Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN FREKUENSI

YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN


BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer )
PROPOSAL PENELITIAN

UDIN KAMIL
13 410 011

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAU BAU
2018

Dosen Pembimbing :
1. Ir. Wardha Jalil, M.Si
2. Supasman Emu, S.Pi., M.Si
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Budidaya laut merupakan salah satu teknik


pemanfaatan kawasan pantai dan laut untuk memproduksi
berbagai komoditas perikanan secara berkelanjutan, bahkan
menjadi harapan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Dari sekian banyak ikan ekonomis penting yang
dibudidayakan, ikan kakap putih (Lates calcarifer) adalah
salah satu ikan ekonomis penting yang berpotensi untuk
dibudidayakan dikarenakan pertumbuhannya relatif cepat,
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya, dan
mempunyai pasar yang cukup besar baik untuk kebutuhan
domestik ataupun ekspor.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini


dapat dirumuskan yakni :
Apakah Pengaruh pemberian pakan dengan frekuensi yang berbeda
berpengaruh terhadap pertmbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan
kakap putih (Lates calcarifer) ?

Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan


dengan frekuensi yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan kakap putih
(Lates calcarifer). Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi
pembudidaya terutama budidaya ikan kakap putih tentang frekuensi pemberian
pakan yang tepat.

Hipotesis

Hipotesis yang ditujukan pada penelitian ini adalah pemberian pakan


dengan frekuensi yang berbeda dapat memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan benih ikan kakap putih (Lates calcarifer).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan yang


berlokasi di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air payau
(BPBAP) Takalar Desa Bontole, Kecamatan Galesong, Kabupaten
Takalar.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan


analitik dan alat ukur kualitas air, sedangkan bahan yang digunakan
benih ikan kakap yang diperoleh dari balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Payau (BBPBAP) Takalar dan pakan komersil dengan
kadar protein 46 %.
Wadah Prosedur penelitian

Sebelum organisme
uji di masukan ke dalam
wadah penelitian, terlebih
Organisme dahulu wadah dibersihkan
Uji menggunakan deterjen,
kemudian dibilas dan
dikeringkan. Setiap wadah
dimasukan air sebanyak 20
liter untuk 10 ekor
organisme uji.
Pakan
Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang akan digunakan


dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak lengkap
(RAL), dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu:
 Perlakuan A (Frekuensi pakan 3 kali sehari)
 Perlakuan B (Frekuensi pakan 4 kali sehari)
 Perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali sehari)

B1 C2 A3

A2 B2 C3

C1 A1 B3
Pengukuran Peubah
Pertumbuhan Mutlak

𝑯 = 𝑾𝒕 − 𝑾𝒐
Keterangan:
H = bobot rata-rata ikan kakap putih (gram)
Wt = Bobot rata-rata ikan kakap putih pada akhir penelitian (gram)
Wo = Bobot rata-rata ikan kakap putih pada awal penelitian (gram)

Laju Pertumbuhan Spesifik

𝒍𝒏𝑾𝒕 − 𝑳𝒏𝑾𝒐
𝑺𝑮𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎 %
𝒕
Keterangan :
SGR :laju pertumbuhan harian (%)
Ln : logaritma natural.
Wt :Bobot rata rata ikan waktu t (g)
Wo : Bobot awal ikan (g)
t : Waktu pengamatan (hari)
Sintasan

𝑵𝒕
𝑺𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎 %
𝑵𝒐
Keterangan:
SR = Survival Rate (%)
Nt = Jumlah ikan yang hidup selama penelitian (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

Konversi Pakan

𝐹
𝐹𝐶𝑅 =
𝑊𝑡 + 𝐷 − 𝑊𝑜
Keterangan :
FCR : Food Convertion Ratio
Wo : Berat hewan uji pada awal penelitian
Wt : Berat hewan uji pada akhir penelitian
D : Jumlah ikan yang mati
F : Jumlah pakan yang diberikan
Kualitas Air

Sebagai data penunjang dalam penelitian ini


maka dilakukan pengukuran dan analisa beberapa
parameter kualitas air pada media uji yang meliputi : pH,
salinitas, dan Oksigen terlarut.

