Anda di halaman 1dari 46

TONISITAS, OSMOLARITAS Tim Dosen

DAN DAPAR
TONISITAS
LARUTAN
• Larutan (solution) : Campuran homogen yang terdiri dari dua
atau lebih zat, yang bisa berupa padatan, cairan, atau gas.

• Larutan jenuh (saturated solution) : larutan yang


mengandung jumlah maksimum zat terlarut didalam pelarut
pada suhu tertentu.

• Larutan tak jenuh (unsaturated solution) : larutan yang


mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan
kemampuannya untuk melarutkan.

• Larutan lewat jenuh (supersaturated solution) : larutan


yang mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan yang
terdapat di dalam larutan jenuh.
3
SATUAN KONSENTRASI
•Konsentrasi larutan yaitu banyaknya zat terlarut
yang ada dalam sejumlah tertentu larutan
•Persen berdasarkan massa/ persen bobot(%)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Persen bobot (%) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Persen bobot (%) = x 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

•Molaritas (M)
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Molaritas (mol/L) =
𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

•Molalitas(m)
mol zat terlarut
Molalitas (molal) =
Massa pelarut (kg)
OSMOSIS
• Setiap senyawa yang larut dalam air menghasilkan tekanan
osmotik
• Osmosis adalah gerakan molekul pelarut melewati membran
semipermeabel dari pelarut murni atau dari larutan encer
(konsentrasi rendah) ke larutan yang lebih pekat (konsentrasi
tinggi)
• Larutan yang tekanan osmotiknya sama disebut isotonis,
jika lebih pekat disebut hipertonis, dan jika lebih encer
disebut hipotonis

5
TONISITAS
• Darah/Cairan Fisiologis

• Tekanan osmotik ~ NaCl 0,9 %  ISOOSMOTIK

• Istilah medis ISOTONIS ~ ISOOSMOTIK

• Suatu larutan berada dalam kondisi isotonis dengan sel hidup saat
tidak terjadi penambahan atau pengurangan cairan, dan tidak ada
perubahan yang tampak pada sel

• Sediaan IV hipotonis  Hemolisis sel darah merah, tidak dapat


ditoleransi

• Sediaan injeksi hipertonis  Kerusakan jaringan, sakit saat


penyuntikan, krenasi sel darah merah, dapat ditoleransi

6
7
TONISITAS
Larutan harus isotonis, agar:
 Mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi
 Mencegah hemolisis sel darah
 Mencegah ketidakseimbangan elektrolit
 Mengurangi sakit pada daerah injeksi

Larutan tidak selalu dapat isotonis, karena:


 Konsentrasi obat tinggi, namun batas volume injeksi kecil
 Variasi dosis pemberian
 Metode pemberian
 Pertimbangan stabilitas produk
8
PERHITUNGAN TONISITAS

Perhitungan Data Ekivalensi


dan Tf
Tonisitas

Pustaka Menghitung
Ekivalensi Penurunan dengan
(Buku/jurnal)
NACl titik beku metode Liso
METODE EKIVALENSI NACL
• Suatu sediaan dikatakan isotonis bila memiliki tekanan osmotik
yang sama dengan larutan NaCl 0,9%
• Suatu faktor yang dikonversikan terhadap sejumlah tertentu zat
terlarut terhadap jumlah NaCl yang memberikan efek osmotik yang
sama
• Dengan mengalikan konsentrasi zat (%) dengan ekivalensinya kita
bisa tahu kesetarataannya dengan larutan NaCl 0,9%
• Misal: ekivalensi asam borat terhadap NaCl adl 0,50  artinya 1
gram asam borat dalam larutan memberikan jumlah partikel yang
sama dengan 0,50 gram NaCl
• Daftar Ekivalensi dapat dilihat di Farmakope Indonesia IV
CONTOH

Buatlah larutan isotonis yang mengandung 0,7% Asam Borat


(E Asam Borat = 0,5)?

