UU Penyiaran kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Tujuan (ps. 3 UU Penyiaran) memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera serta menumbuhkan industri Penyiaran Indonesia.
Fungsi (ps. 4 UU Penyiaran)
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, control dan perekat sosial, serta ekonomi dan kebudayaan. Lembaga Penyiaran Publik ;
Lembaga Penyiaran Swasta ;
Lembaga Penyiaran Komunitas ;
Lembaga Penyiaran Berlangganan
Lembaga Penyiaran Publik disebut dengan Lembaga Penyiaran Pemerintah berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara bersifat independent, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. LPP berupa Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI), yang keduanya memiliki lokasi stasiun pemancar di daerah ibukota negara yang lingkup siarannya nasional. daerah provinsi, kabupaten dan kota dapat didirikan LPP yang lingkup siarannya lokal lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi Jangkauan siaran LPS adalah local, dengan kata lain LPS tidak boleh melakukan siaran secara nasional. Ketentuan ini ditentang oleh LPS yang berbentuk televisi swasta karena dianggap sebuah langkah mundur dari dunia penyiaran di Indonesia. lembaga penyiaran yang berbadan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independent dan tidak komersial, daya pancar rendah, jangkauan wilayah yang terbatas, hanya melayani kepentingan komunitasnya berbentuk badan hukum Indonesia bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan yang memencarkan atau menyalurkan materi siaran khusus kepada pelanggan melalui media radio, televisi, multi-media atau media informasi lain. Pasal 1 butir 13 UU Penyiaran yang menyebutkan bahwa KPI dalah lembaga negara yang bersifat independen yang berada di pusat dan daerah yang tugas dan wewenangnya diatur dalam UU Penyiaran sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran. Fungsi KPI adalah mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran. KPI berwenang untuk menetapkan Pedoman dan Standar siaran Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) berdasarkan Peraturan KPI No. 02/P/KPI/12/2009 dan Standar Pedoman Siaran (SPS) berdasarkan Peraturan KPI No. 03/P/KPI/12/2009 P3 dan SPS tersebut diharapkan berlaku sebagai code of conduct bagi seluruh pelaku penyelenggara siaran. Perizinan untuk penyelenggaraan radio siaran swasta terdiri dari dua tahap yaitu 1. izin untuk penyelenggaraan 2. izin alokasi serta penggunaan spektrum frekuensi radio yang diberikan oleh negara setelah memperoleh masukan dan hasil evaluasi dengan pendapat antara pemohon dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Selanjutnya secara administratif izin penyelenggaraan
penyiaran diberikan oleh Negara melalui KPI. Isi siaran wajib dijaga netralitasnya tidak boleh megutamakan kepentingan golongan tertentu harus memuat 60 % mata acara yang berasal dari dalam negeri
Setiap mata acara siaran wajib memiliki hak siar yang