• PARU
• Inspeksi : Simetris hemithoraks kanan dan kiri simetris saat statis dan
dinamis.
• Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemitorak kanan dan kiri.
• Perkusi : Sonor pada hemitorak kanan-kiri depan-belakang
• Batas paru hati di ICS VI linea midklavikula dekstra
• Auskultasi : Vesikuler breathing sound Kanan = kiri, Ronkhi basah halus +/+,
Wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK
• JANTUNG
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : Batas atas : ICS III linea parasternalis
sinistra
• Batas kiri : ICS VI linea axillaris sinistra
• Batas kanan: ICS V linea midclavicularis
dextra
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan bunyi jantung II regular,
murmur sistolik (-), gallop (+)
PEMERIKSAAN FISIK
• ABDOMEN
• Inspeks : cembung, lembut, tidak ada benjolan, tidak ada
sikatrik
• Auskultasi : Bising Usus (+) normal
• Perkusi : Timpani di ke 4 kuadran abdomen, undulasi (-),
shifting dullness (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, nyeri lepas (-).
• Hati : Tidak teraba membesar
Limpa : Tidak teraba membesar
• Ginjal : Tidak teraba, ballotment (-), CVA -/-
PEMERIKSAAN FISIK
• Ekstremitas
• tungkai atas dan bawah edema pitting (+)
• Kekuatan : +5 / +5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• HEMATOLOGI
• Darah Rutin
• Haemoglobin: 7,2 gr/dl (12,0 – 16,0 )
• Hematokrit : 21% (35-47)
• Leukosit : 8200/mm3 (3.800 – 10.600)
• Trombosit : 77000/mm3 (150.000-440.000)
• Eritrosit : 2,44 juta/jam ( 3,6 - 5,6)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• KIMIA KLINIK
• AST ( SGOT) : 1284 U/L ( s/d 31 )
• ALT (SGPT) : 1794 U/L ( s/d 31 )
• Ureum : 120 mg/dL ( 15 – 50 )
• Kreatinin : 10,38 mg/dL ( 0,5 – 0,9 )
• GDP : 127 mg/dL ( 70 -110)
Rumus Kockcorft-Gault:
• Rumus Kockcorft-Gault:
• LFG = ( 140 – Umur) X BB = (140-23) X 70= 8190 = 10,96 mL/min/1,73m2
• 72 x Kreatinin 72 x 10,38 747,36
+ +
Akral: hangat
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
- -
Akral: hangat
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
- -
TINJAUAN PUSTAKA
CHRONIC KIDNEY DISEASE
• DEFINISI
Ketidakmampuan ginjal mempertahankan
keseimbangan internal tubuh karena penurunan
fungsi ginjal bertahap diikuti penumpukan sisa
metabolisme protein dan ketidakseimbangan
cairan elektrolit.
Kriteria penyakit ginjal kronik
• 1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan,
berupa kelainan stuktural atau fungsional, dengan
atau tanpa penurunan laju fitrasi glomerolus (LFG),
dengan manifestasi:
• Kelainan patologis
• Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan
dalam komposisi darah atau urin, atau kelaian dalam
tes pencitraan
• 2. LFG kurang dari 60 ml/menit/1,73m², selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
KLASIFIKASI4
•
• A. Pemeriksaan Laboratorium
• Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi
• a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
• b. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serum, dan penurunan LFG
• c.Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin,
peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia,
hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis
metabolik
• d. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Radiologis dan USG
• Pemeriksaan radiologis dan USG penyakit GGK meliputi1,7 :
• a. Foto polos abdomen
• b.Pielografi intravena jarang dikerjakan
• c. Pielografi antegrad atau retrograd
• d. Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
• e. Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi
• Nefrotomogram, pielografi retrograde, pielografi antegrade dan Micturating
Cysto Urography (MCU) juga dapat digunakan terutama dalam menentukan
etiologi..
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Biopsi dan pemeriksaan ginjal
• Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal
dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih
mendekati normal, dimana diagnosis secara non invasif
tidak bisa ditegakkan.
PENATALAKSANAAN
Rencana Tatalaksanaan Penyakit GGK sesuai dengan derajatnya
Derajat LFG(ml/mnt/1,73m² Rencana tatalaksana
)
1 > 90 terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,
evaluasi pemburukan (progession)
fungsi ginjal, memperkecil resiko
kardiovaskuler