E asam borat 0,5  1 gr asam borat ~ 0,5 gr NaCl


Ekivalensi NaCl  0,7 % ~ (0,7x0,5=0,35% NaCl)
NaCl yang harus ditambahkan 0,9%-0,35%=0,55%
CONTOH
R/ Ranitidin HCl 2,79 g (E=0,16)
Na2HPO4 0,1 g (E=0,44)
KH2PO4 0,15 g (E=0,48)

Aqua pro injection ad 100 ml


Apakah sediaan tsb isotonis, hipotonis, hipertonis ?
Jawaban

R/ Ranitidin HCl 2,79 g (E=0,16)


Na2HPO4 0,1 g (E=0,44)
KH2PO4 0,15 g (E=0,48)
Aqua pro injection ad 100 ml

 Step 1 Untuk setiap zat (%) x E (2,79%x0,16)+(0,1%x0,44)+(0,15%x0,48)


 Step 2  0,9% - total step 1

 Total Step 1 0,5624 % < 0,9 %  Hipotonis


 Total step 2 0,3376%
 Ditambah NaCl 0,3376 gram
• Suatu injeksi mengandung:
–Atropin sulfat 10 mg (E=0,45)
–Natrium benzoat 1 mg (E=0,22)
–BHA 5 mg (E=0,6)
–API ad 5 mL

a) Injeksi yang dihasilkan merupakan larutan jenis apa?


(isotonis/hipotonis/hipertonis)
b)Bila bukan merupakan injeksi isotonis hal apa yang akan kalian
lakukan?
c)Bagaimana bila zat inkompatibel dengan NaCl?
–Atropin sulfat 10 mg (E=0,45)
–Natrium benzoat 1 mg (E=0,22)
–BHA 5 mg (E=0,6)
–API ad 5 mL
• Diubah kedalam gram  diubah dalam %
–Atropin sulfat 0,01 g : 0,2% (E=0,45)
–Natrium benzoat 1x10-3 g : 0,02% (E=0,22)
–BHA 5x10-3 g : 0,1% (E=0,6)
–API ad 5 mL
• Isotonis – hasil tonisitas formula
• 0,9 % - 0,154 % = 0,746%
• 0,746 % x 5 mL = 0,0448 gram = 44,76 mg
METODE PENURUNAN TITIK BEKU
Larutan NaCl 0,9% memberikan penurunan titik beku
sebanyak 0,52 C
Larutan isotonis dapat dihasilkan bila zat terlarut
menyebabkan penurunan titik beku 0,52 C
Penurunan titik beku suatu zat A (1%) adalah 0,4. berapa
NaCl yang harus ditambahkan untuk membuat 100 mL
larutan isotonis yang mengandung 0,5% zat A?
Jawab:
1% 𝐴 0,4
•Step 1  =  ΔTf 0,5% A = 0,2
0,5% 𝐴 𝑥

• Step 2  ΔTf Isotonis 0,52  Butuh : 0,52-0,2 = 0,32


0,9% 𝑁𝑎𝐶𝑙 0,52
•Step 3  =  0,55% NaCl
𝑥% 𝑁𝑎𝐶𝑙 0,32

•Step 4  100 mL x 0,55% = 0,55 gram


CONTOH
Zat  Tf 1% Konsentrasi zat (%) Kons. Zat X  Tf 1%

Ranitidin HCl 0.1 2.79 0.279


Na2HPO4 dihidrat 0.24 0.11 0.0264
KH2PO4 0.25 0.15 0.0375
Jumlah 0.3429 ~ 0.34
METODE Liso
Bila data ekivalensi NaCl zat dipustaka tidak ditemukan
maka nilai ekivalensi bisa dihitung dengan metode Liso
ΔTf = Liso x C
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑥 1000
C=
𝐵𝑀 𝑥 𝑉
𝐿𝑖𝑠𝑜
E = 17 x
𝐵𝑀
•ΔTf : Penurunan titik beku
•Liso : harga tetapan (Tabel)
• C : Konsentrasi dalam molar
Jenis ion Liso Contoh