Analisis Data

Pengamatan pengaruh frekuensi pemberian


pakan yang berbeda terhadap tingkat pertumbuhan
dan kelansungan hidup ikan kakap putih di analisis
menggunakan Anova, jika berpengaruh maka di
lanjutkan dengan uji lanjut Tuckey.
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Hasil
Data hasil pengukuran pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan tingkat
kelangsungan hidup terhadap perbedaan frekuensi pakan pada setiap perlakuan, secara
berturut-turut disajikan dalam Lampiran 1, 2 dan 3.
Tabel 1.Rata-rata Pertumbuhan Mutlak selama penelitian
Perlakuan
Ulangan
Frekuensi 3 kali Frekuensi 4 kali Frekuensi 5 kali
I 22.07 38.83 44.18
II 31.73 38.38 54.28
III 24.24 37.90 55.69
Total 78.04 115.11 154.15
Rerata 26.01±5.07a 38.37±0.47b 51.38±6.28c
Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menyatakan berbeda nyata pada taraf 95% atau α
= 0,05.
Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat
pada perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali sehari) sebesar 51,38±6,28 gram dan terendah pada
perlakuan A (Frekuensi pakan 3 kali sehari) sebesar 26,01±5,07 gram.
Dari hasil analisis sidik ragam (ANOVA) bahwa pemberian pakan dengan frekuensi
yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak.
Berdasarkan uji Tukey bahwa perbedaan frekuensi pakan memberikan perbedaan
pertumbuhan untuk semua perlakuan berbeda dengan perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali
sehari).
Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Spesifik selama penelitian (%/ hari)
Perlakuan
Ulangan
Frekuensi 3 kali Frekuensi 4 kali Frekuensi 5 kali
I 6.15 7.88 8.30
II 7.25 7.85 8.97
III 6.43 7.81 9.05
Total 19.83 23.53 26.31
Rerata 6.61±0.57a 7.84±0.04b 8.77±0.41b
Ket. ns, non signifikan pada taraf 95% atau α = 0,05.

Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan spesifik


tertinggi terdapat pada perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali sehari) sebesar
8,77±0,41 %/hari dan terendah pada perlakuan A (Frekuensi pakan 3 kali sehari)
sebesar 6,61±0,57 %/hari.
Dari hasil analisis sidik ragam (ANOVA) bahwa pemberian pakan dengan
frekuensi yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik.
Berdasarkan uji Tukey menyatakan bahwa laju pertumbuhan spesifik
perlakuan A (Frekuensi pakan 3 kali sehari) berbeda terhadap perlakuan B
(Frekuensi pakan 4 kali sehari) dan perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali sehari).
Sedangkan perlakuan B (Frekuensi pakan 4 kali sehari) tidak berbeda terhadap
perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali sehari).
Tabel 3. Rata-rata Tingkat Kelangsungan Hidup selama penelitian
Perlakuan
Ulangan
Frekuensi 3 kali Frekuensi 4 kali Frekuensi 5 kali
I 100.00 100.00 100.00
II 100.00 90.00 100.00
III 100.00 90.00 100.00
Total 300.00 280.00 300.00
Rerata 100.00±0.00ns 93.33±5.77ns 100.00±0.00ns
Ket. ns, non signifikan pada taraf 95% atau α = 0,05.

Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa rata-rata tingkat kelangsungan


hidup selama penilitian berkisar antara 90 – 100 %.
Berdasarkan hasil analisis ragam (ANOVA) bahwa perbedaan
frekuensi pakan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup.
Tabel 4. Rata-rata Konversi Pakan selama penelitian
Perlakuan
Ulangan
Frekuensi 3 kali Frekuensi 4 kali Frekuensi 5 kali
I 2.95 2.56 2.51
II 2.50 2.62 2.36
III 2.82 2.53 2.35
Total 8.27 7.70 7.22
Rerata 2.76±0.23ns 2.57±0.05ns 2.41±0.09ns
Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 95%
atau α = 0,05.
Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa rata-rata konversi pakan tertinggi
terdapat pada perlakuan A (Frekuensi pakan 3 kali sehari) sebesar 2,76±0,23 dan
terendah pada perlakuan C (Frekuensi pakan 5 kali sehari) sebesar 2,41±0,09.
Berdasarkan hasil analisis ragam (ANOVA) bahwa perbedaan frekuensi
pakan tidak berpengaruh terhadap konversi pakan.
Tabel 5. Rata-rata parameter kualitas air selama penelitian

Perlakuan
Parameter Rerata
A B C
Suhu 30 31 32 31
Salinitas 34 33 33 33.33
pH 8.1 8 7.9 8
Nitrit 0.971 0.971 0.971 0.971
Amoniak 0.098 0.098 0.098 0.098
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai