar (non papiler anaplastik),
sel-sel membesar dan nukleus tampak jelas.
• Dapat terjadi dekat atau jauh dari lesi oksofitik, dapat juga fokal
atau difuse.
ADENOKARSINOMA

Terdapat 3 kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antar


anya adalah:
1. Primer terdapat di buli-buli
Biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-buli. Pada b
eberapa aksus sistitis glandularis kronis dan ekstrofia vesi
ka pada perjalanan lebih lanjut dapat mengalami degenera
si menjadi adenokarsinoma buli-buli.
2. Urakhus persisten
Adalah sisa duktus urakhus yang mengalami degenerasi
maligna menjadi adenokarsinoma.
3. Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari or
gan lain, diantaranya adalah prostat, rektum, ovarium, lam
bung, mamma, dan endometrium.
KARSINOMA SEL SQUAMOSA

•Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis


pada buli-buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia
berubah menjadi ganas. Rangsangan kronis itu dapat terjadi
karena infeksi saluran kemih kronis, batu buli-buli, kateter m
enetap yang dipasang dalam jangka waktu lama, infestasi c
acing schistosomiasis pada buli-buli.
CA YANG TIDAK BERDIFERENSIASI

•Merupakan tipe tumor yang jarang (kurang dari 2 % dari seluru


h tipe tumor buli).
•Tumor ini tidak memiliki karakteristik tertentu yang membedaka
nnya dari tumor lain
•kata undifferentiated merujuk kepada sifat alamiah sel-sel terse
but yang bersifat anaplastik.
KARSINOMA CAMPURAN

•Terdapat 4-6 % dari seluruh tipe tumor.


•Merupakan kombinasi antara bentuk transisional, glandular, sk
uamosa, dan tidak berdiferensiasi. Yang tersering adalah camp
uran bentuk transisional dan skuamosa
Gejala Klinis Pemeriksaan

Per rektal sistoskopi Radiologi Laboratorium


Urgensi,
frenkuensi
Disuria
• Palpasi • Biopsi • Foto polos • darah rutin,
bimanual abdomen • kimia darah,
Hematuria • Pielografi • urin
intravena mikroskopis
• CT scan MRI
Derajat Invasi Tumor

TNM Marshall Uraian


Tis 0 Karsinoma in situ
Add Text Add Text
Ta 0 Simple Tumor papilari non invasif
PowerPoint Simple PowerPoint
T1 A Presentation
Invasi submukosa Presentation
T2 B1 Invasi otot superfisial
T3a B2 Invasi otot profunda
T3b C Invasi jaringan lemak prevesika
T4 D1 AddInvasi
Textke organ sekitar Add Text
Simple PowerPoint Simple PowerPoint
N1-3 D1 Metastasis ke
Presentation limfonoduli regional
Presentation
M1 D2 Metastasis homogen
Pembagian tumor berdasarkan
derajat invasi

Stage 0 : menunjukkan tumor papilar, namun belum menginvasi lamina


propria
Stage A : tumor sudah menginvasi lamina propria, namun belum menembus
otot dinding vesika.
Stage B1 : neoplasma sudah menyebar superficial sampai setengah dari otot
detrusor.
Stage B2 : tumor ditemukan jauh di dalam lapisan otot.
Stage C : tumor menyebar sampai lapisan lemak perivesikal atau ke
peritoneum.
Stage D : tumor sudah bermetastasis
Tatalaksana

Tatalaksana

1 TURBT

2 Sistektomi Radikal

3 Radioteraphy

4 Kemoterapi Adjuvant
Alternatif Penatalaksanaan

Stadium Tindakan

Superfisial TUR Buli-buli/fulgurasi


(stadium 0-A) Instilasi intravesika

Invasif TUR Buli-buli


(stadium B-C-D1) Sistektomi atau radiasi

Metastasis Ajuvantivus kemoterapi


(stadium D) Radiasi paliatif
Prognosis

Tingkat TNM 5-years survival rate


Tis 90%
Ta
T1 60-80%
T2 50%
T3a 40%
T4 30%
N+ 10%
M+ 0-2%

Anda mungkin juga menyukai