Anda di halaman 1dari 47

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BERDASARKAN UU NO.42/2008
PENDAHULUAN
 Pemilu sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan demokrasi,
pada prinsipnya diselenggarakan sebagai sarana kedaulatan
rakyat, sarana partisipasi masyarakat, memilih pemimpin politik
dan sarana sirkulasi elit
 Kesuksesan sebuah pemilihan umum setidaknya ditentukan
oleh tiga hal penting yaitu: proses penyelenggaraannya,
aturan-aturan hukumnya, dan penegakan hukumnya.
 Proses pemilihan menyangkut tentang penyelenggaranya,
pesertanya, tahapan, logistik dan distribusi serta pemantau.
Adapun aturan pemilu terkait dengan sistem pemilihan
umumnya, bagaimana metode pembagian daerah pemilihan,
metode pencalonan, metode pemberian suara, serta metode
penetapan pemenang dan seterusnya.
REALITAS OBYEKTIF MASA KINI
 Sebagian besar partai belum berubah jadi lebih
demokratis
 Transisi demokrasi di Indonesia hampir berlalu
bergerak kearah konsolidasi
 Partisipasi masyarakat pada Pemilu DPR, DPD dan
DPRD sekitar 70,99 %
PEMILU 2009
LANDASAN HUKUM :
1. UUD Negara Republik Indonesia
2. UU No. 22/ 2007 tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum
3. UU No. 2/ 2008 tentang Partai Politik
4. UU No. 10/2008 tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR,DPD dan DPRD
5. UU No. 42/ 2008 tentang Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden
ASAS, PELAKSANAAN, DAN LEMBAGA
PENYELENGGARA PEMILU

Pemilu dilaksanakan secara efektif dan


efisien berdasarkan asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil;
Pemilu diselenggarakan untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden;
Pemilu dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.

Sosialisasi UU Nomor 42 5
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU PRESIDEN 2009

pemutakhiran data pemilih Pendaftaran Capres Penetapan Pasangan


dan penyusunan daftar dan Cawapres, 10 - Calon, Pengundian serta
pemilih, 10 April-31 Mei 09 16 Mei 09 Penetapan Nomor
Pemilu, 8 - 9 Juni 09

Masa kampanye Pengadaan, Pencetakan


Masa tenang
2 Juni 2009 - dan Distribusi , 01 Feb –
05 Juli – 07 Juli 2009
04 Juli 2009 07 Juli 09

Penetapan dan Pelantikan dan


Pemungutan Suara Pengumuman hasil sumpah/janji presiden
dan Penghitungan Pemilu Tahap I secara dan wakil presiden 20 /
Suara, 08 Juli 2009 Nasional 25 – 27 Juli 09 10 / 09
WNIyang
WNI yangpada
padahari
haripemungutan
pemungutansuara
suara
telahgenap
telah genapberumur
berumur1717tahun
tahunatau
ataulebih,
lebih,
atausudah/
atau sudah/pernah
pernahkawin
kawinmempunyai
mempunyaihakhak
memilih.
memilih.

WNItersebut
WNI tersebutdidaftar
didaftaroleh
olehKPU
KPUdalam
dalam
HAKMEMILIH
HAK MEMILIH daftarpemilih.
pemilih.
daftar

Untuk dapat
Untuk dapat menggunakan
menggunakan hakhak memilih,
memilih,
WNI harus
WNI harus terdaftar
terdaftar sebagai
sebagai pemilih.
pemilih.
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
 KPU menggunakan DPT Pemilu Anggota DPR,
DPD dan DPRD sebagai DPS PilPres
 KPU memutakhirkan DPS paling lama 30 (tiga
puluh) hari
 KPU mengumumkan DPS (Daftar Pemilih
Sementara) untuk mendapatkan tanggapan dari
masyarakat selama 7 (tujuh) hari
 KPU menerima masukan/ tanggapan dari
masyarakat dan menetapkannya menjadi DPT
paling lama 7 hari
 DPT (Daftar Pemilih Tetap) Pemilu Presiden harus
sudah ditetapkan 30 (tiga puluh) hari sebelum
pelaksanaan pemungutan suara pemilu Presiden
dan Wakil presiden
PESERTA PASANGAN CAPRES DAN
CAWAPRES DALAM PEMILU PRESIDEN
2009

