Bab 4 : PERSAMAAN-PERSAMAAN

DASAR UNTUK CONTROL VOLUME

DALAM BENTUK INTEGRAL
Mencari Korelasi antara Sistem dengan
Perumusan-perumusan Control Volume

4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem

1. Konservasi Masa:
dm
m  konstan  0
dt
dimana masa m dalam sistem:

msistem   dm   dv
m ( sistem ) v ( sistem )

2. Hukum Newton
 II:
 dP 
F 
dt sistem

dimana: P = momentum linear
F = gaya luar yang bekerja pada
sistem
1
 4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem

momentum P dari sistem adalah :
  
Psistem   V dm   V dv
m ( sistem ) v ( sistem )

3. Prinsip Momentum Angular:

“Jumlah torsi yang bekerja pada suatu sistem
= laju perubahan dari momentum angular”

 dH 
T 
dt sistem

dimana: T = torsi
H = momentum angular
Momentum angular dari sistem adalah:
    
Hsistem   r x V dm   r x V dv
m ( sistem ) v ( sistem )

Torsi (T) disebabkan oleh: gaya permukaan,
gaya body dan juga oleh poros :
     
Tsistem  r x Fs   r x g dm  Tporos
m (sistem )

2
 4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem

4. Hukum Termodinamika-I:
δQ  δW  dE
Bila ditulis dalam bentuk laju perubahan:
  dE 
Q W  

dt  sistem
dimana: Q = laju perpindahan panas
W = laju kerja
dE
= laju energi total
dt
Energi total dari sistem adalah:
Esistem   e dm   e dv
m ( sistem ) v ( sistem )

dan V2
e  u   gz
2
energi potensial per satuan masa

energi kinetik per satuan masa

energi dalam per satuan masa

energi total per satuan masa

3
 4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem

5. Hukum Termodinamika-II:
bila sejumlah panas dQ dipindahkan ke dalam
sistem bertemperatur T, maka berdasarkan
hukum Termodinamika II perubahan entropi
dS ditulis sbb:
dQ
dS 
T
Bila ditulis dalam bentuk laju perubahan:
dS  1 
  Q
dt sistem T
Entropi dari sistem adalah:

Ssistem   s dm   s dv
m ( sistem ) v ( sistem )

dimana : s = entropi per satuan masa

4
4.2. Bentuk Umum Persamaan Dasar Sistem

Sebutlah: N = sembarang extensive property

dari sistem
dan h = intensive property (extensive
property per satuan masa)
dari sistem

Nsistem   h dm   h dv
m ( sistem ) v ( sistem )

Maka bila:
1). N  m h 1  m sist   dm   dv
m v
    
2). N  P h  V  Psist   Vdm   Vdv
m v
       
3). N  H h  r x V  H sist   r x V dm   r x V dv
m v

4). N  E h  e  E sist   e dm   e dv

m v

5). N  S h  s  Ssist   s dm   s dv

m v

5
 4.2.1. Derivasi
stream line
stream line

Sub region (3)

III dari region III
Sub region (1) I II
dari region I

CV
CV
y sistem
sistem
a). Pada waktu to b). Pada waktu to+ t

Laju perubahan dari Nsistem:

dN  Ns t t  Ns t
  lim o o

dt sistem t 0 t
dimana:
Ns t t  NII  NIII t t  NCV  NI  NIII t t
o o o

   hdv     hdv     hdv 

CV  t t  I o
 t t III  t t o o

Ns t  Ncv t   hdv 

o
 CV o
 to

6
 4.2.1. Derivasi
maka:
       

dN 

 h dv 
 cv


 
 h dv
to  t  III




to  t  I

 h dv 



to  t  cv

 h dv 

to
  lim
dt sist t0 t

       

dN 

 h dv 
 cv


 
 h dv 
to  t  cv

to

 III

 h dv 

to  t

I

 h dv 

to  t
  lim  lim  lim
dt sist t0 t t 0 t t 0 t

1 2 3

   

 cv

 h dv 
 
  h dv 

to  t  cv

to

1 = lim
t  0 t
Ncv to t  Ncv to
 lim
t  0 t
N cv 
 
t t cv
h dv 
7
 4.2.1. Derivasi

 

