ASPEK IMUNOLOGI

IMUNISASI

Dr. Julius Roma, SpA

Imunisasi me immunitas/kekebalan seseorang/
masyarakat terhadap suatu penyebab penyakit tertentu
 kalau terpajan dgn kuman tersebut  mungkin tidak
sakit atau sakit ringan

Pasif

Imunitas

Aktif Vaksinasi
Imunitas Pasif : kongenital atau buatan dan

berlangsung singkat

Imunitas aktif : dari tubuh sendiri setelah terpajan

dgn suatu antigen baik alamiah / buatan (vaksinasi);

berlangsung lama / seumur hidup

Immunisasi dasar ( < 80 % )  im. Ulangan ( booster)

TUJUAN IMUNISASI (VAKSINASI)

1. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas)

2. Menurunkan angka kematian (mortalitas)
3. Menurunkan angka kecacatan (sequelae)
4. Mulia : eradikasi suatu penyakit tertentu
Cacar  sudah tereliminasi
PIN  polio dan campak  ?
 Imunisasi Pasif
Transfer zat anti (antibodi atau sel imun) orang non
imun
 Imunitas Pasif Alamiah
Imunitas ibu plasenta foetus
Antivirus, antitoksik, antibakteri
Imunitas ibu Asi bayi
Kolostrum >> Asi permanen
Imunitas spesifik: E. Coli, Shigella, Polio, dll
 Imunitas non spesifik:
Lisosim, Lactoferin, Interferon, dll
Cell mediated immunity ?
 Imunisasi Pasif Artifisial
Antibodi Heterolog ( cth: ADS, ATS )
Asal kuda
Dapat menimbulkan reaksi alergi
( Tipe I atau III serum sickness)
Didahului SKIN TEST/ EYE TEST
Negatif  suntik langsung
Positif  desensitisasi ( cara Besredka)
Langsung : neonatus atau baru dpt tindakan
desensitisasi
 Antibodi Homolog  Gamma Globulin
Immune serum globulin ( Human normal
Immunoglobulin/ HNI )
Dari donor sehat ( Tanpa memperhatikan
prosedur vaksinasi, masa penyembuhan)
Wisatawan kedaerah tropis
ITP, Peny. Kawasaki, Sindrome Steven
Johnson, sindroma Guillan Barre

Serum Imun Manusia yang spesifik

Donor yang sudah di imunisasi
Tetaus immune globulin
Rabies immune globulin
Hep. B immune globulin
 Imunisasi Aktif/ Vaksinasi:
Tubuh membentuk zat anti setelah
mendapat stimulus dari luar, mis :
vaksinasi
Infeksi alamiah baik simptomatik maupun
asimptomatik
SUMBER ANTIGEN  VASKIN
Vaksin :

• Kuman yang dilemahkan/mati :

Patogenitas (-) tetapi imunogenitas (+)

• Toksoid :

toksisitas (-), imunogenitas (+)

Suatu vaksin yang efektif
1. Induksi bentuk imunitas yg tepat

2. Stabil dalam penyimpanan, terutama vaksin

hidup

3. Imunogenisitas yg cukup  vaksin mati sering

perlu ajuvan

Pemberian vaksin: oral dan parenteral

 RESPON IMUN VAKSINASI

1. Respon Imun Primer (RIP) :

Pajanan pertama dgn antigen

Fase lag panjang

Terutama IgM

Terbentuk sel-sel memori (sel B & sel T)

2. Respon Imun Sekunder (RIS) :

Pajanan berikut dgn antigen yg sama

Fase lag lebih pendek (sudah ada sel-sel memori)

Terutama IgG & sel T aktif

Terbentuk banyak sel-sel efektor & sel-sel memori

RIS  memberi repons adekuat pd pajanan antigen

serupa kelak ( tujuan imunisasi dasar )

“BOOSTER”  untuk pertahankan respons imun yg

efektif. Jadwal masing-masing vaksin berbeda.
 RESPON IMUN VAKSINASI DIPENGARUHI
OLEH

1. Status Imun Host

Imunitas maternal dpt menurunkan respon imun,
misalnya antibodi thdp campak
Umur  < 2 bulan dan manula respons kurang
Status imun  defisiensi imun ( imunokompromise)
 R/ imunosupresi
 Defis. imun kongenital
 Penyakit berat: kanker, sirrosis hati dll
 Status gizi  gizi jelek
Defisiensi imun  indikasi kontra vaksin hidup

2. Faktor genetik host  respons baik, cukup & rendah

3. Kualitas & kuantitas vaskin :
a. Cara pemberian
Vaksin Polio Sabin  imunitas lokal/sistemik
Vaksin Polio Salk  imunitas sistemik
Vaksin kolera oral > parenteral
b. Dosis  dosis anjuran
c. Frekuensi & jarak pemberian
d. Jenis vaksin  vaksin hidup > vaksin mati
e. Adjuvant : me respons imun vaksinasi
f. Penyimpanan pengaruhi potensi dari vaksin
 IMUNISASI
Pasif Aktif

 Pemberian . Parenteral . Parenteral

 . Oral
 Efek Imun . Segera setelah . Beberapa saat
pemberian, berlangsung kemudian, berlangsung
singkat lama
 Umur . Segera setelah lahir . Sesaat setelah lahir
Pemberian atau terpapar (HBIG ) / terpapar atau setelah
pemberian imunisasi
pasif

 Efek simpang . Lebih sering (heterolog) . Jarang

 Indikasi . Pengobatan . Pencegahan
. Pencegahan