PD, PKS, PPP, PKB, PAN, PBB


SBY - BUDIONO (Memenuhi : 57 % )

PG, P HANURA
Jusuf Kalla - WIRANTO
(Memenuhi : 22 % )

MEGA - PRABOWO PDIP, GERINDRA


(Memenuhi : 21 %)

Catatan:
Peserta Pemilu Presiden 2004 diikuti oleh empat pasang calon
presiden dan wakil presiden dan terjadi dua putaran
Sosialisasi UU Nomor 42 9
Penentuan Pasangan Capres dan
Cawapres
 Calon Presiden dan Wakil Presiden di usulkan dalam 1
(satu) pasangan oleh partai politik atau Gabungan Partai
Politik
 Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau
Gabungan partai Politik peserta pemilu yang memenuhi
persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari
jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah
nasional dalam pemilu anggota DPR sebelum
pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil presiden
KPU / SET KPU 41ORANG
PPK 80
SET PPK 48
PPS 1482
SET PPS 1482
KPPS 14029
LINMAS PPS 4258
PANWASKAB 3
SET PANWASKAB 5
PANWASCAM 48
SET PANWASCAM 64
PANWASLAP 494
JUMLAH 21993
KAMPANYE
 Kampanye dlakukan dengan prinsip jujur,
terbuka, dialogis, sertta bertanggung
jawab dan merupakan bagian dari
pendidikan politik masyarakat
 Kampanye dilaksanakan oleh pelaksana
kampanye
 Kampanye diikuti oleh peserta kampanye
 Kampanye didukung oleh petugas
kampanye
Lanjutan

 Pelaksana Kampanye terdiri atas pengurus partai politik,


orang-seorang, dan organisasi penyelenggara kegiatan
 Dalam melaksanakan kampanye pasangan Calon
membentuk tim Kampanye nasionl
 Dalam membentuk tim kampanye sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) pasangan Calon berkoordinasi
dengan partai politik atau gabungan partai pengusul
 Tim kampanye bertugas menyusun seluruh kegiatan
tahapan kampanye dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan teknis penyelenggaraan kampanye
Lanjutan
 Tim kampanye tingkat nasional dapat membentuk
tim kampanye tingkat provinsi dan / atau
kabupaten/kota
 Peserta kampanye terdiri atas anggota
masyarakat
 Petugas kampanye terdiri atas seluruh petugas
yang memfasilitasi pelaksanaan kampanye
 Nama- nama pelaksana kampanye dan anggota
tim kampanye harus di daftarkan pada KPU, KPU
provinsi, dan KPU kabupaten/kota sesuai dengan
tingkatannya
 KPU menyampaikan daftar nama pelaksana
kampanye dan nama anggota tim kampanye
kepada Bawaslu, Panwaslu provinsi, dan panwaslu
Kabupaten / Kota
MATERI KAMPANYE

 Materi kampanye meliputi visi, misi, dan program


pasangan calon dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
2005-20025.
 Dalam rangka pendidikan politik, KPU wajib
memfasilitasi penyebarluasan materi Kampanye
yang meliputi visi,misi, dan program pasangan
Calon melalui website KPU.
METODE KAMPANYE

 Pertemuan terbatas;
 Pertemuan tatap muka dan dialog;
 Media massa cetak dan media massa elektronik;
 Penyebaran bahan kampanye kepada umum;
 Pemasangan alat peraga di tempat umum;
 Debat pasangan Calon;
 Kegiatan lain yg tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan
perundangan.

Catatan:
1. Kampanye pemilu dilaksanakan sejak 3 hari setelah penetapan calon peserta pemilu
sampai dimulainya masa tenang;
2. Masa tenang berlangsung 3 hari sebelum hari/tanggal pemungutan suara.