 h dv 

 III

to  t NIII to t
2 = lim  lim
t 0 t t 0 t
Pada daerah III masa mengalir keluar dari
CV selama interval waktu t


dA
 
V
III
dA
CSIII to + t

dv  .dA.Cos 
2
 h dv   h  Cos dA 
 
 III t t  
lim o
 lim CSIII
t 0
t t 0
t

  
 lim   h Cos  dA 

t 0 CSIII t 
 
  h V Cos dA
CSIII
8
 4.2.1. Derivasi
 

I

 h dv 
 
to  t N I to t
3  lim
= t 0   lim
t t 0 t
Pada daerah I masa mengalir masuk ke
dalam CV selama interval waktu t

I 

dA dA
 
V


CSI to + t 
dv  .dA.  Cos  2
   

I

 h dv 

t o  t
 h  - Cos dA 
  
 lim   lim  CSI 
t  0 t t 0 t

  
  lim 
t  0  
 CSI
h
t
Cos dA 


 
 
CSI
h V Cos dA
  
lim
Note : t 0  V dan dA  dA
t
9
 4.2.1. Derivasi
maka laju perubahan dari N)sistem menjadi:
dN      
 
dt siste m t cv  csI

h dv  h V cos dA  h V cos dA
csIII

masuk cv keluar cv
dimana bila:
cs = csI + cs III
 = 0o  
V segaris dengan dA
 = 180 o


V
   
   V  dA  V dA Cos 
dA
Sehingga:
dN    
 
dt si ste m t cv 
h dv  h V  dA
cs


Persamaan TRANSPORTASI REYNOLDS

10
 4.2.1. Derivasi
Arti fisik Persamaan Transportasi Reynolds:

dN 
  perubahan total dari sembarang extensiveproperty( N )
dt siste m
dari sistempersatuanwaktu


h dv  perubahan dari sembarang extensiveproperty N 
t cv
di dalam control volume cv persatuan waktu


 
ηρV  dA  sembarang extensive propertyN
cs

yangmasuk atau keluar dari control surfacecs

persatuan waktu

11
Pemakaian Persamaan Transportasi Reynolds

4.3. Konservasi masa

dm 
 0
dt siste m
Persamaan Transportasi Reynolds:
dN    
 
dt siste m t cv  cs

h dv  h V  dA

Dalam hal ini: dN  dm 

   0
dt siste m dt siste m
N=m
N
h  1
m
Sehingga diperoleh Formulasi CV untuk Konservasi
Masa, sbb.:

  
0
t cv 
 dv   V  dA
cs

12
 4.3.1. Kasus Khusus

Formulasi Konservasi Masa dapat

disederhanakan, sbb. :

a. Untuk aliran Incompressible

  konstan
sehingga formulasi konservasi masa
disederhanakan menjadi:
  
0   dv   V  dA
t cv cs

  
0 v   V  dA 
t cs

v   
0 
t
v
t
  V  dA
cs

=0 =0
(vol = konstan) ( = konstan)

Sehingga :  

 
0  V  dA

0   V  dA
cs cs
13
 4.3.1. Kasus Khusus

a. Untuk aliran steady


0
t
sehingga formulasi konservasi masa
disederhanakan menjadi:
  
0
t cv 
 dv   V  dA
cs

= 0 (aliran steady)
maka :
 

0   V  dA
cs
 
Note:  mass flowrate 
: m   V  dA
A
 
 volume flowrate / debit : Q  V 
  V  dA
A

Q V  1  
 kecepatan rata  rata : V       
A A A A 
V  dA

14
 CATATAN PENTING

dA = merupakan vektor luasan yang arahnya
positip bila ditarik ^ keluar dari bidang 
dA 2
 
V1 V2
2

1

dA 1
 
Pada section (1) aliran masuk CS, dimana dA dan V
membentuk sudut  = 180oCos 180o = -1
     
V  dA  V dA Cos 180   V dA
o

 
Pada section (2) aliran keluar CS, dimana dA dan V
membentuk sudut  = 0oCos 0o = 0 Cos 0o = +1
     
V  dA  V dA Cos 0   V dA
o

Resume:

Bila V ^ CV (CS ), maka berlaku :
 
V  dA   ( positip ) bila aliran keluar dari CS
 
V  dA  () (negatip) bila aliran masuk ke CS
15
CONTOH SOAL

16
CONTOH SOAL

17
CONTOH SOAL

18
 4.4. Persamaan Momentum

4.4.1. Untuk Control Volume Diam

Hukum Newton II untuk suatu sistem yang

bergerak terhadap sistem koordinat yang
diam : 
 dP 
F 
dt sistem
dimana: 
P  momentum linear
  
Psistem   V dm   V dV
masa ( sistem ) V ( sistem )
  
F  Fs  FB
Persamaan Transportasi Reynolds:
dN    
 
dt siste m t cv cs

h dv  h V  dA

19
 4.4.1. Untuk Control Volume Diam

dimana: dN  dP    
     F  FS  FB
N= P dt sistem dt sistem
 
N P mV 
h   V
m m m
maka persamaan momentum ditulis:

dP      
   V dv   V V  dA
dt sistem t cv cs

atau:
       
F  FS  FB   V dv   V V  dA
t cv cs

Note: 
Bila gaya body persatuan masa = B maka:
  
FB   B dm   B dv
masa cv  
Dalam hal ini, bila gaya bodi = berat  B  g
Gaya
 permukaan  akibat tekanan (p):
FS    p dA
A
20
 4.4.1. Untuk Control Volume Diam

Komponen gaya-gaya:
- sumbu - x :
     
Fx  FSx  FBx   u dv   u V  dA
t cv cs
- sumbu – y :
     
Fy  FSy  FBy   v dv   v V  dA
t cv cs
- sumbu – z :
     
Fz  FSz  FBz   w dv   w V  dA
t cv cs
Note:
1). Langkah ke-1 yang 
harus dilakukan adalah menentukan
tanda dari  V  dA
     
 V  dA   V dA cos     V dA cos 
2). Langkah ke-2 adalah menentukan tanda dari kecepatan
u, v, w, yang tergantung dari sistem koordinat yang
dipilih. Dalam hal ini tandanya harus diperhitungkan bila
disubstitusikan untuk mendapatkan harga numerik, sbb.:

 
   
u  V  dA   u   V dA cos 
21
4.4.1. Untuk Control Volume Diam

22
4.4.1. Untuk Control Volume Diam

23
4.4.1. Untuk Control Volume Diam

24
 4.4.2. Untuk Control Volume Yang Bergerak Dengan
Kecepatan Konstan
y

 CV
V
Y sudu

U
X

U  kecepatan konstan dari CV
Cara Analisa:
Dalam analisanya, ada 2(dua) hal yang
harus dicatat:
1). semua kecepatan diukur relatif terhadap
CV (koordinat : xyz bukan XYZ)
2). semua derivasi terhadap waktu, diukur
relatif terhadap CV (koordinat: xyz bukan XYZ)
Persamaan Transportasi Reynolds:
dN    
   h dv   h V  dA
dt sistem t cv cs

25
 4.4.2. Untuk Control Volume Yang Bergerak Dengan
Kecepatan Konstan

Untuk momentum:
- N = Pxyz  maka : h = Vxyz

maka persamaan momentum untuk CV yang

bergerak dengan kecepatan konstan:
       
F  FS  FB   Vxyz  dv   Vxyz  Vxyz  dA
t cv cs

dimana:
subcript : xyz = menunjukkan relatif
terhadap CV.

26
 4.4.2. Untuk Control Volume Yang Bergerak Dengan
Kecepatan Konstan

The sketch shows a vane with a turning

angle of 60o. The vane moves at
constant speed, U = 10 m/s, and
receives a jet of water that leaves a
stationary nozzle with speed V = 30 m/s.
The nozzle has an exit area of 0.003 m2.
Determine the force components that act
on the vane.
Given :
Vane, with turning angle θ = 60o, moves with constant velocity, U =10i m/s.
Water from a constant area nozzle, A = 0:003 m2, with velocity
V = 30I m/s, flows over the vane as shown.
Find : Force components acting on the vane.