Non-electrolyte 1,9 Sucrose, dextrose, gliserin


Weak electrolyte 2,0 Boric acid, citric acid
Divalent-divalent electrolyte 2,0 MgSO4, ZnSO4
Univalent-univalent electrolyte 3,4 NaCl, AgNO3

Univalent-divalent electrolyte 4,3 Atropin sulfate, Na2CO3

Divalent-univalent electrolyte 4,8 CaCl2, Ca-gluconate


Univalent-trivalent electrolyte 5,2 Na-citrate, K-citrate
Trivalent-univalent electrolyte 6,0 AlCl3, FeCl3
Tetraborate 7,6 Na-borate, K-borate
METODE WHITE-VINCENT

• Tonisitas yang diinginkan dicapai dengan penambahan air


sampai isotonis
V = w x E x 111,1
• V : Volume dalam mL
• w : berat dalam gram
• E : Ekivalensi NaCl
• Suatu injeksi mengandung:
–Atropin sulfat 10 mg (E=0,45)
–Natrium benzoat 1 mg (E=0,22)
–BHA 5 mg (E=0,6)
–API ad 5 mL

Metode White Vincent


V = W x E x 111,1
V = {(0,01x0,45)+(1x10-3 x 0,22)+(5x10-3 x 0,6)} x 111,1
V = 0,858 mL

Jadi, dibutuhkan air sebanyak 0,858 mL agar sediaan tsb isotonis


Kemudian di ad 5 mL dengan cairan isotonis (Larutan NaCl 0,9%)
SOAL
1. R/ Efedrin sulfat 0,3 g (E= 0,23) (ΔTf = 0,13)
NaCl q.s (ΔTf = 0,58)
API ad 30 mL

2. R/ Oksitetrasiklin HCl 0,05 g (E= 0,12) (ΔTf = 0,075)


Klorbutanol 0,1 g (E=0,24) (ΔTf = 0,14)
NaCl q.s (ΔTf = 0,58)
API ad 30 mL

Berapa NaCl yang perlu ditambahkan untuk mencapai isotonis ?


Hitung dengan 3 metode : Ekivaensi NaCl, PTB dan white vincent
3. Berapa jumlah air yang harus ditambahkan untuk
mencapai isotonis dengan menggunakan 0,4 gram zat aktif
sebagai berikut :
a. Antipirin (E= 0,17)
b. Efedrin sulfat (E= 0,23)
c. Zinc sulfat (E= 0,15)
d. Pilocarpin HCl (E= 0,24)
e. Tetrasiklin HCl (E= 0,12)
OSMOLARITAS
OSMOLARITAS (INFUS)
Etiket pada larutan yang diberikan secara intra vena untuk
melengkapi cairan, makanan bergizi, atau elektrolit dan injeksi
manitol sebagai diuretika osmotik, disyaratkan untuk
mencantumkan kadar osmolarnya.
Keterangan kadar osmolar pada etiket suatu larutan parenteral
membantu untuk memberikan informasi pada dokter apakah
larutan tersebut hipo-osmotik, iso-osmotik, atau hiper-osmotik.
CARA PERHITUNGAN
Satuan kadar osmolar = miliosmol (disingkat mOsm) zat terlarut per liter
larutan

Kadar osmolar ideal dapat ditentukan dengan rumus :


𝑔
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑧𝑎𝑡 ( 𝐿 )
mOsm = x jumlah ion (n) x 1000
𝐵𝑀

Glukosa  n=1

NaCl  n=2

CaCl2  n=3

Na Sitrat  n=4
CONTOH:
Osmolaritas ideal injeksi NaCl 0,9%

0,9% NaCl = 0,9 g/100ml = 9 g/L

BM NaCl = 58,4 n=2


9
mOsm = x 2 x 1000 = 308 mOsm/L [Isotonis]
58,4
Osmolaritas Tonisitas
(mosM/L)