Sosialisasi UU Nomor 42 16
DEBAT CAPRES DAN CAWAPRES
 Debat Pasangan Calon di laksanakan 5 (lima) kali
 Debat Pasangan Calon di selenggarakan oleh KPU dan
disiarkan langsung secara nasional oleh media elektronik
 Moderator debat pasangan calon dipilih oleh KPU dari
kalangan profesional dan akademisi yang mempunyai
integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak
kepada salah satu pasangan calon
 Selama dan sesudah berlangsung debat Pasangan Calon,
moderator dilarang memberikan komentar,penilaian, dan
simpulan apapun terhadap penyampaian dan materi dari
setiap pasangan calon
lanjutan

 Materi debat pasangan Calon adalah visi


nasional sebagaimana dimaksud dalam
pembukaan UUD 1945;
a.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
tumpah darah indonesia
b.Memajukan kesejahteraan umum
c.Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
d.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial
MEDIA MASSA CETAK dan ELEKTRONIK
 Pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye dapat
dilakukan melalui media massa cetak dan lembaga
penyiaran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
 Pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye
dilaksanakan dalam rangka penyampaian pesan kampanye
oleh Pasangan Calon kepada masyarakat
 Pesan kampanye dapat berupa tulisan, suara, gambar,
tulisan dan gambar, atau suara dan gambar, bersifat
naratif, grafis, karakter interaktif atau tidak interaktif serta
yang dapat diterima melalui perangkat penerimaan pesan.
Lanjutan
 Media masa cetak dan lembaga penyiaran dalam
memberitakan, menyiarkan, dan mengiklankan
kampanye
 Media massa cetak dan lembaga penyiaran selama
masa tenang dilarang menyiarkan berita, iklan rekam
jejak pasangan calon atau bentuk lainnya yang
mengarah kepada kepentingan kampanye yang
menguntungkan atau merugikan pasangan calon
 Lembaga penyiaran publik seperti: TVRI, RRI,
lembaga penyiaran publik lokal dan swasta, dan lembaga
penyiaran berlangganan memberikan alokasi waktu yang
sama dan memperlakukan secara berimbang kepada
Pasangan Calon untuk menyampaikan materi kampanye
Lanjutan

 Lembaga penyiaran komunitas dapat


menyiarkan proses pemilu Presiden dan
Wakil Presiden sebagai bentuk layanan
kepada masyarakat tetapi tidak boleh
dimanfatkan untuk kepentingan kampanye
bagi pasangan calon
 TVRI dan RRI menetapkan standar
biaya dan persyaratan iklan kampanye
yang sama kepada Pasangan calon
PENYEBARAN BAHAN KAMPANYE KPD UMUM

 penyebaran bahan kampanye kepada umum


dilaksanakan pada kampanye pertemuan terbatas, tatap
muka, rapat umum, dan atau di tempat umum;
 penyebaran bahan kampanye sebagaimana
dimaksud pada huruf a, yaitu antara lain berupa
selebaran, sticker, topi, barang-barang cinderamata
atau barang lain seperti buku, korek api, gantungan
kunci, asesoris, minuman atau makanan kemasan
dengan logo, gambar, dan atau slogan peserta
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
PEMASANGAN ALAT PERAGA DI TEMPAT UMUM

 KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan PPLN


berkoordinasi dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan Kantor Perwakilan
Republik Indonesia untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga
untuk keperluan kampanye pemilu;

 alat peraga tidak ditempatkan pada tempat ibadah seperti masjid,


gereja, vihara, pura; rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan
kesehatan, gedung milik pemerintah, lembaga pendidikan (gedung dan
sekolahan), jalan-jalan protokol, dan jalan bebas hambatan;

 alat peraga dapat ditempatkan pada tempat milik perseorangan


atau badan swasta, dengan seizin pemilik tempat yang bersangkutan;
 Pemasangan alat peraga oleh pelaksana
kampanye, harus mempertimbangkan etika, estetika,
kebersihan, dan keindahan kota atau kawasan
setempat sesuai dengan Peraturan Daerah setempat;
 Peserta pemilihan umum wajib membersihkan
alat peraga kampanye paling lambat 1 (satu) hari
sebelum hari / tanggal pemungutan suara.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasangan
dan pembersihan alat peraga kampanye diatur dalam
peraturan KPU
RAPAT UMUM perat KPU 28