Solution : Select a control volume moving with the vane at constant velocity,
U, as shown by the dashed lines. Rx and Ry are the components of force
required to maintain the velocity of the control volume at 10i m/s. The control
volume is inertial, since it is not accelerating (U=constant). Remember that all
velocities must be measured relative to the control volume in applying the
basic equations.

27
Governing equations:
4.4.2. Untuk Control Volume Yang Bergerak Dengan
Kecepatan Konstan
       
F  FS  FB   Vxyz  dv   Vxyz  Vxyz  dA
t cv cs

  
0
t cv  dv    V  dA
cs
Assumptions :
(1) Flow is steady relative to the vane.
(2) Magnitude of relative velocity along the vane is constant |V1| = |V2| = V -U
(3) Properties are uniform at sections 1 and 2 .
(4) FBX = 0:
(5) Incompressible flow.

The x component of the momentum equation is

=0 =0
     
F  FS X  FB X   u xyz  dv   u xyz  Vxyz  dA
t cv cs

There is no net pressure force, since patm acts on all sides of the CV. Thus

Rx   - uV.dA    uV.dA   u  V A   u V A 

1 1 1 2 2 2
A1 A2

(All velocities are measured relative to xyz.) From the continuity equation

0   - V.dA    V.dA    V A   V A 

1 1 2 2
A1 A2
V1A1   V2A2 
Rx  u 2  u1 . V1A1 
All velocities must be measured relative to the CV, so we note that
V1 = V - U V2 = V - U
u1 = V - U u2 = (V – U) cos θ
 4.4.2. Untuk Control Volume Yang Bergerak Dengan
Kecepatan Konstan

Rx  (V – U) cos   (V – U)

.  (V – U)A1
V1 = V - U V2 = V - U
u1 = V - U u2 = (V – U) cos θ

   kg   m N.s2
 30 -10 x (0,5 -1) x  999 3  x 30 -10 x 0,003 m x
m 2

 s   m   s kg.m
 - 599 N to the left 

Writing the y component of the momentum equation, we obtain

     
F  FS Y  FB Y   vxyz  dv   vxyz  Vxyz  dA
t cv cs

Denoting the mass of the CV as M gives

Ry - Mg   v. ρ.V.dA   v ρ.V.dA 
CS A2

 v 2 ρ. V2 A 2   v 2 ρ. V1 A1   V - U  sin θ ρ. V1 A1 

 
Ry - Mg  30 - 10 sin 60o  999 3 x (30 - 10) x 0,003 m 2 
kg m
 m s 
Ry  1,04 KN  Mg

R  - 599i  1,04j  KN

29
 4.5. Prinsip Momentum Angular

4.5.1. Untuk Control Volume Diam

Prinsip Momentum Anguler untuk suatu

sistem yang bergerak terhadap sistem
koordinat yang diam :

 dH 
T 
dt sistem
dimana:

T  torsi total yg bekerja pd sistem
dr sekelilingnya

H  momentumangular
    
H sistem   r x V dm   r x V dV
masa( sistem) V ( sistem)
     
T  r x Fs   r x g dm  Tshaft
m (sistem )
Persamaan Transportasi Reynolds:
dN    
 
dt siste m t cv 
h dv  h V  dA
cs

30
 4.5.1. Untuk Control Volume Diam

dimana: dN  dH  
    T
N =H dt sistem dt sistem
  
N H r xV m  
h    r xV
m m m
maka persamaan momentum anguler ditulis:

dH        
   r x V dv   r x V V  dA
dt sistem t cv cs

atau:
            
T  r x FS   r x g dm  Tshaft   r x V dv   r x V V  dA
m ( sistem ) t cv cs

Karena pada saat to sistem berimpit dengan CV,

maka :  
Tsistem TCV
Sehingga:
           

r x FS  r x g dv  Tshaft 
cv
t cv  cs

r x V dv  r x V V  dA

31
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

DiketahuI:

Tentukan : a). Vjet relatif thdp setiap nosel

b). Torsi akibat friksi pd pivot
persamaan dasar:
= 0 (1)
  