>350 Hipertonis
329-350 Sedikit hipertonis
270-328 Isotonis
250-269 Sedikit isotonis
0-249 Hipotonis
SOAL
Dibuat infus mengandung KCl 2,98 g/L dan dekstrosa 42,09
g/L, hitung osmolaritas total infus tersebut ! Perlukah
ditambahkan NaCl untuk mencapai isotonis ?
(K+ Cl-  n=2) BM : 74,55
Dekstrosa : n=1 BM : 198,2
Dicari osmolaritas KCl dan dekstrosa !
JAWABAN
mOsm= (konsentrasi zat (g/L) / bobot molekul) x jumlah ion (n) x 1000
𝑔
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑧𝑎𝑡 ( 𝐿 )
mOsm = x jumlah ion (n) x 1000
𝐵𝑀

• KCl
2,98
mOsm = x 2 x 1000 = 79,946
74,55

• Dekstrosa
42,09
mOsm = x 1 x 1000 = 212,361
198,2

Jadi mOsm total : 292,307 mOsm/L (Isotonis)


BAGAIMANA BILA HIPOTONIS ?
Misalkan osmolaritas yang didapatkan adalah 200 mOsm
Isotonis : 270-328 (dipilih target yang diinginkan)
Misalkan target yang diinginkan adalah 300 mOsm
Jadi osmolaritas yang dibutuhkan : 300-200 = 100 mOsm
Zat pengisotonis NaCl ( BM 58,443 dan n=2)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
mOsm = x n x 1000
𝐵𝑀
𝑥
100 = x 2 x 1000
58,443
2000𝑥 Jadi, untuk mencapai osmolaritas
100 =
58,443 sebanyak 300 mOsm (isoosmosis) perlu
x = 2,922 g/L ditambahkan NaCl sebanyak 2,922 g/L
KAPASITAS DAPAR
PH LARUTAN
pH yang tidak tepat dapat
 Berpengaruh pada tubuh terutama darah
 Berpengaruh pada kestabilan obat saat penyimpanan, karena
terdegradasi
 Berpengaruh pada wadah terutama wadah gelas, plastik, dan
tutup karet

Pengaturan pH berguna untuk


 Menjamin stabilitas larutan
 Mencegah perubahan warna
 Mendapatkan efek terapi yang optimal
 Menghindari kemungkinan terjadi reaksi lain pada sediaan

34
LARUTAN DAPAR
• Suatu senyawa, yang ketika dilarutkan dalam suatu
pelarut, senyawa ini mampu mempertahankan pH ketika
suatu asam atau basa ditambahkan
• Pemilihan dapar tergantung dari pH dan kapasitas
dapar yang diinginkan
• Dapar harus dapat tercampurkan dengan senyawa lain
dan mempunyai toksisitas rendah
• Dapar yang sering digunakan:
 Karbonat, sitrat, glukonat, laktat, fosfat/tartrat.
 Borat umumnya digunakan untuk penggunaan luar

35
LARUTAN DAPAR
Biasanya dapar terdiri dari campuran asam lemah dan garamnya, atau
basa lemah dan garamnya

Larutan dapar sebaiknya disiapkan segar

Dibuat pada wadah gelas bebas alkali

Digunakan tidak lebih dari 3 bulan setelah tanggal pembuatan

Kriteria dapar:
 Mempunyai kapasitas cukup dalam range pH yang diinginkan
 Secara biologis harus aman untuk penggunaan jangka panjang
 Sedikit/tidak ada efek yang mengganggu stabilitas sediaan jadi
 Dapat menerima perisa dan pewarna dari produk
36
LARUTAN DAPAR
Pembuatan dapar harus memperhatikan:
 Ketercampuran dengan kandungan larutan
 Inert
 Tidak toksik
 Kapasitas dapar

Dapar dibuat dengan tujuan untuk:


 Menjaga larutan pada pH tertentu
 Meningkatkan stabilitas obat; penguraian minimal
 Mengurangi rasa nyeri, iritasi, nekrosis
 Meningkatkan aktivitas fisiologis obat
 Menghambat pertumbuhan mikroorganisme; dengan pH sangat asam
atau sangat basa mencegah pertumbuhan mikroorganisme
37
PERSAMAAN DAPAR
Handerson-Hasselbach

Untuk dapar asam


 pH = pKa + log [garam]/ [asam]

Untuk dapar basa


 pOH = pKb + Log [garam]/[basa]
 pH = 14-pOH
KAPASITAS DAPAR
Kapasitas dapar : ukuran kemampuan dari larutan asam atau
basa dalam mempertahankan pH pada penambahan sejumlah
kecil asam atau basa
Jika kapasitas dapar sebesar 1  1 L larutan membutuhkan 1
gram asam atau basa kuat untuk mengubah 1 unit pH
Sediaan optalmik dan parenteral  0,1-0,01 (USP 36)
•Kapasitas Dapar : besarnya penahanan perubahan pH oleh dapar atau
perbandingan penambahan basa kuat (atau asam) dengan perubahan pH yang
terjadi akibat penambahan basa

Δ𝑩
•β = Δ𝒑𝑯

(β = kapasitas dapar; ∆B = basa/asam yang ditambahkan (gr/liter) )

Ka.[H3O+]
•β = 2,303 C{ Ka + [H O+] }2
3

ß = Kapasitas dapar, ß = 0,01 – 0,1


C = Konsentrasi total dapar (mol/L)C = [garam]+[asam]
Ka = Konstanta asam = antilog (-pKa)
[H3O+] = Konsentrasi ion Hidrogen = antilog (-pH)
FORMULASI LARUTAN DAPAR
1. Pilih asam lemah yang memiliki pKa mendekati nilai pH
agar diperoleh kapasitas dapar yang maksimal
2. Hitung perbandingan Asam dan Garam yang harus
dibuat
3. Tentukan konsentrasi asam dan garam untuk
memperoleh pH yang diinginkan

Dapar fosfat:
pKa 1 = 2,21; pKa2 = 7,21; pKa3 = 12,67
DAPAR DI BIDANG FARMASI
Syarat pH Larutan Parenteral
1. Tidak jauh berbeda dengan pH cairan tubuh yang
bersangkutan
2. Kapasitas dapar yang dimilikinya memungkinkan
penyimpanan lama dan dapat menyesuaikan dengan pH
cairan tubuh yaitu 7,4
CONTOH
Dalam 1 mL larutan mengandung Ranitidin HCl, pH
stabilitas = 6,7-7,3 di dapar pada pH = 7, Kapasitas dapar
yang digunakan 0,01.
Dapar fosfat pH = 5 – 8
pKa 1 = 2,1 pKa2 = 7,21 pKa3 = 12,3
Dapar yang baik jika pH = pKa kurang lebih 1, maka dipilih
NaH2PO4 dan NaHPO4
pKa2 = 7,21 (Ka = 6,17 . 10-8)  antilog (-pKa)
([H3O+] = 10 -7 )  antilog (-pH)
[asam] + [garam] = 0,018 M
[asam] + 0,617 [asam] = 0,018
[asam] = 0,011 mol/L
( BM asam KH2PO4 = 141,96 )
Massa asam = 0,011 X 141,96 = 1,58 mg

[garam] = 0,617 [asam]


[garam] = 0,617 x 0,011
[garam] = 6,787 . 10 -3 mol/L
(BM Na2HPO4 anhidrat = 136,09)
[garam] = 6,787 . 10-3 X 136,09 = 0,924 mg

Jadi dapar yang digunakan adalah (Asam) KH2PO4 1,5 mg dan (garam)
Na2HPO4 0,928 mg
CONTOH SOAL
Anda diminta untuk membuat larutan dapar dengan pH = 7
dan kapasitas daparnya 0,1. Pilih pasangan dapar yang cocok
dan hitung pula konsentrasi yang diperlukan !

Anda mungkin juga menyukai