 rapat umum dimulai pukul 09.00 waktu setempat dan


berakhir paling lambat pukul 16.00 waktu setempat;
 dilaksanakan di lapangan atau stadion atau alun-alun
dengan dihadiri oleh massa dari anggota maupun
pendukung dan warga masyarakat lainnya;
 pelaksana kampanye harus memperhatikan daya
tampung tempat–tempat tersebut, sehingga tidak
mengakibatkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan;
 dilarang membawa atau menggunakan tanda
gambar, simbol-simbol, panji, pataka, dan atau bendera
yang bukan tanda gambar atau atribut lain dari peserta
pemilihan umum yang bersangkutan;
 menghormati hari dan waktu ibadah di Indonesia.
LARANGAN DALAM KAMPANYE
 Pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang:
a) Mempersoalkan dasar negara pancasila, pembukaan
UUD Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia
b) Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan
NKRI
c) Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan,
calon dan atau Pasangan calon yang lain;
d) Menghasut dan mengadudomba peseorangan atau
masyarakat
e) Mengganggu ketertiban umum
Lanjutan
f) Mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menganjurkan penggunaan kekerasan kepada
seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan atau
pasangan calon
g) Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye
Pasangan Calon
h) Menggunakan failitas pemerintah, tempat ibadah, dan
tempat pendidikan
i) Membawa atau menggunakan gambar dan/ atau atribut
pasangan calon lain selain dari gambar dan atau atribut
pasangan calon yang bersangkutan
j) Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya
kepada peserta kampanye
KAMPANYE DILARANG MENGIKUTSERTAKAN
 Ketua, wakil ketua, dan ketua muda, hakim agung pada
mahkamah Agung, dan hakim pada semua badan
peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim
konstitusi
 Ketua, Wakil Ketua, anggota BPK
 Gubernur, Deputi Gubernur senior, dan deputi gubernur
bank Indonesia
 Pejabat BUMN/BUMD
 PNS
 Anggota TNI dan Polri
 Kepala desa
 Perangkat desa
 Anggota badan permusyawaratan desa dan
 WNI yang tidak memiliki hak memilih
Kampanye Bagi PNS
 PNS boleh menghadiri kampanye dengan
syarat:
 Tidak memakai atribut PNS/Partai/Pasangan
Capres-Cawapres
 Tidak memobilisasi PNS lain
Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 800 orang

Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah


pemilih yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap dan
daftar pemilih tambahan ditambah dengan 2% dari daftar
PEMUNGUTAN
PEMUNGUTAN pemilih tetap sebagai cadangan (dibuat Berita Acara)
SUARA
SUARA
Pemberian suara untuk Pemilu Presiden dilakukan dengan
memberikan TANDA 1 KALI pada surat suara

Memberikan tanda satu kali dilakukan berdasarkan prinsip


memudahkan pemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan
efisien dalam penyelenggaraan Pemilu. Ketentuan lebih lanjut
tentang tata cara memberikan TANDA diatur dengan peraturan
KPU
Surat suara ditandatangani oleh Ketua
SURATSUARA
SUARA KPPS;
SURAT
DINYATAKAN
untuk pemilu
SAH
Presiden
DINYATAKAN
SAH

Pemberian tanda satu kali pada nomor


urut, atau foto, nama salah satu pasangan
calon dalam surat suara.
Tata cara pemberian suara adalah sebagai berikut :
a) Suara pada surat suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
dinyatakan sah apabila::

1) Surat suara ditandatangani olleh Ketua KPPS


2) Bentuk pemberian tanda adalah tanda centang / Conteng
( ) atau sebutan lainnya
3) Pemberian tanda sebagaimana dimaksud pada huruf b,
dilakukan hanya satu kali pada nomor urut, atau foto, atau
nama salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
pada kolom pasangan calon Psiden ddan Wakil Presiden