0
t cv 
 dv   V  dA
cs

           

r x FS  r x g dv  Tshaft 
= 0 (a) cv

t cv 
r x V dv  r x V V  dA
= 0 (b) cs

dimana kecepatan diukur relatif terhadap

koordinat inertial (tetap) XYZ.
Asumsi: 1). aliran incompressible
2). aliran uniform pd setiap section

3). Kecepatan sudut ( ) = konstan
32
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

Dari kontinuitas, kecepatan relatif jet (Vjet)

pada nozzle dapat dihitung:
Q Q 4
Vre l  
2 A je t 2  D2je t
1 lt 4 1 m3 6 mm
2
min
 x 7,5 x x x 10 x
2 min  42 mm 2 1000lt m 2 60s
 4,97 m / s
Dalam kasus ini persamaan momentum
Angular dapat dipahami setiap bagiannya
sbb:
 
a). r x Fs  0  Torsi / moment karena tekanan bekerja pd seluruh CS,

dan gaya tekan pd inlet tepat pd sumbu axial O, sehingga

tidak menghasilk an moment

b).Torsi / Moment akibat body force pada kedua lengan sama besar &

berlawanan arah sehingga jumlahnya  0

Sehingga satu-satunya Torsi yang bekerja

pada CV hanyalah akibat gesekan pada
pivot sbb. : 
Tshaft   Tf K̂
33
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

Sebelum mengevaluasi persamaan integral

untuk CV pada sisi kanan (=) dari
persamaan momentum anguler diatas,
terlebihdulu akan dievaluasi tentang
 posisi
vektor r dan vektor kecepatan V (diukur
relatif terhadap XYZ) untuk setiap elemen
fluida dalam CV :

A
o 
B

X 
B'

34
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

L Cos  Cos

 A
L Cos 
R

B'

X
L Cos  Sin 

Panjang lengan kanan OA = R menempel

pada bidang XY; sementara AB membentuk
sudut kemiringan  tdp bidang XY, dimana
titik B’ adalah proyeksi dari titik B pd bidang
XY.Bila diasumsikan panjang tip AB = L
yang relatif sangat kecil dibanding R
(L<<R)  momentum fluida dlm tip AB <<
momentum fluida dlm lengan R.

35
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

Maka momentum fluida dalam lengan kanan

R (OA) dihitung sbb. :
Y

 r Sin 
r
  r Cos  A

r
Vt
Vt Sin 

Vt Cos 

X
O
  
untuk menghitung
  t cv 
r x V dv akan dihitung
lebih dulu r x Vsbb.:
 ˆ
r  I r Cos  Jˆ r Sin

V  Iˆ (Vt Cos   r Sin  )  Jˆ (Vt Sin   r Cos  )
sehingga:
  ˆ 2
r xV  K (r  Cos2  r 2  Sin 2 )  Kˆ r 2
maka:
 
R
ˆ ˆ R 3

 r x V  dv   K r  A dr  K A
2

v ( OA) O
3
36
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

maka:
     ˆ R 3 
 r x V  dv   K
t v (OA) t  3
A   0

dimana A = luas penampang pipa

Analog untuk lengan kanan, lengan kiri juga

akan menghsilkan harga yang sama (= 0).
Selanjutnya untuk menghitung momentum 
  
anguler yang menembus CS =  r x V  V  dA
akan ditentukan lebih  dulu : cs
 
rjet  rB dan kecepatajet Vjet yang dihitung relatif
tdp XYZ.

Untuk lengan kanan OAB, sbb. :

37
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

L Cos  Cos

A
L Cos 

R Sin  R 
B'

X
R Cos 
L Cos  Sin 

rB  Î R Cos  L Cos Sin   Ĵ R Sin   L Cos Cos  K̂ L Sin 
untuk L << R, maka :

rB  Î R Cos  Ĵ R Sin 

selanjutnya:
  
V jet  Vrel  Vtip
 
ˆ ˆ
 I Vrel Cos Sin  J Vrel Cos Cos

 K Vrel Sin  Iˆ R Sin  Jˆ R Cos
ˆ
   
  
 I Vrel Cos  R Sin  Jˆ Vrel Cos  R Cos  Kˆ Vrel Sin

38
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

 R Sin
R Cos
R

R Sin A Vrel Cos

R  Vrel Cos Cos

Vrel Cos Sin
B'
R Cos 
 O R Cos X
D'
Vrel Cos Sin
Vrel Cos Cos  R
C R Sin

R
R Cos

R Sin 
sehingga:
  ˆ 
 
 
ˆ ˆ
rB x V j  I R Vrel Sin Sin  J R Vrel Sin Cos  K R Vrel Cos  R Sin 2  Cos 2 
 
  
ˆ ˆ ˆ
 I R Vrel Sin Sin  J R Vrel Sin Cos  K R Vrel Cos  R
maka momentum anguler yang menembus
CS untuk lengan kanan (OAB):

    ˆ 
r x V j V  dA I R Vrel Sin  Sin   ˆ
J R

Vrel Sin  Cos  ˆ
K R

Vrel Cos R 
Q
2

cs ( OAB)

Analog untuk lengan kiri (OCD):


   
r x V j V  d
A   ˆ
I R

Vrel Sin  Sin   ˆ
J R

Vrel Sin  Cos  ˆ
K R

Vrel Cos R 
Q
2

cs ( OAB)
39
 Contoh Soal : Lawn Sprinkler

sehingga bila di jumlahkan antara lengan

kiri & kanan, didapat:


   
r x V j V  dA   K


ˆ R V Cos  R Q
rel  
cs
maka:
 
 
Tshaft   T f Kˆ   Kˆ R Vrel Cos  R Q

 
atau: 
T f   R Vrel Cosα  ωR ρQ
sehingga dr data yang diketahui, didapat:
put 2 rad mnt m m
 R  30 x 150mm x x x  0,471
mnt put 60s 1000mm s
maka:
 m m kg lt m3 min N.s 2 m
Tf   150mm  4,97 x Cos 30  0,471  x 999 3 x 7,5
o
x x x x
 s s m min 1000lt 60s kg.m 1000mm
 0,0718 N.m

40
 4.5. Hukum Termodinamika-I
Hukum Termodinamika-I menyatakan
tentang kesetimbangan Energi, sbb.:

  dE 
QW 
dt sistem
dimana:
 laju perpindaha n panas
Q
(+ bila panas ditambahkan masuk ke dalam sistem)
  laju ker ja
W
(- bila kerja dilakukan sistem keluar ke sekeliling)

Esiste m total energi  

m ( siste m)
e dm   e  dv
v ( siste m)
dan 2
V
e u   gz
2 energi potensial per satuan masa

energi kinetik per satuan masa

energi dalam per satuan masa

energi total per satuan masa

41
 4.5. Hukum Termodinamika-I

Persamaan Transportasi Reynolds:

dN    
 
dt siste m t cv 
h dv  h V  dA
cs

dimana: dN  dE   W

   Q
N=E dt sistem dt sistem
N E
h   e
m m
maka :
dE    
 
dt siste m t cv 
e  dv  e  V  dA
cs

Karena pada saat to sistem berimpit dengan CV,
maka :
Q W 
sistem   W
Q 
cv
Sehingga:

  
Q W   e  dv   e  V  dA

t cv cs
42
 4.5.1. Laju kerja yang dilakukan oleh CV

Laju kerja yang dilakukan oleh CV

diklasifikasikan menjadi 4 sbb.:
 W
W  shaft  W
 normal W
 she ar W
 othe r

 )
1. Kerja Poros ( W
s
Laju Kerja Poros W s
adalah laju kerja yang dipindahkan oleh
poros menembus control surface (CS)
F

 normal)
2. Kerja akibat Tegangan Normal pada CS ( W

Bila gaya F bekerja menyebabkan

perpindahan sejauh d s , maka kerja yang
 
dilakukan diberikan sbb.: 
dW  F  d s
F

sehingga laju kerja yang dihasilkan:

 
  lim dW F  d s  
W  lim F  V
t 0 t t 0 t
43
 4.5.1. Laju kerja yang dilakukan oleh CV