4) Sudut tanda centang / contreng ( ) atau sebutan lainnya


terdapat pada nomor urut, atau foto, atau nama salah satu
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden walaupun ujung
garis tanda centang / contreng ( ) melewati garis kolom
tersebut
* Dalam melaksanakan penghitungan suara, apabila ketua KPPS menemukan bentuk
pemberian tanda pada surat suara selain dimaksud pada angka 4 huruf a dan b :
a. dalam bentuk tanda coblos; garis datar atau silang
b. karena keadaan tertentu, sehingga tanda centang (√ ) atau sebutan
lainnya menjadi tidak sempurna, yaitu tinta pada ballpoint ternyata tidak
dapat berfungsi sempurna
* Tanda pemberian suara sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a dan b, suaranya
dianggap sah :
* Pemberian suara sebagaimana dimaksud pada angka 3, berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud angka 1 huruf c, d dan e.
* KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi Peserta
Pemilu, Pengawas Pemilu Lapangan, PPS, dan PPK melalui PPS pada hari dan
tanggal yang sama.
* Sertifikat hasil penghitungan suara yang disampaikan kepada saksi Peserta Pemilu
dan Pengawas Pemilu Lapangan yang hadir memuat surat suara yang diterima,
yang digunakan, yang rusak, yang keliru ditandai, sisa surat suara cadangan,
jumlah pemilih dalam DPT dan dari TPS lain, serta jumlah perolehan suara sah tiap
peserta Pemilu.
CONTOH SUARA SAH
PEMILIHAN UMUM PRESIDEN &
WAKIL PRESIDEN RI
TAHUN 2009

SAH UNTUK PASANGAN NO. 10


Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () pada kolom nomor
urut pasangan capres & cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan no 10.

SAH UNTUK PASANGAN NO. 11


Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () melebihi kolom
nomor urut pasangan capres & cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan

SAH UNTUK PASANGAN NO. 10
Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () pada kolom foto
capres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 10.

SAH UNTUK PASANGAN NO. 11
Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () pada kolom foto
cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 11.

SAH UNTUK PASANGAN NO. 10
Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () berada diantara
foto capres & cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 10.

SAH UNTUK PASANGAN NO. 12
Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () melebihi kolom
foto cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 12.

SAH UNTUK PASANGAN NO. 10
Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () pada kolom nama
capres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 10.
SAH UNTUK PASANGAN NO. 12

Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () pada kolom nama
cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 12.

SAH UNTUK PASANGAN NO. 10
Apabila tanda pemberian suara dengan tanda centang () diantara nama
capres & cawapres, maka suaranya sah untuk pasangan nomor 10.
BIROKRASI PENGHITUNGAN SUARA
TINGKAT PELAKSANA PRODUK PENGAWAS

TPS/TPSLN KPPS/KPPSLN Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara Pengawas Pemilu
Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Lapangan/Luar
Negeri

Desa/Kelurahan PPS Tidak ada


Luar Negeri PPLN Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Suara
Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
Kecamatan PPK Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Panwas Kecamatan
Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara

Kabupaten/Kota KPU Kabupaten/ Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Panwas Kabupaten/
KPU Kota Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Panwas Kota

Provinsi KPU Provinsi Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Panwas Provinsi
Suara
Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara

Nasional KPU Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Bawaslu


Suara
Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
Sosialisasi UU Nomor 10 44
PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

1)KPU menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan


suara dan mengumumkan hasil pemilu Presiden
dan Wakil Presiden dalam sidang Pleno terbuka
yang di hadiri oleh pasangan Calon dan Bawaslu.
2)Penetapan hasil rekapitulasi hasil penghitungan
perolaehan suara di tetapkan dengan keputusan
KPU
3)Penetapan sebagaimana dimaksud, dilakukan
paling lambat 30 hari sejak hari/ tanggal
pemungutan suara.
Sosialisasi UU Nomor 42 45
PENETAPAN CALON TERPILIH

 Apabila hasil pemungutan dan


perhitungan suara mayoritas
lebih dari lebih dari 50% dari
jumlah suara dengan
sedikitnya 20 % di setiap
provinsi dan tersebar lebih
dari setengahjumlah provinsi
di indonesi, tidak
dilaksanakan pemilu presiden
dan wakil presiden Tahap ke
II dan selanjutnya di tetapkan
presidn dan wakil presiden
terpilih oleh KPU.

Sosialisasi UU Nomor 42 46
Sosialisasi UU Nomor 42 47

Anda mungkin juga menyukai