Laju kerja pada element dA dari CS oleh
tegangan normal (  nn) :
   
dWnormal  dF  V   nndA V
maka total laju kerja akibat  nn :
   
Wnormal     nn dA  V     nnV  dA
cs cs

W shear )
3. Kerja akibat Tegangan Geser pada CS (

Gaya geser yang bekerja pada elemen dA
dari CS diberikan:

dF t dA
dimana t adalah
 tengan geser yang
 bekerja
pada bidang dA F
Laju kerja pada keseluruhan CS akibat
tegangan geser:
   
W shear   t dA  V   t  V dA
cs cs 44
 4.5.1. Laju kerja yang dilakukan oleh CV

Laju kerja akibat tegangan geser dapat

diuraikan dalam 3 term:
     

Wshear  t  V dA   t  V dA 
A ( shafts)
t  V dA 
A ( solid surface)

A ( ports)

t
 
V

 
 t  V dA  0 (dianggapsudah dihitung dalam Wshaft)
A ( shafts)

  
 t  V dA  0 ( V di dinding  0)
A ( solidsu rface)
   
 t  V dA 
A ( ports)
 t V Cos dA
A ( ports)

sehingga:
 
W shear   t  V dA F
A( ports)  
Bila CS^ V maka  = 90ot  V  t V Cos 90 o
0
dan
W shear  0
45
 4.5.1. Laju kerja yang dilakukan oleh CV

 othe r)
4. Kerja lain-lain ( W

Kerja lain meliputi: energi listrik, energi

elektromagnetik, dll.

Sehingga secara keseluruhan laju kerja

dapat ditulis sbb.:
 
 W
W 
shaft   nn
σ
cs
V  dA  
W shear  
W other

46
 4.5.2. Persamaan Control Volume
Dengan menguraikan W  maka Hk Termodinamika I
dalam formulasi CV menjadi:
    
Q  Wshaft   σ nn V  dA  Wshear  Wother   e ρ dv   e ρ V  dA
   
cs
t cv cs
atau
    
Q  W
 W
shaft
 
shear  Wother  
t cv
e ρ dv   e ρ V  dA   σ nn V  dA
cs cs
karena   1u atau u 1 (dimana u = specific volume),
maka:    

cs

 n n V  d A   n n u  V  dA
cs

sehingga:
  
Q  W W
shaft
 
shear  Wother  
t cv
e ρ dv   (e  σ nn υ) ρ V  dA
cs
Dalam dunia teknik u/ aliran secara umum
 n n   p (dimana p = tekanan termodinamika) maka:

  
Q Wshaft Wshear Wother   e  dv   (Fe  pu )  V  dA
   
t
V2 cv cs
atau (untuk :e  u   gz)
2
 V 2  
Q  Wshaft  Wshear  Wother   e ρ dv   (u  pυ 
     g z) ρ V  dA
t cv cs
2

47
 4.6. Hukum Termodinamika-II
Hukum Termodinamika-II dinyatakan sbb.:
dS  1 
  Q
dt siste m T
dimana total entropy (S) dari sistem
diberikan sbb.:
Ssiste m total entropy  
s dm 
m ( siste m)
 s  dv
v ( siste m)

Persamaan Transportasi Reynolds:

dN    
 
dt siste m t cv cs

h dv  h V  dA

dimana dN  dS  1 
    Q
dt siste m dt siste m T
N=S
N S
h   s
m m
maka
dS    
 
dt siste m t cv cs

s  dv  s  V  dA
48
 4.6. Hukum Termodinamika-II
Karena pada saat to sistem & CV berimpit,
maka:
1  1  1 Q
Q  Q  
  dA
T siste m T cv cs T  A 

Sehingga Hk Termodinamika II dalam

formulasi CV menjadi:

dS     1 Q
  
dt siste m t cv 
s  dv  s  V  dA 
cs

cs
  dA
T A

Note: Q
Dalam persamaan diatas, A menyatakan
heat flux per satuan luas dalam CV yang
melintasi elemen dA.
1 Q
Untuk menghitung  T
  dA
maka heat flux
A
Q cs

( ) dan temperatur lokal T, keduanya harus

A
diketahui untuk setiap luas elemen dari CS.

49